Karakteristik Biografis adalah Karakteristik pribadi yang dapat dilihat dari umur, jenis kelamin, ras, serta
lama bekerja. Bersifat objektif sehingga mudah untuk didapatkan berdasarkan catatan pribadi.
UMUR adalah Suatu karakteristik penting yang sering dijadikan tolak ukur untuk merekrut seseorang
didalam suatu perusahaan. JENIS KELAMIN adalah Karakteristik yang telah ditentukan sejak lahir yang
terbagi dalam 2 varian yaitu pria dan wanita. Perbedaan-perbedaan yang terdapat antara pria dan wanita
mempengaruhi kinerjanya dalam suatu perusahaan atau organisasi. RAS DAN ETNIS adalah Ras mengacu
pada ciri - ciri biologis, seperti warna kulit, bentuk wajah, atau warna rambut. Etnis mengacu pada budaya
dan lebih spesifik, contoh perbedaan bahasa, adat istiadat, agama, dll. DISABILITAS adalah Orang yang
mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan sensorik dalam jangka waktu lama sehingga
mengalami hambatan dalam berinteraksi dengan lingkungan. MASA KERJA adalah Masa kerja tampak
sebagai sebuah alat prediksi kepuasan kerja yang lebih konsisten dan stabil dibandingkan umur. Masa kerja
dengan waktu yang lama yang dimiliki pekerja akan dapat menunjukkan pengalaman kerja yang lebih
dibandingkan dengan perkerja lainnya. AGAMA adalah Suatu keyakinan maupun kepercayaan dari setiap
individu. Agama yang diyakini akan mendorong bagaimana cara seseorang tersebut berperilaku yang sesuai
di dalam melaksanakan pekerjaannya. ORIENTASI SEKSUAL DAN INDENTITAS GENDER adalah
Pola ketertarikan romantis atau seksual pada seseorang atau pada gender, lawan jenis maupun sesama jenis.
Banyak diskiriminasi yang dialami pekerja dengan orientasi seksual dan identitas gender. IDENTITAS
BUDAYA, Identitas budaya merupakan kesadaran dasar terhadap karakteristik khusus kelompok yang
dimiliki seseorang dalam hal kebiasaan hidup, adat, bahasa, dan nilai-nilai.
DASAR PERILAKU INDIVIDU
1. KEMAMPUAN (ABILITY) adalah Suatu kapasitas seseorang pada saat ini untuk melakukan
berbagai tugas didalam sebuah pekerjaan.
2. KEMAMPUAN INTELEKTUAL (INTELLECTUAL ABILITY) adalah Kemampuan yang
diperlukan untuk melakukan aktivitas – aktivitas mental seperti berpikir, penalaran, dan memecahkan
masalah.
MENURUT ROBBINS & JUDGE, (2015: 35) TERDAPAT TUJUH DIMENSI YANG PALING SERING
DISEBUT MEMBENTUK KEMAMPUAN INTELEKTUAL, yaitu KECERDASAN ANGKA,
KOMPREHENSI VERBAL, KECEPATAN PERSEPTUAL, PENALARAN INDUKTIF, PENALARAN
DEDUKTIF, VISUALISASI SPASIAL dan INGATAN
KEMAMPUAN FISIK( PHYSICAL ABILITY ) adalah Suatu kapasitas untuk melaksanakan tugas yang
menuntut stamina, ketangkasan, kekuatan dan karakteristik-karakteristik yang sama.
SEMBILAN KEMAMPUAN FISIK DASAR
1. Faktor Kekuatan : Kekuatan Dinamis, Kekuatan Otot, Kekuatan Statis, Kekuatan Eksplosif
2. Faktor Fleksibilitas : Fleksibilitas Memanjang, Fleksibilitas Dinamis
3. Faktor Lainnya : Koordinasi Tubuh, Keseimbangan, Stamina.
KEPRIBADIAN: Kepribadian dapat didefinisikan sebagai jumlah total dari cara-cara seorang individu
beraksi atas dan berinteraksi dengan orang lain. Kerangka kepribadian : Ekstrovet – introvet,
memikirkan-merasakan, menilai-menerima.
MODEL KEPRIBADIAN LIMA BESAR
1. Ekstraversi: Dimensi ekstraversi adalah menampilkan level kenyamanan individu di dalam hubungan.
2. KEHATI-HATIAN: Dimensi kehati-hatian merupakan sebuah ukuran yang reabilitas. Individu yang
sangat hati-hati, bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan, dan persisten.
3. KERAMAHAN: Dimensi keramahan yaitu akan merujuk kepada kecenderungan seorang individu
untuk memahami individu lainnya.
4. STABILITAS EMOSIONAL: Dimensi stabilitas emosional menunjukkan kemampuan seseorang untuk
menghadapi stres
5. KETERBUKAAN PADA PENGALAMAN: Dimensi keterbukaan pada pengalaman adalah mencakup
kisaran minat dan rasa ketertarikan dengan inovasi.
DARK TRIAD
1. MACHIAVELLIANISME: Cenderung memanipulasi lebih banyak, apabila mempunyai Mach
dominan. Namun, individu dengan Mach rendah akan cenderung berperilaku agresif dan terikat dengan
perilaku kerja konterproduktif
2. NARSISME: Tipe sesoeorang yang mempunyai rasa berlebihan akan pentingnya diri, membutuhkan
kekaguman yang terlalu berlebihan memiliki rasa kelayakan serta angkuh
3. PSIKOPAT: Kurangnya kepedulian seseorang kepada individu lainnya, dan kurangnya memiliki rasa
bersalah ataupun penyesalan pada saat tindakan yang dilakukannya menyebabkan bahaya.
PENDEKATAN-PENGHINDARAN: Suatu kerangka kerja yang dimana seseorang beraksi pada suatu
rangsangan. Kerangka kerja pendekatan-penghindaran dapat membantu menjelaskan bagaimana
memprediksi perilaku kerja seseorang dikarenakan mengorganisasikan sifat-sifat individu.
SIFAT- SIFAT KEPRIBADIAN YANG RELEVAN DENGAN PERILAKU ORGANISASI
1. Evaluasi Inti Diri: Evaluasi inti diri positif cenderung akan menyukai dirinya sendiri dan memandang
dirinya efektif. Namun, individu yang memiliki evaluasi diri negatif akan cenderung tidak menyukai
dirinya sendiri , mempertanyakan kemampuannya, dan memandang dirinya tidak berdaya.
2. Pengawasan Diri: Pengawasan diri adalah bagiamana kemampuan seseorang untuk menyesuaikan
perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal.
3. Kepribadian Proaktif: Kepribadian proaktif merupakan suatu sifat yang mengidentifikasi peluang,
menunjukkan inisatif, mengambil tindakan, dan bertahan sampai perubahan yang berarti terjadi
dibandingkan yang lain yang beraksi pasif terhadap situasi
KEPRIBADIAN DAN SITUASI: Sifat-sifat kepribadian seseorang pada perilaku organisasi akan sangat
bergantung dengan situasi yang dihadapi. Menurut Robbins & Judge, (2015: 92) terdapat dua kerangka
kerja teoritis yaitu Teori kekuatan situasi & Teori Aktivasi Sifat.
1. TEORI KEKUATAN SITUASI: Cara kepribadian bertranslasi ke dalam perilaku akan bergantung
dengan kekuatan situasi. Kejelasan- konsistensi – batasan – kosekuensi.
2. TEORI AKTIVASI SIFAT: Suatu teori yang memprediksi bahwa berbagai macam situasi, peristiwa,
atau intervensi mengaktivasikan sebuah sifat lebih dari yang lainnya.
SIKAP: Sikap merupakan sesuatu hal rasa suka atau tidak suka yang muncul karena adanya objek
tertentu. Maka, dapat disimpulkan bahwa sikap adalah respon seseorang untuk menanggapi, menilai,
dan bertindak terhadap objek sosial yang meliputi symbol, kata-kata, slogan, orang, lembaga, ide, dan
lain sebagainya dengan hasil yang positif atau negatif. Sumber Sikap : Orangtua, teman sebaya, guru.
Komponen Sikap: Aspek Kognitif: Konsep kognitif berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan
individu tentang suatu objek, topik, atau situasi yang mempengaruhi sikap mereka. Aspek Afektif :
Konsep afektif berkaitan dengan perasaan, emosi dan suasana hati individu terhadap objek atau topik
tertentu. Hal ini mencakup perasaan seperti cinta, sukacita, kebahagiaan, kebencian, atau ketakutan
terhadap hal tertentu. Konatif (Tindakan) Konsep konatif berkaitan dengan niat individu untuk
bertindak atau merespons terhadap objek atau topik yang menjadi sikap mereka.
Proses pembentukan sikap dan perubahan sikap: Adopsi, Diferensiasi, Integrasi, dan Trauma.
Pembentukan sikap juga dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Pengalaman Pribadi,
Kebudayaan, Orang Lain yang dianggap penting, Media Massa, Emosi dalam diri manusia.
Fungsi sikap: Fungsi Penyesuaian Diri: fungsi sikap sebagai penyesuaian diri membantu individu
untuk menyesuaikan perilaku dan interaksi mereka dengan lingkungan sosial, memungkinkan
mereka untuk terlibat secara efektif dalam hubungan sosial dan masyarakat di sekitar mereka.
Fungsi Pertahankan Ego: fungsi sikap sebagai pertahanan ego membantu individu dalam mengatasi
stres, melindungi citra diri, dan mengatasi konflik emosional atau psikologis, sehingga memainkan
peran penting dalam menjaga kesehatan mental dan keseimbangan psikologis individu. Fungsi
Ekspresi Nilai: fungsi sikap sebagai ekspresi nilai memungkinkan individu untuk
mengkomunikasikan nilai-nilai yang mereka anut, membangun identitas yang kuat, dan membentuk
ikatan sosial dengan orang-orang sejenis yang berbagi pandangan dan prinsip yang sama. Fungsi
Pengetahuan: fungsi sikap sebagai pengetahuan memungkinkan individu untuk mengarahkan
persepsi, membentuk keyakinan, dan memandu tindakan mereka, sehingga membantu mereka untuk
memahami dan merespons dunia di sekitar mereka secara lebih efektif.
Kepuasan Kerja : Kepuasan kerja merupakan sikap individu terhadap pekerjaannya, bagaimana
individu menilai tingkat kenyamanan, keamanan, kesenangan dan sebagainya yang bersifat positif
untuk individu sendiri dan kepuasan kerja adalah relatif.
Faktor Yang mempengaruhi Kepuasan Kerja: Kondisi Kerja yang mendukung, Kerja yang secara
mental menantang, Rekan kerja yang mendukung, Penghargaan yang layak, Kesesuaian pekerjaan
dengan individu.
Aspek pembentuk kepuasan kerja dalam individu: Aspek dari pekerja itu sendiri (individu),
aspek dari rekan kerja, Aspek Pembayaran, Kesempatan untuk mendapatkan promosi. Intinya
kepuasan kerja adalah bagaimana pekerja mendapatkan banyak hal positif dari sebuah perusahaan
yang ada, muali dari mendapatkan kesempatan, kenyamanan, pengalaman dan kepercayaan sehingga
membuat karyawan lebih bisa berusaha untuk melakukan yang sebaik-baiknya karena perusahaan
juga sudah menyediakan yang baik juga.
Stress: Stephen P. Robbins menyatakan , stres adalah suatu kondisi dinamik dalam mana seorang
individu dikonfrontasikan dengan satu peluang, kendala, atau tuntutan yang berhubungan dengan
apa yang sangat dikehendakan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai penting dan tidak pasti.
Potensi Sumber stress: Faktor Lingkungan (ketidakpastian Ekonomi, Ketidakpastian Politik, dan
Ketidakpastian teknologis). Faktor Organisasi (Tuntutan Peran, Tuntutan Antar individu, Struktur
Organisasi, Kepemimpinan Organisasi). Faktor Individu: Umumnya seseorang bekerja hanya 40
hingga 50 jam sepekan. Namun pengalaman dan masalah yang ditemui orang diluar jam kerja lebih
dari 120 jam tiap pekan dan dapat menyebabkan keteteran dalam bekerja dan kategori terakhir yaitu
faktor individu karyawan yang meliputi faktor ekonomi, keluarga, ekonomi, dan karakteristik
kepribadian bawaan dari karyawan.
Perilaku Kelompok: Perilaku kelompok merujuk pada pola perilaku yang diamati ketika individu-
individu berinteraksi di dalam konteks kelompok. Ini mencakup cara anggota kelompok
berkomunikasi, berkolaborasi, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan bersama.
Pengaruh Kohesifitas terhadap produktivitas kelompok, Kohesifitas adalah keinginan individu
untuk tetap dalam kelompok yang ditentukan oleh daya tarik sesama anggota kelompok
Faktor faktor yang dapat meningkatkan kohesifitas: Kesamaan nilai dan tujun, keberhasilan
dalam mencapai tujuan, status kelompok, penyelesaian perbedaan, kecocokan terhadap norma, Daya
tarik pribadi, Persaingan antar kelompok, dan pengakuan&penghargaan.
Pengaruh Positif Kohesifitas: Kelompok yang kohesifitas cenderung memiliki komunikasi yang
lebih baik antara anggota, mereka dapat merasa lebih terhubung satu sama lain, yang dapat
meningkatkan motivasi dan komitmen terhadap tujuan kelompok
Pengaruh Negatif Kohesifitas: terlalu banyak kohesifitas dapat mengarahkan pada kelompok yang
terlalu tertutup terhadap ide dan perspektif baru dari luar kelompok, anggota yang kurang kohesif
mungkin merasa sulit untuk menyuarakan kritik atau perubahan yang diperlukan.