Oleh :
Redi Bayu Santoso (08540076)
PENDAHULUAN
Perilaku organisasi(PO) adalah bidang ilmu yang mempelajari dan
mengaplikasikan pengetahuan tentang bagaimana manusia berperan atau
berperilaku atau bertindak di dalam organisasi (Davis&Newstrom, 1989).
Elemen-elemen kunci dalam perilaku organisasi adalah: manusia, struktur,
teknologi, dan lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.
Perilaku organisai bagian dari ilmu manajemen yang merupakan seni manajemen
(the art of management). Ada dua hal yang dipertimbangkan dalam filosofi
perilaku organisasi yaitu premis kenyataan (pandangan deskriptif tentang perilaku
dunia yang diperoleh dari penelitian ilmu perilaku dan pengalaman pribadi), dan
premis nilai (mewakili pandangan tentang sesuatu yang lebih disenangi dari
sasaran tertentu). Hasil dari sistem perilaku organisasi yang efektif adalah
peningkatan motivasi, yang jika digabung dengan kemampuan dan keterampilan
karyawan akan meningkatkan produktivitas karyawan.
1. Otokratik
2. Kastodial
3. Suportif dan,
4. kolegial.
c
Model-model dalam perilaku organisasi ini dalam praktiknya adalah sesuatu yang
bisa berubah secara evolusioner, sesuatu yang didasarkan pada nilai tambah,
sesuatu yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan karyawan, sesuatu yang dapat
mengikuti kecendrungan menuju model-model yang lebih baru, dan sesuatu
dimana salah satu model dapat diaplikasikandengan sukses pada situasi-situasi
tertentu.
Dalam perdagangan Internasional dunia sudah menjadi sebuah ³desa global´ atau
dunia yang tanpa batas-batas Negara (the borderless world). Oleh karena itu
seorang manajer perlu mempelajari dan memahami perilaku para manajer dan
kultrur manajerial perusahaan-perusahaan multinasional.
c
1. individualisme versus kolektivisme,
2. jarak kekuatan/kewenangan,
3. penghindaran situasi yang meragukan,
4. kuantitas kehidupan versus kualitas kehidupan.
c
dimasa lalu dapat dipakai untuk meramalkan perilakunya pada masa
mendatang.
2. Kemampuan Kerja, yaitu kapasitas individu menyelesaikan berbagai tugas
dalam sebuah pekerjaan. Kemapuan menyeluruh seorang karyawan
meliputi:
a. Kemampuan Intelektual
b. Kemampuan / Kecakapan Emosional
c. Kemampuan Fisik
d. Kesesuaian antara Kemampuan dan Pekerjaan
3. Kepribadian. Kepribadian merupakan perangkat gambaran diri yang
terintegrasi dan merupakan perangkat total dari kekuatan intrapsikis, yang
membuat diri seseorang menjadi unik, dengan perilaku yang spesifik. Hal-
hal yang mempengaruhi kepribadian seseorang yaitu : faktor keturunan,
faktor lingkungan, kondisi situasional (kepribadian , dan watak
kepribadian. Karakteristik kepribadian dapat digunakan untuk meramalkan
perilaku manusia dalam organisasi atau perusahaan.
4. Proses Belajar, proses belajar yaitu perubahan perilaku yang relative
permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman hidup. Beberapa
teori belajar diantaranya :
a. Pengondisian Klasik : mempelajari respons yang terkondisikan
ternyata melibatkan asosiasi antara stimuli yang tak terkondisikan.
b. Teori Belajar Sosial, merupakan ekstensi dari pengondisian operatif
yang menganggap bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari
konsekuensinya, juga merupakan campuran dari proses belajar
observasional dan peranan persepsi dalam proses belajar tersebut.
Teori belajar sosial memasukkan proses proses atensi, retensi,
reproduksi motorik, dan proses penguatan agar proses belajar dapat
berhasil secara signifikan.
Proses belajar bisa dilakukan dengan perbaikan bertahap (shaping), yaitu perilaku
manajer dalam organisasi yang mengajari karyawan berperilaku tertentu yang bisa
menguntungkan perusahaan dan mereka mencoba membimbing karyawan
tersebut secara bertahap. Cara umum yang dapat ditempuh dalam perbaikan
bertahap yaitu:
c
E. PERSEPSI DALAM PERILAKU ORGANISASI
Persepsi Organisasi
adalah aspek persepsi yang memfokuskan apa saja yang perlu dilakukan
organisasi manakala informasi yang pertama kali diterima.
c
2. Persepsi Ketetapan, persepsi ini memberikan individu rasa stabil dalam
dunia yang terus berubah dan sesuatu yang konstan didalam bermacam
variable yang kompleks. Pola ini sebagian besar berasal dari proses
belajar, tetapi setiap situasi itu berbeda, disana ada interaksi antara
kecendrungan-kecendrungan bawaan dan hasil belajar didalam seluruh
proses persepsi tersebut.
3. Persepsi konteks, persepsi ini memberikan arti dan nilai untuk stimuli
yang sederhana, contoh: objek, peristiwa, situasi, dan orang orang
dimasyrakat. Kultur dan struktur organisasi memberikan konteks primer
dimana manajer dan karyawan mempraktekan kemampuan persepsinya.
4. Persepsi Pertahanan, persepsi ini sangat erat kaitannya denga persepsi
konteks. Persepsi ini yaitu ketika seseorang mungkin membentuk sebuah
pertahanan terhadap stimuli atau peristiwa-peristiwa dalam konteks
permasalahan yang tidak dapat diterima atau mengancam secara pribadi
atau cultural
Persepsi Sosial
yaitu persepsi seseorang terhadap orang lain atau lebih tepatnya bagaimana kita
saling mengenali satu sama lain. Kompleksnya persepsi sosial dapat digambarkan
oleh karakteristik pelaku dan obkek persepsi.
1. Mengenali orang lain secara lebih tepat dapat lebih mudah dilakukan
dengan mengenali diri sendiri
2. Karakteristik pribadi yang paling menonjol akan mempengaruhi persepsi
terhadap orang lain
3. Orang-orang yang mudah menerima dirinya lebih besar kemungkinannya
untuk dapat melihat aspek-aspek yang baik dari orang-orang lain
4. Ketepatan dalam mempersepsikan orang lain bukanlah satu-satunya
keterampilan
c
Empat aplikasi persepsi dalam perusahaan:
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu bangsa atau masyarakat tertentu itu berisikan
elemen-elemen yang ³judgmental´ seperti segala sesuatu yang dianggap
baik,benar,dan dikehendaki oleh masyarakat setempat.
Nilai yaitu kumpulan perasaan senang dan tidak senang, pandangan, keharusan,
kecenderungan dalam diri orang, pendapat rasional dan tidak rasional, prasangka
dan pola asosiasi yang menentukan pandangan seseorang tentang dunia.(Gibson,
1985). Nilai dapat digunakan sebagai suatu cara mengorganisasi sejumlah sikap.
Nilai-nilai juga penting untuk memahami perilaku manajer yang efektif.
c
c. Proses belajar sosial, yaitu pembentukan sikap tertentu terhadap objek-
objek yang belum pernah dialami secara langsung, tetapi dipengaruhi oleh
informasi yang diberikan orang lain yang telah memiliki dan membentuk
sikap terhadap obyek tersebut.
Prosedur yang dikembangkan Mirvis & Lawler (1977) yaitu prosedur yang dapat
mengukur dampak finansial dari sikap karyawan dalam perilaku organisasi yang
dikenal sebagai behavioral accounting, yang mengestimasikan dampak finansial
yang terjadi dan sikap karyawan, dan juga adanya kemungkinan adnya efek
finansial dari perubahan sikap karyawan tersebut.
c
TOPIK PEMBAHASAN
Dasar Teori Perilaku Individu
Teori X dan Teori Y ± Douglas Mc Gregor
Pada tahun 1950, Douglas McGregor (1906-1964), seorang psikolog yang
mengajar di MIT dan menjabat sebagai presiden Antioch College 1.948-1.954,
mengkritik baik klasik dan hubungan manusia tidak memadai untuk sekolah
sebagai kenyataan di tempat kerja. Dia percaya bahwa asumsi yang mendasari
kedua sekolah mewakili pandangan negatif tentang sifat manusia dan pendekatan
lain yang berdasarkan manajemen yang sama sekali berbeda serangkaian asumsi
yang diperlukan. McGregor meletakkan ide-idenya dalam buku klasiknya 1957
artikel berjudul ³The Human Side of Enterprise´ dan buku tahun 1960 dengan
nama yang sama, di mana ia memperkenalkan apa yang kemudian disebut
humanisme baru.
c
Lebih lanjut menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini
pada hakekatnya adalah:
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan
alternatif teori lain yang dinamakan teori Y. asumís teori Y ini menyatakan bahwa
orang-orang pada hakekatnya tidak malas dan dapat dipercaya, tidak seperti yang
diduga oleh teori X. Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat
manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu
diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki pengendalian serta
pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan perusahaan. Pekerja memiliki
kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab
dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus mengerahkan
segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
c
mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin, dengan memberikan pengarahan
usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.
Titik dasar Maslow adalah bahwa begitu suatu kebutuhan terpenuhi, itu tidak lagi
memotivasi perilaku; demikian, hanya tidak terpenuhi kebutuhan motivasi.
McGregor menyatakan bahwa sebagian besar karyawan sudah mempunyai dan
keselamatan fisik mereka pemenuhan kebutuhan dan motivasi bahwa penekanan
telah bergeser ke sosial, ego, dan kebutuhan aktualisasi diri. McGregor
mengajukan asumsi tersebut, yang ia percaya dapat menyebabkan lebih banyak
manajemen yang efektif dari orang-orang dalam organisasi, di bawah rubrik Teori
Y.
c
Proposisi utama dari Teori Y adalah sebagai berikut:
Dengan demikian, Teori Y pada intinya memiliki asumsi bahwa upaya fisik dan
mental yang terlibat dalam pekerjaan adalah wajar dan bahwa individu secara
aktif mencari untuk terlibat dalam pekerjaan. Ini juga menganggap bahwa
pengawasan yang ketat dan ancaman hukuman bukan satu-satunya alat atau
bahkan cara-cara terbaik untuk membujuk karyawan untuk mengerahkan usaha
produktif. Sebaliknya, jika diberi kesempatan, karyawan akan menampilkan
motivasi diri untuk mengajukan upaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
organisasi.
Meskipun McGregor tidak percaya bahwa adalah mungkin untuk membuat yang
benar-benar tipe Teori Y-organisasi pada 1950-an, ia tidak percaya bahwa asumsi-
asumsi Teori Y akan mengarah pada manajemen yang lebih efektif. Dia
mengidentifikasi beberapa pendekatan untuk manajemen bahwa ia merasa telah
konsisten dengan ajaran Teori Y. Ini termasuk desentralisasi wewenang
pengambilan keputusan, pendelegasian, pekerjaan pembesaran, dan partisipatif
manajemen. . Program pengayaan pekerjaan yang dimulai pada 1960-an dan
c
1970-an juga adalah konsisten dengan asumsi Teori Y. Pada 1970-an, 1980-an,
dan 1990-an, konseptualisasi McGregor Teori X dan Teori Y sering digunakan
sebagai dasar untuk diskusi gaya manajemen, karyawan keterlibatan, dan motivasi
pekerja.
c