KEPEMIMPINAN
URGENSI KEPEMIMPINAN
1
Misi pembangunan kesehatan
1. MENGGERAKKAN PEMBANGUNAN
NASIONAL BERWAWASAN KESEHATAN
2. MENDORONG KEMANDIRIAN
MASYARAKAT UNTUK HIDUP SEHAT
3. MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN
PELAYANAN KESEHATAN YANG BERMUTU,
MERATA DAN TERJANGKAU
4. MEMELIHARA DAN MENINGKATKAN
KESEHATAN INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT BESERTA LINGKUNGANNYA
MENGAPA
BELAJAR
KEPEMIMPINAN ?
Mengapa kepemimpinan penting ?
MANUSIA
TK LAKU
MORAL MENTAL
KOMPONEN KUALITAS MANUSIA
DIMENSI
PENGEMBANGAN
PRIBADI
SEIMBANG
SPIRITUAL >
SOSIAL >
sistem nilai,
pekerjaan,
komitmen,
empati, rasa
meditasi, taat
aman
aqidah agama
APA ARTI KE-
PEMIMPIN
-AN ?
“Kepemimpinan merupakan perilaku
individu ketika dia mengarahkan
kegiatan kelompok untuk mencapai
tujuan bersama” (Hemphil dan Coons,
1957).
“Kepemimpinan merupakan interaksi
antar individu, di mana salah seorang
individu memberikan informasi
sedemikian rupa sehingga orang lain
merasa yakin bahwa apa yang
dilakukan akan bertambah baik jika
mengikuti apa yang disarankan”
(Jacob, 1970).
“Kepemimpinan adalah aktivitas para
pemegang kekuasaan dan membuat
keputusan” (Dubin, 1951).
“Kepemimpinan……………..merupakan
peningkatan pengaruh terhadap atau di
atas pelaksanaan mekanis melalui
pengarahan rutin dari organisasi” (Katz
dan Kahn, 1978).
“…Kepemimpinan adalah kegiatan
mempengaruhi……agar bekerja keras
sebagaimana yang diinginkan… (Terry,
Koontz dan Donnell)…melalui proses
komunikasi…”. (Tannenbaum,
Wischler, Massarik)
KOMPONEN
KEPEMIMPIN
AN ?
PEMIMPIN
TUJUAN
LINGKUNG
AN
ANGGOTA
KEPRIBADIAN
MATANG
VISI TAJAM JELAS
KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MAHIR PEMIMPIN YANG
HANDAL
VISI
• KEPEKAAN > APA YANG AKAN TERJADI >>
APA YANG MUNGKIN DILAKUKAN
• BAGAIMANA MENETAPKAN DAN
MENGARTIKULASIKAN SUATU TUJUAN
BERSAMA
• MOTIVASI KARYAWAN TUJUAN
PERENCANAAN HANDAL
RENCANA STRATEGIS
KEPRIBADIAN
• PERCAYA DIRI
• TAHU PASTI KEKUATAN DAN
KELEMAHAN DIRI
• MENYUKAI KONDISI DIRI DAN
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
• TIDAK SUKA BERSIKAP NGOTOT ATAU
DEFENSIF
• BISA TERIMA KRITIK
KOMUNIKASI
• FUNGSI PEMIMPIN: beri inspirasi, beri
motivasi dan dorongan bawahan
• KEMAMPUAN PEMIMPIN: penulis >
editor baik, pembicara sejuk, pendengar
yang baik
• CARA KOMUNIKASI: keluar dari hati
bersih dan pikiran jernih
INTEGRITAS
PRIBADI
MENGAJAR
TINGGI
BAWAHAN
MAU MAU
MENGAKUI
BELAJAR MENDEN KESALAHAN
GAR
TIPOLOGI KEPEMIMPINAN
1. KEPEMIMPINAN UNIVERSAL
2. KEPEMIMPINAN MAKRO
3. KEPEMIMPINAN MIKRO
Kepemimpinan • mempengaruhi individu
• mengarahkan individu
universal
KEMAUAN
PROSES VISIONING
• bertindak
• menumbuhkan energi
Landasan psikologi • menciptakan antusiasme
pengikut
Menggugah semangat
KEPEMIMPINAN MENGGUGAH +
MAKRO ANGGOTA
MENGGERAKKAN
MANFAATKAN
OTORITAS
KEGIATAN
OPERASIONAL
MENGKOMBINASIKAN
KESATUAN SIKAP PEMANTAPAN
DALAM BUDAYA
MENGHADAPI PERUSAHAAN +
PENUGASAN BUDAYA MENCARI
KADER PEMIMPIN
MENGARAHKAN ANGGOTA
KEPEMIMPINAN MIKRO MENYELESAIKAN TUGAS
GAYA KEPEMIMPINAN =
TUNTUTAN ANGGOTA
ANGGOTA BERPRESTASI
2
Kaitan kepemimpinan dan
organisasi
• Selama masa hidupnya orang lebih
banyak berada dalam situasi saling
mempengaruhi dengan orang lain
daripada menyendiri
• manusia secara naluriah cenderung
berkelompok
Alasan berkelompok:
•kelompok dipakai untuk memecahkan
beberapa masalah
•kelompok membuat orang tidak kesepian
•kelompok memberikan bantuan jika
seseorang mengalami kesusahan
•kelompok tujuan dan nilai hidup yang lebih
bernilai
•kelompok memberikan prestise, status dan
pengakuan
•kelompok memberikan rasa aman
CIRI UTAMA ORGANISASI
A. ORGANISASI ADALAH KUMPULAN
ORANG
B. DALAM ORGANISASI DILAKUKAN
PEMBAGIAN KERJA
C. ORGANISASI ADALAH SISTEM
KERJASAMA
Batasan organisasi ?
“ organisasi adalah system saling
pengaruh antar orang dalam
kelompok yang bekerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu”.
Model organisasi
PENGGERAK ORGANISASI
• FAKTOR INTI > ORANG YANG MEMBENTUK
ORGANISASI
• FAKTOR KERJA:
- DAYA MANUSIA (KEMAMPUAN KERJA,
KEMAMPUAN MEMPENGARUHI,
KEMAMPUAN MELAKSANAKAN)
- DAYA BUKAN MANUSIA (ALAM, IKLIM,
UDARA, CUACA DAN LAIN-LAIN)
ASAS-ASAS ORGANISASI
1. ADANYA PEMBAGIAN KERJA
2. WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
3. KESATUAN JIWA KORSA
4. KOORDINASI
5. STRATIFIKASI
6. KOMUNIKASI
7. FLEKSIBILITAS
8. TUJUAN
9. ADAPTASI
10. KEPEMIMPINAN
PENTINGNYA TUJUAN ?
• ORGANISASI TANPA TUJUAN TAK ADA ARTINYA,
DAN HANYA MERUPAKAN PENGHAMBURAN UANG
BELAKA
3
SUDUT PANDANG MANUSIA
BIOLOGI / FISIOLOGI
EKONOMI / POLITIK
SOSIOLOGI / KEBUDAYAAN
PSIKOLOGI
Perspektif biologi
Adanya gen / kromosom > ciri pemimpin
sejak kecil
Aura
Prasyarat kesehatan untuk memimpin >
validitas / responsibilitas tingkah laku
Perspektif ekonomi / politik
Telaah idealisme (cita-cita) sebagai
pemimpin
Alasan ekonomi untuk memimpin
Ekonomi-politik (homo economicus/idealis)
Jabatan tertentu dikejar karena alasan
ekonomi
Perspektif sosial budaya
Tujuan menjaga eksistensi diri sebagai
anggota komunitas
Peran sesuai kompetensi > peran terkait
dengan harkat martabat
Manusia adalah homo ludens (senang
bermain)
Perspektif psikologis
Aliran psikoanalitik > manusia
mengedepankan instink / naluri (id-ego-sp
ego)
Humanistik > manusia = mahluk sosial
rasional
Behavioristik / environmentalistik >
manusia = mahluk reaktif
Implementasi konsep diri manusia pada
kepemimpinan
CAKAP
LEBIH EFEKTIF
BELUM MATANG
BELUM MATANG (IMMATURE)
BELUM BEKERJA SECARA
EFEKTIF
BELUM DAPAT
MEMOTIVASI DIRI
TDK INGIN DAN BELUM
MAMPU PIKUL TANGGUNG
JAWAB
SELALU PERLU ARAHAN /
PERINTAH
LEBIH EFEKTIF (MORE EFFECTIVE)
BEKERJA EFEKTIF
DAPAT MEMIKUL
WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB YANG
BESAR
KOMPETEN (AHLI)
BAGAIMANA MENJADI BAWAHAN YANG EFEKTIF?
4A
TEORI SIFAT ?
1. EFEKT. KEPEMIMPINAN DITENTUKAN SIFAT /
KUALITAS INDIVIDU (FISIK, PSIKIS, EMOSIONAL)
2. “TRAITS THEORY OF LEADERSHIP” / “THE GREAT
MAN THEORY”
3. TERGOLONG KLASIK
KATEGORISASI TEORI SIFAT
STOGDILL
INTUITION SENSATION
VERSUS
THINKING FEELING
JUDGING PERCEIVING
EXTROVERSION
• WATAK TERBUKA
• SENANG BERGAUL / BERMASY.
• SENANG MENGAMATI HAL-HAL
DILUAR DIRINYA
INTROVERSION
• WATAK TERTUTUP
• CENDERUNG MEMBATASI DIRI DALAM
BERGAUL
• SENANG MENYENDIRI / BEKERJA
SENDIRI
• CENDERUNG MENGAMATI HAL-HAL DI
DALAM DIRINYA
INTUITION
• WATAK YANG MENGEDEPANKAN
PADA DORONGAN NALURI / FIRASAT
• IMAJINATIF
• MENGANGGAP DIRI INOVATIF DAN
VISIONER
• KADANG-KADANG KREATIF
SENSATION
• WATAK YANG MENITIKBERATKAN
PADA APA YANG ADA DAN TERASA
• TINDAKANNYA REALISTIS
• TINDAKAN BERDASARKAN APA YANG
DIALAMINYA
THINKING
• WATAK YANG MENITIKBERATKAN
PADA PERTIMBANGAN / PEMIKIRAN
• TINDAKANNYA LOGIS, KRITIS,
OBYEKTIF SESUAI PEDOMAN
FEELING
• WATAK YANG SELALU BERORIENTASI
PADA PERASAAN
• TINDAKANNYA MENGEDEPANKAN
HUBUNGAN YANG HARMONIS DAN
BERSIFAT KEKELUARGAAN
JUDGING
• WATAK YANG SELALU MENGINGINKAN
SESUATU YANG DIA HARAPKAN ATAU
MENILAI SESUATU SEPERTI YANG DIA
TENTUKAN
• SIFATNYA TEGAS
• BERORIENTASI PADA PEMENUHAN
TUGAS
PERCEIVING
• WATAK YANG MENGEDEPANKAN
PADA KECENDERUNGAN UNTUK
MENERIMA SEGALA SESUATU APA
ADANYA
• SIFATNYA TENANG DAN TIDAK
MEMAKSAKAN KEHENDAK
ASIH
ASAH
ASUH
TEORI PERILAKU
4B
KEPEMIMPINAN DIPELAJARI ?
• Kepemimpinan = aktivitas mempengaruhi
• Mempengaruhi adalah aktivitas yang bisa
dipelajari
• Setiap individu mempunyai potensi untuk
mempengaruhi
• Fokusnya adalah meningkatkan daya
kemampuan untuk mempengaruhi
Pokok-pokok kepemimpinan Mahatma Gandhi
LEADERSHIP CONTINUUM
(TANNENBAUM & SCHMIDT)
MANAJEMEN LIKERT
TIGA FAKTOR (GETZEL & GUBA)
T PERILAKU
EMPAT FAKTOR (LIPHAM & RANKIN,
1982)
SI TINGGI SI TINGGI
T
K RENDAH K TINGGI
SI
SI RENDAH SI RENDAH
R
K RENDAH K TINGGI
Leadership continuum
OTORITER DEMOKRATIS
G G G G
G
N I N
G
N I N
IN
IN
I T T I
IN
T L A I N
ER
LL
A U G
LL
N S E J O
SE
L
LIV
TE
ER ON D E
DE
A LT C
GRAFIK
KEPEMIMPINAN
T
T COUNTRY CLUB TEAM
HK MIDDLE OF THE
ROAD
IMPOVERISHED TASK
R
R T
IMPOVERISHED TIDAK ADA KETERLIBATAN
PEMIMPIN DI ORANG-HASIL
COUNTRY CLUB ORIENTASI BAWAHAN-
SUASANA KERJA BEBAS
TASK UTAMAKAN HASIL
I II III IV
OTORI OTORI KONSUL PARTISI
TER TER TATIF PATIF
(EXPLOSIVE / BIJAK
AUTHORITATI
VE) SANA
(BENEVO
LENT
AUTHORITATI
VE)
TIGA FAKTOR
HARAPAN
NORMATIF TTG PERAN
KEPEMIMPINAN TRANSAK
PERAN – KEBUT.
SIONAL
PERSONAL KEBUTUHAN
EMPAT FAKTOR
STRUKTURAL
PARTISI FASILI
PATIF TATIF
SUPPORTIF
Teori 3 dimensi
• Pemimpin punya dorongan kuat untuk
melaksanakan tugas (task oriented / TO)
• Pemimpin mementingkan kerjasama dengan
bawahan, teman sekerja (relationship oriented /
RO)
• Pemimpin punya dorongan kuat mencapai hasil
(effectiveness oriented / E)
3 DIMENSI
TIPE TO RO E
DESERTER - - -
AUTOCRAT + - -
MISSIONARY - + -
COMPROMISER + + -
BUREAUCRAT - - +
BENEV. AUTOC. + - +
DEVELOPER - + +
EXECUTIVE + + +
TEORI KONTINGENSI
4C
TEORI KONTINGENSI ?
SITUASI >
PERILAKU / MOTIVASI > •HUB. LEADER – MEMBER
•TASK MOTIVATED •KEJELASAN TUGAS
•RELATIONSHIP MOT. •KEWIBAWAAN
HOUSE’S PATH-GOAL MODEL
• Pemimpin efektif > membantu bawahan
mencapai tujuan organisasi
• PL kepemimpinan (supportive bhv +
instrumental bhv) dipengaruhi 2 var kontingensi
(karakter bawahan + struktur tugas+ situasi)
• Implem. PL supportif > bawahan punya rasa
perlindungan diri, persatuan, tugas
rutin/sederhana
• Implem. PL instrumental > bawahan punya
kebutuhan otonomi, tanggung jawab, tugas
kompleks / tidak rutin
VROOM-YETTON’S MODEL
OTOKRATIS AMBIL KEPUTUSAN SENDIRI BY INFO YANG
DIMILIKI
S-, D- S-, D+
(--) DELEGATIF DIREKTIF
IMPLEMENTASI
MANAJEMEN ORGANISASI
3 TUJUAN KEHIDUPAN
1. HIDUP MENGISI
WAKTU SEBELUM
AKHIRNYA MATI
2. HIDUP KESENANGAN
PRIBADI
3. HIDUP KESEMPATAN
BERBUAT SESUATU
YANG MENGUNTUNGKAN
DIRI DAN LINGKUNGAN
SEKITAR
JENIS TUJUAN
TUJUAN JANGKA PANJANG
TUJUAN JANGKA MENENGAH
TUJUAN JANGKA PENDEK
CARA
TUJUAN
ETIKA
3 TUJUAN HIDUP
(+) (-)
BERTANGGUNG TIDAK
JAWAB BERTANGGUNG
JAWAB
6
MOTIVASI
Motivasi adalah dorongan yang berada pada
alam kesadaran individu untuk melakukan atau
tidak melakukan sesuatu
Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri manusia
pada alam bawah sadarnya (sub-conscious)
maupun akibat rangsangan dari luar.
Penganut aliran yang mengedepankan
dorongan dari dalam diri disebut penganut
internalist, sedangkan yang mengikuti
rangsangan luar disebut externalist.
Urgensi isu motivasi
Pada hakekatnya seorang pemimpin itu
menjadi panutan bagi bawahan atau
anggotanya.
Memimpin sama artinya dengan
menggerakkan, oleh karenanya motivasi
adalah komponen esensial kepemimpinan.
Motivasi sebagai subyek penting
1. Merubah perilaku
2. Meningkatkan semangat, gairah kerja
dan moral, serta stabilitas kerja
3. Meningkatkan disiplin dan tanggung
jawab, kecintaan serta loyalitas
4. Meningkatkan prestasi, produktivitas dan
efisiensi
Asas-asas motivasi
1. Asas partisipatif
2. Asas komunikatif
3. Asas pengakuan/penghargaan
4. Asas pendelegasian
5. Asas resiprositas
Asas partisipasi
Seseorang (terutama orang dewasa)
memiliki kecenderungan untuk mau
berperanserta sepanjang dia merasakan
bahwa dirinya dibutuhkan
Dalam memotivasi perlu untuk
memberikan peran tertentu terhadap
sasaran
Asas komunikatif
Seseorang akan tumbuh motivasinya jika
informasi dikomunikasikan secara baik,
jelas dan bersifat dua arah
Sifat dua arah selaras dengan sifat dasar
manusia (1 mulut, 2 telinga)
Asas pengakuan
seseorang dapat dimotivasi jika semua
prestasi yang dilakukannya dapat
diberikan perhargaan yang sepantasnya
Asas pendelegasian
Pendelegasian penting untuk menumbuhkan
kepercayaan diri seseorang dalam
melaksanakan tugas tertentu.
Kepercayaan diri untuk menjalankan tugas
tersebut tidak tumbuh seketika, melainkan
bertahap melalui beberapa latihan (exercise).
Exercise dimungkinkan jika ada pemberian
kesempatan untuk melaksanakan pekerjaan
(delegasi).
Asas timbal balik
saling menghormati antara atasan dan
bawahan sesuai dengan peran masing-
masing adalah asas untuk
menumbuhkan motivasi.
Teori-teori motivasi
Parsial: Hedonisme, Instinktif,
Kebudayaan, kebutuhan
Agregat : Kepuasan
Penjelasan
Teknik memotivasi
1. Kekerasan
2. Bersikap baik
3. Berunding
4. Bersaing
5. Internalisasi sikap
Penjelasan
PENDELEGASIAN
7
Delegasi (pelimpahan) wewenang
• Wewenang adalah hak seseorang (pejabat)
untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar
tugas dan tanggungjawabnya dapat
dilaksanakan dengan baik
• Pelimpahan=penyerahan > penyerahan
sebagian untuk mengambil tindakan yang
diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya
dapat dilaksanakan dengan baik, dari seseorang
kepada orang lain
• Pelimpahan wewenang dapat berlangsung
vertikal (dari pejabat yang lebih tinggi kepada
pejabat yang lebih rendah), atau sederajat
Pendelegasian?
• Proses menyerahkan pekerjaan (memberikan
kepercayaan) kepada bawahan/orang lain
• Tanggungjawab akan hasil pekerjaan terletak
pada si pelaksana pekerjaan, tetapi
tanggungjawab terakhir tetap berada pada si
pemberi delegasi
• Mendelegasikan tanggungjawab tanpa
wewenang yang diperlukan sama sekali bukan
merupakan pelaksanaan delegasi
Nilai-nilai dasar delegasi
• Kalau tidak perlu, BUANGLAH
• Kalau perlu tetapi dapat dikerjakan orang
lain, DELEGASIKANLAH
• Kalau tidak dapat didelegasikan dan
sangat perlu untuk pencapaian sasaran
KERJAKAN SENDIRI seefektif mungkin
Manfaat pendelegasian
• Tersedia waktu bagi atasan untuk
menyelesaikan tugas-tugas
• Meringankan tekanan
• Mengembangkan manusia
• Menciptakan suasana penuh motivasi
• Memberikan standar prestasi
• Meningkatkan hasil
• Mengembangkan organisasi
Prinsip delegasi
• Kenali orang-orang Anda
• Cari waktu untuk berkomunikasi dengan jelas
• Hendaknya jelas jika memberikan tugas
• Delegasikan, jangan hanya melimpahkan
• Perhatikan apa yang Anda delegasikan
• Delegasikan tugas-tugas yang penting
• Delegasikan tugas-tugas yang menyenangkan
• Semuanya memerlukan waktu
• Jangan selalu mendelegasikan hanya kepada karyawan yang mampu
• Percayalah kepada bawahan
• Delegasikan sasarannya, bukan prosedurnya
• Paksa karyawan Anda membuat perencanaan
• Minta penyelesaian bukan permasalahannya
• Membuat kesalahan adalah biasa
• Berikan pujian, tampung kesalahan
• Kembangkan karyawan Anda
Sindroma kerjakan sendiri
• Tidak ada waktu untuk melaksanakan delegasi
• Saya bisa mengerjakannya lebih baik daripada orang lain
• Saya senang mengerjakannya
• Hal tersebut merupakan kebijakan perusahaan
• Itu sudah merupakan kebiasaan
• Karyawan-karyawan saya tidak mampu
• Orang-orang saya terlalu sibuk untuk melakukan pekerjaan lebih
• Jika terlalu banyak pelaksaaan delegasi, pekerjaan saya dapat terancam
• Atasan dapat berpikir bahwa saya malas
• Atasan mengatakan sayalah yang harus mengerjakannya
• Saya takut kehilangan pengendalian
• Saya tidak tega melimpahkan pekerjaan kepada orang lain
• Mengerjakan sendiri memberikan gambaran yang baik tentang diri saya
• Saya ingin tetap sibuk
• Karyawan saya akan mengeluh jika saya beri lebih banyak pekerjaan
• Karyawan saya tidak mempunyai cukup informasi untuk mengambil keputusan
Mempersiapkan pelaksanaan
delegasi
• Prioritas
• Kegiatan yang memerlukan waktu
• Kegiatan yang ingin dilakukan
• Kegiatan yang memboroskan waktu
Yang memboroskan waktu Yang memerlukan waktu Prioritas
dst
Lembar penugasan pelaksanaan delegasi
Kegiatan A B C D dst
Riko Adisatya
Manajer ______________________________ Mei 2005
Bulan _____________________
1 Menyiapkan 28/5
proposal
9 Revisi kartu harga 17/5 21/5
1. Batas wewenang
2. Tanggungjawab
3. Keseimbangan antara tugas, tanggungjawab
dan wewenang
4. Kesediaan memperhatikan pendapat dari
orang yang menerima pelimpahan
5. Mempercayai orang yang diberi wewenang
6. Membimbing orang yang diserahi wewenang
7. Melakukan pengontrolan
8. Adanya kejelasan tentang tugas yang harus
dilaksanakan orang yang diberi wewenang
Manfaat pelimpahan wewenang
1. Meringankan pemimpin, sehingga dapat
berkonsentrasi pada tugas pokoknya
2. Keputusan dapat diambil lebih cepat
3. Pekerjaan dapat diselesaikan pada jenjang
yang tepat (pada pimpinan, pada staf dst)
4. Menumbuhkan inisiatif dan tanggungjawab
5. Alur pekerjaan dapat tetap berjalan meskipun
salah seorang mengalami halangan
6. Mematangkan orang lain sehingga lebih siap
menerima beban tanggungjawab yang lebih
besar
Kapan pendelegasian dilakukan ?
a. Apabila ada tambahan staf (pegawai) baru
b. Apabila ada bawahan yang berhenti
c. Apabila ada satuan baru dalam organisasi
d. Apabila memberikan kewajiban baru
e. Apabila ada peristiwa-peristiwa khusus
f. Apabila ada kenaikan pangkat
g. Apabila pengunduran diri telah melekat
Halangan dalam pendelegasian
ATASAN
1. Kepercayaan diri bahwa dia
dapat melakukan pekerjaannya
sendiri
2. Tidak percaya pada bawahan
dan tidak mau memikul
tanggungjawab atas kesalahan
yang dilakukan bawahan
BAWAHAN
3. Kekurangan alat kontrol atas
1. Senang pada pekerjaan yang berbagai kesukaran yang
mudah dihadapi
2. Takut disalahkan
3. Terlalu banyak pekerjaan
4. Kurang percaya diri
5. Kurang mendapat dorongan
positif
KEPEMIMPINAN DAN KONFLIK
9
KONFLIK
Konflik adalah segala bentuk hubungan
antar manusia yang ditandai dengan
adanya sifat-sifat berlawanan.
Konflik adalah pertentangan antar individu
karena berbagai penyebab “perbedaan”
Penyebab konflik
Setiap orang memiliki sejarah dan karakter
yang unik
Masing-masing orang dilahirkan dalam
lingkungan yang berbeda
Masing-masing orang memiliki cara hidup
tertentu yang bervariasi
Setiap orang orang memiliki nilai yang
memandu pikiran dan perilaku
Pandangan budaya tentang konflik
PENYELESAIAN
PENGELOLAAN
RESOLUSI
TRANSFORMASI
Pandangan tentang konflik
Pandangan negatif (menghamburkan tenaga,
menurunkan semangat kerja, memecah belah tim,
merusak kerjasama, menimbulkan rasa saling
curiga, kontraproduktif)
NILAI, KUALITAS
PENCAPAIAN
DETERMINAN KONFLIK
AKIBAT PENYELESAIAN KONFLIK
PENYELESAIAN KONFLIK
PERILAKU KONFLIK
(MANIFEST C)
INTER
GROUP C
INTERPERSO
NAL C
ROLE CONFLICT
INTRASENDER INTERSENDER
ROLE
CONFLICT
INTERROLE /
PERSON ROLE
JENIS KONFLIK
1 PERSA Tegas,berorientasi kekuaatan
(kalah/menang),cenderung menekan pihak lain. Dipakai
INGAN jika kita tahu persis bahwa kita benar
10
Komunikasi ?
Pertukaran informasi dan penyaluran makna
Pengalihan informasi dari pengirim ke penerima, di mana
informasi tersebut dimengerti oleh penerima
Proses interaksi di antara dua orang atau lebih
Proses mengirimkan perasaan dan pikiran dari otak
seseorang ke otak orang lain
Proses di mana seseorang membagikan makna dalam
bentuk pesan-pesan simbolik
Proses di mana seseorang membagikan makna melalui
transmisi pesan
Pokok penting komunikasi
a) Proses komunikasi melibatkan orang, oleh karena itu
dalam memahami komunikasi harus dimulai dengan
mengetahui bagaimana orang-orang itu berkomunikasi.
b). Komunikasi melibatkan persebaran arti/makna,
sehingga agar dapat berkomunikasi orang harus
menerima dan menyetujui definisi dan makna yang
dipergunakan.
c). Komunikasi adalah simbol yang dapat berbentuk
perilaku, surat, angka serta kalimat guna
menggambarkan atau mendekati segala sesuatu yang
dimaksud dengan komunikasi.
Unsur-unsur komunikasi
1. Komunikator
2. Pesan
3. Saluran
4. Umpan balik
Proses dan lingkungan dalam
komunikasi
1. Encoding (pengembangan pesan)
2. Decoding (pemaknaan)
3. Umpan balik
Fungsi komunikasi dalam praktek
kepemimpinan
1. Menciptakan dan menyebarluaskan tujuan organisasi
2. Mengembangkan rencana untuk mencapai tujuan
organisasi
3. Mengorganisaikan sumberdaya agar dapat
didayagunakan secara efektif dan efisien.
4. Memilih dan menghargai anggota organisasi secara
baik.
5. Memotivasi anggota agar berpartisipasi maksimal
6. Mengontrol perilaku anggota.
Jalur dan arus komunikasi
Jalur : formal vs informal; vertikal vs horizontal
Arus :
a) Arus komunikasi ke bawah (downward
communication)
b) Arus komunikasi ke atas (upward
communication)
c) Arus komunikasi ke samping dan informal
(lateral and informal communication). Arus
komunikasi tersebut memiliki sifat one way
atau two way communication
Jenis komunikasi
No Jenis komunikasi Keterangan
10 A
Elemen-elemen perintah
1. instruksi resmi, mengandung aspek kelembagaan
(institusional), jelas ruang lingkup dan wilayahnya
(sistemik), serta bermuatan sanksi (dari yang paling
ringan sampai yang paling berat).
2. Berlangsung dari atasan diarahkan kepada
bawahan, sehingga menunjukkan kedudukan
orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.
3. Berisi kewajiban untuk melaksanakan kegiatan
tertentu atau larangan untuk mengerjakan sesuatu.
Tujuan memberi perintah
1. mengkoordinir kegiatan bawahan agar kegiatan
bawahan yang terkoordinasi dan bersinergi
mendukung pencapaian tujaun institusi.
2. memberikan perintah berarti melangsungkan
proses komunikasi
3. memberikan perintah berarti memberikan
pendidikan dan pengetahuan
4. memberikan perintah berarti mengklarifikasi
hirarki atasan-bawahan.
ADVOKASI
SESI 11
Pengertian Advokasi
1. Advocacy is a combination on individual and
action design to gain political commitment,
policy support, social acceptance and system
support for particular health goal or programs
(WHO, 1989)
2. Advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi
kebijakan publik melalui bermacam-macam
bentuk komunikasi persuasif
Tujuan umum advokasi
• Diperolehnya dukungan politis terhadap
perubahan kebijakan dan implementasi
….. dalam rangka ……..
Tujuan khusus
• Meningkatkan jumlah kebijakan publik ..
• Meningkatkan opini masyarakat dalam
mendukung program ….
• Teratasinya masalah …..
Pedoman memilih sasaran
• Perhatikan bentuk instrumen kebijakan
publik yang diinginkan
• Periksa kompetensi unsur atau instansi
yang berwenang
• Amati ciri dan kondisi spesifiknya sebagai
sasaran komunikasi
Bentuk-bentuk kebijakan publik
1. Surat keputusan
2. Hukum / regulasi
3. Pajak dan harga
4. Investasi langsung
Surat keputusan
• Pernyataan pemerintah yang dapat
menggerakkan secara aktif aparatnya
untuk memberikan penyuluhan dan
motivasi kepada masyarakat
Hukum dan regulasi
• Pemerintah sesuai dengan batas
kewenangannya dapat mengeluarkan
peraturan perundang-undangan /
regulasi / perijinan dan keputusan yang
bersifat mengikat bahkan memaksa
Pajak dan harga
• Pemerintah dapat menetapkan pajak dan
harga yang bersifat menndorong (insentif)
maupun yang bersifat membatasi
(disinsentif)
Investasi langsung
• Pemerintah dapat menyediakan tenaga,
sarana dan biaya dalam memberikan
pelayanan / kemudahan kepada keluarga
dan masyarakat. Dengan kata lain
pemerintah dapat melaksanakan proyek-
proyek pembangunan
Siapa sasaran advokasi ?
1. Pengambil kebijakan utama
2. Legislatif
3. Stakeholder
4. Public figure
5. Asosiasi
Kapan waktu melakukan ?
1. Pada tatanan formal (rapat, seminar,
konferensi dsb)
2. Pada tatanan informal (event olah raga, arisan,
pertemuan keluarga, dsb)
3. Secara langsung (lewat surat, e-mail, telepon,
faks)
4. Secara tidak langsung (via kolega, teman,
keluarga)
Syarat untuk advokasi
1. CREDIBLE - Program yang diajukan dapat
dipercaya
2. FEASIBLE – Secara teknis layak untuk
dilaksanakan
3. RELEVANT – Memenuhi kebutuhan
masyarakat dan benar-benar memecahkan
masalah
4. URGENT – Program harus segera dilaksanakan
5. HIGH PRIORITY – Program mempunyai
prioritas tinggi
Komponen advokasi
1. Analisis pemercaya (stakeholder)
pengambil keputusan, teman/mitra,
kelompok penentang
2. Jejaring advokasi
3. Strategi advokasi
4. Pendekatan kunci
Stakeholder
1. Siapa ?
2. Pengetahuan tentang masalah ?
3. Saluran untuk mencapai pengambilan
keputusan ?
4. Keahlian khusus ?
5. Besarnya dukungan ? (penentangan)
Jejaring
• Kelompok organisasi maupun
perorangan yang saling bekerjasama
untuk memperjuangkan perubahan
dalam kebijakan / proogram yang
berkaitan dengan masalah atau isu
advokasi
• Bentuknya koalisi
Strategi advokasi
1. Identifikasi dan analisis isu
2. Identifikasi dan analisis stakeholder
3. Rumuskan tujuan
4. Kembangkan pesan utama advokasi
5. Kembangkan strategi
6. Kembangkan rencana aksi
7. Rencanakan pengawasan, pemantauan dan
penilaian
Pendekatan kunci
1. Lobi politik
2. Petisi
3. Negosiasi
4. Berdebat
5. Seminar / presentasi
6. Liputan media
PENGAWASAN /
PENGENDALIAN
SESI 11
Pengawasan ?
• Pengawasan atau pengendalian adalah
proses yang dilakukan untuk menjamin /
memastikan agar pelaksanaan kegiatan
berjalan sesuai dengan rencana,
kebijakan dan ketentuan
Langkah pengawasan
• Menentukan standar
• Mengamati/menilai
• Mengukur hasil atas dasar standar
• Mengambil tindakan perbaikan yang
diperlukan
Prinsip pengendalian
1. Fokus pada determinan keberhasilan
2. Tidak mengajukan pertanyaan pada
orang yang tidak kompeten
3. Tempatkan para pelaku pada kedudukan
dan tanggungjawab yang seharusnya
4. Pusatkan perhatian pada strategi
Jenis pengendalian
1. Pengendalian go-no-go, pengendalian
kasus, setiap kasus yang diputuskan
ditinjau orang lain
2. Pengendalian arah, pengendalian global
3. Pengendalian perencanaan
4. Pengendalian implementasi
5. Pengendalian evaluasi
Hal-hal yang harus diawasi
1. Apa pelaksana menjalankan kegiatan sesuai
ketentuan ?
2. Apa pelaksana mampu mengembangkan
kemampuan > dapat memecahkan masalah yang
merupakan wilayah tanggung jawabnya?
3. Apa pelaksana memiliki kreativitas > mampu
berimprovisasi dalam batas ketentuan
organisasi
4. Apa metode dan cara dapat diimplementasikan
sesuai kapasitas pelaksana?
Metode mengawasi
1. Langsung partisipatif > atasan berdekatan
dengan pekerjaan bawahan
2. Langsung non partisipatif > dilakukan oleh
atasan terhadap bawahan minimal 2 tingkat di
bawahnya
3. Tidak langsung > melakukannya melalui
dokumen dan info dari berbagai sumber
internal (organisasi) dan eksternal (user /
stakeholder)
Kapan pengawasan dilakukan
1. Segera ketika kegiatan dimulai
2. Melaksanakannya sesuai rencana waktu
pengawasan
3. Ada kondisi-kondisi tertentu yang
mendorong segera dilaksanakannya
pengawasan
Kondisi-kondisi apa ?
1. Adanya hal-hal yang menonjol/menyimpang (control by
exception)
2. Adanya pembengkakan biaya (control through costs)
3. Penyimpangan prosedur dan proses (control by
procedure and process)
4. Terjadinya percepatan/perlambatan waktu (control by
time, speed and duration)
5. Ketidak mampuan mencapai hasil / tidak efektif
(control through output)
6. Ketidakmasuk-akalan dalam pengambilan keputusan
(control through audit)
7. Adanya pegawai tertentu yang potensial positif atau
potensial negatif (control through key personal)
KOORDINASI
SESI 12
Koordinasi ?
• Proses / usaha yang sinkron / terattur untuk
menyediakan jumlah dan waktu yang tepat dan
mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan
tindakan tang seragam dan harmonis
• Usaha di mana-mana masing-masing pihak yang
terlibat dalam kegaiat bersama menyediakan waktu
dan ruang pembahasan untuk secara bersama-sama
dan harmonis saling memberikan asupan dan info
dengan semangat bersama-sama mencapai tujuan
• Sinergi manjerial, waktu, sumber daya antar elemen
dengan prinsip komunikasi bilateral / multilateral
Syarat melakukan koordinasi
1. Kesadaran bahwa secara sektoral ada
keterbatasan
2. Keyakinan bahwa koordinasi
mempercepat pelaksanaan dan
mengefektifkan hasil
3. Perasaan ingin bekerjasama (sense of
cooperation)
4. Kuatnya semangat tim (team spirit)
Jenis koordinasi
1. VERTIKAL
2. HORIZONTAL
3. DIAGONAL
4. TERITORIAL
KOORDINASI VERTIKAL
13
MANAJEMEN PERUBAHAN
TAK PEDULI BERAPA JAUH JALAN
SALAH YANG ANDA JALANI, PUTAR
ARAH SEKARANG JUGA
Kenapa berubah ?
Hukum alam mengajarkan perubahan
(gelap-terang), lahir-tumbuh-kembang-
matang-mati
Perubahan adalah pertanda kehidupan
(change is the only evidence of life)—Evelyn
Waugh
Tidak ada yang tetap…yang tetap adalah
perubahan itu…
Berubah memberikan kesan yang berbeda
…persepsi…dan harapan
Karakteristik perubahan
1. Sangat misterius, tidak mudah dipegang
2. Butuh pemimpin (pembuat perubahan)
3. Tak semua orang bisa diajak melihat perubahan
4. Terjadi setiap saat
5. Ada sisi keras dan sisi lembutnya
6. Butuh waktu, biaya dan kekuatan
7. Butuh upaya khusus
8. Banyak diwarnai mitos-mitos
9. Menimbulkan ekspektasi---tapi juga kekecewaan
10. Menyebabkan kepanikan
Yang menyebabkan kegagalan
perubahan
1. Kepemimpinan yang tidak cukup kuat
2. Salah melihat makna reformasi
(reformasi=mengubah manusia; sering
hanya dianggap reorganisasi)
3. Sabotase di tengah jalan
4. Komunikasi yang tidak begitu bagus
5. Masyarakat yang tidak cukup mendukung
6. Proses “buy in (aware to or have to
change)” tidak berjalan
Teori FORCE-FIELD (Kurt Lewin, 1951)
DRIVING RESISTENCES
FORCES
UNFREEZING
CHANGING
REFREEZING
Penjelasan teori force-field
Perubahan terjadi karena munculnya tekanan
terhadap individu-kelompok-organisasi
Tekanan (driving forces) akan berhadapan dengan
keengganan (resistence) untuk berubah; perubahan
dapat terjadi dengan memperkuat tekanan, atau
melemahkan keengganan
Cara mengelola perubahan: 1) unfreezing
(penyadaran tentang perlunya berubah), 2)
changing (tindakan memperkuat tekanan atau
melemahkan keengganan), 3) refreezing
(membawa kembali organisasi ke arah
keseimbangan yang baru (a new dynamic
equilibrium)
Teori MOTIVASI (Beckhard dan Harris, 1987)
Langkah-langkah:
1. Mobilisasi energi para stakeholder untu mendukung perubahan
2. Mengembangkan visi dan strategi untuk mengelola dan
menghasilkan daya saing
3. Mengupayakan konsensus untuk menerima visi baru
4. Memperluas revitalisasi pada semua bagian dalam organisasi
(tanpa mengesankan pesanan dari atas)
5. Konsolidasi perubahan melalui kebijakan strategi yang
diformalisasikan
6. Pantau terus kegiatan
Pemenuhan
Proses kebutuhan manusia
Organisasi
manusia
teknologi Struktur
Organisasi
Penyelesaian tugas
Pendekatan
Tekno-Struktur
Teori Alpha, Beta, Gamma
(Golembiewski, Billingsley, Yeager, 1976)
komunikasi
partisipasi
fasilitasi
•Berikan negosiasi
informasi •Libatkan manipulasi
tentang kelompok •Explore
perubahan yang kalah paksa
area-area •Negosiasi
dan
•Berikan yang kan baik •Gunakan
merasa
alasan resisten formal kekuasaan •Paksa
dirugikan
logis •Bujuk maupun untuk secara
•Partisipasi informal memanipul eksplisit
•Edukasika untuk
kan dalam asi dan dan
n manfaat bergabung •Jika perlu
ambil kepatuhan implisit
•Fasilitasi gunakan
•Lakukan keputusan
pihak ke 3 •Kombinas •Ancam
perdebata perubahan
•Peroleh ikan akan
n sikap dan
komitmen ancaman mencabut
perilaku
dari dan imbalan
kelompok imbalan
yang lebih •Beri surat
luas teguran
Strategi untuk memperoleh kekuasaan dalam
menciptakan perubahan (1)
Jenis keputusan:
Keputusan rutin
Keputusan yang diciptakan (heuristic decision)
Keputusan yang dirundingkan (compromised
decision)
Dimensi sifat
Terprogram (untuk mengatasi
problematika rutin, sifatnya reguler,
tujuannya untuk menjaga standar
kinerja/performa)
Tidak terprogram (untuk mengatasi
problematika yang insidental,
sehingga keputusan yang diambil
bersifat khusus “tailored”)
Dimensi proses
1. Identifikasi masalah
2. Definisi masalah (dipengaruhi oleh
informasi dan nilai)
3. Formulasi dan menimbang alternatif
4. Implementasi keputusan
5. Evaluasi keputusan
Dimensi keterlibatan
Tidak ada keterlibatan sama sekali
Memberikan informasi guna
penyusunan keputusan
Membantu merumuskan alternatif
Mengusulkan alternatif-alternatif
Membuat keputusan
Sistematika pengambilan keputusan
Mengkaji sekomprehensif mungkin pokok
permasalahan
Mengidentifikasi dan menganalisis kelebihan dan
kekurangan dari setiap pilihan, serta mengestimasi
besarnya efek untuk memecahkan masalah serta
kelayakan penerapannya
Memilih tindakan yang paling “rasional”
Mengimplementasikannya
Mengevaluasi hasilnya sesegera mungkin
Bagaimana keputusan dibuat ?
Proses di dalam sistematika
pengambilan keputusan tidak harus
mengikuti bagaimana berjalannya
persoalan atau teknologi yang ada
Sesuatu yang baru yang diputuskan
boleh jadi merupakan keputusan
terbaik dari yang buruk
Pertimbangan etika harus
dikedepankan
Lingkungan pengambilan keputusan
Lingkungan yang pasti
(kecukupan informasi yang diperlukan untuk memprediksi hasil
dari implementasi setiap alternatif)
Lingkungan yang tidak pasti
(Informasi yang dimiliki sangat tidak cukup, sehingga tidak
mungkin dilakukan simulasi terhadap setiap alternative; terjadi
banyak perubahan, misalnya kondisi eksternal, teknologi
informasi, keterpengaruhan bawahan; perubahan yang cepat
disebut juga “anarki organisasi”; pada situasi ini keberhasilan
implementasi setiap pilihan tergantung pada kreativitas dan
performa bawahan )
Lingkungan yang berisiko
(Informasi yang dimiliki mengandung kemungkinan [probabilitas]
berhasil atau gagal; oleh karenanya pemimpin harus
menggunakan prosedur statistik dan intuisi )
Perspektif melihat pengambil keputusan
1. Klasik (holistik)
Pengambil keputusan adalah pelaku utama yang
harus memiliki kepastian (kapasitas umum)sehingga
keputusan yang diambil mengikat semuanya
(holistik)
2. Non klasik (teori perilaku mengambil
keputusan)/parsial
Keputusan yang diambil hanya berlaku untuk situasi
yang dialami dan dipersepsikan secara khusus
Perspektif klasik
Memahami pokok persoalan
Mengerti berbagai alternatif
pemecahan masalah dan memahami
konsekuensinya
Memilih alternatif yang optimum
Sering digunakan sebagai model
bagaimana seorang manajer
mengambil keputusan
Perspektif non klasik
Tumbuhnya kesadaran bahwa bawahan/anggota
memiliki:
-Keterbatasan pengetahuan
-Berfikir rasional/reguler