Ode
NIM : 230422601529
Offering E
BAB 13
Organisasi sebagai sebuah gunung es, artinya terdapat aspek terlihat seperti strategi, tujuan, kebijakan
dan prosedur, struktur, teknologi, otoritas formal, dan rantai komando, serta terdapat aspek
tersembunyi seperti sikap, perspsi, norma kelompok, interaksi informal, serta konflik antar individu dan
antar kelompok.
Fokus dan tujuan perilaku individu meliputi perilaku organisasi (organizational behavior/OB), yaitu
aktivitas individu dalam pekerjaan.
Tujuan OB untuk menjelaskan, memprediksi, dan memengaruhi perilaku. Meliputi untuk produktivitas
pekerja, kealpaan, dan keluar masuk pekerja.
Organizational Citizenship Behavior (OCB), yaitu perilaku tambahan yang tidak termasuk persyaratan
formal kerja, namun mempromosikan fungsi efektif organisasi.
Perilaku buruk (misbehavior) di tempat kerja, contohnya pembangkangan, agresi, perilaku anti sosial,
dan kekerasan.
Faktor-faktor psikologis yang memengaruhi perilaku pekerja meliputi sikap, personalitas, persepsi, dan
pembelajaran
Individu memandang konsistensi melalui konsistensi sikap dan konsistensi antara sikap dan perilaku.
Ketika terjadi inkonsistensi, maka individu akan mengubah sikap, mengubah perilaku, atau membuat
rasionalitas terhadap inkonsistensi tersebut.
Teori disonansi kognitif. Disonansi kognitif merupakan inkompatibilitas atau inkonsistensi antarsikap
atau antara perilaku dan sikap.
Survei sikap, merupakan instrumen atau dokumen untuk pekerja yang berisi kumpulan pernyataan atau
pertanyaan yang menjabarkan sikap mengenai pekerjaan, kelompok lerja, penyelia, atau organisasinya.
Pentingnya sikap yaitu implikasi terhadap manajer, diantarnya sikap menjadi peringatan potensi
masalah perilaku, sikap akan menentukan perilaku pekerja.
Personalitas, yaitu kombinasi unik antara pola-pola emosi, pemikiran, dan perilaku yang menentukan
cara individu saling bereaksi dan berinteraksi.
Mengklasifikasi trait personalitas melalui Myers Briggs Type Indicator (MBTI). Alat asesmen personalitas
umum yang menilai personalitas individu menurut empat kategori:
conscientiousness (kepedulian), meliputi bertanggung jawab, handal, gigih, dan berorientasi prestasi
stabilitas emosi, meliputi kalem, entusias, dan aman atau panas, gugup, dan tidak aman
keterbukaan terhadap pengalaman, meliputi imajinatif, sensitif secara artistik, dan intelek
Lokus internal, individu yang meyakini bahwa mereka mengendalikan nasib masing-masing
Lokus eksternal, individu yang meyakini bahwa nasib mereka ditentukan oleh kemujuran atau
kesempatan (efek tak terkendali dari kekuatan eksternal)
Machiavellianisme (Mach), yaitu derajat individu dalam bersikap pragmatis, menjaga jarak secara emosi,
dan berusaha meraih dan memanipulasi kekuasaan—bahwa hasil yang didapat akan menjustifikasi cara
yang ditempuh.
Harga Diri (Self-Esteem/SE), yaitu derajat individu menyukai dirinya sendiri atau tidak
Individu SE tinggi, meyakini diri dan mengusahakan kesuksesan, mengambil risiko lebih dan
menggunakan pendekatan nonkonvensional, lebih puas akan pekerjaan mereka ketimbang individu SE
rendah.
Individu SE rendah, lebih sensitif terhadap pengaruh eksternal, mengandalkan evaluasi positif dari orang
lain, lebih cenderung pada konformitas ketimbang individu SE tinggi.
Monitoring Diri (Self-Monitoring), yaitu kemampuan individu mengubah perilakunya sesuai faktor
eksternal/situasi
Individu monitor diri tinggi, sensitif terhadap sinyal eksternal dan berperilaku berbeda sesuai situasi,
dapat menampilkan kontradiksi antara persona publik dan diri pribadi.
Individu monitor diri rendah, tidak menyesuaikan perilaku sesuai situasi, berperilaku konsisten di area
publik dan pribadi.
Emosi merupakan perasaan (reaksi) yang intens terhadap objek tertentu (sesuatu atau seseorang).
Emosi secara umum diantarnya kemarahan, ketakutan, kesedihan, kegembiraan, ketidaksukaan,
keterkejutan.
Inteligensi Emosi (Emotional Intelligence/EI) adalah kemampuan mengenali dan mengelola sinyal dan
informasi emosi. Dimensi-dimensi EI diantaranya:
Implikasi terhadap manajer diantaranya seleksi pekerja, membantu memahami perilaku pekerja, dengan
memahami perilaku orang lain, kita dapat bekerja sama lebih baik.
Persepsi
Persepsi adalah proses individu memberi arti (realitas) terhadap lingkungan dengan mengorganisasi dan
menerjemahkan impresi inderawi. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya karakteristik
pribadi individu, karakteristik target, faktor-faktor situasi (konteks).
Cara mempersepsi orang lain melalui teori atribusi. Teori atribusi artinya bagaimana tindakan individu
dipersepsikan oleh orang lain ditentukan oleh arti (penyebab) yang kita atribusikan terhadap perilaku
terkait.
Beberapa jalan pintas dalam menilai orang lain melalui assumed similarity (asumsi keserupaan),
stereotyping, dan efek halo.
Implikasinya terhadap manajer yaitu manajer memperhatikan dengan cermat cara pekerja
mempersepsikan pekerjaannya dan tindakan pihak manajemen
Pembelajaran
Pembelajaran (learning) adalah perubahan perilaku yang relatif permanen terkait pengalaman.
Operant conditioning (pengkondisian operant). Teori yang menyatakan bahwa perilaku merupakan
fungsi dari konsekuensinya dan dipelajari melalui pengalaman.
Pembelajaran sosial (social learning). Teori bahwa individu belajar melalui observasinya atas orang lain
dan pengalaman langsung.
Masalah-Masalah Kontemporer OB
Mengelola perilaku negatif di tempat kerja dengan mentolerasi perilaku negatif memberi pesan yang
salah kepada pekerja lain, serta diperlukan tindakan preventif dan responsif terhadap perilaku tak
diinginkan: