ORGANISASI
EduarBaene, SE.,M.SI
1.
PENDAHULUAN
KONSEPTUAL
TEKNIS
O
S T
L
KETERANGAN:
O = ORGANISASI M =
MANUSIA
T = TEKNOLOGI
S = STRUKTUR
L = LINGKUNGAN
MANUSIA
MELAKUKAN INTERAKSI ( HUB SOSIAL ) DALAM ORGANISASI, DPT
BERUPA KELOMPOK BESAR MAUPUN KECIL.
STRUKTUR ORGANISASI
MENENTUKAN HUBUNGAN FORMAL ANTAR ANGGOTA ORGANISASI,
PEMBAGIAN PEKERJAAN, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
TEKNOLOGI
MERUPAKAN INSTRUMEN YANG BERPENGARUH SIGNIFIKAN
DALAM PROSES PENYELESAIAN PEKERJAAN
LINGKUNGAN
TIDAK ADA ORGANISASI YANG TERBEBAS DARI PENGARUH LINGKUNGAN
KARENA ITU ORGANISASI HRS DAPAT MENYESUAIKAN DIRI DENGAN
PERKEMBANGAN LINGKUNGAN.
4. KONSEPSI DASAR HAKEKAT
MANUSIA
a. PERBEDAAN INDIVIDUAL : MEMERLUKAN PERBEDAAN
PENDEKATAN
b. MANUSIA SEUTUHNYA : MAHLUK INDIVIDU & SOSIAL,
MEMILIKI FIKIRAN DAN
PERASAAN
c. PERILAKU YG BERMOTIVASI : SETIAP TINDAKAN/ PERILAKU
SLALU ADA ALASAN-ALASAN/
MOTIVASI; TGS PIMP
MENDORONG MOTIVASI.
d. NILAI-NILAI KEMANUSIAAN : BERSIFAT ETIS/ FILOSOFIS,
(MARTABAT MANUSIA) MENYANGKUT NILAI, KEYAKINAN,
MARTABAT.
-KPTSN TDK BOLEH DIPISAHKAN
DARI NILAI KEMANUSIAAN;
-KPTSN TDK HANYA MEMPER-
HATIKAN KPENTINGAN KITA TTP
JUGA KEPENTINGAN ORANG
LAIN.
5. HAKEKAT
ORGANISASI
a. ORGANISASI SEBAGAI SISTEM SOSIAL
POLA INTERAKSI/HUBUNGAN ANTAR
SESAMA ANGGOTA ORGANISASI;
SEMUA AKTIVITAS DIATUR
OLEH HUKUM-HUKUM SOSIAL;
ADA 4
MODEL:
1. MODEL OTOKRATIK
2. MODEL KASTODIAL
3. MODEL SUPORTIF
4. MODEL KOLEGIAL
Otokratik Kastodial Suportif Kolegial
Dasar model Kekuasaan/ Sumber-sumber Kepemimpinan Kemitraan
kekuatan Ekonomi
Orientasi Kewenangan Uang Bantuan utk me Kerja tim
manajerial motivasi
Orientasi Kepatuhan Keamanan dan Prestasi kerja Perilaku yang
karyawan keuntungan bertanggung
jawab
Hasil psikologis Ketergantungan Ketergantungan Partisipasi Disiplin diri
pada karyawan pada atasan pada organisasi
Kebutuhan Kebutuhan Keamanan Status dan Aktualisasi diri
karyawan yg pokok keluarga Pengakuan
terpenuhi (nafkah hidup)
Hasil/ prestasi Minimal Kooperatif Dorongan kerja Antusiasme
kerja yang terpacu sedang
Sumber: Makmuri Muchlas (2005:33)
1. MODEL
OTOKRATIK
Orang yang duduk dalam posisi pimpinan memiliki kekuasaan untuk
memerintah berdasarkan kewenangan formal. Pimpinan membuat aturan,
konsep/pemikiran dan karyawan harus patuh dan melaksanakan tanpa
berani membantah meskipun aturan, konsep/pemikiran pimpinan tidak
sesuai dengan keinginan mereka. Akibat psikologis model ini adalah
ketergantungan karyawan terhadap atasan, yang penting loyal dan prestasi
kerja juga minimal.
2. MODEL KASTODIAL
Model ini mengedepankan program kesejahteraan, pemberian berbagai
bonus sehingga karyawan merasa aman. Karyawan diperkenankan
membuat organisasi buruh/karyawan untuk memperjuangkan aspirasi
mereka. Model ini memerlukan sumber-sumber ekonomi yang kuat untuk
mendukung kesejahteraan pegawai termasuk pembayaran pensiun. Model
ini menimbulkan ketergantungan karyawan terhadap organisasi, karyawan
bekerja untuk mendapatkan bonus, motivasi kerja lemah, kooperasi yang
mereka tampilkan bersifat pasif.
3. MODEL
SUPORTIF
Manajemen tidak mengandalkan sumber-sumber ekonomi, keuanagn atau
bonos dalam memotivasi pegawai. Orientasi manajerial membantu
meningkatkan motivasi pegawai melalui kepemimpinan yang memberi
kesempatan agar pegawai dapat mengerjakan tugas sesuai kapasitas
masing-masing. Asumsi pimpinan bahwa setiap karyawan tidak akan
menentang keinginan organisasi sejauh pimpinan dapat membimbing dan
mengarahkan mereka untuk berpartisipasi sesuai kemampuan masing-
masing.
4. MODEL
KOLEGIAL kemampuan manajemen
perasaan kemitraan dengan paramembangun
pegawai. Dengan cara ini pegawai
Model ini mengandalkan
merasa dibutuhkan dan berguna. Pimpinan lebih dianggap sebagai mitra
pada
kerja bukan sebagai atasan sehingga hubungan kerja tidak kaku. Model
ini menghasilkan disiplin diri dan rasa bertanggungjawab dari pegawai
karena pegawai tidak dianggap sebagai alat produksi semata.
PERILAKU INDIVIDU DALAM
KELOMPOK
Karakteristik Individu
Kemampuan ,Kebutu
han, Kepercayaan,
Pengalaman,
Pengharapan,
dan lainnya
Perilaku Individu
Karakteristik dalam
Organisasi Organisasi
Hirarki Tugas-
tugas, Wewenang,
Tanggung Jawab,
Sistem Reward,
Sistem Kontrol,
dan lainnya
Perilaku adalah fungsi dari interaksi antara seseorang
individu dengan lingkungannya.
P=F(I,L)
KETERANGAN:
P = Perilaku
F = Fungsi
I = Individu
L = Lingkungan
DI SAMPING ITU, TERDAPAT KARAKTERISTIK ATAU VARIABEL LAIN
DARI INDIVIDU SEPERTI:
1. Karakteristik
biografik
a. Umur karyawan
Makin tua makin kecil kemungkinan untuk keluar dari
pekerjaan, karena peluang cari kerja baru semakin sempit;
tidak hadir (absen) tanpa alasan semakin berkurang, kecuali
karena sakit2an (sakit tua).
b. Status perkawinan
Pegawai yang telah berkeluarga, lebih sedikit absennya
karena adanya rasa tanggungjawab utk menghidupi
keluarga sehingga peningkatan posisi dalam pekerjaan
menjadi sangat penting.
LANJUTAN........
c. Jenis kelamin
Secara umum tdk ada perbedaan signifikan dalam hal
produktivitas kerja antara antara laki-laki dan perempuan.
Artinya kemampuan dalam menyelesaikan problem,
motivasi, kepemimpinan, kemampuan analitis, ambisi dan
lain-lain relatif sama. Namun dalam penyesuaian diri thdp
atasan karyawati lebih mampu dari karyawan laki-laki.
Akan tetapi absen kerja ternyata karyawati lebih banyak,
karena secara tradisional wanita memiliki tanggung jawab
urusan keluarga.
3. Kepribadian
Struktur
Kelompok
KONDISI EKSTERNAL YG MEMPENGARUHI
KELOMPOK
1. Visi dan misi / strategi organisasi
Menentukan arah tujuan dan cara mencapai tujuan
2. Struktur kewenangan
Kewenangan pekerjaan yang dimiliki dan bertanggungjawab kepada
siapa
3. Regulasi formal
Aturan formal yang menjadi dasar pengerjaan pekerjaan, kebijakan,
prosedur.
4. Sumber daya organisasi
Sumber daya keuangan, teknologi, sumber daya manusia
baik
kuantitas maupun kualitasnya.
5. Proses seleksi anggota (recruitment)
6. Evaluasi prestasi kerja dan sistem penghargaan
7. Kultur organisasi
Ketentuan standar perilaku yang boleh dan tidak boleh dikerjakan oleh
pegawai
SUMBER-SUMBER ANGGOTA
KELOMPOK
Prestasi kerja kelompok sangat tergantung pada kemampuan
individu dan karakteristik kepribadian masing-masing anggota
kelompok.
Orang yang memiliki kemampuan cenderung memberikan kontribusi
lebih banyak pada pencapaian tujuan kelompok, dan berpeluang besar
untuk menjadi pimpinan kelompok, serta lebih memperlihatkan kepuasan
jika bakat kemampuan mereka dimanfaatkan oleh kelompok.
Kemampuan intelektual dan kemampuan yang relevan (teknis)
dengan tugas yang diemban memiliki hubungan dengan prestasi kerja
kelompok secara keseluruhan. Tetapi korelasi tersebut tidak cukup tinggi
karena ada faktor lain seperti besar/kecilnya kelompok, tindakan
pimpinan kelompok dan tingkat konflik dalam kelompok dapat
mempengaruhi prestasi kerja.
Karakteristik kepribadian yang positif (ramah, percaya diri,
independen/ tidak bergantung orang lain, positive thinking) cenderung
mendukung produktivitas kelompok, sebaliknya kepribadian yang negatif
cenderung kurang mendukung produktivitas kelompok.
STRUKTUR
KELOMPOK
Kelompok-kelompok memiliki struktur yang mewadahi para anggotanya
dan memungkinkan untuk menerangkan dan meramalkan perilaku para
anggotanya. Variabel- variabel struktur kelompok meliputi: kepemimpinan
formal, peran, norma, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok.
1.Kepemimpinan formal
Menyangkut gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pimpinan (otokratif,
demokrasi, partisifatif) yang akan berpengaruh pada perilaku pegawai.
2.Peran
Peran merupakan corak perilaku yang diharapkan untuk dilakukan oleh
seseorang ( mis. Berperan sbg guru, bapak, kakak, pimpinan, dll). Peran
dapat berubah sesuai posisi yang diduduki.
3.Norma
Norma disini diartikan sebagai standar perilaku yang dapat diterima, diakui
dan dipatuhi oleh kelompok. Norma ini memberi tahu apa yang boleh dan
tidak boleh dikerjakan oleh setiap anggota kelompok dalam keadaan-
keadaan tertentu. Norma dapat berbentuk aturan, prosedur, dll yang harus
ditaati pegawai.
LANJUTAN .....
4. Ukuran kelompok
Menunjuk pada besaran kelompok, ukuran kelompok dapat
mempengaruhi perilaku kelompok. Kelompok kecil biasanya lebih
cepat menyelesaikan tugas dari kelompok besar. Kelompok besar
sering menciptakan suasana saling mengharapkan sehingga sering
terjadi social loafing, kepura-puraan berpartisifasi.
5. Komposisi kelompok
Kelompok yang heterogen dalam kepribadian, pendapat, kemampuan,
keterampilan, dan perspektif lebih memiliki peluang untuk
menyelesaikan tugas dengan baik dengan kelompok yang hemogen.
MANFAAT KELOMPOK BAGI EFEKTIVITAS
ORGANISASI
1. Menyelesaikan tugas-tugas tidak dapat diselesaikan
yang perorangan; secara
2. Membawa sejumlah bakat untuk menyelesaikan
dantugas-tugas yang kompleks dan sulit;
keterampilan
3. Meningkatkan stabilitas organisasi dengan
penyampaian nilai-nilai
bersama kepada para karyawan;
4. Memberikan wahana untuk pembuatan keputusan yang
memungkinkan berbagai pendapat yang berbeda untuk
dipertimbangkan.
Dengan asumsi bahwa perilaku itu dapat diubah atau dibentuk . ada empat
cara mengubah perilaku yaitu :
a.Penguat positif, bisa penguat primer seperti sandang, pangan, dan papan,
ataupun penguat sekunder seperti penghargaan.
b.Penguat negatif, individu akan mempelajari perilaku yang membawa
konsekwensi tidak menyenangkan dan kemudian menghindari perilaku
tersebut dimasa yang akan datang.
c.Pemadaman, dilakukan dengan peniadaan penguatan. Pemadaman
mengurangi perilaku yang tidak diharapkan.
d.Hukuman, mengubah perilaku yang tidak tepat dengan pemberian
konsekwensi-konsekwensi negatif.
Teori ini sering pula disebut dengan istilah lain seperti positive
reinforcement, skinerian conditionong atau behavioral modification.
7. Teori Keadilan (Equity Theory)
Secara garis besar teori ini menganggap bahwa keadilan akan menentukan
tingkat motivasi. Artinya, seseorang akan termotivasi untuk bekerja lebih giat
jika terdapat keadilan baik dalam perlakuan maupun dalam
pendapatan/imbalan. Pengabaian terhadap keadilan akan menyebabkan
penyimpangan perilaku yang dapat berdampak pada tidak tercapainya
tujuan.
8. Teori X dan Y
Teori yang dipelopori Douglas McGregor ini berasumsi bahwa manusia memiliki
dua sifat, yaitu sifat tidak baik atau negatif (X) dan sifat baik atau positif (Y).
• Asumsi teori X:
Karyawan pada dasarnyatidak suka kerja, malas, dan setiap
ada kesempatan akan mencoba menghindarinya;
Karena karyawan tidak suka kerja, seharusnya mereka diawasi, diancam untuk
dapat mencapai target;
Karyawan akan menghindari tanggung jawab, setiap kesempatan akan mencari
petunjuk formal, tidak ada kreativitas;
Mengutamakan keamanan di atas segalanya dalam bekerja, dan hanya
sedikit memiliki ambisi.
LANJUTAN .....
• Asumsi teori Y:
Karyawan memandang bekerja sebagai hal yang natural, kebutuhan
seperti istirahat dan bermain;
Manusia dapat mengawasi diri sendiri dan mengendalikan diri guna
mencapai tujuan organisasi jika dimotivasi secara tepat;
Memiliki kreativitas dan didistribusikan kepada karyawan lain;
Mampu mengambil keputusan, tidak bergantung petunjuk formal
Dari uraian diatas disimpulkan, bahwa dorongan untuk berbuat sesuatu
ditimbulkan oleh berbagai sebab, baik dari diri sendiri maupun dari
orang lain (pihak luar). Memotivasi berarti mendorong diri sendiri atau
orang lain untuk melakukan suatu tindakan guna memenuhi
kebutuhan, dan memotivasi ini adalah juga suatu bentuk pembinaan
perilaku.
KEPEMIMPINAN