PERILAKU ORGANISASI
Tentang :
Budaya Organisasi
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 9
JURUSAN AKUNTANSI
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami sebagai penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan berkat-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Budaya Organisasi” ini dengan lancar.
Kesempurnaan hanya milik Tuhan yang Maha Esa sehingga makalah ini jauh dari kata
sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan sebagai
masukan yang digunakan dalam penyempurnaan makalah ini
Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman
bagi para pembaca tentang mata kuliah ini. Penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I. PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II.PEMBAHASAN
2.1 Pendahuluan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.1 Pendahuluan
Budaya organisasi adalah suatu karateristik yang ada pada sebuah organisasi dan
menjadi pedoman organisasi tersebut sehingga membedakannya dengan organisasi
lainnya. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah norma perilaku dan nilai-nilai yang
dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi dan digunakan sebagai dasar dalam
aturan perilaku dalam organisasi tersebut
Budaya merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh
anggota-anggota suatu organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dari organisasi
lainnya. Sistem pengamatan bersama ini, dalam pengamatan yang lebih seksama,
merupakan serangkaian karakter penting yang menjadi nilai bagi suatu organisasi.
Penelitian terakhir menyatakan bahwa terdapat tujuh karakter utama yang kesemuanya
menjadi elemen-elemen penting suatu budaya organisasi yakni.
a. Inovasi dan pengambilan resiko
Tingkat daya pendorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani mengambil
resiko.
b. Perhatian terhadap detail
Tingkat tuntutan terhadap karyawan untuk mampu memperlihatkan ketepatan,
analisis dan perhatian terhadap detail.
c. Orientasi terhadap hasil
Tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk memilih memusatkan perhatian pada
hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk meraih
hasil tersebut.
d. Orientasi terhadap individu
Tingkat kepuasan manajemen dalam mempertimbangkan efek-efek hasil terhadap
individu yang ada didalam organisasi.
e. Orientasi terhadap tim
Tingkat aktivitas pekerjaan diatur secara tim bukan secara perorangan
f. Agresivitas
Tingkat tuntutan terhadap orang-orang agar berlaku agreif dan bersaing, dan tidak
bersikap santai.
g. Stabilitas
Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan status qou berbanding
pertumbuhan.
Masing-masing karakter tersebut berada dalam satu kesatuan, dari tingkat yang
rendah menuju tingkat yang lebih tinggi. Menilai suatu organisasi dengan
menggunakan tujuh karakter ini akan menghasilkan gambaran mengenai budaya
organisasi tersebut. Gambaran tersebut kemudian menjadi dasar untuk perasaan saling
memahami yang dimiliki anggota organisasi mengenai organisasi mereka, bagaimana
segala sesuatu dikerjakan berdasarkan pengertian bersama tersebut dan cara-cara
anggota organisasi seharusnya bersikap.(Robbins, 2002).
Dalam bagian ini akan dibahas mengenai fungsi-fungsi kinerja budaya dan
menilai apakah budaya tersebut dapat diandalkan bagi suatu organisasi.
A. Fungsi-fungsi budaya
Budaya memiliki beberapa fungsi didalam suatu organisasi, yaitu :
1) Budaya memiliki suatu peran batas-batas penentu, yaitu budaya menciptakan
perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
2) Budaya menyampaikan rasa identitas kepada anggota-anggota organisasi.
3) Budaya mempermudah penerusan komitmen hingga mencapai batas yang lebih
luas, melebihi batas ketertarikan individu.
4) Budaya mendorong stabilitas sistem ekonomi.
5) Budaya bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian yang
memberikan panduan dan bentuk perilaku serta sikap karyawan.
2. Manajemen puncak
Tindakan manajemen puncak juga memiliki dampak utama terhadap
budaya organisasi. Para eksekutif membentuk norma-norma penyaring yang
menyeluruh didalam organisasi melalui apa yang mereka katakan dan lakukan,
apakah pengambilan resiko lebih dikehendaki, seberapa banyak keleluasaan yang
harus diberikan manajer kepada bawahannya, seragam apa yang dipakai, tindakan
apa yang harus dilakukan untuk kenaikan gaji, promosi dan penghargaan-
penghargaan lainnya.
Sebagai contoh : Xerox Corp. eksekutif kepala perusahaan tersebut dari
tahun 1961 hingga 1968 adalah Joseph C.Wilson. Sebagai seorang yang agresif
dan memiliki jiwa wirausaha, dia memimpin kemajuan besar Xerox dengan basis
produksi mesin fotokopi jenis 914, sebagai salah satu produk yang berhasil di
Amerika. Dibawah kepemimpinan Wilson, Xerox mendapatkan lingkungan usaha
yang memiliki budaya informal, bersahabat, inovatif,tegas dan berani mengambil
resiko.
3. Sosialisasi
Bagaimanapun bagusnya pelaksanaan penerimaan dan penyeleksian
pegawai baru yang dilakukan suatu organisasi, karyawan-karyawan baru tidak
sepenuhnya terdoktrin dengan budaya organisasi tersebut. Dikarenakan oleh tidak
terbiasa dengan budaya organisasi tersebut, karyawan-karyawan baru memiliki
kecenderungan untuk mengganggu kepercayaan dan kebiasaan yang sudah
berlaku. Dengan demikian organisasi perlu membantu karyawan-karyawan baru
tersebut dalam beradaptasi dengan budaya mereka. Proses adaptasi ini disebut
sosialisasi.
Sosialisasi dapat dikonsepkan sebagai suatu proses yang terdiri dari 3
tahap yakni : kedatangan, orientasi dan metamorfosis.
Artifacts sebagai penjelas tidak langsung dari budaya organisasi dapat dilihat dari
unsur :
a. Physical and structures
Simbol fisik dari sebuah bangunan meliputi ukuran, bentuk, lokasi dan bangunan atau
perlengkapan seperti : kursi, meja, ruang kantor atau warna cat dinding dapat
menggambarkan nilai yang dikembangkan oleh organisasi.
b. Languange
Bahasa adalah simbol verbal dari budaya organisasi, bagaimana karyawan
menggunakan kata-kata, volume suara dalam berkomunikasi dengan rekan kerja,
konsumen atau stakeholder lainnya menggambarkan nilai budaya organisasi yang
dianut.
c. Ritual and ceremonies
Ritual adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh organisasi sedangkan ceremonies
adalah aktivitas yang direncanakan. Dalam ritual dan ceremonies terkandung nilai
dan keyakinan yang dimiliki oleh organisasi.
d. Stories and legends
Stories (cerita) mempunyai pengaruh besar terhadap komunikasi budaya organisasi
karena menceritakan orang, peristiwa yang sebenarnya. Cerita ataupun legenda
menyarankan orang-orang untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan dan
yang tidak perlu dilakukan.
Budaya organisasi yang positif dapat diciptakan dengan berpegang pada tiga prinsip
dasar yakni :
a. budaya dibangun dengan menekankan pada pembangunan kekuatan melalui anggota
organisasi.
b. pengutamaan penghargaan daripada hukuman.
c. menekankan pada kepentingan individu dan pertumbuhan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penelitian terakhir menyatakan bahwa terdapat tujuh karakter utama, yang
kesemuanya menjadi elemen-elemen penting suatu budaya organisasi yakni : inovasi dan
pengambilan resiko, perhatian terhadap detail, orientasi terhadap hasil, orientasi terhadap
individu, orientasi terhadap tim, agresivitas dan stabilitas
Fungsi-fungsi budaya didalam suatu organisasi adalah :
a. Budaya memiliki suatu peran batas-batas penentu, yaitu budaya menciptakan
perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.
b. Budaya menyampaikan rasa identitas kepada anggota-anggota organisasi.
c. Budaya mempermudah penerusan komitmen hingga mencapai batas yang lebih luas,
melebihi batas ketertarikan individu.
d. Budaya mendorong stabilitas sistem ekonomi.
e. Budaya bertugas sebagai pembentuk rasa dan mekanisme pengendalian yang
memberikan panduan dan bentuk perilaku serta sikap karyawan.
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan para pembaca dapat memahami dan
mengerti akan isi dan maksud dari judul tersebut diatas. Para pembaca bisa mendapatkan
pelajaran serta dapat menambah wawasan mengenai “Budaya Organisasi”
DAFTAR PUSTAKA
Ndraha Taliziduhu, 1997, Budaya organisasi, Cetakan pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.