TESIS
FAKULTAS PSIKOLOGI
2019
i
PENGARUH PELATIHAN TRUST BUILDING
TERHADAP KUALITAS TEAMWORK PADA
KARYAWAN PT. MG
TESIS
Diajukan Kepada:
Oleh
Muhammad Aliyandri Akbar
NIM 15511029
FAKULTAS PSIKOLOGI
2019
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
atas nikmat kehidupan, karunia, dan segala berkah yang telah diberikan olehNya
dan tidak lupa pula shalawat serta salam peneliti sanjungkan kepada junjungan
Tesis ini juga dapat terselesaikan juga karena segala bantuan, doa, serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih
kepada :
2. Bapak Yudhi Mahyudin dan Ibu Sri Wahyuningsih sebagai orang tua
peneliti yang selalu memberikan doa, semangat, kesabaran dan jasa yang
tidak akan pernah bisa terbalaskan oleh Praktikan sebagai seorang ana
3. Deanita Nastiti, M.Pd, selaku istri yang selama ini telah memberi
4. Hafidz L.G. sebagai kakak yang juga selalu memberikan doa dan menjadi
v
7. Rekan Magister Profesi: Musba, Yogdi, Obay, Raspan, Desi, Davita,
Mbak Laksmi, serta rekan-rekan Mapro Pio lainnya yang tidak bisa
kita semua.
Peneliti menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan
saran yang membangun terbuka bagi siapa pun. Semoga tesis ini bisa berguna
vi
DAFTAR ISI
PERNYATAAN .......................................................................................... iv
ABSTRAK................................................................................................... xiii
vii
D. Manipulasi Variabel Bebas ...................................................... 54
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 55
F. Prosedur Penelitian .................................................................. 59
1. Tahap persiapan penelitian................................................. 60
2. Tahap uji coba ................................................................... 61
3. Tahap pelaksanaan ............................................................. 66
4. Tahap evaluasi ................................................................... 73
G. Analisis Data ........................................................................... 85
viii
DAFTAR TABEL
ix
27. Tabel 4.7 Hasil Uji Paired Sample T-test Skala Kualitas Teamwork... 94
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
THE EFFECT OF TRUST BUILDING TRAINING ON THE TEAMWORK
QUALITY FOR PT. MG EMPLOYEES
ABSTRACT
Quality teamwork can provide a balance among its members, namely by creating
an environment in which they are interested in contributing and participating in
the framework of developing a positive and effective work environment. This study
aims to determine the effect of trust bulding training on teamwork quality. The
subjects in this study were 16 people who were divided into the experimental
group and the control group. Measuring instruments are the adaptation of the
teamwork quality scale (Hoegl & Geumenden, 2001) and the trust building scale
(Blanchard, 2010). Trust building training is designed to improve teamwork
quality by using modules that are arranged based on the aspects of able,
believable, connected, and dependable. The study design was a pretest-posttest
control group. The results of this study can be concluded: (1) paired sample t-test
results showed there was an increase in the quality of teamwork in the
experimental group significantly higher than before being given trust building
training, the value of t = -8,084 with p = 0,000 (p <0, 05), while the control
group obtained t = -1,307 with p = 0.232 (p> 0.05) which means there was no
significant increase. (2) the results of the independent sample t-test show the
value of t = 9,394 with p = 0,000 (p <0.05), this shows that there is a significant
difference between the quality of teamwork in the experimental and control
groups after being given trust building training.
xiii
PENGARUH PELATIHAN TRUST BUILDING TERHADAP
KUALITAS TEAMWORK PADA KARYAWAN PT. MG
ABSTRAK
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
organisasinya menjadi lebih ramping dan lebih berorientasi pada kinerja sebuah
tim yang efektif guna bertahan di tengah persaingan bisnis. Kesuksesan dari
sebuah organisasi dalam merespon perubahan globalisasi yang sangat cepat, juga
dapat mengadopsi metode bekerja bersama dalam sebuah tim atau teamwork
sebuah teamwork menjadi simbol dari model kerja dan perilaku bekerja yang
ideal dalam sebuah organisasi. Kegunaan dari teamwork sendiri dirancang untuk
(Erdem & Ozen, 2003). Menurut Parker (2007) dengan adanya teamwork dalam
untuk mencapai hasil yang luar biasa. Dengan adanya teamwork yang berkualitas,
Marks (dalam Sheng, Tian, & Chen, 2010) menemukan bahwa kesuksesan
sebuah tim dalam membangun teamwork yang berkualitas, tidak hanya berkaitan
dengan bakat dan kemampuan anggota tim, namun juga berkaitan erat dengan
interaksi yang terjadi di antara mereka. Interaksi tersebut didasarkan pada adanya
para anggota tim. Penemuan tersebut mendukung pernyataan dari Hoegl &
Gemuenden (2001) yang membuat sebuah konsep tentang kualitas teamwork yang
efektif, yaitu dengan menekankan pada kualitas fungsi kolaborasi yang terdiri
dari enam aspek yang diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu aspek tugas
Persyaratan penting lain dari sebuah tim untuk berkinerja baik adalah
adanya interaksi sosial yang kuat diantara anggota tim (Erdem & Ozen, 2003).
sosial anggota kelompok untuk berbagi tugas dan bekerja sama (Campion, 1996
dalam Williams & Castro, 2010). Faktor penting untuk menciptakan interaksi dan
sinergi di antara anggota tim adalah adanya iklim kepercayaan terhadap rekan
tim. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja tim yang konsekuensinya juga
langsung (Erdem & Ozen, 2003). Costa (2003) menyatakan bahwa kepercayaan
terhadap rekan kerja juga merupakan faktor yang sangat penting dalam hubungan
interpersonal dan interaksi kelompok di tempat kerja (dalam Sheng, Tian, &
Chen, 2010).
psikologis bagi anggota tim, di mana anggota tim dapat menerima kritik dengan
pemikiran mereka secara bebas sehingga meningkatkan sinergi (Erdem & Ozen,
2003). Kepercayaan terhadap rekan kerja juga dapat mengurangi perasaan negatif
karena hal ini merupakan sumber daya untuk manajemen risiko, mengurangi
bermain Golf dengan pemandangan alam sehingga menjadi daya tarik bagi para
berupaya mengelola berbagai aspek guna memberi pelayanan terbaik bagi para
guna memberi pelayanan terbaiknya bagi Golfer. SDM berperan sangat penting
yang telah ditentukan. SDM merupakan salah satu aset yang berharga bagi
perusahaan yang terus berkembang tentu tidak terlepas dari permasalahan SDM di
mengungkap permasalahan yang ada di salah satu bagian PT. MG, tepatnya
pada tanggal 9 Januari 2019 diketahui bahwa Bagian Restoran merupakan bagian
baru di dalam PT. MG. Restoran yang sebelumnya dibawah naungan Bagian
Operasional, sarana dan prasarana kini telah menjadi bagian yang berdiri sendiri
dan berkoordinasi langsung dengan Direktur PT. MG. Bagian Restoran terbentuk
pada bulan september dan berjalan mulai bulan Juli 2018. Bagian Restoran ini
pendapatan terbesar ke-2 bagi PT. MG setelah bisnis utamanya yaitu Golf Course,
namun kondisi bisnis Golf Course saat ini mengalami penurunan semenjak tahun
solusi atas proses bisnis yang dimiliki PT. MG guna melebarkan bisnis selain
dengan optimis karena restoran kerap mencapai target meski masih berada di
kerja lainnya.
Sebagai bagian yang baru, terdapat perubahan yang signifikan dari struktur
restoran yang berakibat pada perubahan formasi SDM di dalam restoran termasuk
hadirnya Kepala Bagian (Kabag.) yang baru. Disamping itu juga strategi bisnis
yang baru di bagian restoran juga menjadi sorotan bagi karyawannya agar dapat
berbenah dari strategi bisnis yang sebelumnya. Bagian restoran merupakan salah
satu bisnis yang diandalkan PT. MG disamping bisnis utamanya yaitu Golf
dengan formasi yang baru. Menurut Kabag. Restoran, karyawannya harus segera
bekerjasama satu sama lain sebagai tim yang solid. Komunikasi yang baik juga
karyawan di bagian restoran kurang dapat berkomunikasi dengan baik, hal ini
6
karyawan karena ada perbedaan jam kerja sehingga Kabag Restoran tidak dapat
sehingga lambat dalam membantu karyawan lainnya, hal ini kurang memberi
kenyamanan saat bekerja bersama rekan-rekan barunya. Hal-hal tersebut dan yang
sebagai tim.
hal bekerjasama, hal ini dapat dilihat ketika kondisi restoran sedang ramai
sudah memiliki pembagian tugas yang jelas, namun ketika event berlangsung
Pembagian tugas ini kurang dipahami dengan baik karena karyawannya kerap
bekerja tidak sesuai koordinasi dari atasan dan masih terpaku dengan pekerjaan
sebagai tim juga terlihat belum optimal bagi seluruh karyawan, masih ada
karyawan yang belum sigap membantu karyawan lainnya sebagai contoh seorang
waitress yang kerap sibuk saat Restoran dipenuhi pengunjung harus dibantu
dapat berdampak pada pelayanan yang lama dan kurang melayani pelanggan yang
kurang sigap membantu agar peka terhadap pekerjaan karyawan lainnya. Begitu
juga dengan hubungan kerja yang terjalin diantara karyawan restoran masih perlu
ditingkatkan lagi, masih ada sebagian karyawan yang belum mengenal karyawan
mengingat strategi bisnis restoran yang berkembang. Dampak yang terjadi atas
Menurut Parker (2007) dengan adanya teamwork dalam organisasi juga dapat
memberikan kesempatan bagi anggota organisasi untuk mencapai hasil yang luar
biasa. Dengan adanya teamwork yang berkualitas, maka sebuah tim dapat
efektif.
kepuasan kerja (Griffin, Patterson, & West, 2001). DeGrosky (2006) menyatakan
kemampuan reaksi, efesiensi biaya, pelayanan konsumen yang lebih baik, serta
bahwa kualitas teamwork mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja tim
(efektivitas dan efesiensi) dan kesuksesan anggota tim (kepuasan kerja dan
resolusi dari konflik tersebut. Selain itu, dengan adanya kualitas teamwork yang
baik dalam organisasi, maka dapat dihasilkan kinerja yang lebih baik, diantaranya
berkurangnya rata-rata karyawan yang keluar (Sheng, Tian, & Chen, 2010).
Menurut Griffin, Patterson, & West (2001) salah satu faktor yang dapat
kerja. Kualitas teamwork yang baik dalam organisasi akan tercapai jika di antara
pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap rekan kerja. Rasa percaya di
antara sesama rekan kerja akan memudahkan komunikasi dan koordinasi sehingga
kepercayaan terhadap rekan kerja dan kinerja karyawan telah diteliti dalam level
mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan kinerja tim (Dirks dan
Ferrin, 2001; Erdem, Ozen, & Atsan, 2003; Shen dan Chen, 2007; Schaurbroeck,
Peng, & Lam, 2011), kualitas teamwork (Erdem, 2003; Sheng, Tian, & Chen,
rekan kerja tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepercayaan terhadap rekan
efektif. Oleh karena itu, pengaruh pelatihan trust building terhadap rekan kerja di
antara karyawan penting untuk diteliti agar kualitas teamwork dalam organisasi
menjadi lebih efektif. Kualitas teamwork dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan dasar kualitas interaksi di dalam tim dengan melihat seberapa baik
persepsi anggota tim terhadap kolaborasi dan interaksi yang terjadi di antara
10
anggota tim. Kualitas teamwork dalam penelitian ini juga digambarkan dengan
penilaian anggota tim terhadap seberapa alami anggota tim dalam bekerja bersama
anggota, dukungan, usaha dan kohesi. Pada penelitian ini ingin melakukan upaya
building.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui secara empirik dari
di PT. MG.
C. Manfaat Penelitian
pada individu yang memiliki permasalahan dalam bekerja sama secara tim.
D. Keaslian Penelitian
berikut:
Building Training.
teamwork quality.
MG.
Yogyakarta.
eksperimen.
menangkap gaya berpikir, kualitas kerja tim, dan kinerja dari penilaian
kualitas kerja tim. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang
kelompok eksperimen.
Yogyakarta.
1. Keaslian Topik
Pada penelitian ini memilki topik yang berbeda dari penelitian yang
Quality di PT. MG`. Pada penelitian ini subjek yaitu karyawan Bagian
2. Keaslian Teori
modifikasi alat ukur teamwork quality dari Hoegl dan Geumenden (2001).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kualitas Teamwork
sebuah sistem sosial yang terdiri dari tiga orang atau lebih yang melekat dalam
sebuah organisasi di mana para anggotanya merasa menjadi bagian satu dengan
yang lain dan berkolaborasi untuk mencapai sebuah tujuan (Hoegl & Geumenden,
2001). Tim berbeda dengan kelompok karena sebuah tim mempunyai struktur,
tujuan dan ketergantungan antar anggota (Forsyth, 2006). Sebuah tim akan
berfokus dalam mencapai tujuan dan tetap mementingkan relasi antar anggotanya.
Selanjutnya pada akhir abad kedua puluh, konsep kualitas teamwork telah
dikukuhkan menjadi suatu aspek yang kritikal dalam pembentukan strategi bisnis
(Robbins, 2009). Oleh karena itu, teamwork harus ditumbuhkan dalam sebuah
1992; Guzzo dan Shea, 1992) merumuskan bahwa kualitas teamwork merupakan
proses kerjasama yang dilakukan dalam sebuah tim yang merupakan bentuk dasar
perilaku sosial anggota tim berupa aktivitas, interaksi dan perasaan yang dapat
diukur.
individu dan dapat diukur dengan kuantitas, misalnya jumlah produk yang
dihasilkan dari seorang pegawai tanpa cacat, eksekusi yang dilakukan dengan
tepat dan tindakan yang efektif. Interaksi berkaitan dengan hubungan antar
anggota tim dalam beraktivitas, hal ini dapat diukur dengan melihat frekuensi dan
motivasi atau sikap dan tidak dapat secara langsung diamati tapi dipengaruhi oleh
psikologis, perilaku dan mental dari anggota tim dalam berkolaborasi satu dengan
yang lain dalam melaksanakan tugas dan upaya mencapai tujuan. Sedangkan
kesempatan bagi orang biasa untuk mencapai hasil yang luar biasa.
teamwork yang berkualitas jika mereka memiliki tujuan bersama serta sesama
20
anggota tim mengembangkan hubungan yang efektif dan bermutu untuk mencapai
teamwork adalah adanya interaksi antara anggota tim yang berkualitas dan adanya
teamwork adalah proses psikologis, mental dan perilaku dari beberapa orang yang
teamwork yang efektif dengan istilah teamwork quality (TWQ) yang didasarkan
pada kualitas interaksi di dalam tim yaitu dengan melihat seberapa baik kolaborasi
dan interaksi yang terjadi di antara anggota tim. Untuk menggambarkan seberapa
alami anggota tim bekerja bersama, TWQ menggunakan enam aspek proses
diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu aspek yang berkaitan dengan tugas
aspek interaksi sosial (dukungan, usaha dan kohesifitas tim). Penjelasan dari
21
a. Komunikasi
anggota tim. Kualitas komunikasi di antara anggota tim dapat dilihat dari
b. Koordinasi
jawab dari pekerjaan secara jelas di antara anggota tim sehingga tidak
terdapat jarak dan tumpang tindih wewenang dan tanggung jawab terhadap
pekerjaan.
Hal penting bagi sebuah tim yang berkualitas adalah semua anggota
d. Dukungan
e. Usaha
Pembagian beban kerja di antara anggota tim dan memprioritaskan tugas tim
f. Kohesivitas
berusaha untuk tetap berada dalam tim. Terdapat tiga kekuatan yang
mendorong terjadinya kohesivitas; (1) daya tarik pribadi anggota tim, (2)
Parker (2007) menyatakan bahwa tim yang efektif adalah tim yang
memiliki efektivitas kinerja atau kualitas teamwork yang tinggi. Karakteristik tim
yang memiliki kualitas teamwork yang tinggi menurut Parker (2007) adalah
sebagai berikut:
23
Sebuah tujuan dapat disebut sebagai goal, objective atau task. Tim
harus memahami mengapa hal tersebut diperlukan dan apa yang harus
tujuan yang jelas dan realistis untuk dicapai. Sebuah tujuan juga merupakan
motivator psikologis yang luar biasa bagi anggota tim. Jika tim memiliki
tujuan dan menyadari hal-hal yang perlu dilakuan untuk mencapai tujuan
adanya atmosfir dengan suasana yang informal, nyaman dan tenang. Salah
satu ciri kualitas teamwork dalam sebuah tim yang sudah efektif adalah
anggota tim merasa nyaman satu sama lain, bersemangat ketika mengadakan
c. Adanya Partisipasi
anggota tim aktif ikut serta dalam upaya mencapai tujuan, sedangkan
d. Mendengarkan
adalah salah satu aspek komunikasi selain membaca, menulis dan berbicara.
e. Menghargai Perbedaan
sebuah tim yang aktif. Kualitas teamwork yang efektif dimiliki oleh tim yang
pendapat yang jauh berbeda dari pendapat anggota tim yang lain. Perbedaan
atau sudah tidak mampu lagi meyakinkan anggota lain terhadap cara pandang
Konsep peran tidak hanya berkaitan dengan daftar tugas yang harus
dikerjakan oleh anggota tim tetapi juga berkaitan dengan ekspektasi anggota
tim terhadap suatu tugas dan ekspektasi anggota tim lainnya terhadap tugas
tersebut.
i. Pembagian Kepemimpinan
Dalam kualitas teamwork yang efektif, setiap anggota tim harus siap
Kualitas teamwork yang efektif dapat terwujud jika sebuah tim mau
eksternal tim. Pihak eksternal ini bisa berupa tim lain yang sukses, konsumen
k. Keberagaman Kemampuan
Tim yang efektif terdiri dari anggota yang memiliki kemampuan yang
berbeda-beda. Tim akan sukses jika tim terdiri dari gabungan anggota yang
pencapaian target dan tujuan, bersedia bekerja keras untuk memastikan proses
l. Self assessment
memeriksa seberapa baik mereka telah berfungsi dan kendala apa saja yang
oleh setiap anggota tim ini akan membantu tim untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan yang mereka miliki saat ini serta menjaga agar
mereka tetap pada jalur yang benar dalam pencapaian tujuan tim.
digunakan adalah teori Hoegl & Gemuenden (2001) tentang teamwork quality.
Teori teamwork quality lebih sesuai diterapkan dalam penelitian ini karena aspek-
usaha dan kohesifitas tim. Peneliti ingin menganalisa aspek yang paling rendah
Menurut Griffin, Patterson, & West (2001) beberapa faktor yang dapat
antara pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap rekan kerja. Rasa
tujuan kelompok.
rekan kerja yang lain. Hal ini akan memudahkan mereka memahami kesulitan
Ukuran keberhasilan dari sebuah tim bisa dilihat bahwa tim tersebut
mampu mencapai hasil yang telah ditetapkan. Untuk dapat melakukannya atas
dasar yang konsisten dan terus-menerus mencapai hasil tersebut, sebuah tim
harus mampu mengatasi lima disfungsi yang oleh Lencioni (2006) dijelaskan
anggotanya sulit untuk memberikan kritik yang baik dan juga sulit
menerimanya.
b. Takut akan konflik. Tim yang saling mempercayai tidak takut untuk terlibat
Berdasakan penelitian Grifin, dkk (2001) dan Lencioni (2006) tentang hal-
hal yanrg mempengaruhi kualitas dan disfungsi sebuah teamwork terdapat satu
keterampilan atau perilaku yang penting untuk dapat menunjang kinerja yang
sukses (Riggio, 2008). Menurut Costa (2003), pelatihan merupakan suatu program
optimal.
Doney et.al. (dalam Ojha & Gupta, 1998) mendefenisikan trust sebagai
sesuatu yang diharapkan dari kejujuran dan perilaku kooperatif yang berdasarkan
saling berbagi norma-norma dan nilai bersama. Tschannen, Moran dan Hoy
menjadi rentan terhadap pihak lain didasarkan pada keyakinan dari tindakan
keyakinan niat dan perilaku orang lain. Trust juga di artikan sebagai tautan
penting untuk semua hubungan baik, baik secara pribadi maupun professional.
suatu proses yang lambat dan membutuhkan waktu lama dikaitkan dengan proses
suatu pekerjaan, tetapi dapat mempercepat proses terjadinya interaksi terbuka dan
komunikasi serta keterampilan yang baik. Jalali dan Zlatkovic (2009) mengartikan
menyatakan trust building adalah suatu program yang mengajarkan pimpinan dan
upaya yang melibatkan komponen kognitif dan afektif individu untuk layak
yang meliputi elemen able, believable, connected dan dependable agar dapat
terhadap titik kunci yang dapat meningkatkan kepercayaan. Ada empat elemen
dalam trust building menurut Blanchard (2010) yaitu able (mampu), believable
empat elemen tersebut selanjutnya disebut dengan ABCD trust model yang secara
memahami organisasi dan berbagi sumber daya dan informasi dengan orang
oleh orang lain, jujur dalam diri mereka ketika berurusan dengan orang lain.
kebijakan organisasi serta kode etik profesi, walaupun dalam keadaan yang
sulit untuk melakukannya sehingga dapat dipercaya. Dalam istilah praktis ini
berarti membuat dan mengikuti proses yang adil. Seseorang perlu merasa
bahwa mereka diperlakukan secara adil. Itu bukan berarti bahwa setiap orang
harus diperlakukan dengan cara yang sama dalam semua keadaan, tetapi itu
32
berarti bahwa seorang individu dengan tepat dan adil berdasarkan keunikan
dikatakan oleh para pemimpin mengenai apa yang akan mereka lakukan. Hal
ini berarti bertanggung jawab atas tindakan dan keberadaan orang lain,
lain. seseorang yang dapat diandalkan berarti mampu, akan dan pasti
Metode yang akan digunakan dalam pelatihan trust building kali ini adalah
meningkatkan teamwork quality pada karyawan dari sisi psikologis maka dapat
connected, dan depandable. Menurut Griffin, Patterson, & West (2001) ada
antara pegawai dapat menumbuhkan rasa percaya terhadap rekan kerja. Rasa
tujuan kelompok.
rekan kerja yang lain. Hal ini akan memudahkan mereka memahami kesulitan
dengan trust buiding maka diharapkan tingkat teamwork quality akan semakin
baik. elemen trust buiding menjadi acuan dalam pembuatan program pelatihan
kegiatan pada rancangan modul pelatihan. Selain itu setiap sesi pelatihan
Berikut ini adalah uraian setiap sesi pelatihan beserta tujuan yang hendak dicapai
diantaranya:
Sesi ini menekankan pada pengenalan antar peserta dan fasilitator serta
terbaik.
harus jujur dalam diri mereka ketika berurusan dengan orang lain. Peserta
diharapkan mampu bersikap dengan integritsas pada diri sendiri dan orang
lain.
Pada sesi ini peserta akan diberikan materi kepedulian akan kebutuhan
peserta lain dengan topik yang ditentukan sehingga peserta dapat mengenal
Pada sesi ini peserta akan diberikan materi yang bertujuan untuk
7. Sesi Penutupan
Pada sesi ini peserta akan diberikan ruang untuk debriefing review
peserta mengisi lembar evaluasi yang telah diberikan untuk mengetahui sejauh
sesi III (dapat diandalkan), sesi IV (bertindak dengan integritas), dan sesi V
konsumsi dari golfer dalam waktu yang cepat, maka di antara sesama anggota tim
terciptanya interaksi dan sinergi yang baik. Hoegl & Gemuenden (2001)
menjelaskan bahwa sebuah tim memiliki teamwork yang berkualitas jika mereka
37
yang efektif dan bermutu untuk mencapai tujuan. Teamwork yang berkualitas
yang kooperatif untuk mencapai tujuan bersama melalui berbagi pengetahuan dan
bahwa elemen penting dari kualitas teamwork adalah adanya interaksi antara
anggota tim yang berkualitas dan adanya tujuan yang ingin dicapai bersama
Erdem dan Ozen (2003) yang menyatakan bahwa faktor paling penting
untuk menciptakan interaksi dan sinergi diantara anggota tim adalah adanya iklim
(Erdem & Ozen, 2003). Dalam membangun kepercayaan, setiap anggota tim
harus mengikuti dengan yakin apa yang dikatakan oleh para pemimpin mengenai
apa yang akan mereka lakukan. Hal ini berarti bertanggung jawab atas tindakan
2010). Kepercayaan setiap anggota tim dapat muncul apabila mereka dapat
diandalkan dalam penyelesaian tugas, sehingga anggota tim dapat percaya bahwa
Costa (2003, dalam Sheng, Tian, & Chen, 2010) menyatakan bahwa
kepercayaan terhadap rekan kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam
kepercayaan merupakan sebuah elemen yang sangat penting dan mendasar, jika
tidak ada kepercayaan terhadap rekan kerja maka tidak akan ada anggota
setiap anggota tim perlu menunjukkan usaha dan kompetensi sehingga timbul
anggota tim memberikan sebuah atmosfer keamanan psikologis bagi anggota tim
di mana anggota tim dapat menerima kritik dengan lebih mudah, mendiskusikan
sehingga meningkatkan sinergi (Erdem & Ozen, 2005). Keamanan psikologis dari
anggota tim dapat terwujud dengan adanya sikap integritas. Anggota tim harus
jujur dalam diri mereka ketika berurusan dengan orang lain. Seseorang perlu
merasa bahwa mereka diperlakukan secara adil, seorang individu dengan tepat dan
Kepercayaan terhadap rekan kerja juga dapat mengurangi perasaan negatif karena
39
diri mereka sendiri, itu menciptakan rasa koneksi di antara anggota tim
(Blanchard, 2010). Hal ini sesuai dengan kondisi di Bagian Restoran saat ini yaitu
kualitas teamwork di antara rekan kerja yang rendah dipengaruhi oleh komunikasi
yang kurang efektif sehingga kurangnya rasa percaya di antara karyawan sehingga
Bagian Restoran PT. MG. Hal ini di dukung oleh penelitian-penelitian mengenai
kinerja individu, komitmen organisasi, intensi turn over, dan kinerja tim (Ferrin,
Dirks, & Shah, 2006), interpersonal cooperation dan kualitas teamwork (Jones &
teamwork. Menurut Reina dan Reina (2006) menyatakan bahwa pelatihan trust
atau dengan melalui metode learning experience yang dapat merubah kebiasaan
building dapat meningkatkan kualitas teamwork. Hal ini disebabkan konsep dalam
D. Landasan Teori
sarat dengan tantangan, persaingan ketat dan tentu saja ada peluang di dalamnya.
Terjadi perubahan dari kondisi lama menjadi baru, dari biasa menggunakan cara
lama menjadi harus beradaptasi dengan cara baru. Kondisi tersebut berdampak
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang mengalami pergeseran dari cara kerja
akan memberikan hasil lebih efektif dibanding cara kerja individual. Menurut
41
Erdem & Ozen (2003), kesuksesan dari sebuah organisasi dalam merespon
perubahan globalisasi yang sangat cepat, juga tergantung dengan seberapa cepat
horizontal dan sampai sejauh mana organisasi dapat mengadopsi metode bekerja
sebuah teamwork menjadi simbol dari model kerja dan perilaku bekerja yang
ideal dalam sebuah organisasi. Kegunaan dari teamwork sendiri dirancang untuk
(Erdem & Ozen, 2003). Menurut Parker (2007) dengan adanya teamwork dalam
untuk mencapai hasil yang luar biasa. Dengan adanya teamwork yang berkualitas,
teamwork yang berkualitas jika mereka memiliki tujuan bersama serta sesama
anggota tim mengembangkan hubungan yang efektif dan bermutu untuk mencapai
teamwork adalah adanya interaksi antara anggota tim yang berkualitas dan adanya
karyawan mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh Hoegl & Gemuenden
Koordinasi, artinya tim harus membuat sebuah jenjang tanggung jawab dari
pekerjaan secara jelas di antara anggota tim sehingga tidak terdapat jarak dan
Keseimbangan kontribusi anggota, Hal penting bagi TWQ adalah semua anggota
Usaha, menjelaskan bahwa pembagian beban kerja di antara anggota tim dan
dari anggota tim. 6) Kohesivitas, mengartikan bahwa tim mengacu kepada tingkat
Menurut Griffin, Patterson, & West (2001) beberapa faktor yang dapat
rekan kerja, 2) Pengayaan pekerjaan (job enrichment) kepada anggota tim dalam
Kepercayaan mengenai peran dan tanggung jawab anggota tim, 5) Umpan balik
43
diantara sesama anggota tim. Pada penelitian ini, peneiliti mengkaji salah satu
faktor yang mempengaruhi kualitas teamwork pada tim, yaitu faktor kepercayaan
terhadap rekan kerja. Hubungan antara kepercayaan terhadap rekan kerja dan
positif terhadap kualitas teamwork (Erdem, 2003; Sheng, Tian, & Chen, 2010).
tim. Hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja tim yang konsekuensinya juga
langsung (Erdem & Ozen, 2003). Kepercayaan terhadap rekan kerja juga
pertukaran apapun, dan diperlukan bahkan untuk yang paling rutin dalam setiap
semua masalah, namun sebagai organisasi yang meyakini konsep tersebut, maka
akan mengarahkan semua kegiatan organisasi dalam bentuk kerja tim yang secara
upaya yang tepat untuk membangun kepercayaan pada anggota tim yang akan
memberikan pengaruh pada peningkatan TWQ. Salah satu caranya adalah melalui
pelatihan trust building. Pelatihan merupakan cara yang efektif untuk membangun
dan afektif seseorang. Pendapat lain menyatakan trust building adalah suatu
2010).
Dynamic (Forsyth, 2010). Dinamika kelompok yang merupakan salah satu bidang
kajian dalam Psikologi Sosial. Teori ini digunakan sebagai dasar dalam
kecil, memiliki kuantitas dan kualitas interaksi sosial tinggi. Social group,
merupakan kelompok yang berada pada seting publik. Kelompok ini fokus
satu sama lain dalam beberapa hal seperti satu agama, satu suku, satu ras
dan lainsebagainya. Jika suatu kategori tidak memiliki implikasi sosial makaitu
Restoran PT. MG berada pada tipe social group, dimana Bagian Restoran
merupakan kelompok yang terbentuk dalam struktur PT. MG dan fokus pada
kelompok agar memudahkan kerjasama tim. Persyaratan penting lain dari sebuah
tim untuk berkinerja baik adalah adanya interaksi sosial yang kuat diantara
anggota tim (Erdem & Ozen, 2003). Tujuan, Kelompok harus memiliki tujuan.
Restoran tentunya memiliki tujuan yang jelas bagi PT. MG, dimana Bagian
kepada anggota lainnya. Karakteristik ini menjadi tantangan bagi Bagian Restoran
lain. Karyawan cenderung bekerja pada tugas masing-masing, hal ini menjadi
(ketua dan anggota) yang memiliki peran sesuai dengan aturan yang berlaku.
perusahaan yang terdiri dari Kepala Bagian, Kasie, dan Staf. Masing-masing
posisi telah memiliki tugas dan peraturan yang harus dilaksanakan, namun
kelompok yang diuraikan para ahli, kelompok tidak hanya ditentukan oleh
kuantitas individu dan proses interaksi sosial, tetapi juga bagaimana individu
mempersepsi diri mereka apakah dirinya bagian dari kelompok tersebut. Setiap
karyawan belum saling mengenal secara personal dan belum saing memiliki
sehingga komunikasi menjadi tidak efektif. Kohesivitas perlu ditingkatkan, hal ini
intevensi berupa pelatihan trust buiding. Hal yang menjadi landasan pengukuran
tingkatan trust building mengacu pada aspek yang dikemukakan oleh blanchard
E. Hipotesis
kualitas teamwork anggota tim pada kelompok kontrol yang tidak diberi pelatihan.
49
BAB III
METODE PENELITIAAN
berikut : (1) Variabel bebas : Pelatihan Trust Building, (2) Variabel tergantung :
Kualitas Teamwork
Definisi operasional trust building adalah skor total dari elemen able,
2. Kualitas Teamwork
dalam sebuah tim yang merupakan bentuk dasar perilaku sosial anggota tim
berupa aktivitas, interaksi dan perasaan yang dapat diukur (Hoegl dan
Geumenden, 2001).
Definisi operasional dari variabel ini adalah skor total dari semua
kontribusi anggota, dukungan, usaha, dan kohesi yang diperoleh dari jawaban
B. Subjek Penelitian
Kasie. Dapur, Kasie Pelayanan, Staff Cook, Staff Pantry, Staff Waiters,
b) Karyawan yang memiliki nilai kategori rendah dan sedang pada skala
kualitas teamwork.
dalam kriteria sedang dan rendah. Subjek dipilih berdasarkan kelompok yang
deviasi populasi. Standar deviasi dihitung dengan cara mencari rentang skor,
dibagi menjadi enam (Azwar, 2012). Rumus yang digunakan untuk membuat
Tabel 3.1
Rumus kategorisasi variabel
Pedoman Kategorisasi
X ≥ (µ + 1.SD) Tinggi
Keterangan:
µ : rerata (mean) hipotetik
SD = Standar Deviasi
Tabel 3.2
Norma kategori skala Kualitas Teamwork
Kategori Nilai Skor Kualitas
Teamwork
Tinggi 129.3 ≤ X
Sedang 104.7 ≤ X < 129.3
Rendah X < 104.7
rendah, yaitu skor X kurang dari 104.7, kategori sedang skor X dari 104.7
sampai kurang dari 129.3 dan untuk kategori tinggi skor X besar sama dari
129.3.
52
tinggi, 2 subjek berada pada kategori sedang dan 14 subjek berada pada
peneltitian ini, yaitu karyawan yang memiliki skor kualitas teamwork dalam
kriteria sedang dan rendah. Hasil pretest skala kualitas teamwork dapat
Tabel 3.3
Kategorisasi subjek penelitian
Kualitas Teamwork
No Subjek
Skor Kategorisasi
1 SH 93 Rendah
2 AN 101 Rendah
3 SK 105 Sedang
4 SL 96 Rendah
5 TK 154 Tinggi
6 DW 95 Rendah
7 IR 144 Tinggi
8 MS 104 Rendah
9 NW 107 Sedang
10 LWH 97 Rendah
11 NS 146 Tinggi
12 AM 95 Rendah
13 HR 98 Rendah
14 SY 82 Rendah
15 RY 148 Tinggi
16 SM 82 Rendah
17 SD 96 Rendah
18 MW 93 Rendah
19 SG 88 Rendah
20 EA 80 Rendah
53
perlakuan yang sama setelah semua proses penelitian ini selesai (waiting
C. Desain Penelitian
digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan the two group
dilakukan dua minggu setelah perlakuan diberikan pada subjek. Pada kelompok
Keterangan :
KE : Kelompok Eksperimen
KK : Kelompok Kontrol
Y1 : Pretest
Y2 : Postest
X : Perlakuan
- : Tanpa Perlakuan
diberikan perlakuan yang sama setelah semua proses penelitian ini selesai
(waiting list) dengan tujuan untuk memberikan perlakuan yang sama dengan
kelompok eksperimen.
variabel bebas dalam penelitian ini berupa pelatihan trust building sebagai
mendapatkan skor skala TWQ dan skala trust building dikategori sedang dan
sangatlah penting, agar mudah disimpulkan bahwa perbedaan yang terjadi pada
menggunakan skala kualitas teamwork. Hasi tes awal (pre-test) dan tes akhir
perbedaanya. Perbedaan yang signifikan antara hasil tes awal dan tes akhir
Gemuenden (2001) yaitu Teamwork Quality yang terdiri dari enam aspek
56
yang efektif dalam teori ini didasarkan pada kualitas interaksi di dalam tim
yaitu dengan melihat seberapa baik kolaborasi dan interaksi yang terjadi
bekerja bersama. Berikut ini penyebaran nomor aitem tiap aspek Teamwork
Quality (TWQ):
pilihan jawaban, yaitu “Sangat Tidak Sesuai” (1), “Tidak Sesuai” (2), “Cukup
Sesuai” (3), “Sesuai” (4), dan “Sangat Sesuai” (5). Untuk pernyataan
“Sangat Tidak Sesuai”. Aitem pada kuesioner ini terdiri dari aitem favorable
sebanyak 30 aitem.
mengadaptasi dari alat ukut Trust Building Self Survey Blanchard (2011),
seorang pemimpin dan anggota tim dapat dipercaya melalui perilaku yang
berdasarkan konsep trust building self survey yang terdiri dari 4 elemen, yaitu
skor 1 untuk “Sangat Tidak Sesuai, 2 untuk “Tidak Sesuai”, 3 untuk “Sesuai”,
dan 4 untuk “Sangat Sesuai”. Semua aitem pernyataan disusun dalam bentuk
tabel berikut :
58
Jumlah
Elemen Nomor Aitem
Aitem
Able 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 10
Believable 11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 10
Connected 21,22,23,24,25,26,27,28,29,30 10
Dependable 31,32,33,34,35,36,37,38,39,40 10
Jumlah 40
subjek memberikan penialain sejauh mana materi itu dapat dipahami oleh
4. Wawancara
kepada subjek yang mendapat pelatihan, serta kepada pihak yang mengetahui
5. Observasi
pada saat menjelang sesi pelatihan dan untuk mengetahui bagaimana reaksi
subjek pada saat pelatihan berlangsung. Reaksi subjek dapat diamati saat
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini memiliki dua tahapan yaitu tahap persiapan dan
tahap pelaksanaan.
60
Tabel 3.7
Tahapan Pelaksanaan Penelitian
Waktu Tahapan Kegiatan Keterangan
Tahap Persiapan
09/01/2019 Izin penelitian Peneliti menjelaskan maksud dan
meminta izin penelitian ke
manajemen perusahaan
09/01/2019 Penggalian data awal Wawancara dengan pihak
manajemen
Tahap Uji Coba
15/03/2019- Penyusunan Skala Skala TWQ dan skala trust building
30/03/2019 Referensi modul-modul pelatihan
15/03/2019- Penyusunan modul pelatihan trust building
30/03/2019 Professional judgement skala Koordinasi dengan expert
16/06/2019 Professional judgement modul judgement
pelatihan Koordinasi dengan expert
18/06/2019 Uji coba skala judgement
Koordinasi dengan manajemen
21/06/2019 perusahaan
Tahap Pelaksanaan
26/06/2019 Penyebaran skala penelitian (pre- Koordinasi dengan manajemen
test) perusahaan
1/07/2019 Persiapan trainer Koordinasi dengan trainer
6/07/2019 Uji coba modul pelatihan Koordinasi dengan berbagai pihak
Koordinasi dengan berbagai pihak
10/07/2019 Pelaksanaan pelatihan
a. Izin Penelitian
berupa skala yang menggunakan dua skala yaitu skala trust building dan
kepedulian terhadap orang lain, fokus terhadap kebutuhan orang lain. Hal
penilaian terhadap modul penelitian ini, agar modul ini layak untuk
63
dan penilaian terhadap modul yang disusun. Penilaian terhadap modul ini
menggunakan uji daya beda antar aitem, validitas dan reliabilitas. Batas
aitem yang valid dan yang gugur adalah ≥ 0,30. Dasar pertimbangan
Tabel 3.8
Norma Kategori Reliabilitas
Kategori Koefisien Reliabilitas
Sangat Reliabel r ≥ 0,9
Reliabel 0,8 ≤ r < 0,9
Cukup Reliabel 0,7 ≤ r < 0,8
Tidak Reliabel r < 0,7
MG. Uji coba skala dilakukan pada karyawan di luar Bagian Restoran
pada tanggal 21 Juni 2019. Jumlah subjek dalam uji skala ini adalah
validitas dan reliabilitas terhadap skala tesebut. Setelah diuji daya beda
dan validitas aitem skala trust building dan kualitas teamwork tersebut
beda aitem (rix) berkisar antara 0,302 hingga 0,794 dengan koefisien
reliabilitas (α) 0,875. Ringkasan hasil uji coba skala OCB disajikan
Tabel 3.9
Ringkasan Indeks Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Skala
Kualitas Teamwork
dalam penelitian ini. Distribusi aitem yang valid dan gugur disajikan
Tabel 3.10
Distribusi Aitem Valid dan Gugur Skala Kualitas Teamwork
3. Tahap Pelaksanaan
a. Pelaksanaan Pre-Test
dalam penelitian dan diberi nomor baru. Sebaran aitem skala kualitas
3.11
Tabel 3.11
Sebaran Aitem Skala Kualitas Teamwork
Nomor Aitem Jumlah
Aspek Favorable Unfavorable Aitem
V G
Komunikasi 1,2,9(5),10(6) 5(3),6(4) 6 4
Koordinasi 11(7),12(8),13(9) 16(10),17(11),19(12) 6 4
Keseimbangan
Kontibusi 22(13) ,25(14) 27(15),28(16),29(17),30(18) 6 4
Anggota
Dukungan 31(19),32(20),33(21),34(22),35(23) 36(24),38(25),39(26),40(27) 9 1
Usaha 41(28),42(29),44(30),45(31) 49(32),50(33) 6 4
Kohesi 51(34),52(35),55(36) 56(37),57(38),59(39) 6 4
Total 39
Keterangan: Tanda ( ) dan ditebalkan adalah nomor baru untuk aitem
yang valid
67
b. Persiapan Trainer
pelatihan.
disusun kembali.
d. Pencatatan Observasi
e. Pelaksanaan pelatihan
sharing.
1) Tahapan awal
yang baik.
2) Tahapan tengah
70
sehari-hari.
lain)
tersebut.
3) Tahapan akhir
diharapkan.
72
4. Tahap Evaluasi
Pada akhir pelatihan, peneliti akan melakukan evaluasi terhadap
lain-lainya.
berikut:
Rumus kategorisasi:
4−1
Rentang skala = = 0,80
4
74
Tabel 3.13
Norma Kategori data evaluasi reaksi
Tabel 3.14
Kategorisasi skor evaluasi reaksi
No Aspek Poin rata-rata Kategori
responden
1 Materi 3,63 Sangat Memuaskan
2 Aktivitas 3,65 Sangat Memuaskan
3 Trainer 3,81 Sangat Memuaskan
4 Alat bantu 2,81 Memuaskan
5 Lain-lainnya 2,75 Memuaskan
pada data tabel 3.14, maka dapat disimpulkan bahwa peserta pelatihan
Juli 2019. Observasi berbentuk check list yang meliputi: aspek alat bantu,
pelatihan.
berfungsi dengan baik, seperti: meja, kursi, white board dan alat-alat
pelatihan.
harus dievaluasi karena pada saat sesi games, memakan waktu yang lebih
peserta terlihat memahami materi yang disampaikan, hal ini dapat dilihat
77
dari follow-up yang dilakukan trainer. Peserta terlihat aktif dan sungguh-
memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar dengan cukup aktif dalam
b) Evaluasi Pengetahuan
setelah pelatihan (post- test). Hal ini sesuai dengan pendapat Riggio
berisi tes yang menguji jumlah informasi yang didapat dari program
yang diberikan berisi 10 soal yang terdiri dari pilihan ganda. Berikut ini
Tabel 3.15
Skor Hasil evaluasi pembelajaran
pelatihan, jumlah soal yang dapat dijawab dengan benar berkisar antara 6
skor uji pengetahuan saat pre-test dan posttest. Berikut ini adalah hasil
yang didapatkan:
79
Tabel 3.16
Perbedaan skor jumlah jawaban benar pada Uji Pengetahuan
saat Pre-Test dan Post-Test
benar saat setelah pelatihan (mean jumlah jawaban benar post-test =7,
63) jauh lebih besar daripada mean jumlah jawaban benar saat sebelum
pelatihan (mean jumlah jawaban benar pre-test = 5). Apabila dilihat dari
yang dijawab oleh peserta pada uji pengetahuan sebelum dan setelah
c) Evaluasi Perilaku
program pelatihan. Dengan kata lain yang perlu dinilai adalah apakah
tempat kerjanya.
80
masing aspek evaluasi perilaku dapat dilihat pada tabel 3.18 dan 3.19
Tabel 3.18
Norma kategori data evaluasi perilaku
Kategori Skor
Sangat Tinggi X ≥ 4,20
Tinggi 3,40 ≤ X < 4,20
Sedang 2,60 ≤ X < 3,40
Rendah 1,80 ≤ X < 2,60
Sangat Rendah X < 1,8
penelitian sebelum dan sesudah diberi pelatihan dapat dilihat pada tabel
3.19.
Tabel 3.19
Kategorisasi hasil evaluasi perilaku
2,33 yang berada pada kategori sedang. Setelah diberi pelatihan trust
memperoleh skor 2,41 yang berada pada kategori rendah. Setelah diberi
skor 3,71 yang berada pada katergori tinggi. Hal tersebut dapat
120
99 101 99 97 95
100 93
87 90
80 75
63 66
62 61
57 Pre test
60 51
43 Post test
40
20
0
DW MS NW LWH SY SM SG EA
Tabel 3.20
Hasil uji beda evaluasi perilaku
Variabel Nilai t p
0,05). Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan skor pretes dan
kerja dan juga berusaha untuk dipercaya orang lain (aspek depandable).
5. Pemberian Post-test
penelitian.
independent sample t-test. Uji independent sample t-test untuk menguji perbedaan
Menurut Safitri (2004) Independent sample t-test untuk menguji perbedaan gained
menggunakan pola between subjek yaitu memberikan satu buah perlakuan saja
pada dua kelompok subjek. Alasan peneliti menggunakan analisis ini adalah
berdasarkan hasil uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan homogenitas dengan
metode Shapiro-Wilk yang merupakan metode yang efektif dan valid digunakan
BAB IV
Data yang digunakan sebagai dasar pengujian hipotesis, yaitu data yang
diperoleh dari hasil pre-test dan post-test skala kualitas teamwork. Adapun
Tabel 4.1
Deskripsi data kualitas teamwork
Std.
N Minimum Maximum Mean
deviation
Pretest_KE 8 80.00 104.00 90,13 8,543
Posttest_KE 8 105.00 134.00 121,88 6,999
Pretest_KK 8 93.00 107.00 98,88 4,998
Posttest_KK 8 91.00 101.00 96,00 3,423
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor data posttest skala
eksperimen mengalami peningkatan dari hasil skor data pretest, sedangkan pada
kelompok kontrol skor posttest tidak mengalami peningkatan, dan dari hasil
skor rata-rata (mean) kualitas teamwork karyawan Bagian Restoran PT. MG pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, bahwa ada peningkatan skor rata-
rata (mean) pada kelompok eksperimen pada kondisi posttest sedangkan pada
88
kelompok kontrol skor mengalami penurunan skor yang sangat kecil. Mean
pretest pada kelompok eksperimen adalah 90,13 dan posttest sebesar 121,88.
Adapun mean pretest untuk kelompok kontrol adalah 98,88 dan posttest 96,00.
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas teamwork karyawan Bagian Restoran PT.
pelatihan trust building, sedangkan pada kelompok yang tidak diberikan pelatihan
dilihat pada gambar 4.1. Berdasarkan gambar 4.1 diketahui bahwa 8 orang subjek
160
40
20
0
DW MS LWH SY SM MW SG EA
nilai skor pretest dan posttest kualitas teamwork. Bila diuraikan lebih lanjut untuk
89
Tabel 4.2
Kategorisasi hasil skor pretest dan posttest kelompok eksperimen
Pada tabel 4.2 dapat dilihat perbandingan skor dan kategorisasi kualitas
LWH dan SY mendapatkan peningkatan skor pada kategori tinggi sesudah diberi
pelatihan. Sedangkan 6 subjek lainnya, yaitu, DW, MS, SM, MW, SG dan EA
perubahan skor setelah diberi pelatihan trust building. Adapun kategoriasi skor
Tabel 4.3
Kategorisasi hasil skor pretest dan posttest kelompok kontrol
Pada tabel 4.3, dapat dilihat perbandingan rata-rata skor dan kategorisasi
sesudah pemberian tes. Sedangkan 6 subjek lainnya, yaitu, SH, AN, SL, AM, HR,
rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata subjek penelitian dari
B. Hasil Penelitian
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
sebaran data subjek. Asumsi dasarnya adalah jika sebaran data normal,
91
sampel kecil yaitu hanya kurang dari 50 orang. Berikut hasil uji
normalitas:
Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Skala Kualitas Teamwork
Shapiro Wilk
statistic df Sig
Pretest 0,932 8 0,538
Posttest 0,863 8 0,130
dengan masing-masing nilai lebih besar dari 0,05. Sesuai dengan kaidah
berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
berasal dari populasi yang sama atau tidak. Kaidah uji yang digunakan
Tabel 4.5
Hasil Uji Homogenitas Skala Kualitas Teamwork
Levene’s Test for Equality of Variances
Status
Statistic Sig.
Pretest 2,242 0,157 homogen
diketahui bahwa subjek dalam penelitian ini berasal dari skor yang sama.
2. Uji Hipotesis
Tabel 4.6
Hasil Uji Independent Sample T-test Skala Kualitas Teamwork
t-test for Equality of Means
Pengukuran sig (2- Mean Std, Error
t df
tailed) Difference Differences
Equal Variances
9,394 14 0,000 25,875 2,754
Assumed
tersebut juga diketahui dari mean selisih skor pretest dan posttest.
Tabel 4.7
Hasil Uji Paired Sample T-test Skala Kualitas Teamwork
Paired Differences
Keterangan
Mean t Sig (2-tailed)
Pre-post KE -31,750 -8,048 0,000 Signifikan
Pre-post KK 2,875 1,307 0,232 Tidak siginifikan
Nilai ini menunjukkan selisih antara rata-rata hasil belajar pretest dengan
setelah diberikan pelatihan trust building. Hal ini berarti bahwa pelatihan
C. PEMBAHASAN
perbedaan kualitas teamwork setelah diberikan pelatihan trust building. Hasil ini
lebih tinggi daripada sebelum diberikan pelatihan trust building. Sedangkan pada
kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan antara kualitas teamwork
sebelum dan setelah perlakuan. Dengan demikian pelatihan trust building dapat
experiental learning dimana proses belajar yang terjadi ketika subjek atau
individu melakukan aktivitas yang dilakukan itu secara kritis. Lalu mencari
insight (pemahaman) yang berguna dari analisis tadi dan menerapkan pemahaman
tersebut dalam perilaku mendatang. Secara umum, pelatihan ini terdiri dari 3
tahapan, yaitu tahapan awal, tahapan tengah dan tahapan akhir. Tahapan awal
berupa pembukaan dan kontrak pelatihan. Tahapan tengah merupakan sesi inti
dari pelatihan, berupa aspek-aspek trust building yang dituangkan setiap sesi.
tes, perkenalan dan ice breaking. Kemudian pada tahapan tengah pelatihan, sesi-
sesinya mengacu pada aspek-aspek trust building dari Blanchard (2010) yaitu
able, believable, connected dan depandable. Pada sesi pelatihan ini, diberikan
materi tentang mengetahui, trust building agar subjek memahami dan berimplikasi
menyampaikan informasi.
Sesi penutup pada pelatihan trust building ini berisi penyimpulan dari
statistik paired sample t-Test, dapat dilihat bahwa mean jumlah jawaban benar
saat setelah pelatihan (mean jumlah jawaban benar post-test =7, 63) jauh lebih
besar daripada mean jumlah jawaban benar saat sebelum pelatihan (mean jumlah
jawaban benar pre-test = 5). Apabila dilihat dari signifikasi 0,000 (p<0,05),
benar yang dijawab oleh peserta pada uji pengetahuan sebelum dan setelah
setelah diadakannya pelatihan trust building. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
dibandingkan dengan sebelum pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari perubahan skor
pretest dan posttest pada kelompok eksperimen. Pada aspek able, sebelum
pelatihan, rata-rata subjek penelitian memperoleh skor 2,25 yang berada pada
3,62 yang masih berada pada kategori tinggi. Artinya bahwa terjadinya
98
believable, sebelum diberi pelatihan, rata-rata subjek memperoleh skor 2,33 yang
berada pada kategori sedang. Setelah diberi pelatihan trust building, skor subjek
mengalami peningkatan sebesar 4,45 yang berada pada kategori tinggi. Pada
aspek connected, sebelum diberi pelatihan, rata-rata subjek memperoleh skor 2,41
yang berada pada kategori rendah. Setelah diberi pelatihan trust building, subjek
memperoleh skor sebesar 3,78 yang berada pada kategori tinggi. Pada aspek
berada pada kategori rendah. Setelah diberi pelatihan trust building, rata-rata
mengikuti pelatihan yang pertama subjek DW, skor sebelum mengikuti pelatihan
sebesar 63 dan setelah pelatihan mendapatkan skor 99. Subjek MS, sebelum
mendapatkan skor 99. Subjek LWH, sebelum diberi pelatihan mendapatkan skor
61 sedangkan setelah pelatihan mendapatkan skor 97. Subjek SY, sebelum diberi
pelatihan mendapatkan skor 66 dan setelah diberi pelatihan mendapatkan skor 95.
diberi pelatihan mendapat skor 93. Subjek SG, sebelum diberi pelatihan
mendapatkan skor 43 dan setelah diberi pelatihan mendapat skor 87. Dan subjek
99
pelatihan mendapatkan skor 90. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
dengan setelah pelatihan trust building, dimana setelah diberi pelatihan, aspek-
Adapun perubahan perilaku yang tampak pada subjek, diantaranya adalah subjek
Subjek juga mentaati peraturan kerja dan menjalani pekerjaannya sampai selesai,
Alur perubahan perilaku yang terjadi pada penelitian ini diawali dengan
dengan memilik kemampuan trust building yang baik dalam dunia kerja maka
agar dipercaya oleh orang lain, jujur dalam diri mereka ketika berurusan dengan
orang lain dan memperlakukan tepat dan adil berdasarkan keunikan keadaan
diantara mereka dapat terbuka dalam penyampaian informasi. Selain itu karyawan
juga mampu diandalkan mengikuti dengan yakin apa yang dikatakan oleh para
pemimpin mengenai apa yang akan mereka lakukan sehingga terdapat pembagian
tugas yang efektif dan karyawan akan menyelesaikan tugas yang diperintahkan.
PT. MG. Selain itu, pelatihan trust building dapat meningkatkan kualitas
teamwork karyawan Bagian Restoran PT. MG. Pengaruh dan peningkatan kualitas
teamwork pada karyawan Bagian Restoran PT. MG ini tidak hanya didapat dari
analisis statistik dan hasil evaluasi-evaluasi yang peneliti lakukan. Penelitian ini
juga didukung oleh penelitian lainnya yang menunjukkan pelatihan trust building
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erdem
dan Ozen (2003) yang menunjukan bahwa faktor paling penting untuk
101
tim, kepercayaan terhadap rekan kerja juga mempengaruhi output dari sebuah tim
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan Costa (dalam Sheng, Tian, &
sebuah elemen yang sangat penting dan mendasar, jika tidak ada kepercayaan
terhadap rekan kerja maka tidak akan ada anggota kelompok yang memulai untuk
(Costa, 2003).
rekan kerja juga dapat mengurangi perasaan negatif karena hal ini merupakan
penjelasan terhadap hal-hal yang tidak familiar melalui penjelasan orang lain
BAB V
A. Kesimpulan
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian pelatihan trust building terbukti
teamwork karyawan yang diberi pelatihan trust building ini lebih tinggi
pelatihan trust building. Hal ini berarti bahwa pelatihan trust building efektif
B. Saran
kelompok yang belum mendapatkan pelatihan trust building. Selain itu, bagi
peneliti lain hendaknya dapat menyajikan video pada sesi pelatihan yang lebih
DAFTAR PUSTAKA
Blanchard, K. (2010). Great Leadership Begin with Trust. The Ken Blanchard
Companies.
Buckley, G., & J. Caple. (2009). The theory and practice of training. 6th ed.
London: Kogan Page.
Costa, A. (2003). Work team trust and effectiveness. Personal Review , 605-622;
Proquest.
Dirks, K. T., & Ferrin, D. L. (2001). The Role of Trust in Organizational Settings.
Organization Science , Vol.12, No.4, pp.450-467.
Erdem, F., & Ozen, J. (2003). Cognitive and affective dimensions of trust in
developing team performance. Team Performance Management , Vol.9,
pp.131-135; ProQuest.
Erdem, F., Ozen, J., & Atsan, N. (2003). The Realtionship between trust and team
performance. International Journal of Productivity and Performance
Management , Vol.52, No.7,pp.337-340; ProQuest.
Ferrin, D. L., Dirks, K. T., & Shah, P. P. (2006). Direct and Indirect effects of
third party relationships on interpersonal trust. Journal of Applied
Psychology. Vol. 19, No. 4, pp. 870-883; ProQuest.
Griffin, M. A., Patterson, M. B., & West, M. A. (2001). Job satisfaction and
teamwork:the role of supervisor support. Journal of Organizational
Behavior , 537-550; ProQuest.
Hoegl, M., & Geumenden, H.G. (2005). Teamwork quality and the success of
innovative projects: A theoretical concept and empirical evidence. Journal
of Organization Science , Vol.12, No.4, pp.435-449; ProQuest.
Hu, M.M., Horng, J.S., Sun, Y.H.C. (2009). “Hospitality Teams: Knowledge
Sharing and Service Innovation Performance”, Tourism Management,
journal homepage: http://www.elsevier.com/locate/tourman
Johnson, D.W. (1997). Reaching out (6th ed). Minnesota: Allyn and Bacon
Publishing.
Jones, G., & George, J. (1998). The experience and evolution of trust: Implication
for cooperation and teamwork. The Academy of Management Review ,
Vol. 23, No.3, pp; ProQuest.
Kolb, A. Y., & Kolb, D. A. (2011). Experiential Learning Theory: A Dynamic,
Holistic Approach to Management Learning, Education and Development.
In Armstrong, The Sage Handbook of Management Learning, Education,
and Development. Sage.
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2008). Organizational behavior (8th ed). New York :
McGraw-Hill
Noe, R. A, dkk. (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi VI. Jakarta:
Salemba empat.
Reina, D.S., & Reina, M.L. (2006). Trust and betrayal in the workplace.
California: Berret-Koehler Publisher, Inc.
Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B. N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta:
PT. Indeks.
Shen, M.J., & Chen, M.C. (2007). The relationship of leadership, team trust and
team performance: a comparison of the service and manufacturing
industries. Social Behavior and Personality , 35(5),pp.643-658; ProQuest.
Sheng, C.W., Tian, Y.F., & Chen, M.C. (2010). Relationship among teamwork
bahavior,trust,perceived team support, and team commitment. Social
Behavior and Personality , 127; ProQuest.
Spector, M.D & Jones, G.E. (2004). Trust in The Workplace: Factor Affecting
Trust Formation between Team Members. The Journal of Social
Psychology, 144 (3); ProQuest.
Tschannen-Moran, M., Hoy, A. W., & Hoy, W.K, (1998). Teacher efficacy: Its
meaning and measure. Review of Educational research, 68(2), 202-248.
107
LAMPIRAN
109
LAMPIRAN:
MODUL DAN EVALUASI PELATIHAN
Modul Pelatihan Trust Building
Evaluasi Pelatihan
Evaluasi Reaksi
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi Perilaku
Hasil Evaluasi Pelatihan
Hasil Observasi Pelatihan
Hasil Wawancara Evaluasi Perilaku
Daftar Hadir Peserta Pelatihan
CV Professional Trainer
Informed Concent Pelatihan
Dokumentasi Pelatihan
110
sebuah teamwork menjadi simbol dari model kerja dan perilaku bekerja yang
ideal dalam sebuah organisasi. Dengan adanya teamwork yang berkualitas, maka
positif dan efektif. Hoegl dan Geumenden (2001) menemukan bahwa kualitas
teamwork mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja tim (efektivitas dan
munculnya sedikit konflik dan adanya kapasitas untuk mencapai resolusi dari
konflik tersebut. Tim sendiri didefinisikan sebagai sebuah sistem sosial yang
terdiri dari tiga orang atau lebih yang melekat dalam sebuah organisasi di mana
para anggotanya merasa menjadi bagian satu dengan yang lain dan berkolaborasi
untuk mencapai sebuah tujuan (Hoegl dan Geumenden, 2001). Tim berbeda
ketergantungan antar anggota (Forsyth, 2006). Sebuah tim akan berfokus dalam
antara para anggota dalam tim dibangun melalui hubungan komunikasi dan
di antara bagian-bagian yang berbeda dalam organisasi (Erdem dan Ozen, 2003).
Persyaratan penting lain dari sebuah tim untuk berkinerja baik adalah adanya
111
interaksi sosial yang kuat diantara anggota tim (Erdem dan Ozen, 2003). Faktor
penting untuk menciptakan interaksi dan sinergi di antara anggota tim adalah
adanya iklim kepercayaan terhadap rekan kerja (Erdem dan Ozen, 2003).
dengan memunculkan kerjasama dan solidaritas di antara anggota tim. Hal ini
A. Tujuan Umum
C. Peserta
D. Waktu Pelatihan
E. Lokasi Pelatihan
Waktu Aspek
SESI Activities Metode Objectives
(Menit) Pengembangan
08.00 – 08.15 Pembukaan & Pembukaan & Peserta mengenal
(15’) Perkenalan Fasilitator fasilitator.
Mengetahui harapan peserta
08.15 – 08.30 Learning Contract & yang difasiitasi dalam pelatihan
Diskusi
(15’) Inform Concent ini, dan menyepakati aturan
selama pelatihan.
Sesi Pembukaan
Mengetahui sejauh mana
08.30 – 08.45
Pre-test Tes tertulis kemampuan peserta sebelum
(15’)
pelatihan
Ice breaking
08.45 – 09.00 Mengenal sesama peserta dan
‘Perkenalan Permainan
(15’) pembagian kelompok.
nama terpanjang’
Materi 1
Sesi I : Peserta memahami pentingnya
09.00 – 09.15 Pentingnya
Membangun Ceramah membangun kepercayaan kepada
(15’) membangun
Kepercayaan rekan kerja secara umum.
kepercayaan
Peserta melakukan simulasi
Sesi II:
09.15 – 09.45 Materi 2 mengenai menunjukkan
Menunjukkan Permainan Able
(30’) ‘Excellence Flag kemampuan dalam mencapai
Kompetensi
hasil yang terbaik.
09.45 – 10.00
Coffee Break
(15’)
Sesi III : Peserta mampu menumbuhkan
10.00 – 10.15 Materi 3 Pemutaran
Bertindak dengan integritsas pada diri sendiri dan Believable
(15’) ‘Menonton bersama’ video
Integritas orang lain.
Materi 4 Peserta mengenal secara
‘Mengenalmu lebih mendalam peserta yang lain.
Sesi IV : Peduli dalam’
10.15 – 10.45 Permainan Peserta mampu berkomunikasi
Terhadap Orang Connected
(30’) ‘Aku suka kamu kepada peserta lain dengan
Lain
karena...’ topik yang ditentukan.
A. Teaching Points:
B. Intruksi
Peserta diminta untuk menuliskan nama masing-masing di selembar kertas
yang sudah disediakan
Kemudian peserta dibagi menjadi 2 kelompok
Peserta dibariskan rapi
Peserta diminta untuk mengurutkan nama mereka dari mulai jumlah nama
terpendek (jumlah hurufnya) atau dari abjad terkecil
C. Prosedur
Seluruh anggota rnendapat selembar kertas HVS
Tiap anggota tim harus menuliskan nama depannya di kertas tersebut
dengan huruf kapital dan berukuran besar sehingga mudah dilihat.
Kertas HVS dipegang di depan dada agar dapat dilihat oleh peserta lain
Peserta berderet ke samping sesuai panjang dan pendeknya nama dilihat
dari jumlah hurufnya. Jadi mereka harus saling melihat nama-nama
anggota lainnya untuk dapat menentukan urutan yang tepat. Jika jumlah
sama maka diurutkan berdasarkan abjad
Setelah semua urutan terbentuk masing-masing kemudian menunjukan
nama ke semua peserta.
115
A. Teaching Points:
A. Teaching Points:
B. Intruksi
Instruktur membagi peserta menjadi 2 kelompok, game dimainkan oleh 2
kelompok, sehingga ada kompetisi.
Trainer membagikan peralatan dan uang untuk masing-masing kelompok.
Masing-masing kelompok akan diminta mendirikan tiang bendera lurus
menggunakan bahan-bahan yang disediakan dan tali harus dibeli.
Pada saat mendirikan nanti, tiang akan melengkung-lengkung dengan
sendirinya, karena berasal dari pipaparalon kecil.
117
Tali dapat dibeli saat permainan berlangsung dengan uang yang terbatas.
Setelah waktu mendirikan habis, semua peserta tidak boleh lagi
mengerjakan.
Pada tahap pengujian bangunan tiang bendera akan diuji dengan
menggunakan ban dalam fuso dengan cara digelindingkan dari jarak 5
meter. Masing-masing peserta kelompok akan mendapatkan giliran untuk
melakukan pengujian.
C. Debriefing
A. Teaching Points:
Pemutaran video pendek yang berisi tentang integritas seorang anak kecil
terhadap keadaan di sekitarnya. Seorang karyawan harus jujur dalam diri
mereka ketika berurusan dengan orang lain. Dalam istilah praktis ini
berarti membuat dan mengikuti proses yang adil.
(sumber:https://www.youtube.com/watch?v=wlBF82EX7WI)
B. Intruksi:
Peserta diminta untuk memperhatikan dan memaknai cerita yang ada dlam
film tersebut serta mengkaitkannya dengan bagaimana bekerja dengan
integritas di antara rekan kerja.
C. Debriefing
A. Teaching Points:
B. Instruksi
Setiap peserta satu lembar isian “Mengenalmu Lebih Dalam” yang berisi
data pribadi dan informasi yang bersifat personal yang dibagikan oleh
fasilitator.
Setelah semua data terisi peserta diminta untuk memberikan lembar
tersebut kepada rekan yang lain secara estafet, sampai fasilitator
mengatakan stop dan tidak ada satupun peserta yang memgang lembar
isian miliknya.
Peserta kemudian membacakan lembar isian milih rekannya yang saat itu
dipegang.
Peserta yang dibacakan lembar isian oleh peserta lain membacakan lembar
isian yang saat itu ia pegang, begitu seterusnya sampai peserta terakhir
Jika waktu memungkinkan sesama peserta dapat melakukan wawancara
selama 5 menit dengan menggunakan lembar isian tersebut sebagai
pedomannya
Cari informasi menarik mengenai rekannya yang diperoleh dari hasil
wawancara
120
A. Teaching Points:
B. Prosedur
Peserta diminta untuk duduk berhadapan dengan partner mereka masing-
masing
Minta peserta untuk memutuskan siapa yang akan memulai lebih dahulu
Minta peserta untuk saling menatap partner masing-masing, buat keadaan
senyaman mungkin
Minta peserta untuk membicarakan satu topik mengenai apa yang masing-
masing peserta sukai dari diri mereka sendiri bersama partner mereka
Masing-masing peserta diberi waktu 5 menit untuk membicarakan hal
tersebut
Setelah 5 menit berakhir peserta bertukar peran dengan partner yang lain
A. Teaching Points:
B. Intruksi
Kelompok memilih ketua kelompok
Semua anggota kelompok menggunakan penutup mata
Ketua kelompok membagi tanah liat buatan (clay) kepada anggota
kelompok
Fasilitator memberikan intruksi kepada kelas bahwa mereka akan
membentuk Mobil dengan menggunakan clay dengan warna yang berbeda
untuk setiap bagiannya.
Ketua kelompok membantu mengarahkan anggota kelompok tetapi
dilarang meyentuh clay yang sedang mereka kerjakan
Setelah 15 menit, giliran ketua kelompok yang ditutup matanya dengan
tugas untuk menyatukan kepingan-kepingan claytadi menjadi bentuk utuh
(10 menit)
Setelah bentuknya jadi barulah penutup mata ketua kelompok dilepas.
C. Debriefing
Debriefing: Review
A. Teaching Points:
B. Prosedur
Peserta diminta untuk membentuk kelompok kecil dan membuat presentasi
mengenai hasil pembelajaran yang mereka dapatkan.
Diskusi dua arah tentang pembelajaran yang sudah diperoleh dari kegiatan
yang sudah dilakukan.
Peserta diarahkan untuk memakai sendiri dari kegiatan yang sudah
dilakukan serta kaitannya dengan membangun kepercayaan dan
meningkatkan kualitas kerjasama di tempat kerja.
Reaction Sheet
Nyatakanlah pendapat Saudara secara terbuka, karena hal ini sangat membantu
kami mdalam mengevaluasi kegiatan ini guna perbaikan pada kesempatan
mendatang. Mohon agar membutuhkan tanda silang (x) pada salah satu
kemungkinan jawaban yang tersedia, sesuai dengan yang Saudara rasakan.
Sangat Memuaskan
Memuaskan
Tidak memuaskan
Sangat Tidak memuaskan
-TERIMA KASIH-
125
Nama : Jabatan:
Pilihlah jawaban yang paling benar menurut Saudara dengan menyilang (X) salah
satu jawaban yang tersedia:
3. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membangun kepercayaan rekan kerja
, kecuali...
a. Integritas b. Kepedulian c. Komunikasi d.
Harga diri
Nama / Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin :
Jabatan :
Nyatakanlah pendapat anda secara terbuka, karena hal ini sangat membantu kami dalam
mengevaluasi kegiatan ini guna perbaikan pada kesempatan mendatang. Mohon agar membubuhkan tanda (√)
pada salah satu kemungkinan jawaban yang tersedia, sesuai dengan yang anda rasakan.
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
CS : Cukup Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
No Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya mengetahui cara untuk menyelesaikan
bermacam-macam persoalan kerja di perusahaan.
2. Saya memiliki rekam jejak yang bagus dalam
pencapaian tugas pekerjaan.
3. Saya pandai menetapkan satu tujuan untuk
bersama.
4. Saya fokus pada hasil pencapaian hasil kerja
bersama.
5. Saya menyampaikan kepada rekan kerja rahasia
cara mengatasi persoalan dengan cepat.
6. Saya terbuka dalam semua urusan pekerjaan.
7. Saya bisa dipercaya dan suka apa adanya.
8. Saya kesulitan untuk mengatakan tidak tahu.
9. Saya mengatakan yang baik-baik saja tentang
rekan kerja dan perusahaan.
10. Saya membuat keputusan sesuai aturan
perusahaan.
11. Saya membutuhkan kejelasan informasi dan tidak
suka gosip.
12. Saya menunjukan kepedulian dengan orang lain.
13. Saya berbagi informasi tentang banyak hal
terutama berkaitan dengan pekerjaan.
14. Saya mengakui jerih payah orang lain.
15. Saya memuji hasil kerja orang lain.
16. Saya menghormati pendapat orang lain.
17. Saya sekuat tenaga saling menjaga hubungan
dengan orang lain.
18. Saya mencari persamaan untuk kepentingan
127
No Pernyataan STS TS CS S SS
bersama.
19. Saya memberikan bantuan kepada orang lain
secara sukarela.
20. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan
tanpa kesalahan.
21. Saya mengucapkan terima kasih setiap
mendapatkan pertolongan sekecil apa pun.
22. Saya mengindari mengatakan tidak tahu atau
bukan urusan saya pada suatu pekerjaan.
23. Saya bekerja secara serius tidak sambil
mengobrol dengan rekan kerja.
24. Saya bertanya kepada orang lain apakah butuh
bantuan.
25. Saya bekerja sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan atasan.
26. Saya mengetahui apa yang dibutuhkan orang lain.
128
DAFTAR PUSTAKA
Blanchard, K. (2010). Great Leadership Begin with Trust. The Ken Blanchard
Companies.
Erdem, F., & Ozen, J. (2003). Cognitive and affective dimensions of trust in
developing team performance. Team Performance Management , Vol.9,
pp.131-135; ProQuest.
Erdem, F., Ozen, J., & Atsan, N. (2003). The Realtionship between trust and team
performance. International Journal of Productivity and Performance
Management , Vol.52, No.7,pp.337-340; ProQuest.
Kreitner, R., & Kinicki, A. (2008). Organizational behavior (8th ed). New York :
McGraw-Hill
129
EVALUASI PERILAKU
No Subjek Total
1 DW 63
2 MS 62
3 NW 75
4 LWH 61
5 SY 66
6 SM 57
7 SG 43
8 EA 51
No Subjek Total
1 DW 99
2 MS 101
3 NW 99
4 LWH 97
5 SY 95
6 SM 93
7 SG 87
8 EA 90
No Indikator Ya Tidak
Alat Bantu
1 Media laptop, proyektor, soundsystem, MIC berfungsi baik √
2 Tersedia peralatan meja, kursi, white board, alat-alat games √
3 Ruangan menunjang untuk games √
Kualitas Trainer
4 Penguasaan dan penyajian materi baik √
5 Trainer memastikan materi sudah dipahami oleh peserta √
6 Trainer mampu membangun suasana yang hidup, berkomunikasi √
interaktif dengan peserta
7 Trainer mampu menghubungkan materi dan contoh, mampu √
menjelaskan manfaat-manfaat aplikasi materi dalam pelatihan,
8 Tariner mampu memahami kondisi peserta √
9 Penampilan Trainer juga cukup meyakinkan dan percaya diri dalam √
menyampaikan materi.
Proses Pelatihan
10 Penyajian materi sesuai dengan pendekatan experiental learning √
11 Terdapat kesinambungan antara masing-masing materi dalam sesi √
pelatihan
12 Ketapatan waktu pelakasanaan dan perpindahan sesi-sesi √
Keadaan Peserta
13 Peserta terlihat antusias terhadap pemaparan yang disampaikan √
trainer,
14 Peserta terlihat memahami materi yang disampaikan, √
15 Peserta terlihat aktif dan sungguh-sungguh dalam mengikuti √
jalannya pelatihan hingga selesai
16 Peserta juga terlihat bersemangat menjalani games yang diberikan √
hingga selesai
134
minggu setelah diberikan pelatihan trust building. Peneliti menanyakan apa saja
setiap jawaban yang diutarakan oleh Kabag. Restoran. Adapuun beberapa poin
CURRICULUM VITAE
Personal data
Full Name : M R Agustina Puspitasari, M.Psi, Psychologh
Place & date of birth : Semarang, August 23, 1980
Religion : Islam
Gender : Woman
Education : Master of Profession Psychology, Gadjah Mada University
Yogyakarta 2007
(Organizational and HR management system development)
Address : Jl Langenarjan Lor 3ª, RT04 / RW02, Panembahan Kraton
Jogjakarta 55131
Mobile : 0813 28 414 517
e-mail :reta.manajemensdm@gmail.com
Certification
1. Couple Therapy is issued by the Clinical Psychology Association
2. The Interview Behavior Event is issued by PT Mitra Optima Talenta
3. The BNSP assessor in the field of HRM was issued by LSP MSDMI
4. Psychologh profession
Employment history
1. Psychologists, Consultants & Trainers of government agencies and
companies (2004 - present)
136
7. Employees / staff
Expert Team at PT. Main Vision Synergy (2016 - present)
Recruitment Specialist PT. Chandra Madani Sejahtera Outsourcing
(2012-2013)
Director of PT Mitra Optima Talenta Consulting company for
organization and human resource development (2010)
Human Resources Development for Non-Governmental Organizations
Rifka Annisa (2009 - 2011)
Consultant, on CV. CELOS INDONESIA (Center of Organization
Studies Leadership) Yogyakarta. (2006 - 2010)
Project Development on COCD (Center for Culture Organizational
Development) - PT Mitra Budi Mulia Jakarta (2003 - 2005)
8. Researchers
Recipient of Beginner Lecturer Grant (2014)
Researchers at ASIA - PASISIFIC (PSAP) UGM Yogyakarta Center,
(2006 - Until now)
Researcher at the UGM Yogyakarta Policy & Population Study Center
(PSKK), (2008 - Until now)
Researchers at the UGM Center for Pancasila Studies (PSP) (2008 -
Until now)
Researcher at the UGM Yogyakarta Center for Natural Disaster Studies
(PSBA) (2007- Up to now)
Researchers UGM UGM Socio-Humanities Cluster Yogyakarta (2007-
Until now)
137
Professional experience
1. Teste and Assesor at:
Assessor of prospective employees of the National Electricity Company
(2009 - 2016)
Wardah Cosmetics MDP program selection assessor (July 2012)
Assessment of Solo Branch MDP Bukopin Syariah program selection
(July 2012)
Assessors of Potential Review are echelon III State Land Agency East
Java Regional Office (2013)
Associated Assesor at the Center for Measuring the Competence of
Regional Personnel Agency Employees in the Special Province of
Yogyakarta (2012 - 2013)
Assessor at employee recruitment selection (operator) PT. SIS (2014)
Assessor of Bukopin Syariah MDP program selection (June 2014)
Assessor selection of candidates for BPJS employees (September 2014)
Assessors of the Sharia Mandiri MDP program selection (October
2014)
Assessors selection of candidates for BNI Bank ADP Central Java &
DIY Regional Office (2015)
Assessors of Competency Test at Echelon II Open Selection in Seruyan
District, Central Kalimantan (September 2015)
Assessors for selection of BPD DIY ODP candidates (2016)
Assessors of Competency Test of echelon II and echelon III officials of
Pulang Pisau Regency Government in Central Kalimantan (2016)
Selection assessors for prospective employees of PT. Indonesia Power
(2016)
Assessors of selection of prospective non-technical employees of PLN
(2016)
Assessor selection of candidates for the Main Director of PT. BPRS AL
Mabrur Ponorogo (2016)
Assessor selection of BNI Bank ADP candidates Central Java & DIY
Regional Office (2015 - 2016)
Project Leaders and selection assessors of prospective Regional Bank
Papua employees (2016)
Assessor in Open Selection of Pulang Pisau Regency Regional
Government in Central Kalimantan (May 2017)
Assessor at Competency Test of Echelon II Officials of Regional
Government of East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan (May
2017)
Assessor at selection of employees of BNI Bank internship Central Java
& DIY Regional Office (May 2017)
Assessor in the Auction Program Candidates for Head of South Barito
Regency Government Service (November 2017)
Assessors in the Talent Pool Program of the Government of the Special
Region of Yogyakarta (September 2017)
138
3. Research, at:
Preparation of books on Local Entrepreneur Competitiveness in
cooperation between the Asia Pacific Study Center (PSAP) UGM and
the Indonesian Ministry of Industry (2006)
Compiler of the UGM Social Humanitarian Cluster Preparedness
Education module (2007)
Inventory and Meaning of UGM Cultural Values in University
Management towards the WCRU Center for Pancasila Studies (2009)
140
Hasil uji reliabilitas, validitas dan daya beda aitem skala Trust building
Hasil uji reliabilitas, validitas dan daya beda aitem skala Kualitas Teamwork
144
PENGANTAR
Hormat Kami,
Peneliti
IDENTITAS RESPONDEN
(..................................)
145
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
CS : Cukup Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
CONTOH :
No Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya merasa bosan bekerja di √
kantor
Jawaban ( TS ) dipilih bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan
diri Anda
No Pernyataan STS TS CS S SS
1. Di dalam tim, komunikasi berlangsung secara
rutin.
2. Anggota tim selalu berkomunikasi secara spontan
(dalam pertemuan maupun dalam percakapan
sehari-hari).
3. Diantara anggota tim, komunikasi dilakukan
secara langsung dan akrab.
4. Diperlukan mediator supaya komunikasi dapat
berlangsung diantara anggota tim.
5. Informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
dikomunikasikan secara tertutup diantara para
anggota tim.
6. Dalam situasi tertentu, informasi penting
dikomunikasikan secara terbatas diantara
anggpota tim.
7. Di dalam tim, konflik dapat terjadi dikarenakan
oleh keterbukaan informasi.
8. Anggota tim merasa ragu dengan kejelasan
informasi yang diterima dari anggota tim lainnya.
9. Anggota tim merasa senang dengan
akurasi/ketepatan informasi yang diterima dari
anggota tim lainnya.
10. Anggota tim merasa senang karena manfaat
informasi yang diperoleh dari anggota tim
146
No Pernyataan STS TS CS S SS
lainnya.
11. Pekerjaan dibagi menjadi sub-pekerjaan yang
tertata dan dikerjakan secara terpadu.
12. Terdapat tujuan yang jelas dan komperhensif dari
pembagian pekerjaan yang adda di dalam tim.
13. Tujuan dari adanya pembagian pekerjaan diterima
oleh setiap anggota tim.
14. Anggota tim memahami masing-masing tugas
yang telah dibagi.
15. Pekerjaan terasa lebih mudah dengan adanya
pembagian tugas.
16. Terdapat konflik kepentingan dalam tim terhadap
pembagian pekerjaan.
17. Pembagian tugas dilakukan secara acak tanpa
tujuan yang jelas.
18. Terdapat pembagian tugas yang tumpang tindih di
dalam tim.
19. Pembagian tugas dalam tim kurang jelas dan
kurang dapat dipahami.
20. Anggota tim belum bertanggung jawab atas
pembagian tugasnya.
21. Setiap anggota tim mengenali potensi kelebihan
atau kekurangannya masing-masing secara
spesifik.
22. Anggota tim berkontribusi terhadap pencapaian
tujuan tim berdasarkan potensi spesifik dari
masing-masing anggota tim.
23. Anggota tim dapat berkontribusi secara adil
sesuai tugasnya.
24. Setiap anggota tim berkontribusi dalam mencapai
hasil kerja bersama.
25. Anggota tim saling menghargai atas masing-
masing kontribusi yang telah diberikan.
26. Ketidakseimbangan kontribusi dari masing-
masing anggota tim menimbulkan konflik dalam
tim.
27. Anggota tim berkontribusi atas kepentingan
pribadi.
28. Kontribusi masing-masing anggota tim belum
mendukung tujuan bersama.
29. Anggota tim tidak mudah memberi pengetahuan
kepada sesama anggota tim
30. Kontribusi setiap anggota tim belum seimbang
dalam mencapai tujuan bersama.
31. Anggota tim saling menolong dan mendukung
satu sama lain sebaik yang mereka bisa.
32. Bila konflik terjadi, anggota tim dapat dengan
mudah menyelesaikannya.
147
No Pernyataan STS TS CS S SS
33. Diskusi dan perdebatan dilakukan secara
konstruktif.
34. Saran dan kontribusi dari anggota tim dihargai.
35. Saran dan kontribusi anggota tim didiskusikan
dan dikembangkan lebih lanjut.
36. Anggota tim mampu mencapai kesepakatan
terkait dengan isu-isu dan permasalahan penting.
37. Anggota tim cenderung hanya membantu
pekerjaan orang yang disukai.
38. Anggota tim sulit menyelesaikan konflik yang
terjadi di lingkungan kerja.
39. Anggota tim sulit memberi pujian atas hasil kerja
orang lain.
40. Anggota tim saling berkompetisi dan tidak
mendukung pekerjaan orang lain.
41 Setiap anggota tim betanggung jawab penuh
terhadap pekerjaan.
42. Setiap anggota tim menjadikan pekerjaannya itu
sebagai prioritas utama.
43. Anggota tim memberikan usaha yang lebih
terhadap pekerjaannya.
44. Hasil kerja tim mencerminkan usaha anggota tim.
45. Anggota tim berusaha mencapai target kerja
bersama bahkan lebih.
46. Terdapat konflik terkait dengan usaha yang
diberikan oleh anggota tim terhadap pekerjaan.
47. Anggota tim tidak bertanggung jawab penuh atas
pencapaian bersama.
48. Usaha anggota tim bergantung pada penghargaan
dari perusahaan.
49. Anggota tim belum memperlihatkan usaha yang
maksimal.
50. Anggota tim hanya berusaha untuk pencapaian
hasil kerja pribadi.
51. Anggota tim merasa penting untuk menjadi
bagian dari pekerjaan.
52. Pekerjaan yang sedang dikerjakan penting buat
anggota tim.
53. Semua anggota tim saling terkait satu dengan
yang lain secara penuh dalam tim.
54. Anggota tim merasa bangga menjadi bagian dari
tim.
55. Setiap anggota tim merasa bertanggung jawab
dalam menjaga dan melindungi anggota tim
56. Pekerjaan di dalam tim dilihat sebagai suatu hal
yang biasa.
57. Terdapat konflik pribadi di dalam tim.
58. Anggota tim tidak terlibat penuh dalam pekerjaan.
148
No Pernyataan STS TS CS S SS
59. Anggota tim merasa sendiri di dalam tim.
60. Setiap anggota tim memiliki konflik dengan orang
lain yang menhambat pekerjaannya.
No Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya memperlihatkan pengetahuan dan
keterampilan cara bekerja yang baik.
2. Saya mengetahui cara untuk menyelesaikan
bermacam-macam persoalan kerja di perusahaan.
3. Saya memiliki rekam jejak yang bagus dalam
pencapaian tugas pekerjaan.
4. Saya pandai menetapkan satu tujuan untuk
bersama.
5. Saya fokus pada hasil pencapaian hasil kerja
bersama.
6. Saya mencontohkan bagaimana membuat
perencanaan kerja yang baik.
7. Saya mengajarkan kepada rekan cara menyusun
rencana kerja yang baik.
8. Saya mencontohkan keterampilan cara
memecahkan persoalan dengan baik di tempat
kerja.
9. Saya mencontohkan kemampuan dalam membuat
keputusan.
10. Saya menyampaikan kepada rekan kerja rahasia
cara mengatasi persoalan dengan cepat.
11. Saya terbuka dalam semua urusan pekerjaan.
12. Saya bisa dipercaya dan suka apa adanya.
13. Saya kesulitan untuk mengatakan tidak tahu.
14. Saya mengatakan yang baik-baik saja tentang
rekan kerja dan perusahaan.
15. Saya membuat keputusan sesuai aturan
perusahaan.
16. Saya membutuhkan kejelasan informasi dan tidak
suka gosip.
17. Saya menemukan solusi yang bisa diterima semua
karyawan.
18. Saya bersikap adil terhadap semua karyawan.
19. Saya memperlakukan semua karyawan sesuai
dengan peraturan di perusahaan.
20. Saya bersikap dan berkata dengan jujur kepada
semua karyawan.
21. Saya menunjukan kepedulian dengan orang lain.
22. Saya memberi bantuan kepada rekan kerja setelah
pekerjaan saya selesai.
23. Saya berbagi informasi tentang banyak hal
terutama berkaitan dengan pekerjaan.
149
No Pernyataan STS TS CS S SS
24. Saya memberikan respon terhadap setiap gagasan
atau ide rekan kerja.
25. Saya mengakui jerih payah orang lain.
26. Saya memuji hasil kerja orang lain.
27. Saya menghormati pendapat orang lain.
28. Saya sekuat tenaga saling menjaga hubungan
dengan orang lain.
29. Saya mencari persamaan untuk kepentingan
bersama.
30. Saya memberikan bantuan kepada orang lain
secara sukarela.
31. Saya menyelesaikan pekerjaan yang tidak mampu
dikerjakan orang lain.
32. Saya menyelesaikan pekerjaan dengan cepat dan
tanpa kesalahan.
33. Saya mengorbankan tenaga, waktu dan pikiran
untuk perusahaan.
34. Saya menasehati rekan kerja yang melanggar
aturan perusahaan.
35. Saya mengucapkan terima kasih setiap
mendapatkan pertolongan sekecil apa pun.
36. Saya mengindari mengatakan tidak tahu atau
bukan urusan saya pada suatu pekerjaan.
37. Saya bekerja secara serius tidak sambil
mengobrol dengan rekan kerja.
38. Saya bertanya kepada orang lain apakah butuh
bantuan.
39. Saya bekerja sesuai dengan apa yang telah
diperintahkan atasan.
40. Saya mengetahui apa yang dibutuhkan orang lain.
150
Uji Reliabilitas, Validitas dan Daya Beda Aitem Skala Kualitas Teamwork
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,875 ,873 60
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
VAR00001 150,57 302,605 ,330 . ,873
VAR00002 150,94 298,997 ,311 . ,873
VAR00003 150,83 308,323 ,036 . ,877
VAR00004 151,43 300,311 ,295 . ,873
VAR00005 151,66 296,173 ,442 . ,871
VAR00006 151,49 297,375 ,396 . ,872
VAR00007 151,54 305,903 ,148 . ,875
VAR00008 151,54 307,079 ,109 . ,875
VAR00009 151,63 293,123 ,519 . ,870
VAR00010 151,46 292,432 ,470 . ,870
VAR00011 151,60 298,894 ,303 . ,873
VAR00012 151,20 291,341 ,476 . ,870
VAR00013 151,17 293,676 ,402 . ,871
VAR00014 151,20 312,165 -,089 . ,879
VAR00015 150,91 314,610 -,158 . ,880
VAR00016 151,46 299,785 ,328 . ,873
VAR00017 151,34 290,408 ,653 . ,868
VAR00018 151,31 306,575 ,108 . ,875
VAR00019 151,43 298,252 ,444 . ,871
VAR00020 151,14 304,773 ,211 . ,874
VAR00021 150,69 328,163 -,565 . ,886
VAR00022 151,54 298,726 ,327 . ,873
VAR00023 150,97 302,264 ,261 . ,874
VAR00024 151,11 303,869 ,196 . ,874
VAR00025 151,29 297,798 ,363 . ,872
VAR00026 151,29 303,151 ,235 . ,874
151
Uji Reliabilitas, Validitas dan Daya Beda Aitem Skala Trust Building
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items
,885 ,876 40
Item-Total Statistics
Squared Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Multiple Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
VAR00001 121,51 307,022 ,089 . ,888
VAR00002 121,14 297,479 ,380 . ,883
VAR00003 120,46 291,491 ,491 . ,881
VAR00004 120,71 293,739 ,404 . ,882
VAR00005 120,57 299,664 ,309 . ,884
VAR00006 120,29 308,739 ,078 . ,887
VAR00007 120,77 308,005 ,060 . ,888
VAR00008 120,77 310,534 ,008 . ,888
VAR00009 120,91 302,963 ,210 . ,885
VAR00010 120,74 294,667 ,414 . ,882
VAR00011 120,97 293,558 ,452 . ,881
VAR00012 120,71 295,504 ,512 . ,881
VAR00013 121,00 299,529 ,335 . ,883
VAR00014 121,40 289,188 ,493 . ,880
VAR00015 121,37 291,299 ,453 . ,881
VAR00016 121,29 300,092 ,332 . ,883
VAR00017 121,40 309,894 ,022 . ,888
VAR00018 121,23 305,593 ,179 . ,885
VAR00019 121,20 304,518 ,182 . ,886
VAR00020 121,26 308,903 ,055 . ,887
VAR00021 121,46 293,726 ,419 . ,882
VAR00022 121,71 301,504 ,282 . ,884
VAR00023 121,77 297,711 ,324 . ,884
153
EKSPERIMEN
KELOMPOK EKSPERIMEN
KONTROL
KELOMPOK KONTROL
PENGANTAR
Peneliti
IDENTITAS RESPONDEN
(..................................)
156
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Sesuai
TS : Tidak Sesuai
CS : Cukup Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
CONTOH :
No Pernyataan STS TS CS S SS
1. Saya merasa bosan bekerja di √
kantor
Jawaban ( TS ) dipilih bila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan
diri Anda
No Pernyataan STS TS CS S SS
1. Di dalam tim, komunikasi berlangsung secara
rutin.
2. Anggota tim selalu berkomunikasi secara spontan
(dalam pertemuan maupun dalam percakapan
sehari-hari).
3. Informasi yang berkaitan dengan pekerjaan
dikomunikasikan secara tertutup diantara para
anggota tim.
4. Dalam situasi tertentu, informasi penting
dikomunikasikan secara terbatas diantara
anggpota tim.
5. Anggota tim merasa senang dengan
akurasi/ketepatan informasi yang diterima dari
anggota tim lainnya.
6. Anggota tim merasa senang karena manfaat
informasi yang diperoleh dari anggota tim
lainnya.
7. Pekerjaan dibagi menjadi sub-pekerjaan yang
tertata dan dikerjakan secara terpadu.
8. Terdapat tujuan yang jelas dan komperhensif dari
pembagian pekerjaan yang adda di dalam tim.
9. Tujuan dari adanya pembagian pekerjaan diterima
oleh setiap anggota tim.
10. Terdapat konflik kepentingan dalam tim terhadap
pembagian pekerjaan.
157
No Pernyataan STS TS CS S SS
11. Pembagian tugas dilakukan secara acak tanpa
tujuan yang jelas.
12. Pembagian tugas dalam tim kurang jelas dan
kurang dapat dipahami.
13. Anggota tim berkontribusi terhadap pencapaian
tujuan tim berdasarkan potensi spesifik dari
masing-masing anggota tim.
14. Anggota tim saling menghargai atas masing-
masing kontribusi yang telah diberikan.
15. Anggota tim berkontribusi atas kepentingan
pribadi.
16. Kontribusi masing-masing anggota tim belum
mendukung tujuan bersama.
17. Anggota tim tidak mudah memberi pengetahuan
kepada sesama anggota tim
18. Kontribusi setiap anggota tim belum seimbang
dalam mencapai tujuan bersama.
19. Anggota tim saling menolong dan mendukung
satu sama lain sebaik yang mereka bisa.
20. Bila konflik terjadi, anggota tim dapat dengan
mudah menyelesaikannya.
21. Diskusi dan perdebatan dilakukan secara
konstruktif.
22. Saran dan kontribusi dari anggota tim dihargai.
23. Saran dan kontribusi anggota tim didiskusikan
dan dikembangkan lebih lanjut.
24. Anggota tim mampu mencapai kesepakatan
terkait dengan isu-isu dan permasalahan penting.
25. Anggota tim sulit menyelesaikan konflik yang
terjadi di lingkungan kerja.
26. Anggota tim sulit memberi pujian atas hasil kerja
orang lain.
27. Anggota tim saling berkompetisi dan tidak
mendukung pekerjaan orang lain.
28. Setiap anggota tim betanggung jawab penuh
terhadap pekerjaan.
29. Setiap anggota tim menjadikan pekerjaannya itu
sebagai prioritas utama.
30. Hasil kerja tim mencerminkan usaha anggota tim.
31. Anggota tim berusaha mencapai target kerja
bersama bahkan lebih.
32. Anggota tim belum memperlihatkan usaha yang
maksimal.
33. Anggota tim hanya berusaha untuk pencapaian
hasil kerja pribadi.
34. Anggota tim merasa penting untuk menjadi
bagian dari pekerjaan.
35. Pekerjaan yang sedang dikerjakan penting buat
158
No Pernyataan STS TS CS S SS
anggota tim.
36. Setiap anggota tim merasa bertanggung jawab
dalam menjaga dan melindungi anggota tim
37. Pekerjaan di dalam tim dilihat sebagai suatu hal
yang biasa.
38. Terdapat konflik pribadi di dalam tim.
39. Anggota tim merasa sendiri di dalam tim.
159
KUALITAS TEAMWORK KE
No Subjek Total
1 DW 95
2 MS 104
3 LWH 97
4 SY 82
5 SM 82
6 MW 93
7 SG 88
8 EA 80
KUALITAS TEAMWORK KK
No Subjek Total
1 SH 93
2 AM 101
3 SK 105
4 SL 96
5 NW 107
6 AM 95
7 HR 98
8 SD 96
160
KUALITAS TEAMWORK KE
No Subjek Total
1 DW 116
2 MS 118
3 LWH 130
4 SY 134
5 SM 118
6 MW 125
7 SG 119
8 EA 115
KUALITAS TEAMWORK KK
No Subjek Total
1 SH 94
2 AM 97
3 SK 100
4 SL 97
5 NW 91
6 AM 93
7 HR 95
8 SD 101
161
Descriptives
Statistic Std. Error
Pretest_KE Mean 90,13 3,020
95% Confidence Interval for Lower Bound 82,98
Mean Upper Bound 97,27
5% Trimmed Mean 89,92
Median 90,50
Variance 72,982
Std. Deviation 8,543
Minimum 80
Maximum 104
Range 24
Interquartile Range 15
Skewness ,310 ,752
Kurtosis -1,091 1,481
Posttest_KE Mean 121,88 2,474
95% Confidence Interval for Lower Bound 116,02
Mean Upper Bound 127,73
5% Trimmed Mean 121,58
Median 118,50
Variance 48,982
Std. Deviation 6,999
Minimum 115
Maximum 134
Range 19
Interquartile Range 12
Skewness ,934 ,752
162
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pretest_KE ,204 8 ,200* ,932 8 ,538
Posttest_KE ,284 8 ,056 ,863 8 ,130
*
Pretest_KK ,217 8 ,200 ,911 8 ,362
*
Posttest_KK ,135 8 ,200 ,967 8 ,870
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
163
LAMPIRAN: PROFESSIONAL
JUDGEMENT
LAMPIRAN: DOKUMENTASI
172