Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERILAKU ORGANISASI

“KEPRIBADIAN DAN EMOSI”

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Studi prilaku organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks
organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak
faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model
dari faktor-faktor ini.

Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol,
memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari
pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang
berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah
bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan
peranan penting dalam perkembangan organisasidan keberhasilan kerja, yang diantaranya
membahas tentang Kepribadian dan Emosi, kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dengan prilaku
organisasi.

Kepribadian dan emosi akan mempengaruhi individu didalam sebuah organisasi. Maka dari itu
sangat diperlukan seseorang untuk tahu dan mengerti apa itu kepribadian baik dari segi pengertian,
ciri – ciri, dll. Dengan penguasaan materi tentang Kepribadian ini diharapkan setiap individu akan
bisa menempatkan dirinya didalam sebuah organisasi setelah menguasai materi tersebut.
Keberhasilan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh setiap individu di dalamnya.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah definisi dari Kepribadian, ciri – ciri, serta pengaruhnya terhadap prilaku dalam
organisasi ?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari Kepribadian secara psikologis maupun definisi sehari
harinya, ciri – ciri, atribut kepribadian utama yang mempengaruhi prilaku oraganisasi, serta
mengetahui kepribadian dan budaya nasional.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Manfaatnya untuk Mahasiswa adalah sebagai panduan atau tunjangan dalam mata kuliah
Prilaku organisasi.

1.4.2 Manfaatnya Untuk Fakultas adalah sebagai tambahan karya tulis untuk memperkaya
materi mengenai Prilaku Organisasi.

1.4.3 Manfaatnya untuk Masyarakata dan dunia kerja, jika seseorang telah mengerti apa itu
kepribadian dan emosi dan tau cara mengendalikannya dalam dunia organisasi maka akan sangat
berguna untuk kemajuan sebuah perusahaan dan masyarakat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Perilaku Organisasi

Menurut Thoha (2007:5) perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.

Menurut Duncan dalam Thoha (2007:5) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam suatu perilaku
organisasi adalah sebagai berikut:

a) Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu
tingkah laku yang berusaha menjelaskan

b) Tindakan-tindakan manusia didalam organisasi.

c) Perilaku organisasi sebagaiman suatu disiplin ilmu mengenai bahwa individu dipengaruhi oleh
bagaimana pekerjaan diatur adan siapa yang bertanggung jawab untuk pelaksanaannya.

d) Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih
memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan yang
bisa dijalankan.

2.2 Pengertian Kepribadian


Kepribadian merupakan pola khas seseorang dalam berpikir, merasakan dan berperilaku yang
relatif stabil dan dapat diperkirakan (Dorland, 2002). Kepribadian juga merupakan jumlah total
kecenderungan bawaan atau herediter dengan berbagai pengaruh dari lingkungan serta
pendidikan, yang membentuk kondisi kejiwaan seseorang dan mempengaruhi sikapnya terhadap
kehidupan (Weller, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kepribadian
meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat diperkirakan pada diri seseorang, yang
digunakan untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah
lakunya itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Definisi Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukkan oleh seseorang.

3.1.1 Kepribadian menurut pengertian sehari-hari

Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti
kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel
diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan
semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.

3.1.2 Kepribadian menurut psikologi

Berdasarkan penjelasan Gordon Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai
suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus
proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport
menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.

Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan
Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda.
Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian
yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis
dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah
penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons
individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-
kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
3.2 Faktor Penentu Kepribadian

3.2.1 Faktor keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Tinggi fisik, bentuk wajah, gender,
temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang
pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang
tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.
Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap
argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian
seseorang. Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-
anak. Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir. Dasar ketiga
meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi. Penelitian
terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan.
Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan
dengan karakteristik genetis bawaan. Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian
mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan
dan warna rambut.

Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir
dan dibesarkan secara terpisah. Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri
perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata
terkait dengan faktor genetis. Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak
begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang
kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan
kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya
yang dibesarkan bersama-sama.

3.2.2 Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan
dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial, dan
pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor lingkungan ini memiliki peran
dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan
nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring
berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya
memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain. Misalnya, orang orang Amerika Utara memiliki
semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus
tertanam dalam diri mereka melaluibuku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-
orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan
dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan
keluarga daripada pekerjaan dan karier.

3.3 Ciri – ciri Kepribadian

Semakin konsisten karakteristik individu dan semakin sering terjadi dalam berbagai situasi, maka
semakin penting ciri-ciri itu untuk menggambarkan individu.
a. Pencarian awal atas ciri-ciri primer : Ada 16 ciri-ciri yang dianggap sebagai sumber perilaku yang
konstan dan mantap yaitu : pendiam – ramah, kurang cerdas – lebih cerdas, dipengaruhi oleh
perasaan – stabil secara emosional, penurut – dominan, serius – tak kenal susah, bijaksana – berhati-
hati, malu-malu – suka bertualang, keras – sensitif, percaya – curiga, praktis – imaginatif, jujur – lihai,
yakin – ragu-ragu, konservatif, suka bereksperimen, tergantung kelompok – mandiri, tak terkendali –
terkendali, santai – tegang.

b. The Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) : adalah salah satu kerangka kerja kepribadian dengan
100 pertanyaan yang menanyakan kepada orang bagaimana mereka biasanya bertindak atau merasa
dalam situasi tertentu. Individu pada akhirnya akan diklasifikasikan sebagai ekstrovet (E) dan intovert
(I), sensing (S) atau intuitif (N), berpikir (T) atau merasa (F), dan memahami (P) atau menilai (J).
Hasilnya nanti akan dirangkai seperti misalnya INTJ dalah kaum visioner, ESTJ adalah pengorganisasi,
ENTP adalah pengagas, dllnya.

c. Model lima besar : adalah 5 dimensi dasar hasil riset terbaru yang melandasi semua ciri dan
meliputi sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia, yaitu :

a. Ekstraversi : mencakup tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang yang ekstravert akan
cenderung suka berkelompok, tegas, dan mampu bersosialisasi. Kaum introvert cenderung pendiam,
malu-malu, dan tenang.

b. Kemampuan untuk bersepakat : merujuk pada kecennderungan untuk tunduk pada orang lain.
Orang yang skornya tinggi akan kooperatif, hangat, dan percaya. Sedangkan yang rendah akan
dingin, tidak mampu bersepakat, dan antagonistik.

c. Sifat mendengarkan suara hati : merupakan ukuran dari keandalan. Orang yang peka terhadap
suara hati akan bertanggung jawab, terorganisir, dapat dipercaya, dan gigih. Sedangkan yang
sebaliknya akan mudah bingung, tidak terorganisir, dan tidak handal.

d. Stabilitas emosional : merujuk pada kemampuan untuk bertahan terhadap stress. Orang yang
skornya tinggi akan cenderung tenang, percaya diri, dan aman. Yang sebalinya akan cenderung
gelisah, cemas, gugup, tertekan, dan tidak aman.

e. Keterbukaan terhadap pengalaman : merujuk pada kisaran minat individual dan kekaguman
terhadap hal baru. Orang yang terbuka akan kreatif, ingin tahu, dan sensitif secara artistik.
Sedangkan yang sebaliknya akan konvensional dan menemukan kenyamanan dalam keakraban.

Penelitian atas kredibilitas Lima Besar ini menghasilkan sejumlah besar bukti bahwa individu yang
dapat dipercaya, andal, hati-hati, teliti, mampu membuat rencana, terorganisasi, kerja keras, gigih,
dan berorientasi pada prestasi cenderung memilki jabatan yang lebih tinggi dalam sebagian besar
atau semua kedudukan.

Kepribadian Utama Yang Mempengaruhi Prilaku Organisasi

1. Evaluasi inti diri

Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri,
apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang
kendali atau tidak berdaya atas [lingkungan]] mereka. Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan
oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali. Harga diri didefinisikan sebagai tingkat
menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak
berharga sebagai seorang manusia.

2. Machiavellianisme

Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak


emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian
Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang
menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.

3. Narsisisme

Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang
berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri. Sebuah penelitian
mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila
dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai
pemimpin yang lebih buruk. Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu
lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang
rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka. Individu narsisis juga
cenderung egoisdan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk
keuntungannya.

4. Pemantauan diri

Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor
situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan
kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional
eksternal. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung
lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan
individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

5. Kepribadian tipe A

Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk
mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang
dari orang atau hal lain. Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan
dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil.
Karakteristik tipe A adalah:

Selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;

Merasa tidak sabaran;

Berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;

Tidak dapat menikmati waktu luang;


Terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka
peroleh.

6. Kepribadian proaktif

Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun
hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif
daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.

3.5 Kepribadian Dan Budaya Nasional

Tidak ada tipe kepribadian umum untuk satu negara tertentu. Namun budaya suatu negara
mempengaruhi karakteristik yang dominan dari penduduknya, Ini dapat dilihat dengan
memperhatikan lokus kendali dan kepribadian tipe A. Misalnya saja, dalam budaya seperti Amerika
Utara, orang percaya bahwa mereka dapat mendominasi lingkungan mereka, sebaliknya dengan
orang-orang di Timur Tengah. Hal ini menyebabkan proporsi orang-orang internal dalam angkatan
kerja Amerika lebih besar daripada angkatan kerja Arab saudi dan Iran.

Sedangkan kepribadian tipe A akan paling banyak di negara-negara kapitalis, misalnya Amerika dan
Kanada, dimana prestasi dan keberhasilan material sangat dihargai. Sementara dinegara seperti
Swedia dan Prancis tidak.

3.6 Mencapai Kecocokan Kepribadian

Kecocokan orang dengan pekerjaan adalah mencocokkan enam tipe kepribadian dan
mengemukakan bahwa kecocokkan antara tipe kepribadian dan lingkungan kedudukan menentukan
kepuasan dan keluar masuknya karyawan. Teori ini dikemukakan oleh John Holland, tipe-tipenya
antara lain :

a. Realistis : menyukai kegiatan fisik yang menuntut ketrampilan, kekuatan, dan koordinasi.
Karakternya adalah pemalu, tahan, stabil, mudah menyesuaikan diri, dan praktis.

b. Investigatif : menyukai kegiatan yang mencakup pemikiran, pengorganisasian, dan pemahaman.


Karakternya adalah analitis, asli, ingin tahu, dan independen.

c. Sosial : menyukai kegiatan yang mencakup membantu dan mengembangkan yang lain.
Karakternya adalah mampu bergaul, bersahabat, kooperatif, dan memahami.

d. Konvensional : menyukai kegiatan yang diatur dengan peraturan, jelas, dan tidak bersifat mendua.
Karakternya adalah mudahmenyesuaikan diri, efisien, praktis, tidak imaginatif, tidak luwes.
e. Enterprising : menyukai kegiatan verbal dimana ada peluang untuk mempengaruhi yang lai dan
mendapatkan kekuasaan. Karakternya adalah percaya diri, ambisi, energetik, dan mendominasi.

f. Artistik : menyukai kegiatan yang bersifat mendua dan tidak sistematik, yang memungkinkan
ekspresi yang kreatif. Karakternya adalah imaginatif, tidak teratur, idealistis, emosional, dan tidak
praktis.

Teori ini mengatakan bahwa kepuasan paling tinggi berarti keluar masuknya karyawan paling rendah
bila kepribadian dan kedudukan/jenis pekerjaannya sesuai.

Kecocokan organisasi-orang : yaitu bahwa orang meninggalkan pekerjaan yang tidak cocok dengan
kepribadiannya.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukkan oleh seseorang.

Emosi adalah reaksi terhadap suatu objek, bukan suatu sifat. Sedangkan suasana hati tidak dikaitkan
dengan suatu objek. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati bila kita kehilangan fokus pada
objek yang kontekstual

4.2 Saran

Seperti yang kita ketahui kepribadian dan emosi memilki definisi dan ciri ciri yang sudah disebutkan
diatas, maka untuk dapat meningkatkan kinerja dalam prilaku organisasi kita hendaknya tahu betul
apa itu pengertian ciri manfaat serta memahami apa itu emosi dan kepribadian seseorang sehingga
dalam proses pengorganisasian tidak terjadi kesalahan dalam perekrutan di dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

http://ebookpp.com/pe/pengertian-kepribadian-menurut-ahli-doc.html

http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/uploads/publikasi_dosen/mengenal%20tipe
%20kepribadian%20dan%20kesadaran%20manusia.pdf

http://www.contohmakalah.net/pdf/iii-kepribadian

http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/pengantar_ilmu_antropologi/bab3_kepribadian.pdf

http://belajarpsikologi.com/pengertian-emosi/

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

http://yasinta.net/kepribadian-dan-emosi/

Anda mungkin juga menyukai