Anda di halaman 1dari 6

1.

Kepribadian dan nilai


Kepribadian adalah jumlah total cara individu beraksi atas dan berinteraksi dengan org
lain.
Cara mengukur kepribadian:
Alat yg paling umum untuk mengukur kepribadian adl dengan survey laporan diri dimana
individu mengevaluasi dirinya sendiri dg serangkaian faktor. Skor kepribadian mereka
digunakan sbg keputusan rekruitmen.

2. Pembeda kepribadian
Kepribadian seseorang merupakan factor hereditas atau lingkungan?
Berdasarkan penelitian mengenai kembar identic yang dipisahkan, peneliti menemukan
bahwa kepribadian dari kembar identic yang dibesarkan dalam rumah tangga berbeda
lebih mirip satu sama lain dibandingkan kepribadian saudara kandung yang dibesarkan
bersama si kembar.

3. Indikator Tipe Myres-Briggs


Indikator Type Myress- Briggs adalah instrumen penilaian kepribadian yang paling
umum digunakan. Para responden akan diklasifikasikan sebagai:
 Ekstrovert vs Introvert
Individu-individu ekstrovert ramah, pandai bersosialisasi, dan percaya diri. Introvert
tenang dan pemalu.
 Perasa vs intitutif
Tipe perasa praktis serta memilih rutin dan urutan. Mereka focus pada detail. Intitutif
bergantung pada proses tidak sadar dan melihat pada “gambaran besar”.
 Memikirkan vs merasakan
Tipe yang memikirkan biasanya menggunakan penalaran dan logika untuk menangani
maslaah. Tipe yang merasakan berpegang pada nilai-nilai dan emosi pribadi mereka.
 Menilai vs menerima
Tipe yang menilai menginginkan kendali dan memilih urutan dan struktur. Tipe yang
menerima fleksibel dan spontan.

4. Model kepribadian lima besar


 Ekstravensi.
Ekstravensi menampilkan level kenyamanan kita di dalam hubungan. Ekstrovert
cenderung ekspresif, percaya diri, dan mampu bersosialisasi. Introvert cenderung
pemalu, penakut, dan tenang.
 Keramahan.
Keramahan merujuk pada kecenderungan seorang individu untuk memahami orang
lain. orang yang ramah kooperatif, hangat, dan mempercayai. Orang yang berskor
rendah dingin, tidak ramah, dan antagonis.
 Kehati-hatian
Kehati-hatian adalah sebuah ukuran reabilitas. Orang yang sangat hati-hati
bertanggung jawab teratur, dapat diandalkan, dan persisten. Mereka yang berskor
rendah mudah diailihkan, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan.
 Stabilitas emosional.
Stabilitas emosional dilabeli dengan kebalikannya, menunjukkan kemampuan
seseorang untuk menghadapi stress. Orang dgn stabilitas emosional positif tinggi
cenderung tenang, percaya diri dan aman. Mereka dgn skor negative tinggi cenderung
gugup, cemas, depresi, dan tidak aman.
 Keterbukaan pada pengalaman.
Keterbukaan pada pengalaman mencakup kisaran minat dan keterikatan atas inovasi.

5. Bagaimana sifat-sifat lima besar memprediksi perilaku di tempat kerja?


Pekerja dgn skor tinggi dalam kehati-hatian mengembangkan level pengetahuan kerja yg
lebih tinggi, maka berkontribusi pada level kinerja yang lebih tinggi. Individu yang hati-
hati yang lebih tertarik dalam belajar. Dari sifat-sifat Lima besar, stabilitas emosional
paling kuat hubungannya dengan kepuasan hidup, kepuasan kerja, dan tingkat stres yang
rendah. Skor tinggi lebih mungkin menjadi positif dan optimis serta mengalami emosi-
emosi negatif lebih kecil; mereka umumnya lebih bahagia dibandingkan skor rendah.
Skor rendah terlalu waspada (mencari-cari masalah atau tanda-tanda bahaya serta rentan
terhadap efek fisik dan psikologis.

6. Dark Triad
Para peneiti telah menemukan bahwa tiga fitur yang tidak dinginkan sosial lainnya. Yang
kita punyai dalam tingkatan yang beragam dan relevan terhadap perlaku organisasi yaitu:
Machiavellianisme, narsisme, dan psikopat.
 Machiavellianisme
Scorang individu yang dominan Machiavellianisme pragmatis, mempertahankan jarak
emosional, dan percaya bahwa hasil dapat membenarkan cara. orang yang dominan
Mach memanipulasi lebih banyak, menang lebih banyak, dipengaruhi lebih sedikit,
serta memengaruhi orang lain lebih banyak dibandingkan Mach rendah." Mereka
cenderung berperilaku agresif dan terikat dengan perilaku kerja konterproduktif.
 Narsisme
Dalam psikologi, narsisme menjelaskan seseorang yang memilik rasa berlebihan
pentingnya diri, membutuhkan kekaguman yang berlebihan, memiliki rasa kelayakan
dan angkuh. Bukti menyatakan orang yang narsis lebih karismatik daripada yang Iain.
 Psikopat.
Psikopat adalah bagian dari Dark Triad, tetapi dalam perilaku organisasi, ini tidak
merujuk pada kegilaan. Dalam konteks penilaku organisasi, psikopat didefinisikan
agak kurangnya kepedulian pada orang lain, dan kurangnya rasa bersalah atau
menyesal ketika tindakan mereka menyebabkan bahaya.

7. Pendekatan-Penghindaran
MBTI, Lima Besar, dan Dark Triad bukan hanya ketangka ketja teoretis kepribadian yang
ada. Baru -baru ini, kerangka kerja pendekatan-penghindaran telah menggunakan
karakteristik-karakteristik kepribadian sebagal motivasi. Motivasi pendekatan dan
penghindaran mewakili tingkat di mana kita beraksi pada rangsangan; motivasi
pendekatan adalah ketertarikan kita pada rangsangan positif dan motivasi penghindaran
adalah respons kita pada rangsangan negatif.

8. Sifat Kepribadian Lainnya yang Relevandengan Perilaku Organisasi


 Evaluasi Inti Diri
Orang yang memilik evaluasi inti diri (core sef evaluation [CSE]) positif menyukai
dirinya dan memandang dirinya efektif, mampu, dan dalam kendali atas
lingkunganaya.
 Pengawasan Diri
Pengawasan diri (self-monitoring) menjelaskan kemampuan seorang Individu untuk
menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor situasional cksternal.
 Kepribadian Proaktif
Mereka dengan kepribadian proaktif mengidentiikasi peluang, menunjukkan inisati.
mengambil tindakan dan bertahan sampai perubahan yang berarti terjadi
dibandingkan yang lain yang beraksi pasif terhadap situasi.

9. Kepribadian dan situasi


 Kekuatan situasi
Teori kekuatan situasi mengusulkan babwa cara keprbadian bertranslasi ke dalam
periaku bergantung pada kekuatan situasi. Situasi yang kuat menekan kita untuk
menampikan perilaku yang benar, dengan jelas menunjuklan perlaku apa itu dan
mnelarang perilaku yang salah. Scbaliknya, dalam situasi yang lemah, "apa pun dapat
terjadi," sehingga kita lebih bebas untuk mengungkapkan kepribadian kita dalam
perilaku.
 Teori aktivasi sifat
kerangka kerja teoretis penting lain yang digunakan untuk memahami aktivator
situasional bagi kepribadian disebut teori aktivasi sifat (trait activattion theory [TAT).
TAT memprediksi bahwa beberapa situasi, peristiwa, atau intervensi mengaktivasikan
sebuah sifat lebih dari yang lainnya.

10. NILAI
 Nilai (value) mengandung elemen penilaian karena mengandung ide-ide seorang
individu mengenai apa yang benar, baik, atau dinginkan. la memiliki atribut isi
maupun intensitas. Atribut isi mengatakan sebuah mode tindakan atau akhir
keberadaan penting. Atribut intensitas menspesiikkan seberapa pentingnya. Ketika
kita memperingkat nilai sisi intensitas, kita memperoleh sistem nilai (value system)
orang tersebut.
 Pentingnya Nilai dan Pembentukan Nilai
Nilai memberikan fondasi bagi pemahaman kita mengenai sikap dan motivasi orang-
orang serta pengaruh persepsi kita. Kita memasuki sebuah organisuasi dengan ide-ide
yang ditanamkan sebelumnya mengenai apa yang sebaiknya terjadi dan tidak terjadi.
11. Nilai Terminal versus Instrumental
Nilai dapat diorganisasikan kedalam dua kategori.
 Pertama, disebut nilai terminal (terminal value), merujuk pada hasil akhir yang
dinginkan, Ini merupakan sasaran yang Ingin dicapal seseorang dalam hidupnya
Disebut nilai instrumental (instrumental value), merujuk pada mode perilaku yang
lebih disukai. atau alat untuk mencapai nilai terminal.

12. Mengaitkan Kepribadian dan Nilai-Nilai Individu di Tempat Kerja


 Kecocokan Orang-Pekerjaan
Usaha untuk mencocokkan tuntutan pekerjaan dengan karakteristik kepribadian
diartikulasikan paling baik dalam teori kecocokan kepribadian-pekerjaan. Holland
menampilkan enam tipe kepribadian serta mengusulkan bahwa kepuasan dan
keinginan untuk meninggalkan sebuah posisi bergantung pada seberapa baik individu
itu mencocokkan kepribadiannya dengan sebuah pekerjaan.
 Kecocokan Orang-Organisasi
Kecocokan orang-organisasi pada dasarnya berpendapat bahwa orang-orang tertarik
pada dan dipilih oleh organisasi yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, dan mereka
meninggalkan organisasi yang tidak cocok dengan kepribadiannya.

13. Nilai-Nilai Internasional


 Jarak kekuasaan.
Jarak kekuasaan menjelaskan tingkat di mana orang dalam suatu negara menerima
bahwa kekuasaan dalam institusi dan organisasi menyebar tidak merata.
 Individualisme versus kolektivisme.
Individualisme adalah tingkat di mana orang orang lebih memilib untuk bertindak
sebagai individu dibandingkan sebagai anggota kelompok dan mempercayai hak-hak
individu di atas segalanya. Kolektivisme menekankan kerangka sosial yang ketat di
mana orang-orang mengharapkan org lain dalam kelompok yang menjadi bagiannya
untuk merawat dan melindungi mereka.
 Maskulinitas versus femininitas.
Peringkat maskulinitas yang tinggi mengindikasikan budaya telah memisahkan peran
bagi pria dan wanita, dengan pria mendominasi masyarakat. Peringkat femininitas
tinggi berari budaya melihat sedikit perbedaan antara peran pria dan wanita dan
memperlakukan wanita sama dengan pria dalam segala hal.
 Penghindaran ketidakpastian.
Tingkat di mana orang-orang dalam suatu negara lebih memilih situasi yang
terstruktur atau tidak terstruktur menentukan penghindaran ketidakpastian mereka.
 Orientasi jangka panjang versus jangka pendek.
Orang-orang dalam budaya dengan orientasi jangka panjang melihat masa depan dan
menghargai Kebijaksanaan, persistensi, serta tradisi. Dalam orientasi jangka pendek,
orang orang menilai di sini dan saat ini; mereka lebih siap menerima perubahan dan
tidak melihat komitmen sebagai rintangan untuk berubah.

Anda mungkin juga menyukai