Anda di halaman 1dari 7

KERAGAMAN DALAM ORGANISASI

 Karakteristik Biografis adalah Karakteristik pribadi yang dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, ras, serta
lama bekerja. Bersifat objektif sehingga mudah untuk didapatkan berdasarkan catatan pribadi.
 UMUR adalah Suatu karakteristik penting yang sering dijadikan tolak ukur untuk merekrut seseorang
didalam suatu perusahaan. JENIS KELAMIN adalah Karakteristik yang telah ditentukan sejak lahir yang
terbagi dalam 2 varian yaitu pria dan wanita. Perbedaan-perbedaan yang terdapat antara pria dan wanita
mempengaruhi kinerjanya dalam suatu perusahaan atau organisasi. RAS DAN ETNIS adalah Ras mengacu
pada ciri - ciri biologis, seperti warna kulit, bentuk wajah, atau warna rambut. Etnis mengacu pada budaya
dan lebih spesifik, contoh perbedaan bahasa, adat istiadat, agama, dll. DISABILITAS adalah Orang yang
mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan sensorik dalam jangka waktu lama sehingga
mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan. MASA KERJA adalah Masa kerja tampak
sebagai sebuah alat prediksi kepuasan kerja yang lebih konsisten dan stabil dibandingkan umur. Masa kerja
dengan waktu yang lama yang dimiliki pekerja akan dapat menunjukkan pengalaman kerja yang lebih
dibandingkan dengan perkerja lainnya. AGAMA adalah Suatu keyakinan maupun kepercayaan dari setiap
individu. Agama yang diyakini akan mendorong bagaimana cara seseorang tersebut berperilaku yang sesuai
di dalam melaksanakan pekerjaannya. ORIENTASI SEKSUAL DAN INDENTITAS GENDER adalah
Pola ketertarikan romantis atau seksual pada seseorang atau pada gender, lawan jenis maupun sesama jenis.
Banyak diskiriminasi yang dialami pekerja dengan orientasi seksual dan identitas gender. IDENTITAS
BUDAYA, Identitas budaya merupakan kesadaran dasar terhadap karakteristik khusus kelompok yang
dimiliki seseorang dalam hal kebiasaan hidup, adat, bahasa, dan nilai-nilai.
 DASAR PERILAKU INDIVIDU
1. KEMAMPUAN (ABILITY) adalah Suatu kapasitas seseorang pada saat ini untuk melakukan
berbagai tugas didalam sebuah pekerjaan.
2. KEMAMPUAN INTELEKTUAL (INTELLECTUAL ABILITY) adalah Kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan aktivitas – aktivitas mental seperti berpikir, penalaran, dan memecahkan
masalah.
 MENURUT ROBBINS & JUDGE, (2015: 35) TERDAPAT TUJUH DIMENSI YANG PALING SERING
DISEBUT MEMBENTUK KEMAMPUAN INTELEKTUAL, yaitu KECERDASAN ANGKA,
KOMPREHENSI VERBAL, KECEPATAN PERSEPTUAL, PENALARAN INDUKTIF, PENALARAN
DEDUKTIF, VISUALISASI SPASIAL dan INGATAN
 KEMAMPUAN FISIK( PHYSICAL ABILITY ) adalah Suatu kapasitas untuk melaksanakan tugas yang
menuntut stamina, ketangkasan, kekuatan dan karakteristik-karakteristik yang sama.
 SEMBILAN KEMAMPUAN FISIK DASAR
1. Faktor Kekuatan : Kekuatan Dinamis, Kekuatan Otot, Kekuatan Statis, Kekuatan Eksplosif
2. Faktor Fleksibilitas : Fleksibilitas Memanjang, Fleksibilitas Dinamis
3. Faktor Lainnya : Koordinasi Tubuh, Keseimbangan, Stamina.
 KEPRIBADIAN: Kepribadian dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari cara-cara seorang individu
beraksi atas dan berinteraksi dengan orang lain. Kerangka kepribadian : Ekstrovet – introvet,
memikirkan-merasakan, menilai-menerima.
 MODEL KEPRIBADIAN LIMA BESAR
1. Ekstraversi: Dimensi ekstraversi adalah menampilkan level kenyamanan individu di dalam hubungan.
2. KEHATI-HATIAN: Dimensi kehati-hatian merupakan sebuah ukuran yang reabilitas. Individu yang
sangat hati-hati, bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan persisten.
3. KERAMAHAN: Dimensi keramahan yaitu akan merujuk kepada kecenderungan seorang individu
untuk memahami individu lainnya.
4. STABILITAS EMOSIONAL: Dimensi stabilitas emosional menunjukkan kemampuan seseorang untuk
menghadapi stres
5. KETERBUKAAN PADA PENGALAMAN: Dimensi keterbukaan pada pengalaman adalah mencakup
kisaran minat dan rasa ketertarikan dengan inovasi.
 DARK TRIAD
1. MACHIAVELLIANISME: Cenderung memanipulasi lebih banyak, apabila mempunyai Mach
dominan. Namun, individu dengan Mach rendah akan cenderung berperilaku agresif dan terikat dengan
perilaku kerja konterproduktif
2. NARSISME: Tipe sesoeorang yang mempunyai rasa berlebihan akan pentingnya diri, membutuhkan
kekaguman yang terlalu berlebihan memiliki rasa kelayakan serta angkuh
3. PSIKOPAT: Kurangnya kepedulian seseorang kepada individu lainnya, dan kurangnya memiliki rasa
bersalah ataupun penyesalan pada saat tindakan yang dilakukannya menyebabkan bahaya.
 PENDEKATAN-PENGHINDARAN: Suatu kerangka kerja yang dimana seseorang beraksi pada suatu
rangsangan. Kerangka kerja pendekatan-penghindaran dapat membantu menjelaskan bagaimana
memprediksi perilaku kerja seseorang dikarenakan mengorganisasikan sifat-sifat individu.
 SIFAT- SIFAT KEPRIBADIAN YANG RELEVAN DENGAN PERILAKU ORGANISASI
1. Evaluasi Inti Diri: Evaluasi inti diri positif cenderung akan menyukai dirinya sendiri dan memandang
dirinya efektif. Namun, individu yang memiliki evaluasi diri negatif akan cenderung tidak menyukai
dirinya sendiri , mempertanyakan kemampuannya, dan memandang dirinya tidak berdaya.
2. Pengawasan Diri: Pengawasan diri adalah bagiamana kemampuan seseorang untuk menyesuaikan
perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal.
3. Kepribadian Proaktif: Kepribadian proaktif merupakan suatu sifat yang mengidentifikasi peluang,
menunjukkan inisatif, mengambil tindakan, dan bertahan sampai perubahan yang berarti terjadi
dibandingkan yang lain yang beraksi pasif terhadap situasi
 KEPRIBADIAN DAN SITUASI: Sifat-sifat kepribadian seseorang pada perilaku organisasi akan sangat
bergantung dengan situasi yang dihadapi. Menurut Robbins & Judge, (2015: 92) terdapat dua kerangka
kerja teoritis yaitu Teori kekuatan situasi & Teori Aktivasi Sifat.
1. TEORI KEKUATAN SITUASI: Cara kepribadian bertranslasi ke dalam perilaku akan bergantung
dengan kekuatan situasi. Kejelasan- konsistensi – batasan – kosekuensi.
2. TEORI AKTIVASI SIFAT: Suatu teori yang memprediksi bahwa berbagai macam situasi, peristiwa,
atau intervensi mengaktivasikan sebuah sifat lebih dari yang lainnya.

SIKAP DAN KEPUASAN KERJA


 Persepsi: Menurut P. Robbins dan Timothy , persepsi ialah suatu proses individu dalam mengorganisasikan
dan menafsirkan kesan sensorik mereka dalam memberi makna pada lingkungannya. Faktor yang
mempengaruhi Persepsi : Perilaku Persepsi, Target dan Objek, Situasi.
 PERSEPSI TERHADAP ORANG LAIN: Ketika individu mengamati perilaku, mereka akan mencoba
menentukan apakah disebabkan secara eksternal atau internal. Penentuan tersebut bergantung pada 3 faktor,
yaitu: Kekhususan, merujuk individu memperlihatkan perilaku-perilaku yang berlainan dalam situasi yang
berbeda. Konsensus, merujuk pada tanggapan sama dengan orang lain untuk situasi yang sama.
Konsistensi, merujuk pada merespon dengan cara yang sama dari waktu ke waktu.
 Kesalahan Perspektif dalam Menilai Orang lain: Perspektif Selektif, Efek Halo, Efek Kontras, Proyeksi,
dan Pembentukan Sttreotip.
 Proses Pengambilan Keputusan: Asumsi Model: Kejelasan masalah, pilihan- pilihan diketahui, pilihan
yang jelas, pilihan yang kosntan, tidak ada Batasan waktu atau biaya dan pelunasan maksimum . MODEL
RASIONAL: Menetapkan masalah, megidentifikasikan kriteria keputusan, mengalokasikan bobot
pada kriteria, mengembangkan alternatif, mengevaluasi alternatif, memilih alternatif terbaik.
 Kendala Organisasi saat Pengambilan Keputusan: Evaluasi Kinerja, merujuk pada kriteria
evaluasi mempengaruhi pilihan keputusan. Sistem Penghargaan, merujuk pada pengambil
keputusan membuat pilihan tindakan yang disukai oleh organisasi. Peraturan Formal, merujuk pada
aturan dan kebijakan organisasi membatasi alternatif pilihan dalam pembuat keputusan. Batasan
Waktu yang Ditimbulkan Sistem, merujuk pada organisasi membutuhkan keputusan berdasarkan
tenggat waktu tertentu. Sejarah, merujuk pada keputusan masa lalu mempengaruhi keputusan saat
ini.
 Etika dalam Pengambilan Keputusan: Etika merupakan sistem prinsip-prinsip moral yang
mempengaruhi bagagaimana sesorang membuat keputusan dan menjalani keputusan dalam
hidupnya.
 Kriteria Keputusan Etis: Utilitiarianisme, Kriteria perlindungan hak, Kriteria keadilan.
 Etika dan Kebudayaan Nasional: Dengan mengetahui kebudayaan dan aturan dalam lingkungan
organisasi memudahkan dalam mengambil suatu keputusan yang bijak dan tepat.
 Mengurangi Bias dan Kesahalan dalam Pengambilan Keputusan: FOKUS PADA TUJUAN,
MENCARI INFORMASI YANG MENYANGKAL KEYAKINAN, JANGAN MENCOBA MENCIPTAKAN MAKNA
SECARA KEBETULAN/ACAK, TINGKATKAN PILIHAN.

 SIKAP: Sikap merupakan sesuatu hal rasa suka atau tidak suka yang muncul karena adanya objek
tertentu. Maka, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah respon seseorang untuk menanggapi, menilai,
dan bertindak terhadap objek sosial yang meliputi symbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan
lain sebagainya dengan hasil yang positif atau negatif. Sumber Sikap : Orangtua, teman sebaya, guru.
 Komponen Sikap: Aspek Kognitif: Konsep kognitif berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan
individu tentang suatu objek, topik, atau situasi yang mempengaruhi sikap mereka. Aspek Afektif :
Konsep afektif berkaitan dengan perasaan, emosi dan suasana hati individu terhadap objek atau topik
tertentu. Hal ini mencakup perasaan seperti cinta, sukacita, kebahagiaan, kebencian, atau ketakutan
terhadap hal tertentu. Konatif (Tindakan) Konsep konatif berkaitan dengan niat individu untuk
bertindak atau merespons terhadap objek atau topik yang menjadi sikap mereka.
 Proses pembentukan sikap dan perubahan sikap: Adopsi, Diferensiasi, Integrasi, dan Trauma.
 Pembentukan sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Pengalaman Pribadi,
Kebudayaan, Orang Lain yang dianggap penting, Media Massa, Emosi dalam diri manusia.
 Fungsi sikap: Fungsi Penyesuaian Diri: fungsi sikap sebagai penyesuaian diri membantu individu
untuk menyesuaikan perilaku dan interaksi mereka dengan lingkungan sosial, memungkinkan
mereka untuk terlibat secara efektif dalam hubungan sosial dan masyarakat di sekitar mereka.
Fungsi Pertahankan Ego: fungsi sikap sebagai pertahanan ego membantu individu dalam mengatasi
stres, melindungi citra diri, dan mengatasi konflik emosional atau psikologis, sehingga memainkan
peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan keseimbangan psikologis individu. Fungsi
Ekspresi Nilai: fungsi sikap sebagai ekspresi nilai memungkinkan individu untuk
mengkomunikasikan nilai-nilai yang mereka anut, membangun identitas yang kuat, dan membentuk
ikatan sosial dengan orang-orang sejenis yang berbagi pandangan dan prinsip yang sama. Fungsi
Pengetahuan: fungsi sikap sebagai pengetahuan memungkinkan individu untuk mengarahkan
persepsi, membentuk keyakinan, dan memandu tindakan mereka, sehingga membantu mereka untuk
memahami dan merespons dunia di sekitar mereka secara lebih efektif.

 Kepuasan Kerja : Kepuasan kerja merupakan sikap individu terhadap pekerjaannya, bagaimana
individu menilai tingkat kenyamanan, keamanan, kesenangan dan sebagainya yang bersifat positif
untuk individu sendiri dan kepuasan kerja adalah relatif.
 Faktor Yang mempengaruhi Kepuasan Kerja: Kondisi Kerja yang mendukung, Kerja yang secara
mental menantang, Rekan kerja yang mendukung, Penghargaan yang layak, Kesesuaian pekerjaan
dengan individu.
 Aspek pembentuk kepuasan kerja dalam individu: Aspek dari pekerja itu sendiri (individu),
aspek dari rekan kerja, Aspek Pembayaran, Kesempatan untuk mendapatkan promosi. Intinya
kepuasan kerja adalah bagaimana pekerja mendapatkan banyak hal positif dari sebuah perusahaan
yang ada, muali dari mendapatkan kesempatan, kenyamanan, pengalaman dan kepercayaan sehingga
membuat karyawan lebih bisa berusaha untuk melakukan yang sebaik-baiknya karena perusahaan
juga sudah menyediakan yang baik juga.
 Stress: Stephen P. Robbins menyatakan , stres adalah suatu kondisi dinamik dalam mana seorang
individu dikonfrontasikan dengan satu peluang, kendala, atau tuntutan yang berhubungan dengan
apa yang sangat dikehendakan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai penting dan tidak pasti.
 Potensi Sumber stress: Faktor Lingkungan (ketidakpastian Ekonomi, Ketidakpastian Politik, dan
Ketidakpastian teknologis). Faktor Organisasi (Tuntutan Peran, Tuntutan Antar individu, Struktur
Organisasi, Kepemimpinan Organisasi). Faktor Individu: Umumnya seseorang bekerja hanya 40
hingga 50 jam sepekan. Namun pengalaman dan masalah yang ditemui orang diluar jam kerja lebih
dari 120 jam tiap pekan dan dapat menyebabkan keteteran dalam bekerja dan kategori terakhir yaitu
faktor individu karyawan yang meliputi faktor ekonomi, keluarga, ekonomi, dan karakteristik
kepribadian bawaan dari karyawan.

Teori dan Konsep Motivasi


 motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan dan mengarahkan
perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu. Proses timbulnya motivasi seseorang merupakan
gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan, dan imbalan.
 Pentingnya motivasi: Motivasi sangat diperlukan dalam organisasi karena berhubungan dengan
usaha memberikan dorongan pada para karyawan untuk mencapai tujuan organisasi.
 Proses timbulnya motivasi: Munculnya Kebutuhan yang Belum Terpenuhi: Proses motivasi dimulai
ketika seseorang merasakan adanya kebutuhan yang belum terpenuhi. Kebutuhan ini bisa berupa
keinginan, dorongan, atau keperluan tertentu yang membuat seseorang merasa tidak seimbang atau
tidak puas dalam kondisi saat ini.
 Faktor yang mempengaruhi motivasi:
1. Faktor Intern, yaitu Keinginan untuk dapat hidup meliputi kebutuhan seperti Memperoleh
kompensasi yang memadai, Pekerjaan yang tetap walaupun penghasilan tidak begitu
memadai,dan Kondisi kerja yang aman dan nyaman.
2. Faktor Eksternal, yaitu Kompensasi Yang Memadai, Kompensasi yang memadai merupakan
alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para karyawan bekerja
dengan baik. Adanya Jaminan Pekerjaan. Hal ini akan dapat terwujud bila perusahaan dapat
memberikan jaminan karir untuk masa depan. Baik jaminan akan adanya promosi jabatan,
pangkat maupun jaminan pemberian kesempatan untuk mengembangkan potensi diri.
 Teori Motivasi: teori motivasi menjadi lima kategori yaitu teori kebutuhan, teori penguatan, teori
keadilan, teori harapan, dan teori penetapan sasaran.

PRILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI


 Menurut robbins dan coulter, kelompok adalah gabuangan atau kumpulan dua atau lebih individu
yang beriteraksi dan saling bergantung untuk mencapai sasaran_sasaran tertentu.
 Perbedaan tim dan kelompok : kalau tim itu ada proses seleksi nya, sedangkan kelompok tidak
 Jenis kelompok:
1. Kelompok Formal adalah kelompok yang dibentuk dalam konteks organisasi atau struktur yang
jelas dengan tujuan spesifik dan tugas tertentu. Anggota kelompok formal memiliki peran yang
ditetapkan dan tugas yang telah ditentukan sebelumnya. Contoh kelompok formal meliputi tim
proyek di tempat kerja, dewan direksi perusahaan, atau komite akademis di lembaga pendidikan.
2. Kelompok Komando adalah Kelompok komando adalah tipe kelompok di mana hubungan
antara anggota kelompok ditentukan oleh struktur otoritas dan kontrol yang jelas. Dalam
kelompok komando, satu individu atau sekelompok individu memegang otoritas dan
memberikan instruksi kepada anggota lainnya untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. Contoh
kelompok komando termasuk unit militer, struktur manajemen di perusahaan, atau tim
pengawas dalam proyek konstruksi.
3. Kelompok tugas adalah Kelompok tugas adalah kelompok yang dibentuk dengan tujuan spesifik
untuk menyelesaikan tugas atau proyek tertentu. Anggota kelompok tugas bekerja bersama
secara kooperatif untuk mencapai tujuan tersebut. Contoh kelompok tugas termasuk tim proyek
di tempat kerja yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugas khusus, kelompok penelitian
di lembaga akademis yang bekerja untuk menyelesaikan proyek penelitian tertentu,
4. Kelompok non formal merujuk pada kelompok yang dibentuk secara spontan, tanpa aturan
atau struktur formal yang jelas. Kelompok ini cenderung dibentuk berdasarkan minat bersama,
kebutuhan, atau tujuan sosial tanpa adanya hierarki atau tugas yang ditetapkan. Contoh
kelompok non formal mencakup kelompok diskusi di lingkungan masyarakat, komunitas kegiatan
seni dan kerajinan, atau kelompok olahraga yang tidak memiliki struktur manajemen formal.
 Tahap perkembangan kelompok
1. Forming (Pembentukan): Tahap di mana anggota kelompok bertemu untuk pertama kalinya,
mengenal satu sama lain, dan menjelajahi batas dan tujuan kelompok.
2. Storming (Konflik): Tahap di mana konflik atau ketegangan timbul karena perbedaan pendapat,
kepribadian, atau tujuan di antara anggota kelompok.
3. Norming (Penyesuaian): Tahap di mana kelompok mulai menyesuaikan diri, menetapkan norma, dan
mengembangkan hubungan yang lebih harmonis.
4. Performing (Pencapaian): Tahap di mana kelompok mulai bekerja secara efektif sebagai satu unit
yang terorganisir, fokus pada pencapaian tujuan dan produksi yang efisien.
5. Adjouring (Pembubaran ) : di mana kelompok mengalami penyelesaian tugas dan pembubaran

 Perilaku Kelompok: Perilaku kelompok merujuk pada pola perilaku yang diamati ketika individu-
individu berinteraksi di dalam konteks kelompok. Ini mencakup cara anggota kelompok
berkomunikasi, berkolaborasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan bersama.
 Pengaruh Kohesifitas terhadap produktivitas kelompok, Kohesifitas adalah keinginan individu
untuk tetap dalam kelompok yang ditentukan oleh daya tarik sesama anggota kelompok
 Faktor faktor yang dapat meningkatkan kohesifitas: Kesamaan nilai dan tujun, keberhasilan
dalam mencapai tujuan, status kelompok, penyelesaian perbedaan, kecocokan terhadap norma, Daya
tarik pribadi, Persaingan antar kelompok, dan pengakuan&penghargaan.
 Pengaruh Positif Kohesifitas: Kelompok yang kohesifitas cenderung memiliki komunikasi yang
lebih baik antara anggota, mereka dapat merasa lebih terhubung satu sama lain, yang dapat
meningkatkan motivasi dan komitmen terhadap tujuan kelompok
 Pengaruh Negatif Kohesifitas: terlalu banyak kohesifitas dapat mengarahkan pada kelompok yang
terlalu tertutup terhadap ide dan perspektif baru dari luar kelompok, anggota yang kurang kohesif
mungkin merasa sulit untuk menyuarakan kritik atau perubahan yang diperlukan.

Komunikasi dalam organisasi


 komunikasi adalah transmisi atau pertukaran informasi dari pengirim ke penerima secara lisan,
tertulis atau menggunakan alat komunikasi
 Proses dan unsur komunikasi: Pengirim – Penyandian – Pesan dan Saluran – Proses Penafsiran –
Penerimaan – umpan balik
 KOMUNIKASI ANTAR INDIVIDU DALAM KELOMPOK, Komunikasi antar individu dalam kelompok
merujuk pada pertukaran pesan, informasi, dan ide antara individu didalam anggota kelompok
dengan individu lainnya yang ada di kelompok yang sama
 teoridalam komunikasiantar individu dalam kelompok
1. Aprehensi komunikasi adalah salah satu kondisi dimana seseorang mengetahui dengan sadar
bahwa dirinya memiliki rasa khawatir dan ketakutan selama terjadinya komunikasi.
2. Self-disclosure dalam konteks komunikasi individu dalam kelompok merujuk pada proses di
mana seseorang secara sukarela mengungkapkan informasi pribadi atau perasaan mereka
kepada anggota kelompok lainnya.
3. Penilaian sosial dalam konteks komunikasi individu dalam kelompok mengacu pada proses
dimana anggota kelompok melakukan evaluasi terhadap perilaku, sikap, dan kontribusi sosial
dari individu- individu dalam kelompok
4. Penetrasi sosial dalam konteks komunikasi individu dalam kelompok mengacu pada tingkat
kedalaman atau intensitas hubungan interpersonal di antara anggota kelompok
5. Pengurangan KetidakPastian, upaya untuk mengurangi ketidakpastian dalam interaksi
komunikasi antara orang-orang dalam suatu kelompok. melibatkan penggunaan komunikasi yang
jelas, terbuka, dan efektif untuk menghindari kesalahpahaman atau ketidakpastian yang dapat
muncul saat berkomunikasi.
6. Dialetika Relasional, Teori ini menganggap bila orang – orang yang menjalin relasi dan
komunikasi antar pribadi, didalam batin mereka terjadi tarikan konflik.
 komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam
suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi dan sebagainya (Wiryanto,
2005).
 Perbedaan Komunikasi individu dalam kelompok dan Komunikasi Organisasi: Komunikasi
individu dalam kelompok berfokus pada interaksi antaranggota kelompok kecil, sementara
komunikasi organisasi melibatkan pertukaran informasi di dalam struktur formal suatu
organisasi.
 HAMBATAN TERHADAP KOMUNIKASI: Penyaringan, Emosi, Bahasa, Informasi Berlebihan.
 Cara Mengatasi Hambatan dalam Komunikasi: Pengulangan, Menggunakan Bahasa yang
sederhana, Mendengar Secara Efektif, dan Mengatur arus informasi.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI


 Keputusan adalah tindakan yang digunakan untuk menentukan pendapat atau pilihan diantara
berbagai alternatif yang ada. Biasanya, keputusan dibuat untuk menyelesaikan permasalahan
atau dengan kata lain, keputusan dibuat untuk mencapai tujuan tertentu. Manajer akan selalu
dituntut untuk menentukan keputusan sebagai cara pemecahan suatu masalah yang terjadi.
 Demi keberhasilan dalam memerankan tanggungjawab, manajer harus mempunyai empat
keterampilan dasar, yaitu:
1. Keterampilan teknis, yaitu pemahaman dan kecakapan juga kesanggupan dalam mengerti
dan mengerjakan aktivitas tertentu, hal ini mencakup pengetahuan dan pemahaman konsep,
proses, hingga metode yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi, menganalisis, serta
memecahkan masalah di suatu bidang tertentu.
2. Keterampilan insani, yaitu kemampuan bekerja dengan orang lain secara efektif sebagai
anggota suatu kelompok serta mampu membangun kerjasama yang baik dalam kelompok
yang dipimpin. Hal ini mencakup kemampuan dalam berkomunikasi, memahami perilaku
orang lain, dan melakukan pendekatan-pendekatan.
3. Keterampilan konseptual, yaitu kemampuan dalam melihat usaha-usaha sebagai suatu
totalitas, mencakup kemampuan dalam analisis.
4. Keterampilan manajerial, yaitu keterampilan dalam melaksanakan fungsi manajemen,
mencakup pengetahuan serta pemahaman terkait konsep dan fungsi yang ada di dalam
manajemen.
 Proses Pengambilan Keputusan dan Elemen-elemen Dasarnya
Meurut Herbert. A Simon (1992) dalam Djatmiko (2002)
1. Penemuan masalah (intelligent), mencakup pengumpulan data, mewaspadai lingkungan, dan
mendeteksi persoalan yang dihadapi.
2. Pemahaman masalah (design), yaitu mencakup pengkajian masalah secara sistematis dan
melahirkan alternatif berdasarkan hasil evaluasi atas hasil-hasilnya.
3. Pemilihan alternatif (choice), yaitu tindakan yang berhubungan dengan pemilihan alternatif
yang disukai.
4. Implementasi (implementation), yakni penerapan keputusan yang mencakup pemberian
penjelasan kepada pihak-pihak terkait dan membuat konsensus bahwa keputusan itu
memprioritaskan pada kebaikan dari menanamkan komitmen.
 Jenis Keputusan Terkait Dengan Masalah Yang Dihadapi
1. Keputusan Terprogram, Dianggap suatu keputusan yang dijalankan secara rutin, tanpa ada
persoalan- persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan keputusan yang
dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung secara baik dan
stabil. Contoh keputusan yang terprogram adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan
rancangan SOP (standard operation procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa.
2. Keputusan Yang Tidak Terprogram, Keputusan yang diambil dalam usaha memecahkan
masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat pengulangan,
tidak terstruktur dan sukar mengenali bentuk, hakikat dan dampaknya

Anda mungkin juga menyukai