Anda di halaman 1dari 3

2.

2 Karakteristik Individu Dalam Organisasi

Perilaku individu dipengaruhi oleh interaksi individu dengan lingkungannya. Beberapa karakteristik yang
mempengaruhi perilaku individu meliputi:

Karakteristik biografis: Karakteristik pribadi yang meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan
masa kerja. Usia dapat mempengaruhi produktivitas individu dalam organisasi, dengan semakin tua usia
cenderung berkurangnya perilaku dan produktivitas. Perbedaan jenis kelamin dapat memiliki pengaruh
pada kinerja dan perilaku individu dalam organisasi, meskipun pandangan ini dapat bervariasi. Status
perkawinan dapat meningkatkan tanggung jawab individu terhadap pekerjaannya, karena peran sebagai
kepala keluarga dapat memberikan nilai dan pentingnya pekerjaan. Masa kerja yang lebih lama dapat
mencerminkan pengalaman kerja yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi perilaku individu dalam
bekerja.

Kemampuan: Setiap individu memiliki kemampuan berpikir yang berbeda. Kemampuan individu terdiri
dari kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

Kepribadian: Kepribadian mencakup karakteristik dan kecenderungan yang stabil yang memengaruhi
sifat umum dan perbedaan perilaku individu. Kepribadian sering kali diukur dalam bentuk sifat-sifat yang
dapat diamati dan diukur.

Determinan kepribadian: Kepribadian individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti keturunan,


lingkungan, dan situasi. Meskipun karakteristik kepribadian cenderung dipengaruhi oleh faktor
keturunan, lingkungan juga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian melalui budaya,
keluarga, teman-teman, dan pengalaman sosial lainnya. Selain itu, kepribadian seseorang juga dapat
berubah dalam situasi yang berbeda, karena tuntutan yang berbeda memunculkan aspek-aspek yang
berbeda dari kepribadian.

Pembelajaran: Pembelajaran adalah perubahan perilaku yang relatif permanen yang terjadi sebagai hasil
pengalaman. Perubahan dalam proses berpikir atau sikap individu belum dapat dikategorikan sebagai
pembelajaran jika tidak diikuti dengan perubahan perilaku yang nyata.

2.3 Perilaku Individu Lainnya yang Mmepengaruhi Organisasi

Perilaku individu lainnya yang memengaruhi organisasi

Locus Of Control: Menunjukkan kepada sebuah keyakinan yang dimiliki individu mengenai hasil yang
mereka peroleh merupakan akibat dari apa yang mereka lakukan

Selfefficacy: Menunjukkan kepada kepercayaan diri dari individu untuk dapat melakukan sesuatu

Authoritarianism: Menunjukkan kepada keyakinan individu akan peran tingkatan hierarki dalam
organisasi

Machiavellism: Menunjukkan kepada perilaku untuk merekayasa perilaku orang lainselama rekayasa
perilaku tersebut akan membantu kita dalam mencapai tujuan
Self esteem: Menunjukkan kepada sebuah keyakinan dari seseorang oatau individu bahwa dirinya layak
untuk mendapatkan penghargaan

Risk propensity: Menunjukkan kepada kecenderungan individu dalam hal resiko dan menjawab
tantangan

2.4 Tingkatan Analisis Perilaku Individu dalam Organisasi

Kejadian atau permasalahan dalam organisasi dapat dianalisis dari tiga tingkatan yang berbeda. Berikut
adalah penjelasan untuk setiap tingkatan:

1. Tingkat individu: Pada tingkat individu, kejadian atau permasalahan dianalisis dalam hubungannya
dengan perilaku individu dan interaksi kepribadian dalam situasi tertentu. Setiap individu dalam
organisasi memiliki sikap, kepribadian, nilai-nilai, dan pengalaman yang berbeda, yang memengaruhi
perilaku mereka. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi bagaimana individu bereaksi terhadap situasi
organisasi tertentu dan bagaimana mereka berinteraksi dengan orang lain.

2. Tingkat kelompok: Pada tingkat kelompok, perilaku anggota kelompok dipengaruhi oleh dinamika
kelompok tersebut. Aturan dan nilai-nilai yang dianut oleh kelompok dapat memengaruhi perilaku
anggota kelompok. Interaksi antara anggota kelompok juga memainkan peran penting dalam
membentuk perilaku individu dalam konteks kelompok. Misalnya, norma kelompok atau tekanan sosial
dapat mempengaruhi perilaku individu agar sesuai dengan harapan kelompok.

3. Tingkat organisasi: Pada tingkat organisasi, kejadian atau permasalahan dianalisis dalam konteks
struktur organisasi dan posisi individu dalam organisasi. Struktur organisasi, termasuk hierarki, tugas,
wewenang, dan sistem pengendalian, dapat memengaruhi interaksi sosial dan perilaku individu dalam
organisasi. Faktor-faktor ini dapat membentuk pola komunikasi, kerjasama, dan konflik dalam
organisasi.

Dengan menganalisis kejadian atau permasalahan dalam organisasi pada ketiga tingkatan ini, kita dapat
memahami pengaruh dan dinamika perilaku individu, kelompok, dan organisasi dalam konteks
organisasi secara lebih komprehensif.

2.5 Pendekatan-Pendekatan untuk Memahami Perilaku Individu

Manusia yang bekerja dalam organisasi memiliki keunikan masing-masing karena mereka memiliki latar
belakang yang berbeda, seperti budaya, umur, pendidikan, pengalaman, kebutuhan, motivasi, dan lain-
lain. Oleh karena itu, manajer dalam memahami, mengarahkan, dan mengelola perilaku individu dalam
organisasi dapat memanfaatkan teori, metode, dan prinsip dari berbagai ilmu perilaku dan ilmu sosial,
seperti Psikologi, Psikologi Sosial, Sosiologi, Antropologi, Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu
Manajemen.

Untuk memahami perilaku individu, ada tiga pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
Pendekatan kognitif: Pendekatan ini melihat perilaku individu sebagai respons terhadap rangsangan
yang ada. Perilaku individu terjadi karena adanya rangsangan, dan sebagai respons terhadap rangsangan
tersebut, individu memberikan respon tertentu. Sebagai contoh, jika seseorang bertemu dengan teman
yang bersikap baik, maka mereka cenderung merespons dengan sikap baik pula.

Pendekatan penguatan: Pendekatan ini mengakui bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh gerakan
refleks yang dikendalikan oleh sistem syaraf motorik di otak. Sebagai contoh, jika seseorang menyentuh
api, secara refleks mereka akan menarik tangannya karena merasakan panasnya api.

Pendekatan psikoanalitis: Pendekatan ini melihat bahwa perilaku individu dipengaruhi oleh kepribadian.
Individu yang memiliki kepribadian yang matang adalah mereka yang dapat membedakan antara
perilaku yang baik dan buruk bagi diri mereka sendiri dan lingkungan. Mereka tidak hanya
memprioritaskan kepentingan pribadi, tetapi juga memperhatikan kepentingan lingkungan sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai