Anda di halaman 1dari 5

JENIS TRAJNKSAKSI

AKUN

FUNGSI BISNIS

Penjualan

Penjualaun

Proses pesanan
pelanggan

Piutang Dagang
Pemberian kredit
Pengiriman barang
Pembebanan ke
pelanggan dan catat
penjualan
Penerimaan tunai

Bank

Proses dan catat


penerimaan

Piutang dagang
Retur penjualan

Retur penjualan

Proses dan catat retur


penjualan

Piutang dagang
Penghapusan piutang
yang tidak tertagih

Piutang dagang

Penghapusan piutang

Penyisihan piutang tak


tertagih
Biaya piutang ragu-ragu

Biaya piutang ragu-ragu

Penyisihan piutang tak


tertagih

Penyisihan piutang tak


tertagih
BAB 43
Audit Siklus Penjualan dan Penagihan
Siklus Penjualan dan Penagihan- Jenis Tranksaksi, Akun dan Fungsi Bisnis

Siklus penjualan dan penagihan sarat dengan fraud, khususnya untuk perusahaan yang menjual
saham, obligasi dan surat berharga lainnya.

Pengendalian Internal

Siklus yang rentan terhadap fraud membuat pengendalian internal sebagai penangkal utana dan
satu-satunya. Pengendalian internal menjadi satu-satunya andalan untuk memperkecil fraud
khususnya di siklus pasar modal

Prosedur Audit untuk Siklus Penjulan dan Penagihan

Dalam ISA ini adalah prosedur audit tahap pertama, yakni prosedur penilaian resiko
Dalam tahap pertama, Auditor perlu mengetahui:

Siapa yang bertanggung jawab untuk masing-masing fungsi bisnis dalam setiap jenis
tranksaksi bisnis ini?

Pada masing-masing fungsi untuk setiap jenis tranksasksi, hal apa yang rentan terhadap
error dan fraud? Apa penangkalanya dalam sistem pengendalian internal?

Apakah ada potensi dan indikasi fraud maupun kasus nyata dalam periode berajalan?

Apakah fraud (baik potensi, indikasi, maupun kasus nyata) berkaitan dengan kasus ini?
Pemahaman auditor dapat diperoleh dengan wawancara/inquiry, uji pengendalian
(tests of controls) dan uji substantif atas tranksaksi (substantive test of trancsactions).
Pada audit tahap pertama, auditor mempunyai temuan berupa error dan fraud,
auditor harus membahas dengan pejabat perusahaan.Jika temuan dalam tahap pertama
tidak serius, auditor dapat menerapkan prosedur-prosedur analitikal Jika temuan dalam
tahap pertama merupakan indikasi fraud, auditor harus serius mempertimbangkan Audit
Plus atau mengundurkan diri dari penugasan.

Direction of test

Apakah auditor harus memeriksa dokumen dengan arah pengujian tracing(dari dokumen
dasar ke buku harian) atau dengan arah vouching(dari buku harian ke dokumen dasar)

Konfirmasi eksternal

Permintaan konfirmasi dari pihak ketiga merupakan prosedur pengumpulan bukti audit
yang diatur dalam ISA 500(audit evidence) dan ISA 505(external confirmation)
Dalam ISA 505 tentang konfirmasi eksternal ada beberapa definisi penting
1. Permintaan konfirmasi positif-> permohonan yang akan dijawab secara langsung
oleh confirming party kepada auditor dengan menyatakan apakah ia setuju/tidak
dengan informasi dalam permohonan tersebut
2. Permohonan konfirmasi negatif-> permohonan yang akan dijawab secara
langsung oleh confirming party kepada auditor hanya jika confirming party tidak
setuju dengan informasi dalam permohonan tersebut.

3. Non-response-> kegagalam confirming party untuk menjawab sebagian atau


secara penuh kepada permohonan konfirmasi positif.
4. Pengecualian-> jawaban konfirmasi yang diberikan confirming party berbeda dari
informasi yang diminta konfirmasinya.
Prosedur konfirmasi eksternal

Menentukan konfirmasi yang dimintakan konfirmasinya


Pemilihan pihak yang tepat untuk dimintai konfirmasinya
Merancang surat permintaan konfirmasi
Mengirimkan permintaan konfirmasi

Hasil prosedur konfirmasi eksternal

Jika auditor menemukan keraguan mengenai keandalan jawaban konfirmasi, auditor


wajib memperoleh bukti lain untuk menyelesaikannya.
Jika auditor menentukan bahwa bukti tidak andal, auditor wajib mengevaluasi
dampaknya.
Jika non-response, auditor wajib melaksanakan prosedur audit alternatif untuk
memperoleh bukti audit
Auditor wajib menginvestigasi pengecusaian untuk menentukan apakah exception itu
merupakan indikasi dari salah saji

Konfirmasi negatif

Konfirmasi negatif memberi bukti yang kurang meyakinkan dibandingkan dengan bukti
audit dari positive confirmation. Karna itu, auditor diwajibkan tidak menggunakan
permohonan konfirmasi negatif sebagai satu-satunya prosedur audit substantive untuk
menanggapi resiko salah saji yang material yang dinilai pada tingkat asersi. Kecuali
semua butir berikut ada:
1. Auditor menilai adanya salah saji yang material
2. Population berisi items banyak
3. Diperkirakan akan terjadi exception rate yang sangat rendah
4. Auditor tidak memiliki alasan atas situasi atau kondisi yang menyebabkan
penerimaan dari permohonan konfirmasi negatif untuk mengabaikan permohonan
konfirmasi

Tugas
Resume Pengauditan II

Kelas : O
Nama Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.

Febri Erlina Susanti


Khoirotul Hidayah
Dita Kusuma Andriani
Suriani K S

041311333027
041311333058
041311333121
041311333204

5. Calista Mahardhika
6. Eksadhanika Atyantaniwandha Jatmiko
7. Fitriyaningrum Nur Hidayah

041311333225
041311333231
041311333236

Anda mungkin juga menyukai