1
2
Tujuan 1. Tujuan utama dari penelitian ini ingin menguji bukti empiris antara
Penelitian hubungan kepuasan kerja dan intention to leave, jika ada.
2. Memvalidasi hubungan pemahaman tempat kerja dan masalah terkait
tempat kerja yang mungkin berdampak pada bagaimana karyawan
bereaksi dan merespons lingkungan pekerjaan mereka yang dapat
berakibat pada keinginan untuk untuk keluar.
Teori Teori utama dalam penelitian ini teori tentang faktor-faktor yang
menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan dari pekerjaan bagi karyawan.
Ada dua teori utama yaitu adalah teori dua faktor (1959) dan teori
karakteristik pekerjaan (1976).
Berdasarkan kerangka dua teori tersebut, Wood, Chonko, dan Hunt (1986)
dan Purani & Sahadev (2007), berpendapat bahwa untuk mengukur secara
faktor-faktor “determinan kepuasan kerja", sejumlah karakteristik pekerjaan
mungkin perlu dievaluasi jika ingin mendapatkan keseluruhan keyakinan
dan sikap karyawan tentang pekerjaan mereka. Beberapa karakteristik atau
segi mungkin tidak sama pentingnya untuk setiap individu.
Heinen et al. (2013) mengakui bahwa karakteristik pengaturan kerja,
identitas profesional, kepuasan kerja, dan kelelahan adalah faktor yang
paling meyakinkan yang mempengaruhi keputusan perawat untuk tetap atau
berhenti dari pekerjaan mereka. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
turnover adalah konsekuensi logis dari ketidakpuasan kerja. Pasaoglu &
Tonus (2014) mengidentifikasi kepuasan kerja perawat yang rendah selama
5 tahun pertama. Kepuasan kerja tersebut biasanya meningkat seiring
dengan meningkatnya pengalaman pekerjaan mereka.
Review Jurnal : Job Satisfaction and Intention to Leave oleh Makhsun Bustomi (22A/Msi)
3
Hasil Intention to Leave atau niat untuk keluar dari organisasi disebabkan oleh faktor
Penelitian individu dan organisasi.
2. Karakteristik demografis
Banyak penelitian menyoroti literatur tentang karyawan dalam hal
karakteristik demografis dan intensi turnover (Bell, Rajendran, & Theiler,
2012). Berdasarkan Hayes, O'Brien-Pallas, Duffield, Shamian, Buchan,
Hughes, Laschinger and North (2012), karakteristik demografis telah dalam
banyak model merupakan prediktor withdrawl.
a. Karakteristik demografis usia.
Dalam literatur, usia merupakan variabel penyajian yang moderat
hubungan positif (Byrd, et al., 2000; Mitchell, et al., 2000; Robinson,
Porporino, & Simourd, 1997) juga sebagai hubungan negatif (Ford,
1995).
b. Jenis Kelamin
Lambert (2006) menemukan bahwa jenis kelamin, masa kerja, dan
tingkat pendidikan karyawan berpengaruh signifikan terhadap intensi
turnover karyawan. Wanita memiliki niat turnover yang lebih tinggi
daripada pria;
Review Jurnal : Job Satisfaction and Intention to Leave oleh Makhsun Bustomi (22A/Msi)
4
c. Masa jabatan,
Becker (1960) menyatakan bahwa dengan meningkatnya masa kerja,
niat karyawan untuk meninggalkan berkurang Mungkin masa
jabatannya erat hubungannya dengan usia.
d. Pendidikan yang lebih tinggi ditemukan menampilkan niat turnover
yang lebih besar daripada mereka yang tingkat pendidikannya lebih
rendah. Orang dengan yang lebih besar tingkat pendidikan mengamati
peluang kerja eksternal yang lebih tinggi.
3. Faktor organisasi
a. Ambiguitas peran adalah konsekuensi dari rendahnya kejelasan tentang
definisi harapan peran, dan persyaratan atau metode untuk
menyelesaikan tugas terkait pekerjaan (Rizzo, House, & Lirtzman,
1970). Konflik peran muncul karena ketidakcocokan permintaan dan
harapan dari peran, di mana kompatibilitas diukur berdasarkan kondisi
yang mempengaruhi peran kinerja (Rizzo, House, & Lirtzman, 1970).
b. Konflik peran dianggap lebih intens membutuhkan pemikiran teoretis
dan pengambilan keputusan (Robson, & Robson, 2016: Menon &
Aknilesh, 1994).
Ambiguitas peran dan konflik peran keduanya dapat
menyebabkan karyawan mempertimbangkan meninggalkan
organisasi. (Hobfall, 2001). Keller (1975) menemukan bahwa konflik
peran dan ambiguitas negatif terkait dengan persepsi peluang terkait
promosi. Dengan demikian, kurangnya peluang promosi untuk
karyawan pada akhirnya dapat mengarahkan mereka untuk mencari
pekerjaan lain.
Review Jurnal : Job Satisfaction and Intention to Leave oleh Makhsun Bustomi (22A/Msi)
5
Kesimpulan Dalam penelitian ini konteks penelitian telah dibahas dan kemudian tinjauan
menyeluruh dari dua konstruk penting telah disajikan yaitu intention to leave
dan kepuasan kerja. Ulasan literatur pada dua bidang menyimpulkan bahwa :
1. Banyak banyak penelitian telah membuktikan secara empiris bahwa
kepuasan kerja dan intention to leave berhubungan negatif satu sama lain
2. Tidak ada atau sangat terbatas bukti yang tersedia untuk mengetahui
bagaimana faktor-faktor atau atribut kedua variabel tersebut berhubungan
dengan konstruk kepuasan kerja dan intention to leave.
Review Jurnal : Job Satisfaction and Intention to Leave oleh Makhsun Bustomi (22A/Msi)