Anda di halaman 1dari 16

TUGAS RINGKASAN

Perilaku Individu
Dr. Elizabeth Lucky Maretha Sitinjar, M.Si

Akuntansi 3.3
Kelompok 3 :
1. The, Viona Kusuma W

(14.G1.0034)

2. Anastasia Ninda

(14.G1.0040)

3. Rembulan Sesotyaningtyas (14.G1.0128)


4. Marta Hapsari Oktavia

(14.G1.0197)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Unika Soegijapranata Semarang
2015

Pengertian Perilaku Individu


Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa kemampuan,
kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman masa lainnya.

Dasar-Dasar Perilaku Individu


Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan pengalamannya.
Sajian berikut ini akan diarahkan pada empat variabel tingkat-individual, yaitu karakter
biografis, kemampuan, kepribadian, dan pembelajaran.
1. Karakteristik Biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Status Perkawinan
d. Masa Kerja
2. Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing. Seluruh kemampuan
seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu :
a. Kemampuan Intelektual
Ada tujuah dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk kemampuan
intelektual, yaitu:
Kecerdasan Numerik, Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan

tepat.
Pemahaman Verbal, Kemampuan memahami apa yang dibaca dan

didengar serta menghubungkan kata satu dengan yang lain.


Kecepatan Konseptual, Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual

dengan cepat dan tepat.


Penalaran Induktif, Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu

masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.


Penalaran Deduktif, Kemampuan menggunakan logika dan menilai
implikasi dari suatu argumen.

Visualilasi Ruang, Kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek

akan tampak seandainya posisinya dalam ruang diubah.


Ingatan, Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa

lalu.
b. Kemampuan fisik
Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaanpekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Ada sembilan kemampuan fisik
dasar, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan,

keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan


stamina.
3. Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang.
4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman.

Variabel yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi


A. Variabel-Variabel Dependen
a. Produktivitas, Yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan
efisiensi.
b. Keabsenan (kemangkiran), Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
c. Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan), Yaitu penarikan diri secara
sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi
d. Kepuasan kerja, Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau
selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan banyaknya
yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
B. Variabel-Variabel Independen

1. Variabel-variabel level individu


a. Usia
c. Status perkawinan
b. Jenis kelamin
d. Masa kerja
2. Variabel-variabel level kelompok
3. Variabel-variabel level system organisasi

Perubahan Sikap
Manajer selalu menghadapi masalah perubahan sikap pekerja dengan sikap karyawan
ada yang mehambat prestasi pekerjaan. Ada tiga faktor utama dalam perubahan yaitu
kepercayaan dari pengirim berita, berita itu sendiri, dan keadaan. Ketika pekerja tidak percaya
kepada manajer maka tidak ada perubahan sikap.
Jika prestise sang komunikator semakin besar, maka semakin besar juga perubahan
sikap yang ditimbulkan. Posisi manajer akan sulit jika manajer mempunyai sedikit
kehormatan oleh teman kerja dan atasannya. Jika manajer dipercaya maka masalah cara
mengubah sikap seseorang tidak dipecahkan. Banyak sekali orang dipengaruhi dengan usaha
untuk mengubah sikap mereka sebagian tergantung pada keadaan.

Sikap dan Nilai

Nilai bersangkutan dengan sikap dalam hal nilai yang membantu sebagai jaln untuk
mengatur sikap. Definisi nilai itu sendiri ialah sebagai konstelasi dari suka, tidak suka, titik
pandang, keharusan, inklinasi dalam. Penilaian terhadap nilai secara rasional dan irasional.
Nilai berpengaruh terhadap presepsi yang tidak hanya dari suatu hasil yang tepat tetapi
juga alat yang tepat menuju hasil. Teori kepemipinan yang berpengaruh disini ialah
didasarkan pada alasan manajer tidak diharapkan untuk mengambil gaya pemipin yang
bertentangan dengan nilai kerja. Aspek nilai yang terpenting adalah terjadi aktivitas antar diri
manajer.

Sikap dan Kepuasan Manajer


Pengertian kepuasan kerja ialah suatu sikap yang dipunyai indivdu mengenai
pekerjaannya. Banyak dimensi yang dihimpun dalam kepuasan kerja. Ada lima karakteristik
yang penting : Yang pertama adalah pembayaran, pembayaran yang dimaksud disini jumlah
yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari permbayaran. Yang kedua adalah pekerjaan,
sejauh mana tugas dari pekerjaan tersebut dianggap menarik. Yang ketiga adalah Penyelia,
kemampuan ini untuk memperlihatkan ketertarikan dan perhatian kepada kerja. Yang terakhir
adalah rekan sekerja, sejauh mana rekan sekerja bersahabat.
Alasan dari mempelajari kepuasan kerja adalah untuk memberikan pemikiran kepada
manajer tentang bagaimana mengubah sikap pekerja.

Kepuasan dan Prestasi Kerja


Topik yang diperdebatkan dalam mempelajari kepuasan kerja adalah hubungannya
dengan prestasi pekerjaan. Ada tiga pandangan tentang kinerja dan kepuasan : (1) Kepuasan
menyebabkan kinerja. (2) kinerja menyebabkan kepuasan. (3) penghargaan mengganggu.
Alasan minat berkelanjutan dari manajemen adalah penilitian menemukan hubungan
yang moderat antara kepuasan dan penghasilan penjualan. Ada bukti memperlihatkan
hubungan antara kepuasan dan aktivitas serikat pekerja. Pengaruhnya adalah para manajer
terus mencari teknik dan program yang mengubah kepuasan kerja seorang pekerja.

Kepribadian
Kepribadian dipengaruhi oleh keturunan, budaya, dan faktor sosial. Salah satu definisi
dari kepribadian adalah sebuah rangkaian yang terorganisir. Dan pengertian dari kepribadian

seseorang adalah himpunan karakteristik, kecenderungan dan tempramen yang stabil dibentuk
secara nyata oleh faktor keturunan dan faktor social.
Kepribadian adalah saling berhubungan dengan presepsi, sikap, belajar dan motivasi
setiap usaha untuk perilaku menjadi tidak lengkap apabila kepribadian tidak diperhitungkan.

Teori Kepribadian
Ada 3 pendekatan teori memahami kepribadian yaitu pendekatan sifat, pendekatan
psikodinamis, dan pendekatan humanis.
Teori kepribadian sifat disini sama dengan anak kecil yang terlihat mencari tanda
untuk menggolongkan dunia, orang dewasa pun juga menandai dan menggolongkan manusia
bedasarkan fisik dan psikologisnya.Teori sifat mendapat kritik bukan teori yang nyata karena
tidak menjelaskan terjadinya perilaku.
Teori kepribadian psikodinamis disini tidak ditanggapi secara serius karena orang
mempunyai dasar yang berbeda. Pengertian identitas diri adalah bagian sederhana yang tidak
disadari dari keribadian. ID melakukan apa yang dirasa baik.
Teori kepribadian humanistik, pendekatan humanistik untuk memahami kepribadian
menekankan pada perkembangan individu dan aktualisasi dan pentingnya bagaimana
seseorang mempresepsi dunianya dan semua kekuatan kepribadian adalah humanistik. Hal
yang paling dasar dari organisme manusia adalah untuk mengarah pada aktualisasi diri.
Aktualisasi diri disini adalah untuk mengkritik teori yang berpusat pada manusia. Kritik
lainnya menunjukkan bahwa seseorang harus bekerja dalam suatu lingkungan yang
kebanyakan diabaikan oleh para humanis.
Teori sifat memberikan sebuah daftra yang menjelaskan individu. Teori psikodinamis
menggabungkan karakteristik manusia dan menjelaskan perkembangan kepribadian alamiah
dinamis. Teori para humanis menekankan pada orang dan pentingnya aktualisasi diri dari
kepribadian.

Dasar Memahami Perilaku


Perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa variabel-variabel. Diantaranya variable
individual yang meliputi kemampuan dan kecakapan, latar belakang, dan variable
demografis. Sehingga perilaku seorang pekerja dipengaruhi variable lingkungan dan banyak
faktor individual, pengalaman, dan kejadian (contoh: kecakapan, kepribadian, persepsi, dan
pengalaman).
Kerangka Perilaku Individu:

Dari gambar di atas , dapat disimpulkan bahwa setiap orang memiliki ciri-ciri yang
berbeda dalam setiap pekerjaan yang dipilihnya. Sehingga disini diperlukan peran para
manajer untuk membuat pekerjaan menjadi lebih menarik dengan adanya penghargaan dan
tantangan yang diberikan. Jadi mereka dapat memiliki target yang akan diselesaikan (seperti
mutu, jumlah, dan jasa akan terpengaruh), karena perilaku kerja menentukan hasil mereka
baik dalam prestasi jangka panjang (positif) maupun jangka pendek (negatif). Perilaku dan
hasil berlaku sebagai umpan balik bagi diri dan lingkungan. Hal ini dipengaruhi oleh tiga
variable psikologis utama: persepsi, tingkah laku, dan kepribadian.
Untuk mengerti perbedaan individu, para manajer harus melakukan 3 hal :
1. Mengamati dan mengenali perbedaan
2. Mempelajari variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku individu
3. Menemukan hubungan di antara variabel-variabel.
Perilaku seperti gambar diatas merupakan tindakan yang dilakukan seseorang, seperti:
1.
2.
3.
4.
5.

Bebricara kepada seorang manajer


Mendengar seorang teman bekerja
Mendokumen sebuah laporan
Memasukkan sebuah memo kedalam pengolah kata
Menempatkan unit lengkap ke dalam inventori adalah perilaku.

Kerangka kerja seperti gambar diatas menunjukkan bahwa perilau tergantung dari jenis
variabelnya. Seperti rumus asli Kurt Levin, B= f(I,E): B adalah perilaku individu, I adalah
fungsi variabel individu, dan E adalah lingkungan. Sehingga perilaku dalam kerja bersifat
unik bagi setiap individu.


1.
2.
3.
4.

Kesepakatan dalam membangun teori dan penelitian:


Perilaku adalah akibat.
Perilaku diarahkan oleh tujuan.
Perilaku yang bias diamati dapat diukur.
Perilaku yang tidak dapat diamati secara langsung (berpikir dan mengawasi)

merupakan hal penting dalam mencapai tujuan.


5. Perilaku dimotivasi/didorong

PERBEDAAN INDIVIDUAL
Kemampuan dan keterampilan
Dua hal ini meruapakan peran yang saling berhubungan dan penting. Kemampuan merupakan
sikap sesorang untuk bertindak baik dalam hal mental maupun fisik, sedangkan keterampilan
adalah kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Tabel Kemampuan Mental = Kecerdasan


Kemampuan mental
1. Kelenturan dan kecepatan
penutupan
2. Kefasihan

3. Penalaran induktif

Kemampuan

Penjelasan
untuk

mengahafal

konfigurasi tertentu
Kemampuan menghasilkan kata gagasan
dan ekspresi verbal
Kemampuan untuk

membentuk

dan

menguji

langsung

pada

hipotesis

hubungan temuan
Kemampuan untuk mengingat bis dari
4. Memori asosiatif

bahan yang tidak berhubungan dan untuk


memanggil kembali
Kemampuan memanggil kembali secara

5. Rentang memori

6. Fasilitas nomor
7. Kecepatan penyerapan

sempurna untuk reproduksi cepat dari


suatu seri hanya setelah satu presentasi
dari seri
Kemampuan untuk memanipulasi nomor
dengan cepat dalam operasi aritmatika
Kecepatan dalam menemukan gambar,
membuat
menyelesaikan

perbandingan
tugas

ringan

dan
yang

melibatkan penyerapan visual

Kemampuan nalar dari stated premises


8. Penalaran deduktif

hingga kesimpulan yang harus mereka


lakukan
Kemampuan

9. Orientasi spasial dan visualisasi

spasial

untuk

dan

menyerap

memanipulasi

pola
atau

transformasi pola spasial tersebut


Pengetahuan kata dan artinya juga
10. Komprehensif verbal

dengan penerapan

Tabel Keterampilan Fisik


Keterampilan fisik
1. Kekuatan dinamis
2. Kelenturan
3. Koordinasi berat badan
4. Keseimbangan berat badan

5. Stamina

Ketahanan

otot

Penjelasan
dalam menahan

menerus atau tekanan terus menerus berulang


Kemampuan untuk memfleksikan atau
meregangkan otot-otot badan dan punggung
Kemampuan untuk mengkoordinat kerja
beberapa bagian tubuh selama tubuh bergerak
Kemampuan
untuk
mempertahankan
keseimbangan dengan alat-alat nonvisual
Kapasitas untuk mepertahankan usaha
maksimum

yang

memerlukan

kardiovaskuler

Analisis pekerjaan merupakan pemahaman dari sisi perilaku dan pendidikan serta
pelatihan spesifik untuk menjalankan pekerjaan. Pekerjaan ideal adalah dimana kemampuan
dan keterampilan seseorang dapat diterapkan untuk menghasilkan kerja yang memuaskan,
terpenuhi, dan menantang.

Ilmu Demografi
Dalam ilmu ini lebih mengklasifikasikan tentang jenis kelamin, ras, serta keragaman budaya.
1. Perbedaan jenis kelamin/ Gender

terus

kerja

Secara umum pria dan wanita dibedakan cara perlakuannya. Tetapi mereka
sama dalam aspek kemampuan belajar, daya ingat, kemampuan penalaran, kreativitas,
dan kecerdasan. Walaupun dari hasil riset masih terdapat sedikit perbedaan dari aspekaspek tersebut. Sedangkan perbedaan terdapat dalam beberapa bidang tertentu yaitu
agresivitas dan perilaku social.
2. Keragaman ras dan budaya
Keragaman adalah mutu manusia seperti ras, jenis kelamin, dan etnis yang
berbeda dari kelompok tertentu. Banyak kelompok yang tersebar di seluruh dunia
tenaga kerja (misalnya: Vietnam, Korea Selatan, Meksiko, Rusia). Para manajer
berusaha lebih untuk mengelola tenaga kerja dengan keragaman budaya yang semakin
meningkat dengan mensyaratkan kelenturan, pengenalan perbedaan individu, dan
peningkatan kesadaran perbedaan latar belakang budaya.
Jika hal tersebut dapat dilakukan manajer dengan tepat, maka dapat
menghasilkan jenis-jenis pekerjaan, atmosfir kerja, dan sistem penghargaan dalam
prestasi yang unggul.

Variabel Psikologi Individu


Menguraikan variabel-variabel psikologis yang kompleks seperti kepribadian,
persepsi, dan sikap adalah tugas yang berat sekali. Maka tujuan kita adalah menyediakan
informasi variabel yang berarti, sehingga para manajer dapat menggunakannya untuk
memecahkan perilaku di tempat kerja dan juga masalah kinerja. Manajer harus terus menerus
mengamati individu sebab apa yang terjadi dalam diri seseorang dapat dengan mudah
disembunyikan.

Persepsi
Persepsi adalah proses dari seseorang dalam memahami lingkungannya yang
melihatkan pengorganisasian dan penafsiran sebagai rangsangan dalam suatu pengalaman
psikologis. Persepsi membantu individu dalam memilih, mengatur, menyimpan dan
menginterpretasikan rangsangan menjadi gambaran dunia yang utuh dan berarti. Oleh karena
setiap orang memberi arti sendiri terhadap rangsangan, individu berbeda dalam melihat hal
yang sama dengan cara yang berbeda.
Pada pertimbangan tertentu, orang menginterprestasikan perilaku orang lain dalam
konteks dirinya sendiri. Berikut ini terdapat beberapa contoh menunjukkan bagaimana
persepsi mempengaruhi perilaku:

1. Manajer yakin bahwa seorang pekerja telat diberi kesempatan untuk menggunakan
penilaiannya mengenai bagaimana mengerjakan pekerjaan, sementara pekerja merasa
sama sekali tidak ada kebebasan untuk melakukan penilaiaan.
2. Tanggapan seorang bawahan atas permintaan seorang supervisor didasarkan pada apa
yang dia pikir dia dengar dari supervisor, bukan pada permintaan sebenarnya.
3. Manajer mengira produk yang sudah dijual bermutu tinggi, tetapi pelanggan
mengeluh produknya jelek.
4. Seorang pekerja dipandang oleh seorang rekannya sebagai pekerja keras yang telah
memberikan usaha yang baik dan oleh rekan lain sebagai pekerja malas yang tidak
berusaha.
5. Seorang penjual melihat kenaikan gajinya sebagai sangat tidak adil, sementara
manajer penjualan merasa sebagai kenaikan yang wajar.
6. Operator memandang kondisi kerjanya tidak memadai, seorang rekan kerja yang tepat
di sebelahnya merasa kondisi kerjanya nyaman.

Pengorganisasian Persepsi
Satu prinsip paling penting dalam mengatur persepsi adalah kecenderungan untuk
membuat pola rangsangan dikaitkan dengan hubungan gambar dan latar belakang. Tidak
semua rangsangan mencapai kesadaran seseorang dengan kejelasan yang sama.
Pengorganisasian persepsi juga jelas terlihat ketika rangsangan yang sama dikelompokkan
bersama dan ketika rangsangan yang dekat dikelompokkan, prinsip pengelompokkan yang
lain yang membentuk pengaturan persepsi dinamakan closure(penutupan).

Stereotipe
Stereotipe adalah penilaiaan sendiri sebab orang cenderung untuk memperhatikan
benda-benda yang cocok dengan stereotipe dan tidak memperhatikan benda-benda yang tidak
cocok dengan stereotipenya. Usia menjadi dasar untuk melakukan sterotip pada pekerja.
Stereotipe dapat menyebabkan program promosi, motivasi, rancangan kerja, atau
penilaian kinerja tidak sesuai. Ini juga dapat menyebabkan tidak terpilihnya orang terbaik
dalam suatu jabatan.

Persepsi Selektif
Konsep persepsi selektif penting untuk para manajer yang sering menerima banyak
informasi dan data dan mungkin cenderung memilih informasi yang mendukung
pandangannya.

Karakteristik Manajer
Orang-orang seringkali menggunakan diri mereka sendiri sebagai perbandingan
(benchmark) dalam memandang orang lain. Pada dasarnya kesimpulan ini menyarankan
bahwa para manajer memandang perilaku dan perbedaan individu pekerja dipengaruhi oleh
sifat mereka sendiri. Jika mereka mengerti bahwa sifat dan nilai mereka sendiri
mempengaruhi persepsi, mereka mungkin dapat menilai bawahannya secara lebih
tepat/akurat.

Faktor Situasional
Tekanan waktu, sikap orang dimana seorang manajer bekerja sama dan semua faktor
situsional lain mempengaruhi ketepatan persepsi. Tekanan waktu kadang-kadang membuat
manajer melihat beberapa rincian, mempercepat aktivitas tertentu dan mengabaikan
rangsangan, seperti permintaan dari manajer lain atau dari atasannya.

Kebutuhan
Persepsi dipengaruhi secara nyata oleh kebutuhan dan keinginan. Dangan kata lain
pekerja, manajer, wakil presiden dan direktur melihat apa yang mereka ingin lihat. Seperti
cermin dalam rumah hiburan, kebutuhan dan keinginan dapat mendistorsi dunia yang dilihat
oleh manajer.

Perasaan atau Emosi


Keadaan emosi seseorang mempunyai banyak segi dikaitkan dengan persepsi. Oleh
karena emosi yang kuat sering mengganggu persepsi, para manajer perlu membedakan topik
atau praktik-praktik yang memicu emosi yang kuat pada bawahannya.

Atribusi
Teori atribusi memberikan pengertian ke dalam proses sehingga kita mengetahui
sebab dan motif perilaku seseorang. Mengamati perilaku dan menggambarkan kesimpulan
dinamakan membuat atribusi.
Atribusi disposisi menekankan beberapa aspek individu seperti kemampuan, ketrampilan,
atau motivasi internal. Menjalaskan bahwa perilaku dalam kondisi di dalam diri seseorang

seperti agresivitas, rasa malu, sombong, atau kecerdasaan menggambarkan sebuah atribusi
disposisi.
Atribusi situsional menekankan akibat dari lingkungan terhadap perilaku.
Menjelaskan bahwa seorang pekerja baru yang mempunyai prestasi rendah disebabkan oleh
periode penyesuaian khusus untuk mempelajari prosedur.
Dalam usaha membuat keputusan apakah perilaku harus di atribusi kepada seseorang
atau kepada keadaan. Kelly mengusulkan untuk menggunakan tiga kriteria :

Konsensus : apakah banyak orang lain yang mengatakan atau mengerjakan sesuatu

yang sama pada keadaanitu?


Keistimewaan : apakah perilaku tidak biasa atau tipikal untuk orang tertenu?
Konsensus: apakah orang melakukan perilakunya secara konsisten?

Dalam banyak situasi manajer mempunyai informasi mengenai konsensus karyawan,


keistimewaan, dan konsistensi. Mungkin saja seorang manajer mempunyai karyawan terdiri
dari: hijau, coklat dan hitam. Membuat atribusi dari prestasi mereka penting. Suatu tinjauan
cepat dari catatan ini adalah:

Hijau : biasanya berprestasi tinggi. Rekan kerja berprestasi rata-rata. Catatan

pencapaiaanya menunjukkan latar belakang berprestasi tinggi.


Coklat : berprestasi tinggi. Rekan kerjanya juga berprestasi tinggi. Catatan kerja

sebelumnya menunjukkan beberapa rata-rata berprestasi rendah.


Hitam : berprestasi tinggi. Rekan kerjanya juga berprestasi tinggi. Catatan
sebelumnya sempurna dengan hanya peringkat di prestasi puncak.

Kesalahan Atribusi
Sebuah penyimpangan atribusional adalah kecenderungan untuk lebih menyukai satu
jenis perilaku dibandingkan yang lain. Kesalahan atribusi fundamental adalah membuat
penilaian hanya dengan informasi terbatas mengenai seseorang atau keadaan.

Penyimpangan Atribusional lain


Banyak orang cenderung membuat penilaian positif terhadap orang lain. Hal ini
disebut sebagai kondisi umum yang positif atau prinsip Pollyanna. Penyimpangan layanandiri, individu cenderung mempunyai daya ingat egosentris, dimana mereka menyimpan dan

mengingat hal-hal baik yang mereka perani di dalam suatu pekerjaan dan mengabaikan peran
mereka yang gagal atau buruk.

Sikap
Sikap adalah perasaan positif atau negatif atau keadaan mental yang selalu disiapkan,
dipelajari, dan diatur melalui pengalaman, yang memberikan pengaruh khusus pada respon
seseorang terhadap orang, obyek-obyek dan keadaan. Definisi mengenai sikap ini mempunyai
implikasi tertentu pada manajer, yaitu:
1. Sikap dipelajari
2. Sikap mendifinisikan predisposisi kita terhadap aspek-aspek yang diberikan dunia
3. Sikap memberikan dasar perasaan bagi hubungan antarpribadi kita dan identifikasi
dengan orang lain.
4. Sikap diatur dan dekat dengan inti kepribadian
Sikap adalah bagian intrinsik dari kepribadian seseorang. Beberapa teori berusaha
untuk menjelaskan pembentukan dan perubahan sikap. Teori menyatakan bahwa afeksi,
kognisi, dan perilaku menentukan sikap dan bahwa sikap, sebaliknya menentukan afeksi,
kognisi dan perilaku.
Afeksi, segmen emosianal dari sebuah sikap.
Kognisi, segmen persepsi, pendapat, atau kepercayaan dari suatu sikap. Elemen penting dari
kognisi adalah kepercayaan yang bersifat penilaian yang dilakukan seseorang. Kepercayaan
evaluatif dimanifestasikan sebagai kesan yang baik atau tidak baik yang dilakukan seseorang
terhadap obyek atau orang.
Perilaku, komponen perilaku dari sebuah sikap mengacu kepada kecenderungan seseorang
untuk bertindak terhadap seorang atau sesuatu dengan cara tertentu misalnya ramah, hangat,
agresif, tidak ramah atau apatis. Beberapa tindakan dapat diukur atau dinilai untuk memeriksa
komponen perilaku dari sikap.
Disonansi kognitif adalah suatu kondisi mental yang menunjukkan kegelisahan yang
terjadi karena adanya konfik di antara berbagai komponen kesadaran individu (contohnya
sikap dan kepercayaan) sesudah suatu keputusan dibuat.
Disonansi kognitif mempunyai implikasi organisasi yang penting, yaitu:
1. Membantu menerangkan pilihan yang dibuat oleh individu akan sikap yang tidak
konsisten

2. Dapat membantu meramalkan kemungkinan seseorang untuk mengubah sikap.

Mengukur Karakteristik Kepribadian


Tes kepribadian mengukur karakteristik, emosional, antar pribadi, dan perilaku. Salah
satu tes kepribadian yang biasanya digunakan adalah Minnesota Multiphasic Personality
Inventory (MMPI). Pertanyaan MMPI meliputi are kesehatan, psikosomatis, kekacauan jiwa,
dan tingkah laku sosial. Tes proyektif, juga digunakan untuk tes kepribadian, dimana
seseorang menanggapi gambar atau cerita. Pengukuran tingkah laku dari kepribadian
melibatkan pengamatan orang tersebut dalam situasi tertentu.

Kepribadian dan Perilaku


Sebuah isu yang menarik para ahli dan peneliti perilaku adalah apakah faktor
kepribadian yang diukur dengan beberapa tes yang sudah dijelaskan dapat meramalkan
perilaku atau kinerja di organisasi. Pertanyaan untuk meneliti apakah kepribadian adalah
faktor yang menjelaskan perilaku jarang digunakan dalam penelitian organisasi. Kebanyakan
orang mencoba mendapatkan perspektif kepribadian dengan pengukuran kepribadian yang
berbeda seperti letak kendali, kreativitas atau Machiavellianisme.
Letak kendali
Mencerminkan kepercayaan mereka terhadap perilaku mereka yang mempengaruhi
apa yang terjadi pada mereka.mereka melihat kontrol dari hidup mereka datang dari diri
mereka sendiri. Keberhasilan diri, ketika individu mendapatkan kontrol internal yang
mengarahkan mereka untuk menentukan tujuan dan melakukan tindakan untuk mencapai
tujuan itulah yang disebut keberhasilan diri.
Kreativitas
Kreativitas mungkin dipandang dalam banyak cara. Pertama, orang kreatif sebagai
orang gila. Kedua, orang kreatif tidak berhubungan dengan seni kreatif tersebut. Ketiga,
untuk menjadi orang kreatif haruslah cerdas. Bagaimanapun pandangan kita, penelitian
menunjukkan bahwa orang pandai adalah kreatif dan yang lain tidak. Dengan pandangan ini
kita mengetahui kreativitas terbuka untuk setiap orang. Sebagai suatu ekspresi dari
kepribadian yang dikembangkan. Pandangan ini dan jumlah penelitian yang meningkat
menunjukkan bahwa kreatif bisa diajarkan. Oleh sebab itu, individu dapat belajar menjadi
kreatif.

Organisasi dapat membantu mengembangkan kreativitas dengan cara :


1. Menyangga. Para manajeer dapat mencari jalan untuk menyerap risiko dari keputusan
kreatif.
2. Waktu Interval Organisasi. Memberi orang waktu interval untuk menyelesaikan
masalah dan mengizinkan mereka memikirkan sesuatu.
3. Intuisi. Memberi kesempatan ide-ide setengah jadi.
4. Susunan Organisasi Inovatif. Membiarkan karyawan melihat dan berinteraksi dengan
banyak manajer dan pembimbing.
Machiavellianisme
Suatu konsep berasal dari tulisan seorang filosof dan ahli tata negara berkebangsaan
Italia Niccolo Machiavelli yang membantu menjawab pertanyaan. Machiavelli prihatin
dengan manipulasi oleh manusia dan dengan otoritas dan taktik yang digunakan oleh
manipulator melawan non manipulator. Machiavellianisme berkaitan dengan pelaku manuver
politik dan manipulator kekuasaan. Dari penggambaran anekdot dari taktik kekuasaan dan
sifat alami orang-orang yang berpengaruh, berbagai skala telah dibentuk untuk mengukur
machiavellianisme. Satu skala mengatur pertanyaan sekitar sekelompok kepercayaan tentang
taktik, orang dan moralitas.

DAFTAR PUSTAKA
Gibson, Ivancevich, Donelly, dan Konopaske, Organizations: Behavior Structure
and Processes 11th edition, McGraw Hill, USA, 2003. (GID)

Anda mungkin juga menyukai