Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

Filsafat Yunani dalam sejarah filsafat merupakan tonggak pangkal munculnya filsafat. Filsafat muncul
sekitar abad 6 SM dan disebut dengan filsafat alam. Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam
atau proses terjadinya alam. Para filosof pada masa itu berusaha untuk mendapatkan keterangan
tentang inti dasar alam dari daya pikirnya sendiri. Filsafat Pra Socrates adalah filsafat yang dilahirkan
karena kemenangan akal atas dongeng atau mitos-mitos yang diterima dari agama yang
memberitahukan asal muasal segala sesuatu.

Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat. Thales adalah orang yang pertama
kali mengajukan thesis bahwa segala sesuatunya berasal dari air. Thales mengatakan bahwa blok
penyusun jagad raya ini adalah air. Artinya pohon, batu, rumah semuanya muncul dari air. Makalah ini
akan membahas tentang riwayat hidup Thales. Sejarah pemikiran dan latar belakang sosial Thales, serta
pemikiran-pemikiran yang dikemukakan Thales.

Bagi kita yang hidup pada masa sekarang mungkin hal yang dikemukakan Thales merupakan hal yang
aneh. Tapi jagad raya pada masa Thales dikelilingi oleh air, selain itu menurutnya air dapat berubah
bentuk. Air dapat membeku menjadi es, jika air dipanaskan akan menjadi uap.

Oleh karena itu, tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui awal terciptanya pemikiran-pemikiran
ilmiah yang mendorong kemajuan ilmu pengetahuan pada masa Pra Socrates yaitu masa Sebelum
Masehi. Dengan makalah ini, pembaca dapat mengetahui tentang riwayat hidup seorang filsuf pertama
yang membuka cakrawala pemikiran menggunakan akal, dapat mengetahui sejarah pemikiran dan latar
belakang sosial Thales serta dapat mengetahui pemikiran-pemikiran yang dikemukakan oleh Thales.

B. RIWAYAT HIDUP / PENDIDIKAN

Thales lahir pada tahun 624-625 SM di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-orang
Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur memungkinkan orang-orang di sana mengisi waktu
dengan berdiskusi dan berpikir tentang segala. Aliran tradisi yang dianut oleh Thales adalah Filsafat
Lonian, Mazhab Miletos dan Filsafat Alam. Minat utama Thales di bidang etika, metafisika, matematika,
dan astronomi.

Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales,
pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales
dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di
dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Selain sebagai filsuf, Thales juga
dikenal sebagai ahli geometri, astronomi dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan anaximenes,
Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.[1]

Thales berasal dari kota pelabuhan Lonian, Miletos yang merupakan muara sungai Meander, sekarang
adalah Provinsi aydin yang masuk ke dalam negara Turki modern. Miletus lama adalah puasat utama
perkembangan ilmu pengetahuan dan filsafat di Yunani Kuno. Ia juga dikenal sebagai salah satu dari
tujuh orang bijakdari Yunani ( seven sages of greek ). Thales digolongkan dalam kelompok filsuf pra-
socrates. [2]

Thales digelari bapak filsafat karena dia adalah orang yang pertama mengajukan pertanyaan yang amat
mendasar yaitu “ what is the nature of the world stuff ?“ ( Apa sebenarnya bahan alam semesta ini? ).
Terlepas dari apapun jawabannya pertanyaan ini mengangkat namanya menjadi filosof pertama. Thales
menjawab air, jawabannya sangat sederhana, karena Thales menjawab air sebagai dasar alam semesta.
Barangkali karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan, dan menurut
pendapatnya bumi terapung di atas air.[3]

Manusia yang berasal dari Miletus ini dianggap sebagai bapak semua filosof Eropa, dan pendiri dari pada
Mazhab Milesia, dan juga yang di perkirakan mengenalkan geometri Mesir kuno pada orang–orang
Yunani. Thilly memasukkan Thales sebagai salah seorang dari aliran filsafat alam milesia, di samping
Anaximander dan Anaximenes, yang mendekati dari sudut hukum – hukum alam untuk memecahkan
setiap persoalan, sampai pada masalah agama dan tuhan, dengan mempercayakan pada kekuatan akal
pikiran.[4]

Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis tentang pemikran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama
didapat melalui tulisan Aristoteles. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama
kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, thales juga dianggap sebagi
perintis filsafat alam ( natural philosophy ).

C. SEJARAH PEMIKIRAN DAN LATAR BELAKANG SOSIAL

Thales adalah pemikir pertama dalam sejarah filsafat barat yang mencoba membaca gejala alam tanpa
menghubungkannya dengan kehendak para dewa yang saat itu digambarkan dengan simbol dewa yang
berbentuk dan berprilaku seperti manusia ( anthropomorphic gods ) atau dikenal sebagai dewa orang
Homerian. Ia mencoba menjelaskan berbagai gejala alam pada saat itu dengan pendekatan atau didasari
dengan prinsip-prinsip atau ide yang akan menjadi metode ilmiah modern yang dikenal saat ini.

Thales juga digambarkan sebagai orang yang berprilaku cukup modern, yaitu ketika ia berinvestasi uang
secara besar-besaran untuk mengadakan mesin pemeras minyak zaitun sebelum panen raya dan
menjadikannya kaya raya dari bisnis itu. Thales juga mendapatkan predikat sebagai figur seorang
entrepreneur. Dengan dukungan kekayaannya dia dapat lebih berkonsentrasi pada filsafat dan ilmu
pengetahuan yang digemarinya saat itu yaitu pada era Yunani Kuno pada abad ke-7 SM.[5]
Thales sebagai seorang filsuf tidak lagi mengasalkan fenomena alam dengan keberadaan dewa dewi.
Pemikiran mitologis menyatakan bahwa kejadian alam adalah diakibatkan oleh kehendak dewa dewi.
Misalkan petir dari kemarahan zeus dan badai dari kemarahan posseidon. Dengan jenis pemikiran
seperti ini ilmu pengetahuan tidak akan pernah maju. Kejadian alam tidak masuk akal dia atasi dengan
usaha-usaha non-rasional.thales menggunakan metode yang mengandalkan pola pikir mitologis yang
untuk menjelaskan fenomena alam. Dengan demikian membuka cakrawala pemahaman baru , diamana
dunia tidak hanya menyebut dewa dewi semata.[6]

Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri Mesir. Ia menemukan ilmu ukur dan
membawanya ke Yunani. Thales memiliki ilmu tentang cara mengukur tinggi pirmid dari bayangannya,
cara mengukur jauhnya kapal di laut dari sebuah pantai, mempunyai teori tentang banjir tahunan Sungai
Nil di Mesir. Thales berhasil meramal terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 mei 585 SM. Oleh
karena itu, ia dikenal sebagai ahli astronomi dan metafisika. Berbagai penemuan Thales mengiring cara
berpikir manusia dari mitos-mitos kepada alam nyata yang empirik.

Pandangan Thales merupakan cara berpikir yang sangat tinggi, karena sebelumnya orang-orang Yunani
lebih banyak mengambil jawaban-jawaban tentang alam dengan kepercayaan dan mitos-mitos yang
dipenuhi ketakhayulan. Thales membuka alam pikiran dan keyakinan tentang alam serta asak
muasalnya, tanpa menunggu hadirnya penemuan ilmiah atau dalil-dalil agamais. Bagi Thales semua
kehidupan berasal dari air. Air adalah causa prima dari segala yang ada yang jadi, tetapi juga akhir dari
segala yang ada dan yang jadi. Di awal air dan di ujung air, atau dengan perkataan filosofis air adalah
subrat ( bingkai ) dan substansi ( isi ). Bertitik tolak pada pemikiran tersebut ada jurang antara hidup
dengan mati.[7]

D. PEMIKIRAN FILSAFAT

1. Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu

Thales berpendapat bahwa air adalah unsur dasar kehidupan dan unsur dasar dunia ini. Pendapatnya
menyatakan bahwa dunia ini datar seperti papan yang mengapung di atas air sehingga kepulauan yang
berada di sekitar Miletus dianggap sebagai bukti kebenaran bahwa bumi ini layaknya papan-papan
mengapung di atas air.[8]

Pengalaman yang dilihatnya sehari-hari dijadikan pikirannya untuk menyusun bangun alam. Sebagai
orang pesisir, dia dapat melihat setiap hari betapa laut menjadi sumber hidup. Di Mesir, ia melihat nasib
rakyat di sana bergantung kepada air Sungai Nil. Air Sungai Nil yang menyuburkan tanah di sepanjang
alirannya, sehingga dapat didiami manusia. Jika tidak ada Sungai Nil yang melimpahkan airnya sewaktu-
waktu ke darat , negeri mesir menjadi padang pasir. Sebagai seorang saudagar pelayar, Thales melihat
kemegahan air laut, yang menimbulkan rasa takjub. Sewaktu-waktu air laut menggulung dan
menghanyutkan, memusnahkan serta menghidupkan. Di sini dihapuskannya segala yang hidup. Akan
tetapi, bibit dan buah kayu-kayuan yang ditumbangkannya itu dihanyutkan dan dihantarkannya ke
pantai tanah lain. Bibit dan buah tumbuh di sana, kemudian menjadi tanaman hidup.[9]

Pendapat Thales bahwa segala sesuatu berasal dari air juga disebabkan oleh pandangannya yang
menganggap bahwa semua bahan makanan dan semua makhluk hidup mengandung air, serta semuanya
memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat berubah-ubah bentuk ( padat, cair dan
gas ) tanpa menjadi berkurang.

2. Pandangan Tentang Jiwa

Naluriah imanen Thales adalah animisme, yang mempercayai bahwa bukan hanya yang hidup saja
mempunyai jiwa. Aristoteles menamakan pendapat Thales yang menyatakan bahwa jagad raya ini
memiliki jiwa dengan nama hylezoisme. Dalam pandangan Thales, animisme ialah kepercayaan bahwa
bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi juga benda mati. Kepercayaan Thales tersebut
didasari oleh pengalamannya, besi berani dan batu api yang digosok sampai panas dapat menarik
barang yang berada di dekatnya.[10] Karena itulah Thales mempunyai pandangan bahwa segala sesuatu
mempunyai jiwa.

3. Teorema Thales

Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati
belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales berisi sebagai berikut:

Jika AC adalah sebuah diameter, maka sudut B adalah selalu sudut siku-siku

Teorema Thales : DE = AE = AD

BC AC AB
a. Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya

b. Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.

c. Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.

d. Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.

e. Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan
bagian dasar tersebut telah ditentukan.

Thales menggunakan teorema tersebut untuk mengukur tinggi piramid dengan cara mengukur bayangan
piramid yang terjadi akibat sinar matahari.

4. Pandangan Politik

Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-orang Ionia yang
sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan abad ke-6 SM. Thales
menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi bersama di
kota Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut, kota-kota lain di Ionia
dapat dianggap seperti distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia. Dengan demikian, Ionia telah
menjadi sebuah polis yang bersatu dan tersentralisasi.[11]

E. PENUTUP

Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat barat pada abad ke-6 SM. Sebelum Thales,
pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales
dianggap sebagai kegiatan berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di
dalamnyatanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Selain sebagai filsuf, Thales juga
dikenal sebagai ahli geometri, astronomi dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan anaximenes,
Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.

Pemikiran Thales mengawali pemikiran yang ilmiah. Thales menggunakan metode yang mengandalkan
pola pikir untuk menjelaskan fenomena alam. Dengan demikian Thales membuka cakrawala
pemahaman baru, dimana dunia tidak hanya sekedar menyebut dewa dewi semata.

Pemikiran-pemikiran filsafat Thales :

a) Air sebagai prinsip dasar segala sesuatu

Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah dunia ini datar seperti papan yang mengapung
di atas air sehingga kepulauan yang berada di sekitar Miletus dianggap sebagai bukti kebenaran bahwa
bumi ini layaknya papan-papan mengapung di atas air dan semua makhluk hidup mengandung air.

b) Pandangan tentang jiwa

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagad raya ini mempunyai jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat
pada benda hidup, tetapi juga pada benda mati.

c) Teorema Thales

Teorema Thales dikenal dalam bidang geometri.

d) Pandangan politik

Thales menyarankan orang-orang Lonia untuk membentuk pusat pemerintahan dan administrasi di kota
Teos yang memiliki posisi sentral di seluruh lonia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul hakim,Atang.dkk.2008Filsafat Umum dari Mitologi sampai Teofilosofi,Bandung:CV.PUSTAKA


SETIA,Cet.ke-1

Ari Yuana,Kumara.2010.The Greatest Philosophers.Yogyakarta:CV.ANDI OFFSET

Tafsir,Ahamad.1990.Filsafat Umum Akal dan Hati sejak Thales sampai Capra.bandung:PT.REMAJA


ROSDAKARYA

Syaifullah,Ali.Antara Filsafat dan Pendidikan Pengantar Filsafat Pendidikan.Surabaya:Usaha Nasional

http://filsafatilmu.com/artikel/teori/sejarah-fisika-para-filsuf-alam-yunani-kuno-thales

http://id.wikipedia.org/wiki/Thales#Riwayat_Hidup

Anda mungkin juga menyukai