Disusun Oleh :
1. Okta Anita P
1. Okta Anita Pouw, S.Pd
2. Ifandi Khainur Rahim, S.Psi
3. Arif Rahman
2.
4. dr. Sudira
Magister Manajemen
2021
Kata Pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,dan karunia-
Mu kami dapat menyelesaikan makalah Struktur dan Prilaku Organisasi dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bpk. Sobarna selaku Dosen
mata kuliah Struktur dan Perilaku Organisasi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Perilaku Keorganisasian. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan
saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..............................................................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
BAB II..........................................................................................................................................3
KEPRIBADIAN DAN EMOSI.....................................................................................................3
BAB III.........................................................................................................................................9
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU..................................................9
BAB IV.......................................................................................................................................21
KESIMPULAN...........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
Kepribadian dan emosi akan mempengaruhi individu didalam sebuah organisasi. Maka dari itu
sangat diperlukan seseorang untuk tahu dan mengerti apa itu kepribadian dan emosi baik dari
segi pengertian, ciri – ciri, dll. Dengan penguasaan materi tentang Kepribadian dan Emosi ini
diharapkan setiap individu akan bisa menempatkan dirinya didalam sebuah organisasi setelah
menguasai materi tersebut. Keberhasilan sebuah organisasi sangat ditentukan oleh setiap
individu di dalamnya.
a. Apakah definisi dari kepribadian, emosi, ciri – ciri, dan dimensi emosi ?
a. Untuk mengetahui definisi kepribadian dan emosi secara psikologis maupun definisi sehari
harinya, ciri – ciri, atribut kepribadian utama yang mempengaruhi prilaku oraganisasi
b. Untuk mengetahui pengaruh emosi dan kepribadian terhadap prilaku organisasi.
c. Untuk mengetahui definisi persepsi dan factor-faktor yang mempengaruhi persepsi.
d. Untuk mengetahui hubungan persepsi dan pengambilan keputusan.
1.4 Manfaat Penulisan
a. Manfaatnya untuk Mahasiswa adalah sebagai panduan atau referensi dalam mata kuliah
Prilaku Organisasi.
b. Manfaatnya Untuk Fakultas adalah untuk menambah karya tulis yang memperkaya materi
mengenai kepribadian, emosi,persepsi dan pengambilan keputusan.
c. Manfaatnya untuk Masyarakat dan dunia kerja adalah jika seseorang telah mengerti tentang
kepribadian, emosi,persepsi,dan pengambilan keputusan, juga tahu cara mengendalikannya
dalam dunia organisasi maka akan sangat berguna untuk kemajuan sebuah perusahaan dan
masyarakat.
BAB II
KEPRIBADIAN DAN EMOSI
b. Faktor lingkungan
Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah
lingkungan dimana seseorang tumbuh dan dibesarkan norma dalam keluarga, teman, dan
kelompok sosial, dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami. Faktor
lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Sebagai contoh, budaya
membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya
dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens
berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.
Misalnya, orang orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi,
kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melaluibuku, sistem
sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila
dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama
individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.
2.3 Ciri – ciri Kepribadian
Semakin konsisten karakteristik individu dan semakin sering terjadi dalam berbagai
situasi, maka semakin penting ciri-ciri itu untuk menggambarkan individu.
a. Pencarian awal atas ciri-ciri primer : Ada 16 ciri-ciri yang dianggap sebagai sumber perilaku
yang konstan dan mantap yaitu : pendiam – ramah, kurang cerdas – lebih cerdas, dipengaruhi
oleh perasaan – stabil secara emosional, penurut – dominan, serius – tak kenal susah,
bijaksana – berhati-hati, malu-malu – suka bertualang, keras – sensitif, percaya – curiga,
praktis – imaginatif, jujur – lihai, yakin – ragu-ragu, konservatif, suka bereksperimen,
tergantung kelompok – mandiri, tak terkendali – terkendali, santai – tegang.
b. The Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) : adalah salah satu kerangka kerja kepribadian
dengan 100 pertanyaan yang menanyakan kepada orang bagaimana mereka biasanya
bertindak atau merasa dalam situasi tertentu. Individu pada akhirnya akan diklasifikasikan
sebagai ekstrovet (E) dan intovert (I), sensing (S) atau intuitif (N), berpikir (T) atau merasa
(F), dan memahami (P) atau menilai (J). Hasilnya nanti akan dirangkai seperti misalnya INTJ
dalah kaum visioner, ESTJ adalah pengorganisasi, ENTP adalah pengagas, dan lainnya.
c. Model lima besar : adalah 5 dimensi dasar hasil riset terbaru yang melandasi semua ciri dan
meliputi sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia, yaitu :
a) Ekstraversi : mencakup tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Orang yang
ekstravert akan cenderung suka berkelompok, tegas, dan mampu bersosialisasi. Kaum
introvert cenderung pendiam, malu-malu, dan tenang.
b) Kemampuan untuk bersepakat : merujuk pada kecennderungan untuk tunduk pada orang
lain. Orang yang skornya tinggi akan kooperatif, hangat, dan percaya. Sedangkan yang
rendah akan dingin, tidak mampu bersepakat, dan antagonistik.
c) Sifat mendengarkan suara hati : merupakan ukuran dari keandalan. Orang yang peka
terhadap suara hati akan bertanggung jawab, terorganisir, dapat dipercaya, dan gigih.
Sedangkan yang sebaliknya akan mudah bingung, tidak terorganisir, dan tidak handal.
d) Stabilitas emosional : merujuk pada kemampuan untuk bertahan terhadap stress. Orang
yang skornya tinggi akan cenderung tenang, percaya diri, dan aman. Yang sebalinya akan
cenderung gelisah, cemas, gugup, tertekan, dan tidak aman.
e) Keterbukaan terhadap pengalaman : merujuk pada kisaran minat individual dan
kekaguman terhadap hal baru. Orang yang terbuka akan kreatif, ingin tahu, dan sensitif
secara artistik. Sedangkan yang sebaliknya akan konvensional dan menemukan
kenyamanan dalam keakraban.
Penelitian atas kredibilitas Lima Besar ini menghasilkan sejumlah besar bukti bahwa
individu yang dapat dipercaya, andal, hati-hati, teliti, mampu membuat rencana, terorganisasi,
kerja keras, gigih, dan berorientasi pada prestasi cenderung memilki jabatan yang lebih tinggi
dalam sebagian besar atau semua kedudukan.
2.4. Kepribadian Utama Yang Mempengaruhi Prilaku Organisasi
B . D A L A M D IR I T A R G E T
M E M P E R S E P S IK A N
A .D A L A M D IR I Y G
C . S IT U A S I
1. Sesuatu yg baru 1. Waktu
1. Sikap & Nilai 2. Gerakan 2. Keadaan kerja
2. Motif 3. Suara 3. Keadaan sosial
3. Minat 4. Ukuran
4. Pengalaman 5. Latar belakang
5. Harapan 6. Pendekatan
6. Mood 7. Kemiripan
7. Personality 8. Perilaku
9. Komunikasi verbal &
non verbal
Evaluasi kinerja
Penilaian kinerja seorang karyawan sangat bergantung pada proses perseptual. Walaupun
penilaian ini bisa objektif, namun banyak yang dievaluasi secara subjektif. Ukuran subjektif
adalah berdasarkan pertimbangan, yaitu penilai membentuk suatu kesan umum mengenai
karyawan. Semua persepsi dari penilai akan mempengaruhi hasil penilaian tersebut.
Upaya karyawan
Dalam banyak organisasi, tingkat upaya seorang karyawan dinilai sangat penting, jadi
bukan hanya kinerja saja. Namun penilaian terhadap upaya ini sering merupakan suatu
pertimbangan subjektif yang rawan terhadap distorsi-distorsi dan prasangka (bias) perseptual.
Kesetiaan karyawan
Pertimbangan lain yang sering dilakukan manager terhadap karyawan adalah apakah
karyawan tersebut setia atau tidak kepada organisasi. Sayangnya, banyak dari penilaian kesetiaan
tersebut bersifat pertimbangan. Misalnya saja individu yang melaporkan tindakan tak etis dari
atasan dapat dilihat sebagai bertindak demi kesetiaan kepada organisasi ataupun sebagai
pengacau.
Pembentukkan Profil
Pembentukkan stereotip dimana satu kelompok individu dipilih biasanya berdasarkan ras
atau etnis untuk penyelidikan intensif, inspeksi ketat atau investigasi
Pengambilan kuputusan individual, baik ditignkat bawah maupun atas, merupakan suatu
bagian yang penting dari perilaku organisasi. Tetapi bagaimana individu dalam organisasi
mengambil keputusan dan kualitas dari pilihan mereka sebagiah besar dipengaruhi oleh persepsi
mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah. Terdapat
suatu penyimpangan antara suatu keadaan dewasa ini dan sesuatu keadaan yang diinginkan, yang
menuntut pertimbangan arah tindakan alternatif. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai
penurunan penjualan sebesar 2% sangat tidak memuaskan, namun didivisi lain penurunan
sebesar itu dianggap memuaskan oelh managernya.
Perlu diperhatikan bahwa setiap keputusan menuntut penafsiran dan evaluasi terhadap
informasi. Karena itu, data yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditafsirkan. Misalnya, data
mana yang relevan dengan pengambilan keputusan. Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut
menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya.
3.6 Pengambilan Keputusan
Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang
dilakukan melalui satu pemilihan alternatif dari berbagai alternatif. Pengambilan keputusan
adalah suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari berbagai alternatif secara sistematis untuk
ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Pengambil keputusan yang optimal adalah rasional. Artinya dia membuat pilihan
memaksimalkan nilai yang konsisten dalam batas-batas tertentu. Terdapat asumsi-asumsi khusus
yang mendasari model ini. Asumsi tersebut yaitu :
a) Model Rasional
Enam langkah dalam model pengambilan keputusan rasional diurutkan sebagai berikut :
Tetapkan masalah
Identifikasikan criteria keputusan
Alokasikan bobot pada criteria
Kembangkan Alternatif
Evaluasi alternatif
Pilihlah alternatif terbaik
b) Asumsi Model
Model pengambilan keputusan rasional yang baru saja digambarkan mengandung sejumlah
asumsi sebagai berikut :
Kejelasan masalah
Pilihan-pilihan diketahui
Pilihan yang jelas
Pilihan yang konstan
Tidak ada batasan waktu atau biaya
Pelunasan maksimum
b. Intuisi
Pengambilan keputusan intuitif seperti yang digunakan oleh Joe Garcia baru-baru ini
muncul dan disegani. Ada sejumlah cara untuk mengkonseptualkan intuisi. Pengambilan
keputusan secara intuitif sebagai suatu proses tak sadar yang dicipakan dari dalam pengalaman
yang tersaring.
c. Identifikasi Masalah
Masalah-msalah yang tampak cenderung memiliki probabilitas terpilih yang lebih tinggi
disbanding masalh-masalah yang penting. Kita dapat menawarkan sekuarang-kurangnya 2
alasan. Pertama, mudah untuk mengenali masalah-masalah yang tampak. Kedua, perlu diingat
bahwa kita prihatin dengan pengambilan keputusan dalam organisasi.
d. Pengembangan Alternatif
Karena pengambil keputusan jarang mencari suatu pemecahan optimum, melainkan yang
agak memuaskan, kami berharap untuk menemukan suatu penggunaan minimal atas kreativitas
dalam mencari alternatif-alternatif.
e. Membuat Pilihan
Untuk menghinhari informasi yag terlalu sarat, para pengambil keputusan mengandalkan
heuristik atau jalan pintas penilaian dalam pengambilan keputusan. Terdapat dua macam
heuristik yaitu :
Heuristik ketersediaan, kecenderungan bagi orang-orang untuk mendasarkan penilain
pada informasi yang sudah ada di tangan mereka.
Heuristik representatif, menilai kemungkinan dari suatu kejadian dengan menarik analogi
dan meliha situasi identik di mana sebenarnya tidak identik.
Peningkatan komitmen, suatu peningkatan komitmen pada suatu keputusan sebelumnya
meskipun ada informasi negatif.
f. Perbedaan karakteristik individu akan mempengaruhi gaya pengambilan keputusan
Riset terhadap gaya pengambilan keputusan telah mengidentifikasi empat pendekatan
individual yang berbeda terhadap pengambilan keputusan. Keempat pendekatan ini meliputi
Analitis, Konseptual, Direktil, dan Behavioral. Selain meberikan satu kerangka untul melihat
perbedaan-perbedaan individual, gaya pengambilan keputusan dapat bermanfaat untuk
membantu anda memahami bagaiman dua orang yang tingkat intelegensinya sama, degan
mengakseske informasi yang sama, dapat berbeda dalam cara-cara mereka melakukan
pendekatan dalam keputusan dan pilihan terakhir yang mereka ambil.
(Catatan) *Tiap manajer memiliki lebih dari satu karakteristik, tetapi memiliki gaya
yang dominan, dan yang sebagai penunjang.
*Manajer yang luwes dapat menyesuaikan gayanya dengan situasi.
*Dua orang yang intelegensinya sama dan mengakses pada informasi yang
sama, dapat berbeda dalam pendekatan pengambilan keputusan.
g. Hambatan Organisasional
Orgaisasi sendiri merupakan penghambat bagi para pengambil keputusan.
1. Evaluasi Kinerja, para manajer sangat dipengaruhi dalam pengambilan keputusan mereka
oleh criteria yang mereka gunakan untuk mengevaluasi.
2. Sistem Imbalan, mempengaruhi pengambil keputusan dengan mengemukakan terhadap
mereka pilihan apa yang lebih disukai mengenai upah.
3. Pembatasan waktu yang menentukan system, organisasi menentukan tenggat waktu atas
keputusan-keputusan.
4. Perseden Historis, keputusan tidak diambil dalam keadaan vakum. Keputusan selalu ada
dalam konteks. Keputusan yang diambil di masa lalu adalah hantu yang terus-menerus
membayangi pilihan terakhir.
h. Perbedaan Budaya
Model rsional tidak membut pengakuan akan perbedaan budaya. Kita perlu mengakui
bahwa latar belakang budy dari pengambil keputusan dapat membawa pengaruh yang besar
terhadap seleksi masalahnya, kedalaman analitis, arti penting yang ditempatkan pada logika dan
rasionalitas, atau apakah keputusan organisasional hendaknya diambil secara otokratis oleh
seorang manajer individual atau secara kolektif dalam kelompok
3.10 Etika Dalam Pengambilan Keputusan
Pertimbangan etis merupakan suatu criteria yang penting dalam pengambilan keputusan
organisasioanal. Tiga cara yang berlainan untuk embuat kerangka keputusan dan memeriksa
factor-faktor yang membentuk perilaku pengambilan keputusan etis. Tiga criteria keputusan etis
tersebut yaitu :
1. Kriteria Utilitarian, keputusan diambil semata-mata atas hasil atau konsekuensi mereka.
Pada kriteria ini mendorong efisiensi dan produktivitas, tetapi dapat mengakibatkan
pengabaian hak dari beberapa individu.
2. Kriteria menekankan pada hak, mempersilahkan individu untuk mengambil keputusan
yang konsisten dengan kebebasan dan keistimewaan mendasar. Penggunaan hak sebagai
kriteria dapat memberikan kebebasan dan perlindungan kepada individu, tetapi dapat
merintangi efisiensi dan produktivitas.
3. Kriteria menekankan pada keadilan, mensyartkan individu untuk mengenakan dan
memperkuat aturan-aturan secara adil dan tidak berat sebelah sehingga ada pembagian
manfaat dan biaya yang pantas. Melindungi kepentingan individu yang kurang terwakili
dan yang kurang berkuasa, tetapi kriterian ini dapat mendorong kepemilikian yang akan
mengurangi pengambilan risiko, inovasi, dan produktivitas.
1. Utiliteranisme : Keputusan dibuat untuk memberikan manfaat yang terbesar bagi jumlah yang
terbesar. Dan ini konsisten dengan tujuan-tujuan efisiensi, produktifitas dan laba tinggi.
Misal ; Outsourcing, relokasi perusahaan.
2. Hak : Keputusan individu atas dasar hak individu mereka. Misal : pengungkapan masalah
perusahaan terhadap pihak luar.
3. Keadilan: Aturan-aturan harus adil dan tidak berat sebelah (missal : upah sama untuk pekerjaan
yang sama).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah
sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.
Emosi adalah reaksi terhadap suatu objek, bukan suatu sifat. Sedangkan suasana
hati tidak dikaitkan dengan suatu objek. Emosi dapat berubah menjadi suasana hati bila
kita kehilangan fokus pada objek yang kontekstual
4.2 Saran
Seperti yang kita ketahui kepribadian dan emosi memilki definisi dan ciri ciri
yang sudah disebutkan diatas, maka untuk dapat meningkatkan kinerja dalam prilaku
organisasi kita hendaknya tahu betul apa itu pengertian ciri manfaat serta memahami apa
itu emosi dan kepribadian seseorang sehingga dalam proses pengorganisasian tidak
terjadi kesalahan dalam perekrutan di dunia kerja nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Davis, Keith, dan John W. Newstrom. (1985). Perilaku dalam Organisasi. Jakarta:
Thoha, Miftah. ( 2005). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada