Anda di halaman 1dari 148

Metode Penelitian Psikologi

UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta


Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 2
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak
Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul
secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi
pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Hak Terkait Pasal 49


1. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang
pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, atau
menyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72


1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah),
atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,
atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

ii
Dr. Eva Latipah, M.Si.

Metode Penelitian Psikologi

iii
Gg. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman
Jl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581
Telp/Faks: (0274) 4533427
Hotline: 0838-2316-8088
Website: www.deepublish.co.id
E-mail: deepublish@ymail.com

Katalog Dalam Terbitan (KDT)

LATIPAH, Eva
Metode Penelitian Psikologi/oleh Eva Latipah.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta:
Deepublish, September 2014.
viii, 140 hlm.; 20 cm

ISBN 978-Nomor ISBN

1. Metode penelitian Psikologi I. Judul


150.724

Desain cover : Unggul Pebri Hastanto


Penata letak : Ika Fatria Iriyanti

PENERBIT DEEPUBLISH
(Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA)
Anggota IKAPI (076/DIY/2012)

Isi diluar tanggungjawab percetakan


Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit.

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas nikmat yang telah


diberikan Allah SWT kepada penulis sehingga akhirnya dapat
menuangkan ide-ide terkait metode penelitian khususnya dalam
bidang psikologi pendidikan.
Penulisan buku ini terdorong kuat oleh keinginan penulis
berbagi dengan para mahasiswa baik di lingkungan UIN Sunan
Kalijaga (tempat penulis mengajar) maupun di luar kampus UIN
Sunan Kalijaga. Tentu saja hal ini didasarkan juga pada
pengalaman penulis selama membimbing mahasiswa S1 atau
memberikan bimbingan kepada teman-teman sejawat yang
sedang kuliah S2 atau bahkan sedang S3. Selama proses
memberikan bimbingan, begitu banyak permasalahan yang
dihadapi mahasiswa mulai dari bagaimana saya menemukan
masalah penelitian, bagaimana merumuskan masalah dalam
penelitian, bagaimana cara mengumpulkan data penelitiannya,
metodenya bagaimana, analisisnya bagaimana pula, dan
seterusnya. Permasalahan-permasalahan yang seringkali
dihadapi mahasiswa tersebut menantang penulis untuk
menuangkannya dan men-share-kannya kepada pembaca
melalui karya sederhana ini.
Besar harapan penulis buku ini dapat membantu
permasalahan-permasalahan yang sering dihadapi mahasiswa.
Tentu saja mahasiswa masih perlu membaca buku-buku lain
yang terkait agar mendapat pemahaman yang komprehensif.
Penulis juga berharap buku ini mendapat masukan dan saran

v
dari seluruh pembaca. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita
semua. Amin yaa Robbal’aalamiin. Salam.

Penulis

Dr. Eva Latipah, M.Si.

vi
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................... v


DAFTAR ISI .................................................................... vii
BAB 1 Mengenal Penelitian .............................................. 1
BAB 2 Penelitian Psikologi Pendidikan ............................13
BAB 3 Latar Belakang Masalah Penelitian ...................... 41
BAB 4 Kajian Teori ..........................................................57
BAB 5 Metode Penelitian ............................................... 69
BAB 6 Hasil Penelitian ...................................................125
DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 139

vii
viii
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

BAB 1
MENGENAL PENELITIAN

Apa itu Penelitian


Penelitian merupakan istilah yang tidak asing bagi
mahasiswa karena setiap akan mengakhiri masa studinya (baik
jenjang sarjana, master, ataupun doktor) setiap mahasiswa
diwajibkan melakukan penelitian untuk membuktikan bahwa
dia layak mendapat gelar sarjana, master, atau doktor. Namun
demikian sejumlah mahasiswa masih menganggap penelitian
sebagai sebuah ‘momok’ sehingga tak jarang mereka
mengalami stres bahkan frustrasi ketika harus melakukan
penelitian.
Sebenarnya apa penelitian itu? Secara sederhana
penelitian merupakan proses mempelajari sesuatu (fakta,
fenomena) dengan menggunakan cara-cara tertentu yang
disebut sebagai metode ilmiah. Selain pengertian di atas,
berikut akan diuraikan pengertian-pengertian penelitian
menurut para pakar.
Dilihat dari akar katanya, penelitian yang berasal dari
bahasa Inggris ‘research’ terdiri dari dua akar kata yaitu ‘re’
(kembali) dan ‘search’ (mencari). Dari sini research berarti
‘mencari kembali’.

1
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Dalam kamus Webster’s New International, penelitian


adalah penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari
fakta dan prinsip-prinsip. Senada dengan pengertian ini Hillway
(1956) mengungkapkan bahwa penelitian adalah suatu metode
studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-
hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh
pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. Azwar
(2011) memiliki pandangan hampir serupa dengan Hillway
bahwa penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan
ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil
penelitian tidak pernah dimaksudkan untuk memecahkan
permasalahan secara langsung. Penelitian hanya merupakan
sebagian dari usaha untuk memecahkan masalah yang lebih
besar. Fungsi penelitian adalah mencari penjelasan dan jawaban
terhadap permasalahan serta memberikan alternatif bagi
kemungkinan yang dapat digunakan untuk pemecahan
masalah.
Hadi dan Haryono (1998) merangkum pengertian-
pengertian penelitian dari para ahli sebagaimana diuraikan
berikut:
 Penelitian merupakan pemikiran yang sistematis
tentang berbagai jenis masalah yang pemecahannya
memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta
(Penny).
 Penelitian merupakan penyelidikan dari suatu bidang
ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh

2
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati,


dan sistematis (Suprapto).
 Mengacu pada tujuannya, penelitian dapat diartikan
sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan,
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan (Sutrisno
Hadi).
 Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu
melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti
yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang
dilakukan secara berhati-hati sehingga diperoleh
pemecahannya.
Berdasar pengertian-pengertian di atas, terdapat
benang merah yang bisa kita tarik yaitu bahwa penelitian
merupakan sebuah proses mengembangkan ilmu pengetahuan
melalui serangkaian kegiatan ilmiah. Berdasar ini, ada dua kata
penting dalam pengertian penelitian yaitu ‘Ilmu pengetahuan’
dan ‘kegiatan ilmiah’.

Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan


Ilmu pengetahuan berbeda dengan pengetahuan.
Pengetahuan merupakan penjelasan atau informasi yang
diperoleh manusia. Pengetahuan dalam hal ini identik dengan
pengetahuan awam (common sense). Common sense merupakan
pemikiran atau pengetahuan awam yang diperoleh melalui
metode-metode non-ilmiah sehingga tidak dapat dipastikan
kebenarannya (Kerlinger & Lee, 2000).

3
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Ilmu pengetahuan merupakan pengetahuan yang


diperoleh manusia berdasarkan metode ilmiah sehingga
pengetahuan yang diperoleh membentuk suatu konsep
mengenai sesuatu, yang kemudian dikenal dengan istilah ilmu
pengetahuan (science) (Kerlinger & Lee, 2000). Secara lebih rinci
perbedaan antara pengetahuan (common sense) dan ilmu
pengetahuan (science) dijelaskan berikut ini:
 Penggunaan konsep dan teori
Dalam common sense, konsep dan teori yang digunakan
dapat berasal dari keyakinan seseorang atau banyak orang
(kekukuhan pendapat) atau pihak lain yang dihormati (otoritas).
Dalam science, teori yang digunakan berasal dari penyelidikan
yang sistematis dan objektif mengenai sesuatu atau gejala
tertentu, yang dilakukan dengan cara membaca buku, jurnal,
atau hasil penelitian lainnya. Berbagai teori dalam ilmu
pengetahuan terbuka untuk diuji kembali kebenarannya, ini
menunjukkan bahwa dalam ilmu pengetahuan tidak selalu
menggunakan teori yang sesuai dengan kenyataan.
 Pengujian teori dan hipotesis.
Dalam menguji hipotesis pengetahuan awam seringkali
memilih bukti-bukti yang mendukung hipotesisnya dan
mengabaikan bukti-bukti yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Selain itu, pengetahuan awam tidak mendasarkan diri pada
ukuran yang pasti. Sebagai permisalan, untuk menentukan
‘sering duduk di depan pintu’. Pada masyarakat awam kata
‘sering’ dapat diartikan berbeda terkadang 2 kali sehari
dikatakan sering namun 5 kali sehari juga dikatakan sering.

4
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Dalam ilmu pengetahuan, ukuran yang pasti (batasan) sangat


penting artinya agar mencapai objektivitas. Sebagai permisalan
untuk mengatakan ‘sering’ dalam contoh di atas didefinisikan
sebagai duduk di depan pintu lebih dari 3 kali atau lebih dari 1
jam.
 Kontrol.
Dalam ilmu pengetahuan ‘kontrol’ dapat mengandung
banyak arti, di antaranya kontrol diartikan sebagai peneliti
berusaha untuk secara sistematis memisahkan variabel-variabel
yang mungkin menjadi ‘penyebab’ dari gejala yang diteliti
dengan variabel-variabel lain yang memang dihipotesiskan
menjadi ‘penyebab’. Di sisi lain pengetahuan (orang awam)
kadang tidak peduli untuk mengontrol penjelasan mereka
tentang gejala yang diobservasi. Mereka umumnya tidak
berusaha untuk mengontrol sumber-sumber yang sebenarnya
tidak dapat menjelaskan gejala tertentu.
Mereka cenderung untuk menerima semua penjelasan
yang sesuai dengan pendapat mereka sebelumnya, walaupun
pendapat tersebut mengandung bias. Sebagai permisalan, jika
mereka percaya bahwa lingkungan kumuh akan menimbulkan
delinkuensi, maka mereka cenderung mengabaikan delikuensi
yang sebenarnya juga terjadi pada lingkungan yang tidak
kumuh. Pada kasus tersebut, seorang ilmuwan mencari dan
‘mengontrol’ kejadian-kejadian delikuensi dalam lingkungan
yang berbeda dan mencoba mencari penyebab dari masing-
masing delikuensi tersebut.

5
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Kemampuan melihat hubungan antar gejala.


Dalam hal ini ilmuwan secara konstan menaruh
perhatian pada hubungan-hubungan yang ada di antara gejala.
Di sisi lain pengetahuan (orang awam) menggunakan pemikiran
akal sehat saja untuk menjelaskan hubungan antar gejala tanpa
adanya observasi dan pemikiran yang sistematis, objektif, dan
terkontrol.
Sebagai permisalan, dalam penelitian Hurlock yang
menghipotesiskan bahwa imbalan positif (reward) dapat
meningkatkan prestasi belajar dibandingkan dengan hukuman.
Hubungan yang ada adalah antara imbalan, hukuman, dan
belajar. Sebagian para pendidik tahun 1900-an memiliki
pengetahuan bahwa hukuman lebih efektif dalam pembelajaran
sedangkan para pendidik masa sekarang berpandangan bahwa
imbalan lebih efektif untuk pembelajaran. Para pendidik pada
dua era tersebut bisa saja mengatakan bahwa pandangan
mereka hanyalah pemikiran awam karena keduanya dapat
mengatakan bahwa jika anak mendapatkan imbalan atau
hukuman maka ia akan belajar. Di sisi lain ilmuwan akan
berusaha untuk melakukan pengujian yang sistematis dan
terkontrol tentang hubungan ketiga variabel tersebut. Hurlock
kemudian menemukan bahwa insentif secara signifikan
berkaitan dengan prestasi aritmetik. Ini menunjukkan bahwa
kelompok yang menerima penghargaan memiliki skor aritmatik
yang lebih tinggi dibandingan dengan kelompok yang mendapat
teguran atau kelompok yang tidak mendapat imbalan maupun
hukuman.

6
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Penjelasan terhadap gejala yang diobservasi.


Dalam hal ini ilmuwan akan berusaha untuk
menghindari penjelasan-penjelasan yang bersifat ‘metafisik’
karena hal tersebut merupakan proposisi yang tidak dapat diuji
kebenarannya.
Sebagai permisalan penjelasan metafisik adalah bahwa
manusia miskin dan sengsara karena Tuhan menginginkannya.
Namun demikian tidak berarti bahwa ilmuwan harus secara
angkuh menolak penjelasan metafisik dengan menyatakan
bahwa penjelasan tersebut tidak benar atau tidak berarti. Yang
perlu dinyatakan adalah bahwa ilmuwan tidak menaruh
perhatian pada penjelasan metafisik karena ilmu pengetahuan
berkaitan dengan hal-hal yang dapat diobservasi dan diuji secara
terbuka (secara publik). Jika suatu proposisi atau pertanyaan
tidak mengandung implikasi untuk diobservasi dan diuji secara
terbuka maka proposisi atau pertanyaan tersebut tidaklah
ilmiah.
Selain ada perbedaan, ada pula persamaan antara
pengetahuan dan ilmu pengetahuan (yang selanjutnya ilmu
pengetahuan sering disebut dengan ‘ilmu’ saja) karena ilmu
merupakan perpanjangan yang sistematis dan terkontrol dari
pengetahuan.
Pengetahuan merupakan sekumpulan konsep dan
skema-skema konseptual yang memuaskan kebutuhan praktis
dalam kehidupan manusia. Meskipun terkadang konsep-konsep
dan skema-skema konseptual ini dapat menyesatkan ilmu

7
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

pengetahuan modern, terutama dalam bidang pendidikan dan


psikologi.
Sebagai contoh, bagi kebanyakan pendidik pada tahun
1800-an memandang bahwa hukuman dipandang sebagai ‘alat
pendidikan’. Namun pada pertengahan tahun 1900-an,
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tersebut tidaklah
benar karena imbalan (reward) dipandang lebih efektif daripada
hukuman dalam proses pembelajaran. Penelitian-penelitian
terakhir menunjukkan bahwa berbagai bentuk hukuman yang
berbeda tetap berguna dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian cukup jelas bahwa perbedaan
mendasar antara pengetahuan (common sense) dan ilmu
pengetahuan (science) terletak pada metode yang
digunakannya, di mana ilmu pengetahuan diperoleh secara
terorganisasi dan sistematis atau melalui metode ilmiah;
sementara pengetahuan diperoleh dengan metode non-ilmiah
seperti melalui:
 Kekukuhan pendapat (tenacity). Ini mendasarkan diri
pada tahayul (superstition) atau kebiasaan (habit) yang
umumnya berlaku pada masyarakat tertentu. Tahayul
dan kebiasaan ini mencerminkan bahwa seolah-olah hal
tersebut merupakan fakta.
 Otoritas (authority). Ini artinya bahwa informasi diterima
sebagai pengetahuan yang benar karena dinyatakan
oleh seseorang atau sumber yang dianggap memiliki
otoritas atau kekuasaan. Cara ini tidak selalu benar atau
sesuai dengan kenyataan.

8
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Intuisi (intuition). Cara ini tidak dikaitkan dengan


pengetahuan atau informasi sebelumnya tanpa melalui
proses penalaran (reasoning) atau pengambilan
kesimpulan yang benar. Metode ini sesuai dengan akal
sehat (agree with reason) dan mementingkan
pengalaman atau penjelasan pribadi (self evident).
Pengetahuan dianggap benar jika seseorang berpikir
seperti itu dan tidak mengetahui alasan mengapa ia
berpikir seperti itu.

Metode (Pendekatan) Ilmiah


Untuk memperoleh ilmu pengetahuan perlu dilakukan
serangkaian kegiatan yang disebut sebagai kegiatan ilmiah. Ada
perbedaan pendekatan dalam kegiatan ilmiah dan non-ilmiah
sebagaimana terangkum dalam Tabel 1 (Shaugnessy, 2006):

Tabel 1. Karakteristik Pendekatan Ilmiah dan Non-ilmiah


(sehari-hari)
Nonilmiah (sehari-hari) Ilmiah
Pendekatan Intuitif Empiris
Umum:
Sikap: Tidak kritis, menerima Kritis, skeptis
begitu saja
Observasi: Sambil lalu, tidak Sistematis, terkontrol
terkontrol
Pelaporan: Terbias, subjektif Tidak sistematis,
objektif
Konsep: Ambigu, dengan makna Definisinya jelas,
yang berlebihan spesifik secara

9
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Nonilmiah (sehari-hari) Ilmiah


operasional
Instrumen: Tidak akurat, tidak tepat Akurat, tepat
Pengukuran: Tidak valid dan reliabel Valid dan reliabel
Hipotesis: Tidak dapat diuji Dapat diuji

Tabel 1 menjelaskan kepada kita bahwa ada perbedaan


antara cara berpikir yang menjadi ciri pendekatan ilmiah dan
pendekatan yang sering menjadi ciri pemikiran sehari-hari kita.
Sikap kritis yang ditindaklanjuti dengan pengamatan secara
sistematis dan terkontrol, menggunakan alat pengumpul data
yang tepat dan akurat sehingga pengukurannya valid dan
reliabel, kemudian dilaporkan secara objektif yang pada
akhirnya diperoleh konsep yang jelas dan spesifik merupakan
serangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka
memperoleh ilmu pengetahuan (science). Selanjutnya rincian
lengkap tentang metode ilmiah dijabarkan dalam uraian berikut
(Shaugnessy, 2006).
Adanya definisi operasional untuk variabel yang diteliti.
Operasionalisasi variabel berarti variabel yang diteliti
harus didefinisikan secara jelas, termasuk cara
pengukurannya. Definisi terhadap variabel perlu
dilakukan untuk menghilangkan kerancuan tentang cara
mengukur gejala. Contoh definsi operasional dari
‘prestasi belajar’ adalah hasil belajar seseorang yang
diperoleh berdasar nilai raport.
Bertujuan artinya bahwa kegiatan penelitian tidak dapat
lepas dari kerangka tujuan pemecahan permasalahan.

10
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Sebuah penelitian harus memiliki tujuan yang lebih luas


daripada sekedar melihat hubungan yang terjadi di
antara variabel atau gejala yang diteliti. Demikian juga
sebuah penelitian perlu memiliki tujuan yang lebih
dalam, lebih dari sekedar memperlihatkan perbedaan
yang ada di antara kelompok-kelompok subjek yang
terlibat sebagai sampel penelitian.
Sistematik artinya bahwa langkah-langkah yang
ditempuh mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai
kepada penyusunan laporan penelitian harus terencana
secara baik dan mengikuti metodologi yang benar.
Terkendali atau terkontrol artinya bahwa dalam batas-
batas tertentu peneliti harus dapat menentukan
fenomena-fenomena yang akan diamatinya dan
memisahkannya dari fenomena lain yang mengganggu.
Dalam penelitian jenis observasi, peneliti harus dapat
mengidentifikasi fenomena yang relevan dan perlu
diamati, sehingga kesimpulannya tidak dicemari oleh
masuknya fenomena dari variabel lain yang merusak
informasi dari data yang dikumpulkannya.
Dalam penelitian jenis eksperimen, kendali menjadi
sangat penting artinya karena inferensi tentang
hubungan sebab-akibat pada gejala yang diteliti secara
eksperimental tidak dapat disimpulkan dengan tepat
apabila peneliti tidak mampu mengendalikan variabel-
variabel eksperimennya.

11
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Objektif artinya bahwa semua pengamatan, telaah yang


dilakukan, dan kesimpulan yang dirumuskan tidak boleh
didasari atas subjektivitas pandangan pribadi dan
pengaruh kepentingan pihak lain.
Tahan uji artinya bahwa penyimpulan penelitian harus
merupakan hasil dari telaah yang didasari oleh teori
yang solid dan metode yang benar sehingga siapapun
yang akan melakukan replikasi penelitian akan
mendapatkan kesimpulan yang serupa. Hasil penelitian
akan lemah apabila berlakunya secara kondidional
dalam situasi tertentu yang sempit. Namun juga
penelitian yang tahan uji tidak berarti harus memiliki
generalisasi yang luas.
Dengan demikian sebuah penelitian dikatakan ilmiah
bila memenuhi komponen-komponen tersebut yaitu: definisi
operasional variabel penelitian, baik variabel bebas
(independen) maupun variabel terikat (dependen); memiliki
tujuan yang jelas, dipersiapkan secara matang dan menyeluruh,
mengontrol variabel yang diprediksi dapat mempengaruhi hasil
penelitian; dan dapat diuji oleh peneliti lain.

12
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

BAB 2
PENELITIAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Cakupan Psikologi Pendidikan


Setelah memiliki pemahaman yang baik tentang apa itu
penelitian dan bagaimana melakukannya, yaitu melalui
serangkaian kegiatan ilmiah yang disebut sebagai metode
ilmiah. Bahasan kita selanjutnya yang lebih spesifik yaitu
penelitian ilmiah dalam psikologi pendidikan.
Pertanyaan awal yang tersirat di benak kita berdasar
tema di atas adalah ‘apakah hal ini berbeda dengan penelitian
ilmiah dalam bidang lainnya?’ Jawabannya adalah tentu saja
tidak. Spesifikasi dibuat hanya untuk memahami bahwa
terdapat tema-tema tertentu yang sering digunakan dalam
penelitian psikologi pendidikan, yang implikasinya adalah
adanya metode dan teknik tertentu yang sering digunakan
dalam pengumpulan datanya.
Untuk memahami tema-tema apa saja yang sering dikaji
dalam penelitian psikologi pendidikan, akan kita lihat dulu apa
yang menjadi pengertian dan ruang lingkup (scope) dari
psikologi pendidikan.
 Menurut Slavin (1991) psikologi pendidikan mempelajari
siswa, belajar, dan pembelajaran. Fokus utamanya

13
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

adalah proses penyampaian informasi, keterampilan,


nilai-nilai, dan sikap dari guru ke siswa di kelas, dan pada
aplikasi prinsip-prinsip psikologi dalam praktek
pengajaran.
 McCown dkk., (1996) mengungkapkan bahwa psikologi
pendidikan adalah mempelajari proses belajar-
mengajar.
 Glover & Brunning (1990) mendefinsikan psikologi
pendidikan sebagai cabang psikologi yang menerapkan
prinsip-prinsip psikologi dalam setting pendidikan.
 Menurut Woolfolk (2008) psikologi pendidikan
merupakan sebuah disiplin/bidang yang mencakup
hakikat pembelajaran, perkembangan, motivasi,
keberagaman, dan asesmen; secara khusus dapat
dipakai dalam praktik di kelas.
 Psikologi pendidikan memiliki cakupan seperti:
mempelajari hakekat dari proses belajar dan aplikasi
prinsip-prinsip psikologi dalam belajar dan pengajaran
(http://www.bucks....).
 Psikologi pendidikan juga mengkaji bagaimana manusia
belajar dalam setting pendidikan, efektivitas perlakuan
pendidikan, psikologi pengajaran, dan psikologi sosial
tentang sekolah sebagai sebuah organisasi (http://...).
Dengan pengertian dan cakupan-cakupan psikologi
pendidikan tersebut, penelitian psikologi pendidikan tidak bisa
terlepas dari cakupan-cakupan tersebut yaitu memuat setiap
proses pembelajaran yang dialami siswa dan guru. Berikut

14
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

disampaikan contoh tema-tema penelitian yang menjadi kajian


dalam bidang psikologi pendidikan.
Hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi
belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
siswa.
Perbedaan prestasi belajar siswa ditinjau dari cara
mengajar guru.
Pengaruh teman sebaya dan fasilitas belajar terhadap
prestasi belajar siswa.
Efektivitas musik terhadap peningkatan prestasi belajar.
Rasa percaya diri (self confidence) siswa ditinjau dari
status sosial keluarga dan fasilitas belajar.
Hubungan antara religiusitas dan kepanikan siswa
menjelang ujian nasional.
Regulasi diri belajar pada siswa penghafal al-Qur’an
Berdasar contoh-contoh kajian penelitian psikologi
pendidikan tersebut, kita sekarang sudah memiliki gambaran
tentang apa dan bagaimana melakukan penelitian psikologi
pendidikan. Mari kita ambil salah satu tema penelitian di atas,
misal ‘efektivitas musik terhadap peningkatan prestasi belajar’.
Dengan mengacu pada judul penelitian tersebut, maka kita
dapat mengidentifikasi metode penelitian sebagai berikut:
a. Variabel penelitian.
Variabel bebasnya (independen variable) adalah musik,
yang dalam hal ini (misal) ada tiga jenis yaitu musik pop,
dangdut, dan gending Jawa.

15
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Variabel tergantungnya (dependen variable) adalah


prestasi belajar.
b. Definisi operasional variabel penelitian.
Musik dalam hal ini diartikan sebagai lantunan nada dan
lirik yang diperdengarkan siswa dalam proses
pembelajaran, yang terdiri dari tiga jenis yaitu: lantunan
nada dan lirik pop; lantunan nada dan lirik dangdut; dan
lantunan nada dan lirik gending Jawa. Prestasi belajar
yaitu skor atau nilai yang diperoleh siswa setelah
mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.
c. Subjek penelitian.
Subjek penelitian ini adalah para siswa SD kelas 3.
Teknik pengambilan subjek dilakukan dengan cara
purposive random sampling, yaitu dengan cara: 1)
menentukan jumlah kelas 3 yang akan diteliti, dalam hal
ini ada lima kelas 3 yaitu 3A, 3B, 3C, 3D, dan 3E; 2)
Memilih secara acak tiga dari lima kelas 3 yang ada.
Pemilihan secara acak dilakukan dengan menyediakan
lima gulungan kertas yang isinya seperti yang sudah ada
yaitu kelas 3A, 3B, 3C, 3D, dan 3E; 3) Peneliti
mengambil secara acak 3 gulungan kertas yang telah
dibuat. Ketiga gulungan itulah yang menjadi subjek
penelitian. Misal yang terpilih adalah kelas 3C, 3D, dan
3E.
Selanjutnya menentukan mana yang akan mendapat
musik pop, dangdut, dan gending Jawa. Ini dapat
dilakukan dengan cara: 1) menyediakan tiga kertas

16
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

terpilih tadi; 2) peneliti mengambil salah satu gulungan


yang ada, dengan catatan peneliti menentukan bahwa
gulungan yang diambil pertama kali akan dijadikan
sebagai kelompok untuk mendapat musik pop,
pengambilan kedua akan mendapat musik dangdut, dan
pengambilan ketiga akan mendapat musik gending
Jawa. Bila dalam pengambilan pertama ternyata kelas
3C, maka kelas 3C dijadikan kelompok yang mendapat
musik pop, dalam pengambilan kedua ternyata kelas 3E,
maka kelas 3E dijadikan kelompok yang mendapat
musik dangdut, dan dengan sendirinya kelompok 3D
dijadikan sebagai kelompok yang mendapat musik
gending Jawa.
d. Instrumen pengumpulan data.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a) tes prestasi belajar, yang dalam hal ini dibuat oleh
peneliti bekerjasama dengan guru kelas, b) lantunan
musik pop, dangdut, dan gending Jawa (sebagai
perlakuan).
e. Rancangan penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan
rancangan: pretes, perlakuan, postes. Dalam hal ini
ketiga kelompok mendapat perlakuan semua yakni
mendengarkan musik pop (3C), dangdut (3E), dan
gending Jawa (3D). Sebelum mendapat perlakuan
berupa mendengarkan musik, semua kelompok diberi
pretes yakni pengerjaan soal-soal yang telah dibuat.

17
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Selanjutnya ketiga kelompok mendengarkan musik


selama satu minggu. Setelah satu minggu masing-
masing kelompok kembali diberi tes (postes).
f. Teknik analisis data.
Teknik analisis sesuai dengan hipotesisnya (ada
perbedaan efektivitas musik pop, dangdut, dan gending
Jawa terhadap prestasi belajar), akan menggunakan
teknik anava (analisis variansi) dibantu dengan
menggunakan program SPSS versi 19.
Demikianlah contoh metode penelitian dalam bidang
psikologi pendidikan. Tentu saja tema-temanya tidak sebatas
sebagaimana dicontohkan di atas. Contoh di atas merupakan
contoh penelitian dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian psikologi pendidikan dapat juga
menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam perkembangannya,
seringkali ada kombinasi pendekatan penelitian yaitu
pendekatan kuantitaif dan kualitatif.
Sebagai permisalan, dari hasil penelitian di atas
ditemukan bahwa musik pop merupakan musik yang paling
efektif meningkatkan prestasi belajar (berdasar peningkatan
prestasi belajar yang diperoleh), berikutnya adalah musik
gending Jawa, dan ketiga adalah musik dangdut. Berdasar hasil
temuan dengan pendekatan kuantitatif tersebut peneliti ingin
mengelaborasi secara mendalam. Maka ini dapat dilakukan
dengan cara pendekatan kualitatif. Dalam hal ini peneliti
melakukan wawancara (sebagai metode utama dalam
pendekatan kualitatif) kepada berbagai sumber terkait yaitu

18
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

siswa (sebagai subjek penelitian) dari ketiga kelas tadi. Siswa


diajak wawancara secara mendalam oleh peneliti, sampai
peneliti betul-betul menemukan secara meyakinkan mengapa
musik tertentu lebih efektif dalam meningkatkan prestasi
belajar.
Uraian lebih lanjut tentang penelitian dengan
pendekatan kuantitatif dan kualitatif akan dijelaskan dalam
kajian jenis-jenis penelitian.

Jenis-jenis Penelitian
Para ahli metodologi telah mengelompokkan jenis-jenis
penelitian dari sudut pandang yang berbeda-beda. Berikut
dijelaskan uraian tentang jenis-jenis penelitian dari berbagai
perspektif:
1. Penelitian Berdasar Pendekatan
Berdasar pendekatan terdapat dua jenis pendekatan
yaitu pendekatan pelaksanaan dan pendekatan analisis
penelitian. Berdasar pendekatan pelaksanaan penelitian,
penelitian dapat digolongkan ke dalam dua jenis yaitu penelitian
longitudinal dan cross-sectional (pendekatan silang). Kedua jenis
penelitian ini dapat dipahami melalui ilustrasi berikut.
Jika kita ingin mengetahui perkembangan cara berpikir
anak sekolah dasar (SD/MI) kelas I-VI, maka dapat diteliti
dengan cara:
a. Penelitian longitudinal
Di sini peneliti mencatat cara berpikir anak sejak
duduk di kelas I. Secara berturut-turut peneliti

19
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

mencatat cara berpikir anak ketika anak duduk di


kelas II, III, IV, V, dan VI. Peneliti dalam hal ini perlu
memperhatikan tentang ‘waktu pencatatannya’.
Apabila peneliti melakukan pencatatan pertama
pada bulan juli, maka pencatatan-pencatatan
berikutnya juga harus dilakukan pada bulan yang
sama sehingga kondisinya sama.
b. Penelitian cross-sectional
Dalam penelitian longitudinal menggunakan subjek
yang sama (itu-itu saja). Dalam penelitian cross-
sectional subjek yang digunakan berbeda-beda,
terdiri dari beberapa sekolah. Misal, ada 10 sekolah
dasar yang dilibatkan. Dalam waktu yang
bersamaan, peneliti melakukan pencatatan tentang
cara berpikir anak sekolah dasar secara serentak
yaitu kelas I, II, III, IV, V, dan VI dari sepuluh sekolah
dasar.
Berdasar pendekatan analisisnya, penelitian dapat
diklasifikasikan ke dalam dua jenis juga yaitu penelitian
kuantitatif dan penelitian kualitatif.
a. Penelitian Kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif
menekankan analisisnya pada data-data numerikal
(angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada
dasarnya pendekatan kuantitatif dilakukan pada
penelitian inferensial (dalam rangka pengujian
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya

20
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

pada suatu probabilitas kesalahan penolakan


hipotesis nihil. Dengan metode kuantitatif akan
diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
Biasanya penelitian kuantitatif menggunakan
sampel dalam jumlah besar.
b. Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif
menekankan analisisnya pada proses penyimpulan
deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap
dinamika hubungan antarfenomena yang diamati,
dengan menggunakan logika ilmiah. Ini tidak
berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali
tidak menggunakan dukungan data kuantitatif,
namun penekanannya tidak pada pengujian
hipotesis melainkan pada usaha menjawab
pertanyaan penelitian melalui cara-cara berpikir
formal dan argumentatif.

2. Penelitian Berdasar Kedalaman Analisis


Jika ditinjau dari segi kedalaman analisis, penelitian
dikelompokkan dalam dua yaitu penelitian deskriptif dan
penelitian inferensial.
a. Penelitian Deskriptif
Dalam penelitian deskripsi, seorang peneliti
melakukan analisis hanya sampai pada taraf
deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta

21
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

secara sistematik sehingga dapat lebih mudah


untuk dipahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang
diberikan selalu jelas dasar faktualnya sehingga
semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada
data yang diperoleh. Uraian kesimpulan didasari
oleh angka yang diolah tidak terlalu dalam.
Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada
analisis persentase dan analisis kecenderungan
(trend).
b. Penelitian Inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan
antarvariabel dengan pengujian hipotesis. Dengan
demikian kesimpulan penelitian jauh melampaui
sajian data kuantitatif saja. Dalam penelitian ini
dapat dibicarakan tentang besarnya peluang
kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.

3.Penelitian Berdasar Tujuan


Berdasar tujuannya, penelitian ada tiga jenis yaitu:
eksploratif, research and development (R & D), dan verifikatif.
a. Penelitian Eksploratif
Penelitian eksploratif dilakukan ketika kita ingin
menggali secara luas tentang sebab-sebab atau hal-
hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
Sebagai permisalan, belum lama ini kita
dihentakkan dengan sebuah kejadian tentang
keluarnya kristal dari mata seorang remaja di

22
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Bandung-Jawa Barat, sehingga dikenal dengan


sebutan ‘air mata kristal’. Kejadian tersebut
nampak misterius sehingga menarik perhatian para
dokter. Untuk mengkajinya, maka dibentuklah
sebuah Tim untuk mengadakan penelitian dalam
rangka menemukan ‘sebab-musabab’ terjadinya
kejadian tersebut.
b. Penelitian Research and Development (R & D)
Penelitian ini dilakukan ketika kita ingin melakukan
pengembangan dalam sebuah bidang, misalnya
dalam bidang pembelajaran. Sebagai contoh, kita
mencatat semua kejadian terkait dengan proses
pembelajaran, kemudian menelitinya, dan
dilakukan penyempurnaan seperlunya sehingga
akhirnya diharapkan ditemukan prototype strategi
pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran eksperiensial (experiential learning).
Mengadakan percobaan dan penyempurnaan
inilah yang digolongkan sebagai penelitian
developmental atau penelitian pengembangan.
Contoh lain yang dapat kita lihat dengan jelas
adalah yang banyak dilakukan dalam sebuah
perusahaan. Dalam sebuah perusahaan terdapat
sebuah divisi yang bertugas mengadakan penelitian
tentang hasil, mencoba meningkatkan mutu dalam
skala kecil, dan jika ternyata hasilnya lebih baik lalu
dikenakan dalam skala luas. Divisi ini disebut

23
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

sebagai divisi reasearch and development (R & D).


Dalam sebuah lembaga atau departemen bagian R
& D ini dikenal sebagai bagian atau divisi Litbang
(Penelitian dan Pengembangan).
c. Penelitian Verifikatif
Penelitian ini bertujuan untuk mengecek kebenaran
hasil penelitian lain yang telah dilakukan
sebelumnya. Sebagai permisalan, seorang peneliti
pernah melakukan penelitian tentang model
pembelajaran yang efektif dalam mengajarkan
‘nilai-nilai’ dalam rangka pendidikan karakter pada
siswa sekolah dasar (SD/MI); kemudian ditemukan
bahwa model pembelajaran yang efektif dalam
mengajarkan nilai-nilai dalam rangka pendidikan
karakter pada siswa sekolah dasar adalah ‘model
bercerita’. Beberapa tahun kemudian peneliti
lainnya mengadakan penelitian yang sama dengan
tujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian
yang telah dilakukan peneliti sebelumnya. Model
penelitian ini disebut sebagai penelitian verifikitaif.

4. Penelitian Berdasar Penggunaan


Berdasar penggunaannya, penelitian diklasifikasikan
kedalam dua jenis yaitu penelitian dasar atau penelitian murni
(pure research) dan penelitian terapan (applied research).

24
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

a. Penelitian dasar atau penelitian murni


Penelitian dasar merupakan jenis penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah
atau untuk menemukan bidang penelitian baru
tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Ini artinya
bahwa hasil penelitian tersebut tidak dapat segera
digunakan, kecuali untuk waktu jangka panjang.
b. Penelitian terapan
Penelitian terapan merupakan jenis penelitian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah
dengan suatu tujuan praktis. Dengan demikian
hasilnya diharapkan segera dapat digunakan untuk
keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk
menunjang peningkatan prestasi belajar, penelitian
untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan
dalam pembelajaran, dan sebagainya.

5. Penelitian Berdasar Sifat Permasalahan


Berdasar sifat permasalahannya, penelitian
diklasifikasikan ke dalam tujuh jenis yaitu: penelitian deskriptif,
penelitian perkembangan, penelitian kasus dan penelitian
lapangan, penelitian korelasional, penelitian kausal-komparatif,
penelitian eksperimental, dan penelitian tindakan.
a. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan salah satu jenis
penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
gambaran lengkap mengenai setting sosial atau

25
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

hubungan antara fenomena yang diuji. Dikatakan


juga bahwa penelitian deskriptif adalah salah satu
jenis metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek
sesuai dengan apa adanya (Best,1982). Penelitian
deskriptif juga merupakan penelitian di mana
pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan
penelitian atau hipotesis yang berkaitan dengan
keadan dan kejadian sekarang. Peneliti melaporkan
keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai
dengan apa adanya.
Tujuan utama penelitian deskriptif adalah
untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan
karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara
tepat. Penelitian deskriptif bertujuan juga untuk
menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah
kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah
proses atau hubungan, memberikan gambaran
lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal,
menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan,
menciptakan seperangkat kategori dan
mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan
seperangkat tahapan atau proses, serta untuk
menyimpan informasi bersifat kontradiktif
mengenai subjek penelitian.
Dalam perkembangannya, akhir-akhir ini
metode penelitian deskriptif banyak digunakan

26
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

oleh peneliti karena dua alasan. Pertama, dari


pengamatan empiris diperoleh bahwa sebagian
besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk
deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat
berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan
yang berkaitan dengan bidang pendidikan maupun
tingkah laku manusia.
b. Penelitian perkembangan
Penelitian perkembangan bertujuan mempelajari
pola dan urutan perkembangan dan atau
perubahan, sejalan dengan berlangsungnya
perubahan waktu. Pelaksanaannya dapat dilakukan
dengan cara longitudinal dan cross-sectional.
Penelitian ini terpusat pada studi tentang variabel-
variabel dan perubahannya dalam periode bulan
atau tahun, dalam usaha memperoleh jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, seperti
“bagaimana pola pertumbuhan anak pada usia
sekolah dasar”.
c. Penelitian kasus dan lapangan
Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu
kasus secara intensif dan terperinci tentang latar
belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan.
Penelitian ini memiliki karakteristik: subjek yang
diteliti terdiri dari suatu kesatuan (unit) secara

27
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

mendalam sehingga hasilnya merupakan gambaran


lengkap atas kasus pada unit.
Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam
terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala
tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian
kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang
sangat sempit, namun ditinjau dari sifat penelitian,
penelitian kasus lebih mendalam.
Dalam studi kasus peneliti mencoba untuk
mencermati individu atau sebuah unit secara
mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua
variabel penting yang melatar belakangi timbulnya
suatu perkembangan variabel tersebut. Dengan
demikian penekanannya adalah: mengapa individu
tersebut bertindak demikian, apa wujud dari
tindakan individu, bagaimana individu bertindak
dan bereaksi terhadap linkungannya.
Konsekuensi dari studi kasus yang dilakukan
dengan baik adalah bahwa studi tersebut harus
dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Peneliti
berusaha mengumpulkan data yang menyangkut
individu atau unit yang dipelajari mengenai: gejala
yang ada saat penelitian dilakukan, pengalaman
waktu lampau, lingkungan kehidupannya dan
bagaimana faktor-faktor ini berhubungan satu
sama lain.

28
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Sebagai permisalan, di suatu kelas terdapat


seorang siswa yang sangat menonjol, lain dari yang
lain. Jika diajar tidak pernah tenang. Sifatnya keras,
suka membantah. Sikapnya berang tetapi
prestasinya luar biasa baik. Siswa seperti pantas
disajikan “kasus”, artinya dijadikan subjek dalam
penelitian kasus. Di dalam penelitian tersebut
apa sebab siswa mempunyai tingkah laku yang
demikian, apa latar belakangnya, bagaimana
sejarahnya, dan seterusnya.
d. Penelitian korelasional
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu
penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada
upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel
(Faenkel dan Wallen, 2008). Adanya hubungan dan
tingkat variabel ini penting karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti
akan dapat mengembangkannya sesuai dengan
tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya
melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang
disebut dengan korelasi (Mc Millan & Schumacher,
2009).
Penelitian korelasional hanya terbatas pada
panafsiran hubungan antar variabel saja tidak
sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian

29
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

ini dapat dijadikan acuan untuk dijadikan penelitian


selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir,
2009).
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu
faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien
korelasi. Selain itu penelitian korelasional bertujuan
untuk menentukan hubungan antara variabel, atau
untuk menggunakan hubungan tersebut untuk
membuat prediksi.
e. Penelitian kausal-komparatif
Penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang
dilakukan untuk membandingkan suatu variabel
(objek penelitian), antara subjek yang berbeda atau
waktu yang berbeda dan menemukan hubungan
sebab-akibatnya. Penelitian kausal komparatif
merupakan penyelidikan empiris yang sistematis di
mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas
secara langsung karena keberadaan dari variabel
tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut
pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
Penelitian ini berusaha menentukan penyebab
atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam
perilaku atau status dalam kelompok
individu.Dengan kata lain, penelitian kausal
komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk

30
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan


pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan
mencari faktor yang menjadi penyebab melalui
data yang dikumpulkan.
Pendekatan dasar dalam penelitian ini adalah
memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok
dan kemudian mencari faktor yang mungkin
menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan
tersebut.
f. Penelitian eksperimental
Penelitian eksperimental merupakan penelitian
yang seringkali digunakan dalam psikologi.
Penelitian eksperimental meneliti hubungan sebab-
akibat dan bukan hanya meneliti hubungan antar
variabel. Ini artinya bahwa penelitian eksperimental
meneliti hubungan kausal (cause-effect relationship)
antara variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel penyebab yang
akan dilihat pengaruhnya terhadap variabel terikat.
Ini artinya variabel terikat merupakan variabel
akibat dari variabel bebas. Mengetahui hubungan
sebab-akibat dalam penelitian eksperimental
merupakan syarat mutlak, sedangkan penelitian
non-eksperimental dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara dua variabel atau hanya sekedar
deskripsi suatu variabel.

31
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Sebuah permasalahan dapat diteliti secara


eksperimental dan non-eksperimental. Sebagai
permisalan untuk meneliti ‘apakah strategi
pembelajaran-aktif menyebabkan prestasi belajar
siswa meningkat?’ Jika menggunakan penelitian
eksperimental, maka dilakukan dengan cara: guru
menerapkan strategi pembelajaran-aktif kepada
kelas tertentu dan dalam mata pelajaran tertentu,
kemudian dilihat apakah prestasi belajarnya
meningkat. Sebaliknya, dalam penelitian non-
eksperimental, untuk mengetahui hubungan sebab-
akibat tadi dilakukan dengan cara mencari siswa-
siswa yang berprestasi tinggi, dan dicari tahu
apakah yang menyebabkan mereka berprestasi
tinggi dalam mata pelajaran tertentu dan kelas
tertentu.
Beberapa karakteristik dalam penelitian
eksperimental menurut Seniaty dkk (2009) adalah:
Adanya manipulasi. Manipulasi maksudnya
adalah peneliti memberikan sesuatu kepada
subjek penelitian. Sesuatu yang diberikan ini
disebut sebagai variabel bebas.
Dilakukan observasi objektif, maksudnya
adalah bahwa dalam melakukan penelitian
tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif
dari peneliti. Dalam hal ini peneliti harus
mampu menghindari terjadinya bias atau tidak

32
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

melakukan hal-hal yang di luar prosedur yang


akan mempengaruhi hasil penelitian.
Fenomena yang dibuat agar terjadi,
maksudnya adalah bahwa penelitian
eksperimental menciptakan atau
memunculkan sesuatu agar terjadi. Dalam
penjelasan selanjutnya fenomena ini disebut
sebagai variabel tergantung, dan yang akan
diobservasi atau diukur dalam suatu penelitian
eksperimental.
Dalam situasi terkontrol ketat. Ini
dimaksudkan bahwa dalam penelitian
eksperimental diusahakan agar suatu akibat
(variabel tergantung) hanya ditimbulkan oleh
penyebab (variabel bebas) yang sedang diteliti,
bukan oleh faktor lain. Untuk itu, dilakukan
kontrol yang kuat dalam penelitian
eksperimental.
Variabel-variabel penelitian dan kondisi
eksperimental diatur secara tertib ketat
(rigorous management), baik dengan
menetapkan kontrol, memanipulasi langsung,
maupun random (rambang).
Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar
(base line) untuk dibandingkan dengan
kelompok eksperimental.

33
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Penelitian ini memusatkan diri pada


pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan
variansi variabel yang berkaitan dengan
hipotesis penelitian, meminimalkan variansi
variabel pengganggu yang mungkin
mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak
menjadi tujuan penelitian. Di samping itu,
penelitian ini meminimalkan variansi
kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran.
Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan
subjek, serta penempatan subjek dalam
kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
Validitas internal (internal validity) mutlak
diperlukan pada rancangan penelitian
eksperimental, untuk mengetahui apakah
manipulasi eksperimental yang dilakukan pada
saat studi ini memang benar-benar
menimbulkan perbedaan.
Validitas eksternalnya (external validity)
berkaitan dengan bagaimana kerepresen-
tatifan penemuan penelitian dan berkaitan
pula dengan penggeneralisasian pada kondisi
yang sama.
Semua variabel penting diusahakan konstan,
kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja
dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.

34
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Dari beberapa karakteristik tersebut,


karakteristik yang paling menonjol dalam penelitian
eksperimental adalah adanya perlakuan dan kontrol
terhadap subjek penelitian. Perlakuan untuk
menunjukkan bahwa terhadap subjek diberikan
sesuatu secara sengaja oleh peneliti; dan untuk
melihat bahwa perubahan yang terjadi pada subjek
penelitian betul-betul sebagai akibat dari perlakuan
yang diberikan, maka diperlukan sejumlah kontrol
terhadap variabel-variabel yang dianggap akan
mencemari hasil penelitian. Selain mengontrol
variabel-variabel yang dianggap akan mencemari
hasil penelitian, adanya kelompok kontrol sebagai
kelompok pembanding merupakan hal penting
dalam penelitian eksperimental.
g. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan adalah penelitian yang
berorientasi pada penerapan tindakan dengan
tujuan peningkatan mutu atau pemecahan masalah
pada suatu kelompok subyek yang diteliti dan
mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan
lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan
atau penyesuaian dengan kondisi dan situasi
sehingga diperoleh hasil yang lebih baik.
Tindakan ini di kalangan pendidikan dapat
diterapkan pada sebuah kelas sehingga sering

35
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

disebut Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action


Research), atau bila yang melakukan tindakan
adalah kepala sekolah atau pimpinan lain maka
tetap saja disebut penelitian tindakan.
Penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan
tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Kesalahan umum yang terdapat dalam
penelitian tindakan guru adalah penonjolan
tindakan yang dilakukannya sendiri, misalnya guru
memberikan tugas kelompok kepada siswa.
Pengutaraan kalimat seperti itu kurang pas.
Seharusnya guru menonjolkan kegiatan yang harus
dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mengamati
proses mencairkan es yang ditempatkan di panci
tertutup dan panci terbuka, atau di dalam gelas.
Siswa juga diminta membandingkan dan
mencatat hasilnya. Dengan kata lain, guru
melaporkan berlangsungnya proses belajar yang
dialami oleh siswa, perilakunya, perhatian mereka
pada proses yang terjadi, dan sebagainya.
Persyaratan untuk diterimanya laporan
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru
meliputi:

36
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Penelitian tindakan kelas harus tertuju atau


mengenai hal-hal yang terjadi di dalam
pembelajaran, dan berguna untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas menuntut
dilakukannya pencermatan secara terus-
menerus, objektif, dan sistematis. Ini artinya
dicatat atau direkam dengan baik sehingga
diketahui dengan pasti tingkat keberhasilan
yang diperoleh serta penyimpangan yang
terjadi; hasil pencermatan tersebut akan
menentukan tindak lanjut yang harus diambil
segera oleh peneliti.
Penelitian tindakan harus dilakukan sekurang-
kurangnya dalam dua siklus tindakan yang
berurutan; informasi dari siklus yang terdahulu
sangat menentukan bentuk siklus berikutnya.
Oleh karena itu siklus yang kedua, ketiga, dan
seterusnya tidak dapat dirancang sebelum
siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus
tampak digunakan sebagai bahan masukan
untuk perencanaan siklus berikutnya.
Penelitian tindakan kelas terjadi secara wajar,
tidak mengubah aturan yang sudah
ditentukan, dalam arti tidak mengubah jadwal
yang berlaku. Tindakan yang dilakukan tidak
boleh merugikan siswa, baik yang dikenai atau

37
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

siswa lain. Makna dari kalimat ini adalah bahwa


tindakan yang dilakukan guru tidak hanya
memilih anak-anak tertentu, tetapi harus
semua siswa dalam kelas.
Penelitian tindakan kelas disadari betul oleh
pelakunya, sehingga yang bersangkutan dapat
mengemukakan kembali apa yang dilakukan,
baik mengenai tindakan, suasana ketika
terjadi, reaksi siswa, urutan peristiwa, hal-hal
yang dirasakan sebagai kelebihan dan
kekurangan dibandingkan dengan rencana
yang sudah dibuat sebelumnya.
Berdasar uraian di atas kita mungkin berpikir bahwa
antara penelitian tindakan kelas dan penelitian eksperimen,
sama. Namun sebetulnya berbeda. Perbedaan secara
keseluruhan adalah bahwa dalam penelitian eksperimen
pemberian perlakuan dilakukan satu kali, karena dalam
penelitian eksperimen hanya sekedar menguji hipotesis;
sedangkan penelitian tindakan kelas (PTK) dilakukan beberap
kali siklus, karena penelitian berakhir jika hasil yang diperoleh
sudah maksimal atau sesuai dengan ukuran yang diberikan.
Perbedaan lainnya adalah bahwa dalam penelitian eksperimen
menekankan hasil, karena hasil pengujian hipotesis yang
diperoleh pasti diterima meskipun nihil; sedangkan dalam
penelitian tindakan kelas menekankan pada proses, karena
selama hasil belum dicapai dimungkinkan terjadi
kekurangtepatan proses yang dilakukan. Terkait prosedur

38
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

penelitian, prosedur dalam penelitian eksperimen dapat


digunakan dalam penelitian tindakan, misalnya dengan
bereksperimen berbagai metode sampai hasilnya sesuai;
sedangkan prosedur dalam penelitian tindakan tidak termasuk
dalam prosedur penelitian eksperimen.
Selain dengan berbagai perspektif di atas, jenis-jenis
penelitian dapat dikategorikan dalam dua jenis besar yaitu
penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian
lapangan (field reasearch). Berikut penjelasannya;
1. Penelitian Kepustakaan (library research)
Secara sederhana penelitian kepustakaan merupakan
jenis penelitian yang berusaha menghimpun data penelitian dari
khazanah literatur dan menjadikan ‘dunia teks’ sebagai obyek
utama analisisnya. Penelitian kepustakaan merupakan
penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang
bersifat konseptual-teoretis. Ini biasanya menggunakan
pendekatan sejarah, filsafat, semiotik, hermeneutika, filologi,
dan sastera. Dengan sendirinya, penelitian kepustakaan
kebanyakan digunakan untuk penelitian-penelitian dalam
bidang sejarah, filsafat, bahasa dan sastera.

2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan memiliki banyak ragam atau jenis
seperti: penelitian studi kasus, penelitian eksperimen, penelitian
tindakan termasuk penelitian tindakan kelas, dan penelitian
kebijakan. Jenis-jenis inipun dapat dilakukan secara kuantitatif
dan kualitatif.

39
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Contoh:
 Penelitian untuk mengkaji tentang pengaruh
pemberian metode ceramah dan metode
experiential learning terhadap prestasi belajar siswa,
akan tepat dengan menggunakan penelitian
lapangan berjenis penelitian eksperimen.
 Penelitian untuk mengkaji tentang perkembangan
belajar anak autis akan tepat dengan menggunakan
penelitian lapangan berjenis penelitian studi kasus.
 Penelitian untuk mengkaji peningkatan prestasi
belajar melalui penggunaan media bergambar,
akan tepat dengan menggunakan penelitian
lapangan berjenis penelitian tindakan kelas.

40
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

BAB 3
LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

Pada bagian ini kita akan membahas tentang latar


belakang masalah penelitian dan hal-hal yang terkait dengannya
seperti apa itu masalah, bagaimana menemukan dan
mengembangkan masalah, sampai kepada bagaimana
menyusun latar belakang masalah. Perumusan masalah juga
merupakan hal penting yang akan dibahas pada bagian ini. Bila
masalah sudah dirumuskan, kita juga perlu mengetahui
bagaimana menyusun tujuan penelitian karena tujuan penelitian
perlu disesuaikan dengan rumusan masalah.
Setelah tujuan penelitian dirumuskan kita perlu
menjabarkan manfaat dari sebuah penelitian baik bagi khusus
maupun umum. Akhirnya, kita perlu menunjukkan kepada
publik bahwa apa yang kita teliti adalah murni karya kita;
karenanya perlu ditunjukkan pada bagian yang disebut sebagai
bagian kajian pustaka atau ada juga yang menyebutnya sebagai
keaslian penelitian.
Latar belakang masalah penelitian secara sederhana
dipahami sebagai asal muasal masalah dikaji atau penyebab
masalah tersebut penting kita teliti, atau juga dapat dikatakan
bahwa latar belakang masalah penelitian adalah alasan

41
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

mengapa masalah tersebut kita diteliti. Jauh sebelum


menguraikan alasan mengapa kita meneliti masalah tersebut,
kita lagi-lagi sering dibingungkan dengan pengertian ‘masalah’
itu sendiri atau darimana kita memunculkan masalah dan
bagaimana mengembangkannya. Karenanya, mari kita pahami
dulu maksud ‘masalah’ penelitian.

Pengertian, Pemunculan dan Pengembangan Masalah


Penelitian
Pengertian masalah sebetulnya sederhana yaitu segala
bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya; atau, segala
bentuk kendala atau persoalan yang harus dipecahkan.
Pengertian penelitian sebagaimana telah diuraikan pada bagian
sebelumnya yaitu pengkajian masalah melalui serangkaian cara
ilmiah. Dengan demikian masalah penelitian adalah segala
bentuk persoalan yang harus diselesaikan melalui serangkaian
cara ilmiah.
Tidak semua masalah yang kita hadapi mampu atau
dapat kita selesaikan. Untuk kepentingan akademik, kita perlu
melakukan pemilihan dan pemilahan atas masalah-masalah
yang kita temui. Dalam memilih masalah penelitian hal penting
yang perlu di perhatikan adalah bahwa penelitian akan berjalan
dengan baik jika kita menghayati masalah. Penghayatan
terhadap masalah berangkat dari ketertarikan (interest) peneliti
terhadap masalah yang dikajinya. Apakah menarik saja sudah
cukup? Tentu tidak. Disamping memiliki ketertarikan, kita juga
harus memikirkan masalah-masalah lain, seperti: apakah

42
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

penelitian tersebut dapat (mungkin) dilaksanakan; bagaimana


dengan waktu, dana, dan kemampuan kita; serta bagaimana
kemanfaatan dari penelitian yang dilakukan.
Minat
Sesuai dengan minat artinya bahwa kegiatan penelitian
harus betul-betul diniati. Apabila permasalahan yang diangkat
tidak sesuai dengan minat (tidak menarik) kita, maka dapat
diprediksi bahwa kita akan memiliki semangat/gairah yang
rendah dalam menjalankannya; dan hasilnya tentu tidak akan
maksimal. Sebaliknya, apabila kita berminat dalam masalah
yang diangkatnya, maka kita akan melakukannya dengan tekun
dan tidak mudah putus asa jika mendapat kesulitan di tengah-
tengah perjalanan kegiatan penelitian. Minat sangat terkait erat
dengan keahlian. Oleh karenanya selain minat, masalah
penelitian harus disesuaikan dengan bidang keahlian kita.
Penelitian dapat dilaksanakan
Hal ini terkait dengan beberapa hal seperti: kita
menguasai teori yang melatar belakangi masalah dan metode
untuk memecahkannya. Kita juga perlu mempertimbangkan
waktunya, apakah kita memiliki waktu cukup sehingga tidak
mengerjakannya ‘asal selesai’. Tenaga yang dimiliki seperti
kemampuan fisik yang kuat untuk merencana, menyusun alat
pengumpul data, dan menyusun laporannya, merupakan
pertimbangan kuat lainnya. Hal yang tak kalah pentingnya lagi
adalah terkait dana penelitian seperti untuk biaya transportasi,
foto kopi, jasa konsultasi dengan para pakar terkait validasi
instrumen, dan lain-lain.

43
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Faktor pendukung
Ini terkait dengan faktor pendukung yang berasal dari
luar diri kita seperti ketersediaan data sehingga pertanyaan
penelitian dapat dijawab dan ijin dari pihak yang berwewenang.
Manfaat Penelitian
Jika kita telah mengerahkan pikiran, waktu, tenaga,
biaya, dan lain-lain dalam penelitian, maka semua hal yang telah
dilakukan tersebut diharapkan betul-betul dapat memberikan
manfaat. Manfaat tersebut misalnya terkait dengan kemajuan
ilmu pengetahuan, meningkatkan efektivitas sebuah program
atau metode, atau bahkan mengembangkan sesuatu (program
kerja, metode dan strategi pembelajaran, dan lain-lain).
Pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan juga
dengan mempertimbangkan beberapa hal sebagaimana
tercantum pada Gambar 1.

Minat Pribadi

Pemilihan
Kriteria Kepentingan pemerintah, permasala
Ekstra perusahaan, dan kepentingan
Ilmiah
han
umum

Nilai dan ideologi bersama

Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan


Permasalahan Penelitian
(diadaptasi dari Forcese & Richter, 1973, h. 19 dalam Azwar, 2011)

44
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Gambar 1. menjelaskan bahwa kita harus


mempertimbangkan dan memadukan antara minat pribadi, nilai
dan ideologi bersama, serta dengan kepentingan pihak ketiga
yang mungkin bertindak sebagai penyandang dana dan sponsor
atau mungkin merupakan pihak yang berkepentingan dengan
hasil penelitiannya kelak. Kita juga harus memiliki kepekaan
sosial sehingga dapat berhati-hati dalam memilih permasalahan
yang mungkin dapat menimbulkan kerawanan dan
kegoncangan sosial karena menyangkut nilai dan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Bahkan terkadang masalah
politik perlu dipertimbangkan juga.
Masalah penelitian bisa juga berangkat dari pengalaman
pribadi, kejadian di lingkungan sekitar, peristiwa di alam, dan
sebagainya. Jika penelitiannya dalam bidang psikologi
pendidikan, maka pengalaman pribadi, kejadian di lingkungan
sekitar, dan peristiwa di alam tersebut perlu dikaitkan dengan
masalah pendidikan. Berikut merupakan contoh permasalahan
dan bagaimana merumuskannya ke dalam topik penelitian.
Contoh: Seorang mahasiswa mempunyai pengalaman pribadi
tentang sulitnya belajar di lingkungan yang ramai. Jika ditarik ke
dalam konteks penelitian psikologi pendidikan, maka dia dapat
merumuskan masalahnya tersebut menjadi sebuah judul
penelitian seperti ‘Pengaruh Kebisingan (lingkungan yang
bising) terhadap Prestasi Belajar’.

Contoh: Seorang mahasiswa melihat di lingkungan sekitarnya


tentang orang tua yang sering memaki-maki anaknya jika

45
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

anaknya melakukan kesalahan sehingga si anak cenderung


diam, penakut, dan tidak ekspresif di dalam pembelajaran yang
menyebabkan si anak berprestasi belajar rendah. Jika ditarik ke
dalam konteks penelitian psikologi pendidikan, maka dia dapat
merumuskan masalahnya tersebut menjadi sebuah judul
penelitian seperti ‘Hubungan antara Pola Asuh Orang Tua dan
Kepribadian Anak dengan Prestasi Belajar’.

Contoh: Peristiwa Tsunami yang melanda Nanggro Aceh


Darussalam telah menyebabkan sejumlah anak-anak
mengalami trauma. Jika ditarik ke dalam konteks penelitian
psikologi pendidikan, maka dia dapat merumuskan masalahnya
tersebut menjadi sebuah judul penelitian seperti ‘Perbedaan
prestasi belajar pada siswa SD yang mengalami trauma tsunami
dan tidak mengalami trauma tsunami.

Mahasiswa juga seringkali mengembangkan topik-topik


penelitian mereka melalui interaksi dengan dosen, senior-senior
di kampus, atau bahkan dengan teman-teman sebaya. Selain itu
pengalaman mereka ketika melakukan magang di sekolah atau
instansi lainnya dalam bentuk Praktik Pengalaman Lapangan
(PPL), Kuliah Kerja Nyata (KKN), dan kegiatan lainnya terkait
tugas-tugas perkuliahan.

Bagaimana Menyusun Latar Belakang Masalah Penelitian?


Bila kita sudah menemukan masalah penelitian, kita
perlu menjelaskan alasan mengapa kita mengangkat masalah

46
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

tersebut. Alasan-alasan pengangkatan masalah penelitian bisa


bersumber dari:
Keingintahuan kita terhadap sesuatu
Misalnya, saat ini pemerintah memberlakukan
penerapan kurikulum 2013 untuk level SD-SMA. Atas hal
tersebut kita ingin mengetahui bagaimana
implementasi kurikulum 2013 di beberapa sekolah
tersebut.
Adanya kesenjangan antara kenyataan (das sein-what is
happening) dengan apa yang seharusnya (das sollen-
what sholud be).
Misalnya, idealnya guru menggunakan beragam metode
pembelajaran sebagai upaya menggali potensi siswa
dalam pembelajaran. Namun dalam kenyataan masih
banyak guru yang menggunakan satu jenis metode saja
yang menyebabkan potensi siswa tidak tergali yang
berujung pada rendahnya prestasi akademik dan non-
akademik siswa.
Adanya hambatan, rintangan, atau kesulitan yang
muncul dalam suatu sistem.
Misalnya, di level pusat kurikulum 2013 sudah digodok
sedemikian rupa. Namun ketika akan diterapkan di
daerah masih banyak hambatan yang dihadapi sekolah,
seperti sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah,
belum seluruh guru mendapatkan training atau
sosialisasi yang baik tentang kurikulum 2013, dan
sebagainya.

47
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Apapun sumber kita memilih masalah penelitian, hal


yang tidak kalah penting kaitannya dengan masalah penelitian
adalah bagaimana cara menguraikan masalah tersebut di dalam
latar belakang masalah penelitian. Penguraian latar belakang
permasalahan dimaksudkan untuk mengantarkan dan
menjelaskan tentang ‘mengapa’ sesuatu diangkat sebagai topik
penelitian. Cara penguraian masalah harus berangkat dari latar
belakang yang bersifat umum (yakni berada dalam kerangka
pemikiran yang luas dengan mengaitkan topik penelitian pada
banyak hal yang relevan) menuju ke permasalahan yang lebih
spesifik dan terpusat pada pokok persoalan. Hal ini penting
dilakukan karena penelitian yang akan dilakukan tidak mungkin
menggarap semua aspek problematika yang ada melainkan
hanya dapat meneliti sebagian kecil saja, bahkan terkadang
hanya dari bidang yang sempit saja (Azwar, 2011).

Contoh:
Masalah yang diangkat adalah rendahnya penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif. Maka uraian latar belakang
masalahnya berisi tentang alasan pentingnya penggunaan
strategi pembelajaran kooperatif. Penguraian alasan ini harus
berangkat dari alasan yang bersifat umum menuju yang bersifat
khusus atau spesifik. Maka uraiannya sebagai berikut:
...dalam kurikulum 2013 disebutkan bahwa metode yang
digunakan dalam pembelajaran adalah metode yang berbasis
pada aktivitas siswa. Ini ditujukan agar siswa banyak terlibat
dalam pembelajaran, siswa banyak berinteraksi dengan teman-

48
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

temannya, dan siswa mengenal secara nyata tentang materi


yang dipelajarinya, sehingga siswa dapat memahami materi
secara mudah. Atas dasar hal ini maka dirumuskan metode yang
disebut sebagai metode saintifik. Dalam metode saintifik terdapat
beberapa model yang dapat digunakan seperti discovery learning,
problem based learning, dan project based learning. Dari model-
model ini dijabarkan kembali menjadi banyak strategi
pembelajaran. Salah satu strategi pembelajaran yang mendukung
pada pencapaian kompetensi siswa dalam kurikulum 2013 adalah
strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah strategi yang menekankan pada
adanya kerjasama siswa...dst.
Berdasar uraian di atas, secara tersirat yang menjadi
alasan penting secara umum dari penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif adalah untuk mendukung
implementasi kurikulum 2013; dan alasan penting khususnya
adalah untuk mencapai kompetensi yang ada dalam kurikulum
2013.

Perumusan Masalah Penelitian


Jika latar belakang masalah telah diuraikan dengan
seksama, selanjutnya pokok-pokok permasalahan yang hendak
diteliti perlu dirumuskan dalam bentuk kalimat-kalimat tanya
yang hendak dicari jawabannya oleh penelitian. Perumusan
masalah seringkali langsung menjadi pertanyaan-pertanyaan
dasar (basic questions) dalam penelitian. Masalah penelitian

49
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

yang dirumuskan harus mempertimbangkan kriteria-kriteria


berikut:
Menanyakan tentang hubungan antara ‘paling tidak’
dua variabel. Contoh dengan menggunakan ilustrasi di
atas: Apakah strategi pembelajaran kooperatif
berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi siswa
MI? Rumusan masalah melibatkan dua variabel yaitu
strategi pembelajaran kooperatif dan pencapaian
kompetensi.
Dinyatakan secara jelas dalam bentuk kalimat tanya.
Rumusan di atas jelas merupakan sebuah pertanyaan,
bukan pernyataan. Ini dapat dilihat dari tanda yang
mengakhiri kalimat tersebut yaitu tanda tanya, bukan
titik.
Harus dapat diuji oleh metode empirik yakni data yang
digunakan untuk menjawabnya harus dapat diperoleh.
Berdasar rumusan masalah di atas, pengumpulan data
dilakukan dengan cara: menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif di kelas (instrumennya: modul
sebagai panduan pembelajaran kooperatif); dan melihat
perolehan capaian siswa (instrumennya: rapot).
Berdasar rumusan masalah di atas, pengujian dapat
dilakukan dengan mengolah data yang terkumpul yakni
melihat capaian kompetensi siswa yang diberi strategi
pembelajaran kooperatif (kelompok eksperimen)
dengan capaian kompetensi siswa yang tidak diberi
strategi pembelajaran kooperatif (kelompok kontrol).

50
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Tidak boleh berisi pertanyaan tentang moral atau etika.


Hal ini dimaksudkan untuk menghindari masalah-
masalah SARA. Misalnya: Apakah si X beragama?

Tujuan Penelitian
Masalah yang telah dirumuskan dalam bentuk
pertanyaan, perlu ditindaklanjuti dalam bentuk tujuan
penelitian. Tujuan penelitian merupakan rumusan mengenai apa
yang ingin diperoleh dari penelitian sebagai jawaban terhadap
permasalahan. Tujuan penelitian berisi uraian kalimat yang
mengacu pada rumusan masalah penelitian. Jika masalah yang
dirumuskan ada satu, maka tujuan penelitiannyapun ada satu;
Jika masalah yang dirumuskan ada dua, maka tujuan
penelitiannyapun ada dua, dan seterusnya.

Contoh uraian tujuan penelitian berdasar rumusan masalah di


atas:
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh strategi
pembelajaran kooperatif terhadap pencapaian kompetensi siswa
MI.

Ada dua kemungkinan yang akan terjadi terkait


keberhasilan tujuan penelitian yaitu tercapai atau tidak tercapai.
Jika tujuan penelitian tercapai, itu artinya bahwa penelitian
berhasil menjawab hipotesis (jawaban sementara) yang telah
dirumuskan. Dengan kata lain hipotesis terbukti (bagi penelitian
kuantitatif). Sebaliknya, jika tujuan penelitian tidak tercapai, itu

51
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

artinya bahwa penelitian tidak berhasil menjawab hipotesis


(jawaban sementara) yang telah dirumuskan. Dengan kata lain
hipotesis tidak terbukti.

Manfaat Penelitian
Kita perlu menjelaskan juga manfaat apa yang bisa
diperoleh dari penelitian kita. Manfaat penelitian mencakup
minimal untuk subjek penelitian dan maksimal untuk banyak
pihak yang terlibat. Manfaat penelitian dirumuskan sebagai
kontribusi hasil penelitian terhadap pengembangan teori dan
memberikan rekomendasi praktis; atau sering diistilahkan
dengan manfaat teoretis dan praktisnya.
Kontribusi berupa pengembangan teori terutama terkait
dengan keilmuan (program studi) yang sedang ditekuni. Ini
seringkali diistilahkan sebagai manfaat teoretis. Adapun
rekomendasi praktis terutama ditujukan untuk subjek penelitian
dan lebih luasnya lagi bagi semua pihak yang terkait dengan
penelitian. Ini seringkali diistilahkan sebagai manfaat praktis.

Contoh rumusan manfaat teoretis dan praktis:


Manfaat teoretis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya
khasanah keilmuan bidang psikologi terutama psikologi
pendidikan. Dengan meningkatnya capaian kompetensi siswa
melalui penggunaan strategi pembelajaran kooperatif, maka
manfaat praktis dari temuan penelitian ini sebagaimana
dijabarkan berikut ini:

52
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Bagi siswa, temuan penelitian ini dapat memotivasi siswa


untuk meningkatkan capaian kompetensinya (jika guru
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif).
 Bagi guru, dapat memotivasi mereka untuk sesering
mungkin menggunakan strategi pembelajaran kooperatif.
 Bagi kepala sekolah selaku pemegang kebijakan,
menstimulan kepala sekolah untuk membuat peraturan
bagi para gurunya agar menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif sesering mungkin (disesuaikan
dengan sifat materi dan kondisi siswa), dan kepala
sekolah juga membuat kebijakan-kebijakan agar para
guru dapat mengikuti training-training secara berkala
dalam bidang strategi pembelajaran.
 Bagi para trainer, memotivasi mereka untuk melakukan
inovasi-inovasi dalam bidang strategi pembelajaran.

Kajian Pustaka
Setelah menguraikan manfaat penelitian, kita perlu
menunjukkan keaslian penelitian. Keaslian penelitian berisi
uraian yang menunjukkan bahwa masalah yang dihadapi belum
pernah diteliti sebelumnya, atau berisi uraian yang menegaskan
bahwa penelitian yang akan dilakukan memiliki perbedaan
substansial atau metodologis dari penelitian terdahulu dalam
topik yang sama. Keaslian penelitian dilakukan dengan cara
menguraikan penelitian-penelitian sebelumnya. Ini dapat
ditelusuri melalui skripsi, tesis, disertasi, atau jurnal-jurnal
penelitian.

53
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Beberapa lembaga menggunakan istilah yang berbeda-


beda untuk menunjukkan keaslian penelitian. Ada yang
menggunakan bagian ini dengan istilah seperti aslinya yaitu
‘Keaslian Penelitian’, ada juga yang menggunakan istilah ‘Kajian
Pustaka’. Istilah apapun yang digunakan, yang jelas dalam
sebuah penelitian perlu menunjukkan perbedaan dan posisi
penelitian kita dibandingkan dengan penelitian lainnya.
Cara yang dapat dilakukan untuk memudahkan
penyusunan keaslian penelitian adalah dengan menyusun hasil
penelusuran kita dalam sebuah tabel yang susunannya
sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2. Isi tabel meliputi
komponen-komponen seperti: nomor, nama peneliti, judul
penelitian, desain penelitian, variabel, dan hasil. Contoh, kita
ingin meneliti tentang implementasi kurikulum 2013. Maka kita
perlu melakukan penelusuran terhadap penelitian-penelitian
yang terkait dengan kurikulum 2013. Untuk lebih jelas, mari kita
lihat contoh berikut.

Tabel 2. Hasil Penelusuran


No Peneliti Judul Desain Variabel Hasil
Penelitian Penelitian
1 Mahsa Evaluasi  Kuantitatif 1. RPP 1. RPP yang
Quereda pembelajaran  Observasiona 2. Metode digunakan
(2013) berbasis l analitik pembelaj 90%
kurikulum  Cross aran merujuk
2013 di sectional 3. Capaian pada
Sekolah kompete standar
Dasar Negeri nsi siswa proses
Ungaran (hasil kurikulum
belajar) 2013

54
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

No Peneliti Judul Desain Variabel Hasil


Penelitian Penelitian
2.Metode
pembelajar
an 75%
mengguna
kan
metode
saintifik
3. Capaian
kompetensi
siswa 70%
telah
mencapai
kompetensi
lulusan.
2 Virtoe Hubungan  Kuantitatif 1. Kom- Ada
Ghaniya antara  Observasional petensi hubungan
(2012) profesionalis analitik profesional positif yang
me guru  Cross guru signifikan
dengan sectional 2. Kom- antara
implementasi petensi profesionali
kurikulum pedagogik sme guru
2013 guru dengan
3. Kompeten implement
si sosial asi
guru kurikulum
4.Kompeten 2013
si personal
guru
5. RPP
6.Metode
pem-
belajaran
7. Hasil
belajar
3 Helga Upaya  Kualitatif 1. Keterampil 1. Siswa
Aydin peningkatan  Eksploratif an sosial belum

55
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

No Peneliti Judul Desain Variabel Hasil


Penelitian Penelitian
(2014) prestasi  Deskriptif 2.Kemam- seluruhnya
akademik dan puan memiliki
non akademik spiritual keterampil
siswa SDN 3. Capaian an sosial
Ungaran kompetensi yang baik
sebagai (hasil 2.Kemam-
upaya belajar) puan
implementasi spiritual
kurikulum siswa
2013 masih perlu
ditingkat-
kan

Demikianlah yang dapat kita bahas terkait latar


belakang masalah penelitian. Kita perlu menyampaikan alasan
kuat tentang mengapa suatu masalah penting dikaji, yang
diuraikan dalam latar belakang masalah penelitian. Tidak
sekedar menguraikan alasan pentingnya saja, kita juga perlu
merumuskan permasalahannya secara jelas dan spesifik. Hal
yang tidak kalah pentingnya lagi adalah apa tujuan dan manfaat
yang dapat kita peroleh dari penelitian tersebut. Bila ini sudah
dipahami dengan baik, mari kita melangkah ke tahapan
berikutnya yakni mengkaji teori-teori yang terkait dengan
masalah penelitian.

56
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

BAB 4
KAJIAN TEORI

Penyusunan Kajian Teori


Kajian teori secara sederhana dipahami sebagai upaya
mengkonstruksi teori. Konstruksi teori adalah susunan atau
bangunan dari suatu pendapat, asas-asas atau hukum-hukum
mengenai sesuatu yang antara satu dan lainnya saling berkaitan,
sehingga membentuk suatu bangunan. Teori-teori tersebut
merupakan pernyatan sebab-akibat atau mengenai adanya
suatu hubungan positif antara gejala yang diteliti dari satu atau
beberapa faktor tertentu dalam masyarakat.
Berdasar uraian di atas kajian teori bertujuan untuk
memahami teori dari variabel-variabel yang dilibatkan dalam
penelitian. Ini berbeda dengan bagian sebelumnya yaitu kajian
pustaka yang bertujuan untuk mengetahui posisi penelitian
yang kita lakukan dibandingkan dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Namun demikian ada sejumlah instansi yang
menyebut bagian ini dengan istilah kajian pustaka, meski
memiliki maksud yang sama.
Kajian teori merupakan jembatan bagi kita untuk
mendapatkan landasan konstruksi teoretik sebagai pedoman
atau pegangan, tolok ukur, sumber hipotesis. Dengan kajian

57
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

teori, kita dapat mengidentifikasi arah penelitian. Ini artinya kita


menelaah atau mengkaji teori dan mengidentifikasi variabel-
variabel kunci yang layak dan berhubungan serta memiliki
kecenderungan potensial yang perlu diuji dalam penelitian.
Manfaat melakukan kajian teori adalah kita dapat
mengenali teori-teori dasar dan konsep yang telah dikemukakan
oleh para ahli terdahulu yang relevan dengan variabel-variabel
yang diteliti. Manfaat lainnya adalah bahwa dengan melakukan
kajian teori kita dapat mengikuti perkembangan penelitian
dalam bidang yang akan diteliti. Selain itu memanfaatkan data
sekunder merupakan manfaat lain dari kita melakukan kajian
teori. Terakhir, pengkajian teori yang relevan dengan masalah
penelitian bermanfaat untuk mengungkapkan buah pikiran
secara sistematis, kritis dan analitis.
Penyusunan kajian teori dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut. Pertama, kita harus memahami dulu
variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian. Misal judul
penelitian kita adalah: hubungan antara pola asuh orang tua
dengan prestasi belajar siswa. Berdasar judul ini kita bisa
mengidentifikasi variabel penelitiannya yaitu ‘pola asuh orang
tua’ dan ‘prestasi belajar’. Oleh karenanya, teori yang perlu kita
konstruksi adalah teori tentang ‘pola asuh orang tua’ dan
‘prestasi belajar’.
Contoh susunan teori dengan mengacu pada langkah pertama
adalah sebagai berikut:
A. Prestasi Belajar
1. Pengertian prestasi belajar

58
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

2. Pengukuran prestasi belajar


3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
B. Pola Asuh Orang Tua
1. Pengertian pola asuh orang tua
2. Aspek-aspek pola asuh orang tua
3. Jenis-jenis pola asuh orang tua
Kedua, tidak sekedar mendeskripsikan konsep dari
variabel penelitian yang dilibatkan, namun juga perlu dikaji
tentang bagaimana keterkaitan antara kedua variabel tersebut.
Oleh karenanya, pada bagian berikutnya perlu dirumuskan
tentang bagaimana hubungan antara kedua variabel tersebut.
Contoh dengan melanjutkan langkah pertama:
C. Hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi
belajar
Ketiga, pada bagian akhir dari setiap rumusan konsep
yang kita konstruksi, kita perlu menunjukkan sikap dengan
membuat kesimpulan dari konsep yang dimaksud menurut
perspektif kita sendiri. Misalnya, setelah kita mengemukakan
tentang pengertian prestasi belajar dari para ahli, maka dengan
mengacu pendapat dari para ahli tersebut kita perlu membuat
kesimpulan tentang pengertian prestasi belajar menurut
perspektif kita. Demikian juga, ketika kita sudah
mengemukakan tentang pengukuran prestasi belajar menurut
para ahli atau dari berbagai sumber, dengan mengacu pada
pendapat para ahli kita perlu membuat kesimpulan tentang
pengukuran yang dimaksud, dan seterusnya. Dengan kata lain,
kita tidak hanya mendeskripsikan konsep dari para ahli saja,

59
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

namun juga kita dituntut menunjukkan sikap terhadap konsep


dari para ahli tersebut.
Contoh uraian dari langkah ketiga:
‘...berdasar uraian dari para ahli tentang pengertian prestasi
belajar, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti
serangkaian tes’.
Untuk mendeskripsikan susunan dalam kajian teori,
langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah seperti berikut:
 Menetapkan nama variabel yang diteliti. Contoh judul
penelitiannya adalah pengaruh pola asuh orang tua
terhadap prestasi belajar. Maka nama variabel
penelitiannya berdasar judul tersebut adalah: pola asuh
orang tua dan prestasi belajar.
 Mencari sumber-sumber bacaan -bisa dari buku, kamus,
ensiklopedia, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi,
tesis, dan disertasi- yang sebanyak-banyaknya yang
relevan dengan setiap variabel yang diteliti. Dengan
demikian bahan bacaan difokuskan hanya pada yang
sesuai dengan variabel tadi yaitu pola asuh orang tua
dan prestasi belajar saja. Untuk mempermudah, peneliti
dapat melakukannya dengan melihat daftar isi setiap
buku, dan memilih topik yang relevan dengan setiap
variabel yang akan diteliti.
 Mencari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada
setiap sumber bacaan, bandingkan antara satu sumber
dengan sumber lain, dan memiilih definisi yang sesuai

60
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam konteks


judul tadi, maka peneliti perlu memilih definsi dari pola
asuh orang tua dan prestasi belajar dari berbagai
sumber bacaan tadi, dan peneliti menentukan definisi
mana yang paling sesuai dengan penelitiannya.
Dalam proses mencari dari berbagai sumber bacaan
tersebut, kita dapat melakukannya dengan cara membaca
seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan
diteliti, melakukan analisa, merenungkan, dan membuat
rumusan dengan bahasa sendiri tentang isi setiap sumber yang
yang dibaca. Hal yang tidak kalah penting dalam proses mencari
dari berbagai sumber tersebut adalah mencantumkan setiap
sumber bacaan yang dikutip atau digunakan sebagai landasan
untuk mendeskripsikan teori.

Kerangka Konseptual Penelitian


Hal yang terkait dengan kajian teori adalah kerangka
konseptual penelitian. Kerangka konseptual penelitian secara
teoritis menjelaskan model konseptual variabel-variabel
penelitian, tentang bagaimana pertautan teori-teori yang
berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang ingin
diteliti, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat. Berdasar
contoh di atas, maka yang dimaksud dengan kerangka
konseptual adalah model konseptual dari variabel pola asuh
orang tua (variabel bebas) dengan prestasi belajar (variabel
terikat); pertautan antara variabel pola asuh orang tua dengan
prestasi belajar.

61
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Kerangka konseptual dalam suatu penelitian perlu


dikemukakan apabila penelitian berkenaan dengan dua variabel
atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel
atau lebih secara mandiri, maka perlu dilakukan deskripsi
teoretis masing-masing variabel dengan argumentasi terhadap
variasi besarnya variabel yang diteliti.
Kerangka konseptual yang baik memiliki karakteristik
sebagai berikut: 1) Variabel-variabel penelitian yang akan diteliti
harus jelas; 2) Kerangka konseptual haruslah menjelaskan
hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti, dan ada
teori yang melandasi; 3) Kerangka konseptual tersebut
selanjutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram, sehingga
masalah penelitian yang akan dicari jawabannya mudah
dipahami.
Dalam penelitian kuantitatif, kerangka konseptual
merupakan suatu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh
dalam rangka mencari jawaban-jawaban ilmiah terhadap
masalah-masalah penelitian yang menjelaskan tentang variabel-
variabel, hubungan antara variabel-variabel secara teoritis yang
berhubungan dengan hasil penelitian yang terdahulu yang
kebenarannya dapat diuji secara empiris.

62
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Contoh:
Pola asuh orang tua:
 Demokratis Prestasi Belajar
 Permisif
 Otoriter)

Gambar 2. Kerangka konseptual pola asuh orang tua dengan


prestasi belajar

Hipotesis Penelitian
Bila kita sudah mampu membuat model kerangka
konseptual dari penelitian kita, kita bisa mengetahui ‘apa’
jawaban sementara dari masalah yang sudah kita rumuskan.
Dengan kata lain, model tersebut merupakan modal bagi kita
untuk memperoleh jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian kita. Nah, jawaban sementara ini dalam istilah
penelitian disebut sebagai hipotesis penelitian. Dengan
demikian hipotesis diturunkan dari teori-teori yang sudah kita
susun.
Hipotesis merupakan gabungan dari kata hipo yang
artinya di bawah, dan tesis yang artinya kebenaran. Berdasar
akar katanya ini hipotesis berarti di bawah kebenaran (belum
tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran
jika memang telah disertai dengan bukti-bukti. Hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian,
sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Dengan demikian
berbeda antara perumusan hipotesis penelitian dengan
perumusan pertanyaan penelitian. Hipotesis penelitian

63
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

dirumuskan dengan mengacu pada kriteria berikut (Azwar,


2011):
a. Hipotesis dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan
deklaratif (declarative statements), bukan kalimat
pertanyaan.
b. Hipotesis berisi pernyataan tentang hubungan antara
paling sedikit dua variabel.
c. Hipotesis dapat diuji (testable). Hipotesis yang dapat
diuji akan secara spesifik menunjukkan bagaimana
variabel-variabel penelitian diukur dan bagaimana
prediksi hubungan antar variabel-variabel termaksud.

Contoh rumusan hipotesis dengan mengacu pada kriteria di


atas:
Semakin tinggi tingkat pendidikan akan cenderung diikuti oleh
semakin rendahnya sikap prososial

Hal yang penting diperhatikan terkait hipotesis adalah


bahwa kita sebagai peneliti tidak boleh mempunyai keinginan
kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan
data yang hanya bisa membantu memenuhi keinginannya, atau
memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah
keterbuktian hipotesis. Kita harus bersikap objektif terhadap
data yang terkumpul. Apabila kita sudah merumuskan hipotesis
penelitian, maka sikap yang bisa kita ambil adalah:
 Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya
hipotesisnya tidak terbukti (pada akhir penelitian).

64
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda


bahwa data yang terkumpul tidka mendukung
terbuktinya hipotesis (pada saat penelitian
berlangsung).
Apabila yang diambil adalah sikap yang kedua, maka di
dalam laporan penelitian kita harus melaporkan proses
penggantian ini. Hal ini menunjukkan bahwa kita telah bertindak
‘jujur’ dan ‘tegas’.

Jenis-jenis Hipotesis
Untuk merumuskan hipotesis, kita perlu mengetahui
tentang jenis-jenis hipotesis. Dalam operasi perumusannya
terdapat dua jenis hipotesis yaitu:
1) Hipotesis nol, yakni hipotesis yang menyatakan ketidak-
adanya hubungan antara variabel. Dalam notasi,
hipotesis ini dituliskan dengan ‘Ho’; dan
2) Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja, yakni hipotesis
yang menyatakan adanya hubungan antar variabel.
Dalam notasi, hipotesis ini ditulis dengan ‘Ha’.

Contoh rumusan hipotesis nol (Ho):


Tidak ada hubungan antara kepribadian dengan prestasi belajar
siswa.

Contoh rumusan hipotesis alternatif/kerja (Ha):


Ada hubungan antara profesionalisme guru dengan prestasi
belajar siswa

65
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Perumusan hipotesis alternatif dibedakan lagi ke dalam


dua macam yaitu hipotesis terarah dan hipotesis tidak terarah.
Dalam hipotesis terarah kita sudah berani dengan tegas
menyatakan bahwa variabel bebas memang berpengaruh
terhadap variabel tergantung. Dalam hipotesis tidak terarah,
kita merasakan adanya pengaruh, tetapi belum berani secara
tegas menyatakan pengaruh tersebut. Kita baru berani
menyatakan bahwa ada pengaruh.

Contoh hipotesis alternatif terarah:


Profesionalisme guru berpengaruh positif terdapat prestasi belajar
siswa. Semakin profesionalis guru semakin baik prestasi belajar
siswa; sebaliknya, semakin tidak profesional guru semakin jelek
prestasi belajar siswa.

Contoh hipotesis alternatif tidak terarah:


Profesionalisme guru berpengaruh terdapat prestasi belajar siswa

Demikian juga pembagian hipotesis dapat dilihat


berdasar lingkupnya. Berdasar lingkupnya hipotesis ada dua
macam yaitu hipotesis mayor dan hipotesis minor. Hipotesis
mayor adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan
seluruh subjek penelitian. Adapun hipotesis minor adalah
hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel, dengan kata
lain pecahan dari hipotesis mayor.

66
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Contoh hipotesis mayor:


Profesionalisme guru berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Contoh hipotesis minor (berdasar hipotesis mayor di atas):


1. Kompetensi profesional berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa
2. Kompetensi pedagogik berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa
3. Kompetensi kepribadian berpengaruh terhadap prestasi
belajar siswa
4. Kompetensi sosial berpengaruh terhadap prestasi belajar
siswa
Dalam penerapannya, meskipun terdapat hioptesis nol
(Ho) dan hipotesis alternatif (Ha), namun kebanyakan dari
penelitian, hanya mencantumkan hipotesis alternatifnya saja,
baik Ha berarah ataupun Ha tidak berarah. Hal ini tergantung
(terutama) pada landasan teori yang sudah dibangun.

Kesalahan dalam Perumusan Hipotesis dan Pengujian


Hipotesis
Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi
kesalahan. Kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua
macam yaitu:
Menolak hipotesis nul (nihil) yang seharusnya diterima,
maka disebut kesalahan alpha dan diberi simbol α atau
dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.

67
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Menerima hipotesis nul (nihil) yang seharusnya ditolak,


maka disebut kesalahan beta dan diberi simbol β.

Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan


digunakan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01, sedangkan untuk
penelitian kedokteran dan farmasi yang resikonya berkaitan
dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0,005 atau
0,001 bahkan mungkin 0,0001. Misalnya saja ditentukan taraf
signifikansi 5% maka apabila kesimpulan yang diperoleh
diterapkan pada populasi 100 orang, maka akan tepat untuk 95
orang dan 5 orang lainnya terjadi penyimpangan. Cara
pengujian hipotesis didekati dengan penggunaan kurva normal.
Penentuan harga untuk uji hipotesis dapat berasal dari Z-score
ataupun T-score. Apabila harga Z-score atau T-score terletak di
daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan tidak
diterima dan sebaliknya.

68
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

BAB 5
METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian
Ada dua hal yang perlu kita lakukan terkait variabel
penelitian yaitu: 1) mengidentifikasi variabel penelitian, dan 2)
membuat definisi operasional variabel-variabel penelitian.
Identifikasi variabel penelitian maksudnya adalah
menyebutkan variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian.
Untuk mengidentifikasi variabel-variabel penelitian, terlebih
dahulu kita perlu mengetahui pengertian dan jenis-jenis variabel
penelitian.
Variabel diartikan secara beragam oleh para ahli. Di
antaranya adalah bahwa variabel merupakan segala sesuatu
yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel
sering juga dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Secara teoretis
variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
objek yang mempunyai ‘variasi’ antara satu orang dengan yang
lain atau satu objek dengan objek yang lain (dinamakan variabel
karena ada variasinya) (Hatch dan Farhady, 1981).
Variabel penelitian dipandang juga sebagai kondisi-
kondisi yang dimanupulasikan, dikontrol atau diobservasi oleh

69
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

seorang peneliti dalam suatu penelitian. Direktorat Pendidikan


Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Berdasar pengertian-pengertian
tersebut kita bisa memahami bahwa variabel penelitian
merupakan:
 Peristiwa yang menjadi objek penelitian. Contoh:
prestasi belajar.
 Objek tersebut bervariasi’. Contoh variasi prestasi
belajar: nilai ulangan harian, nilai ujian tengah semester,
nilai ujian akhir semester, nilai sikap siswa, dst.
 Objek tersebut bisa mempengaruhi ataupun
dipengaruhi oleh banyak faktor. Contoh, prestasi belajar
dapat ‘mempengaruhi’ kesuksesan memperoleh
pekerjaan; atau prestasi belajar dapat ‘dipengaruhi’ oleh
pola asuh demokratis orang tua.
 Objek yang mempengaruhi bisa dijadikan sebagai
perlakuan/tritmen. Contoh, karena pola asuh
demokratis orang tua dapat mempengaruhi prestasi
belajar, maka pola asuh demokratis bisa dijadikan
sebagai bentuk tritmen atau perlakuan.
Variabel penelitian secara umum dapat dibagi ke dalam
dua jenis yaitu variabel bebas (independent variable) dan
variabel terikat (dependent variable). Namun dalam
perkembangannya, dikarenakan sebuah variabel dapat
dipengaruhi oleh banyak hal, atau juga tidak bisa langsung
saling mempengaruhi, maka berkembang jenis-jenis variabel

70
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

penelitian lainnya (selain kedua variabel tadi) seperti: variabel


intervening, variabel moderator, variabel kontrol, dan variabel
luar. Berikut akan dijelaskan pengertian dari setiap variabel yang
dimaksud.
 Variabel bebas (variabel stimulus/prediktor/
antecendent/eksogen/bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variabel dependen (terikat).
 Variabel tergantung (variabel output/kriteria/
konsekuen/endogen/terikat) adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel bebas.
 Variabel moderator (variabel independen kedua) adalah
variabel yang mempengaruhi (memperkuat/
memperlemah) hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen.
 Variabel intervening (variabel penyela/antara) adalah
variabel yang secara teoretis mempengaruhi hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen
menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat
diamati atau diukur.
 Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen
terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti.

71
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Variabel luar (epsilon (ε)) adalah variabel yang secara


teoretis mempengaruhi variabel dependen/endogen
akan tetapi tidak diteliti. Ada juga yang menamakan
variabel ini sebagai variabel rambang.

Contoh Identifikasi Variabel Penelitian:


Judul penelitian: Pengaruh Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan
Minat Siswa terhadap Prestasi Belajar Agama Siswa MI Sunan
Kalijaga.

Berdasar judul di atas, maka identifikasi variabel penelitiannya:


 Variabel bebas : Pola asuh demokratis
 Variabel tergantung : Prestasi belajar agama
 Variabel moderator : Minat
Dikarenakan faktor kecerdasan (inteligensi) dapat
mempengaruhi prestasi belajar, maka kecerdasan siswa
dikendalikan atau dikontrol, sehingga:
 Variabel kontrol : Inteligensi
Kepribadian secara tidak langsung mempengaruhi
hubungan pola asuh orang tua dengan prestasi belajar agama,
namun tidak dapat diamati atau diukur, sehingga:
 Variabel intervening : Kepribadian
Gaya belajar siswa mempengaruhi prestasi belajar,
namun karena tidak menjadi fokus penelitian maka tidak diteliti,
sehingga:
 Variabel luar : Gaya belajar

72
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Setelah berhasil diidentifikasi, langkah selanjutnya yang


harus kita lakukan terhadap variabel-variabel yang
teridentifikasi adalah membuat definisi operasionalnya.
Penyusunan definisi operasional sangat dipentingkan karena
definisi operasional menunjukkan alat pengambil data yang
cocok untuk digunakan. Definisi operasional dipentingkan untuk
memberi batasan variabel yang kita teliti.
Batasan atau definisi suatu variabel tidak dapat
dibiarkan ambiguous, yakni memiliki makna ganda atau tidak
menunjukkan indikator yang jelas. Hal tersebut dikarenakan
data mengenai variabel yang bersangkutan akan diambil melalui
suatu prosedur pengukuran, sedangkan pengukuran yang valid
hanya dapat dilakukan terhadap atribut yang sudah
didefinisikan secara tegas dan operasional.
Variabel yang masih berupa konsep teoretis, belum
dapat diukur. Perhatikan ilustrasi ini. Kita ingin membuat
definisi operasional dari kata ‘cerdas’. Setiap orang boleh jadi
mengatakan bahwa ia mengetahui dengan baik apa yang
dimaksudkan dengan cerdas. Seseorang yang mengatakan
bahwa si A cerdas, langsung dapat kita pahami maksudnya.
Begitu pula orang yang mengatakan bahwa si B tidak cerdas.
Namun masalahnya menjadi lain apabila kemudian konsep
‘cerdas’ tersebut kita bawa ke dalam ranah penelitian ilmiah.
Sewaktu kita akan meletakkan seseorang ke dalam kategori
cerdas, tentu kita tidak dapat mengikuti begitu saja
pengakuannya atau perkiraan kita saja. Kita tidak dapat
mengatakan seseorang itu cerdas hanya karena melihat ia

73
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

ranking pertama di sekolah, karena ranking pertama di sekolah


dapat saja menjadi indikator ‘kepandaian’ (cerdas dan pandai
berbeda).
Kita juga tidak dapat mengatakan seseorang itu cerdas
berdasar penggunaan kaca mata karena bisa jadi dia
menggunakan kaca mata sebagai indikator dari matanya yang
minus karena faktor pembawaan. Dengan demikian, kita harus
membatasi pengertian cerdas sesuai dengan yang kita
butuhkan. Misalnya, dari sekian pendapat para ahli tentang
pengertian dan ciri-ciri orang cerdas, untuk kepentingan
penelitian kita membatasi sebagai berikut: ‘cerdas yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah seseorang yang memiliki
skor IQ di atas 120’.
Sebuah konsep dari variabel yang sama bisa saja
memiliki definisi operasional yang berbeda yaitu lebih dari satu
dan berbeda-beda antara penelitian satu dengan penelitian
lainnya. Hal tersebut menunjukkan keunikan dari variabel yang
diteliti. Kitalah sebagai peneliti yang memilih dan menentukan
definisi operasional yang paling relevan bagi variabel yang kita
diteliti.
Contoh:
 Cerdas adalah seseorang yang memiliki skor IQ >120
 Cerdas adalah seseorang yang memiliki rata-rata nilai
raport >9 pada setiap semesternya.
 Cerdas adalah seseorang yang mampu menyelesaikan
masalah-masalah matematika yang diberikan dalam
pembelajaran.

74
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Cerdas adalah seseorang yang mampu menyelesaikan


teka-teki dengan baik dan benar.
Demikianlah keragaman definisi operasional dari konsep
cerdas. Hal tersebut sah-sah saja karena semuanya
mengandung unsur kelogisan dan dapat dibuktikan secara
nyata.
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian, kita perlu menentukan siapa yang
akan diteliti atau siapa yang menjadi subjek dalam penelitian
kita. Apa keterkaitan istilah populasi dan sampel penelitian
dengan subjek penelitian? Sekali lagi, dalam sebuah penelitian
segalanya harus serba jelas dan terukur. Demikian juga halnya
dengan subjek penelitian. Subjek penelitian perlu disampaikan
dengan jelas dengan menetapkan batasan-batasan tertentu.
Dalam hal ini tidak mungkin yang menjadi subjek penelitian kita
adalah semua orang yang ada di dunia ini, atau, tidak mungkin
hasil penelitian kita bisa berlaku bagi semua orang di dunia ini.
Oleh karenanya perlu dibuat populasi dan sampelnya.
Populasi diartikan secara beragam oleh para ahli.
Berikut akan disampaikan pengertian-pengertian populasi yang
dimaksud. Populasi adalah sekumpulan obyek, orang, atau
keadaan yang paling tidak memiliki satu karakteristik umum
yang sama (Furqon, 2001).
 Populasi adalah sekumpulan obyek, orang, atau
keadaan yang menjadi perhatian peneliti dan akan
digunakan oleh peneliti untuk menggeneralisasikan
hasil penelitiannya (Fraenkel, 1990).

75
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas;


obyek/subyek mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2003).
Dengan menetapkan populasi penelitian, kita bisa
menentukan subjek mana yang akan kita teliti, atau kepada
siapa saja hasil penelitian bisa digeneralisasikan. Sebagai suatu
populasi kelompok, subjek harus memiliki ciri-ciri atau
karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari
kelompok subjek yang lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas
pada hanya sebagai ciri lokasi akan tetapi dapat terdiri dari
karakteristik-karakteristik individu.
Sebagai contoh, populasi dapat dibatasi cirinya dengan
menunjuk pada lokasi seperti ‘siswa SD Negeri Ungaran’, yang
berarti semua siswa pada SD Negeri Ungaran tersebut akan
dikenai generalisasi hasil penelitian. Untuk lebih spesifik, suatu
populasi dapat dibatasi dengan memberikan lebih banyak
karakteristik, seperti ‘siswa SD Negeri Ungaran yang berusia 7-
11 tahun, berprestasi, tidak sedang menerima beasiswa dari
instansi lain, dan berorang tua miskin’. Dengan demikian tidak
semua SD Negeri Ungaran yang menjadi populasi penelitian
melainkan hanya siswa yang memiliki ciri-ciri tersebut.
Semakin sedikit karakteristik populasi yang
diidentifikasikan, maka populasi akan semakin heterogen
dikarenakan berbagai ciri subjek akan terdapat dalam populasi.
Sebaliknya, semakin banyak ciri subjek yang disyaratkan

76
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

sebagai populasi, yakni semakin spesifik karakteristik


populasinya maka populasi akan menjadi semakin homogen.
Penggunaan sampel dalam sebuah penelitian didasari
oleh pertimbangan efisiensi sumber daya. Sumber daya
penelitian adalah waktu, tenaga, dan dana. Bila populasi yang
hendak diteliti harus dipelajari seluruhnya maka sangat mungkin
akan memakan waktu yang lama guna pengambilan data,
membutuhkan tenaga kita, dan tenaga lapangan yang banyak
dan mungkin tidak tersedia, serta akan menghabiskan dana
yang sangat besar. Alasan lainnya adalah karena apabila hal itu
dilakukan, maka akan dapat merusak populasi.
Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi
yang diteliti. Sampel merupakan sebagian atau bertindak
sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang
berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada
populasi. Karena sampel merupakan bagian dari populasi, maka
sampel harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya.
Suatu sampel merupakan representasi yang baik bagi
populasinya sangat tergantung pada sejauhmana karakteristik
sampel itu sama dengan karakteristik populasinya.
Penarikan sampel diperlukan jika populasi yang diambil
sangat besar, dan jika kita sebagai peneliti memiliki
keterbatasan untuk menjangkau seluruh populasi maka kita
perlu mendefinisikan populasi target dan populasi terjangkau
baru kemudian menentukan jumlah sampel dan teknik sampling
yang digunakan.

77
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Ukuran Sampel
Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan
perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para
ahli. Secara umum, untuk penelitian korelasional jumlah sampel
minimal untuk memperoleh hasil yang baik adalah 30,
sedangkan dalam penelitian eksperimen jumlah sampel
minimum 15 dari masing-masing kelompok dan untuk penelitian
survey jumlah sampel minimum adalah 100.
Roscoe (1975) memberikan acuan umum untuk
menentukan ukuran sampel:
 Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah
tepat untuk kebanyakan penelitian.
 Jika sampel dipecah kedalam subsampel (pria/wanita,
junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum
30 untuk tiap kategori adalah tepat.
 Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi
berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari
jumlah variabel dalam penelitian.
 Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan
kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses
adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10
sampai dengan 20.
Arikunto (2005) memberikan pendapat sebagai berikut:
“...jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi,
maka mareka dapat menentukan kurang lebih 25 – 30% dari
jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi
hanya meliputi antara 100 – 150 orang, dan dalam pengumpulan

78
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek


sejumlah itu diambil seluruhnya. Namun apabila peneliti
menggunakan teknik wawancara dan pengamatan, jumlah
tersebut dapat dikurangi menurut teknik sampel dan sesuai
dengan kemampuan peneliti.
Besaran atau jumlah sampel ini sangat tergantung dari
besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan
peneliti. Namun dalam tingkat kesalahan, pada penelitian sosial
maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar
tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun
yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel
(semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang
kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah
sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang
kesalahan generalisasi.
Beberapa rumus untuk menentukan jumlah sampel
antara lain:
 Rumus Slovin, dengan rumus:
2
N = n/N(d) + 1

dengan n = sampel; N = populasi; d = nilai presisi 95%


atau sig. = 0,05.

Misal, jumlah populasinya 125, dan tingkat kesalahan


yang dikehendaki adalah 5%, maka jumlah sampel yang
digunakan adalah: N = 125 / 125 (0,05)2 + 1 = 95,23,
dibulatkan 95.

79
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Tabel Isaac dan Michael


Tabel penentuan jumlah sampel dari Isaac dan Michael
memberikan kemudahan penentuan jumlah sampel
berdasarkan tingkat kesalahan 1%, 5% dan 10%. Dengan
tabel ini, peneliti dapat secara langsung menentukan
besaran sampel berdasarkan jumlah populasi dan
tingkat kesalahan yang dikehendaki.
Selanjutnya dalam menentukan ukuran sampel ada dua
hal yang menjadi pertimbangan yaitu ketelitian (presisi) dan
keyakinan (confidence).
Ketelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran
sampel dengan karakteristik populasi. Keyakinan adalah fungsi
dari kisaran variabilitas dalam distribusi pengambilan sampel
dari rata-rata sampel. Variabilitas ini disebut dengan standar
error, disimbolkan dengan S-x. Semakin dekat kita
menginginkan hasil sampel yang dapat mewakili karakteristik
populasi, maka semakin tinggi ketelitian yang kita perlukan.
Semakin tinggi ketelitian, maka semakin besar ukuran sampel
yang diperlukan, terutama jika variabilitas dalam populasi
tersebut besar.
Adapun keyakinan menunjukkan seberapa yakin bahwa
taksiran kita benar-benar berlaku bagi populasi. Tingkat
keyakinan dapat membentang dari 0 – 100%. Keyakinan 95%
adalah tingkat lazim yang digunakan pada penelitian sosial /
bisnis. Makna dari keyakinan 95% (alpha 0.05) ini adalah
“setidaknya ada 95 dari 100, taksiran sampel akan
mencerminkan populasi yang sebenarnya”.

80
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Teknik Pengambilan Sampel


Analisis penelitian didasarkan pada data sampel
sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi.
Oleh karena itu sangatlah penting untuk memperoleh sampel
yang representatif bagi populasinya. Untuk itu kita harus paham
tentang teknik-teknik pengambilan sampel.
Teknik pengambilan sampel secara umum terbagi dua
yaitu probability sampling dan non probability sampling. Dalam
pengambilan sampel dengan cara probabilitas, besarnya
peluang atau probabilitas elemen populasi untuk terpilih sebagai
subjek dapat diketahui, sedangkan dalam pengambilan sampel
dengan cara non probability, besarnya peluang elemen untuk
ditentukan sebagai sampel tidak diketahui.
Desain pengambilan sampel dengan cara probabilitas
dilakukan jika representasi sampel adalah penting dalam rangka
generalisasi lebih luas. Bila waktu atau faktor lainnya, dan
masalah generalisasi tidak diperlukan, maka cara non probability
biasanya yang digunakan.
 Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota
populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel
random sampling, sistematis sampling, proportioate stratified
random sampling, disproportionate stratified random sampling,
dan cluster sampling.

81
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Simple random sampling


Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana.
Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan
yang ada dalam populasi.
Contoh:
Populasi sebuah penelitian adalah siswa SD Negeri Ungaran yang
berjumlah 500 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel
Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan sebesar 5%,
sehingga jumlah sampelnya adalah sebesar 205. Jumlah sampel
205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhatikan
kelas, usia dan jenis kelamin.

 Sampling sistematis
adalah teknik sampling yang menggunakan nomor urut
dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang ditetapkan
sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang
dengan urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis
lainnya.
Contoh:
Akan diambil sampel dari populasi mahasiswa yang berjumlah
125. Mahasiswa ini diurutkan dari 1 – 125 berdasarkan absensi.
Kita bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor
genap (2, 4, 6, dst) atau nomor ganjil (1, 2, 3, dst), atau bisa juga
mengambil nomor kelipatan (2, 4, 8, 16, dst).

82
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Proportionate stratified random sampling


Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling
namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan)
yang ada dalam populasi.
Misalnya, populasi sebuah penelitian adalah mahasiswa
UIN Sunan Kalijaga berjumlah 125. Dengan rumus Slovin (lihat
contoh di atas) dan tingkat kesalahan 5% diperoleh besar
sampel sebanyak 95.
Populasi ini masih terbagi ke dalam tiga bagian (jenis
kelamin, latar belakang pendidikan orang tua, dan tempat
tinggal) yang masing-masing berjumlah:
Jenis kelamin : 15
Latar belakang pendidikan orang tua : 75
Tempat tinggal : 35
Maka jumlah sampel yang diambil berdasarkan masing-
masing bagian tersebut ditentukan kembali dengan rumusan =
(populasi kelas / jumlah populasi keseluruhan) x jumlah sampel
yang ditentukan.
Jenis kelamin : 15/125x95 =11,4 dibulatkan menjadi 11
Latar belakang pendidikan orang tua : 75 / 125 x 95 = 57
Tempat tinggal : 35 / 125 x 95 = 26, 6 dibulatkan menjadi 27
...sehingga dari keseluruhan sampel kelas tersebut adalah
11 + 57 + 27 = 95 sampel.
Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti
adalah heterogen (tidak sejenis).

83
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Disproportionate stratified random sampling


Disproporsional stratified random sampling adalah teknik
yang hampir mirip dengan proportionate stratified random
sampling dalam hal heterogenitas populasi. Namun ketidak-
proporsionalan penentuan sampel didasarkan pada
pertimbangan jika anggota populasi berstrata namun kurang
proporsional pembagiannya.
Contoh:
Populasi karyawan UIN Sunan Kalijaga berjumlah 1000 orang
yang berstrata berdasarkan tingkat pendidikan SMP, SMA, DIII,
S1 dan S2. Namun jumlahnya sangat tidak seimbang di mana:
SMP : 100 orang
SMA : 700 orang
DIII : 180 orang
S1 : 10 orang
S2 : 10 orang
Jumlah karyawan yang berpendidikan S1 dan S2 ini sangat tidak
seimbang (terlalu kecil dibandingkan dengan strata yang lain)
sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai sampel.

 Cluster sampling
Cluster sampling atau sampling area digunakan jika
sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu
provinsi, kabupaten, atau karyawan perusahaan yang tersebar di
seluruh provinsi. Untuk menentukan mana yang dijadikan
sampelnya, maka wilayah populasi terlebih dahulu ditetapkan
secara random, dan menentukan jumlah sampel yang

84
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

digunakan pada masing-masing daerah tersebut dengan


menggunakan teknik proporsional stratified random sampling
mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.
Contoh:
Kita ingin mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran di
Perguruan Tinggi Agama Islam. Populasi penelitian adalah
mahasiswa PTAI seluruh Indonesia.

Karena jumlahnya sangat banyak dan terbagi dalam berbagai


provinsi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan
sebagai berikut:
Tahap pertama adalah menentukan sampel daerah. Misalnya
ditentukan secara acak 10 provinsi yang akan
dijadikan daerah sampel.
Tahap kedua, mengambil sampel PTAI di tingkat provinsi
secara acak yang selanjutnya disebut sampel
provinsi. Karena provinsi terdiri dari
Kabupaten/Kota, maka diambil secara acak
PTAI tingkat Kabupaten yang akan ditetapkan
sebagai sampel (disebut Kabupaten sampel),
dan seterusnya, sampai tingkat kelurahan/desa
yang akan dijadikan sampel. Setelah
digabungkan, maka keseluruhan PTAI yang
dijadikan sampel ini diharapkan akan
menggambarkan keseluruhan populasi secara
keseluruhan.

85
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Non probabilty sampel


Non probability artinya setiap anggota populasi tidak
memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel.
Teknik-teknik yang termasuk ke dalam non probability ini antara
lain: sampling sistematis, sampling kuota, sampling insidential,
sampling purposive, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Sampling kuota adalah teknik sampling yang menentukan
jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri tertentu
sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan. Sebagai
permisalan, akan dilakukan penelitian tentang persepsi
siswa terhadap kemampuan mengajar guru. Jumlah
sekolah ada 10, maka sampel kuota dapat ditetapkan
masing-masing 10 siswa per sekolah.
Sampling insidential merupakan teknik penentuan sampel
secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan
(insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap
cocok dengan karakteristik sampel yang ditentukan
akan dijadikan sampel. Sebagai pemisalan, penelitian
tentang kepuasan mahasiswa pada pelayanan kampus
UIN Sunan Kalijaga. Sampel ditentukan berdasarkan
ciri-ciri usia di atas 20 tahun dan baru pernah ke
kampus UIN Sunan Kalijaga tersebut, maka siapa saja
yang kebetulan bertemu di depan kampus UIN Sunan
Kalijaga dengan peneliti (yang berusia di atas 20
tahun), maka dia akan dijadikan sampel.
Sampling purposive merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan khusus sehingga layak dijadikan

86
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

sampel. Misalnya, kita ingin meneliti permasalahan


seputar pembelajaran matematika. Maka sampel yang
ditentukan adalah para dosen atau ahli matematika
yang mengetahui dengan jelas permasalahan ini; atau
penelitian tentang pola pembinaan anak autis. Maka
sampel yang diambil adalah para guru yang dianggap
memiliki kompetensi penanganan anak autis. Teknik
ini biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif.
Sampling jenuh adalah sampel yang mewakili jumlah populasi.
Biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau
kurang dari 100. Misalnya akan dilakukan penelitian
tentang kinerja guru di SD Negeri Ungaran. Karena
jumlah guru hanya 35, maka seluruh guru dijadikan
sampel penelitian.
Snowball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel
yang semula kecil kemudian terus membesar ibarat
bola salju (seperti Multi Level Marketing...). Misalnya
akan dilakukan penelitian tentang pola peredaran
narkoba di wilayah A. Sampel mula-mula adalah 5
orang Napi, kemudian terus berkembang pada pihak-
pihak lain sehingga sampel atau responden terus
berkembang sampai ditemukannya informasi yang
menyeluruh atas permasalahan yang diteliti. Teknik ini
juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.

87
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah kegiatan mengumpulkan
data dari variabel-variabel yang kita teliti. Dengan demikian
metode pengumpulan data adalah cara mengumpulkan data
dari variabel-variabel yang kita teliti. Misal judul penelitian kita
adalah hubungan pola asuh orang tua dan prestasi belajar siswa.
Berdasar judul ini, maka data yang perlu kita kumpulkan adalah
data tentang pola asuh orang tua (orang tua dari siswa yang
diteliti) dan data prestasi belajar.
Bagaimana kita bisa memperoleh data-data tersebut?
Untuk memperoleh data pola asuh orang tua dapat dilakukan
dengan menggunakan teknik skala, dan instrumennya adalah
skala pola asuh orang tua. Skala pola asuh orang tua disebarkan
kepada para orang tua dari siswa yang menjadi subjek penelitian
kita, bukan dari orang tua yang tidak kita gunakan anaknya
sebagai subjek penelitian. Untuk memperoleh data prestasi
belajar kita bisa menggunakan teknik dokumen seperti raport,
skor siswa setelah mengerjakan soal-soal yang kita berikan, nilai
ujian tengah semester, atau nilai ujian akhir semester. Lebih
lanjut tentang teknik dan instrumen pengumpulan data akan
dijelaskan berikut ini.
Cara atau metode yang sering digunakan dalam
kegiatan pengumpulan data penelitian terutama penelitian
psikologi pendidikan meliputi: tes, angket, skala, observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Dari cara-cara tersebut dapat
dimunculkan instrumen seperti apa yang dapat digunakan.
Beberapa instrumen yang sering digunakan adalah: soal-soal

88
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

(untuk tes), kuesioner (angket terbuka / tertutup), lembar check


list (untuk pengamatan), pedoman wawancara (untuk
wawancara), camera photo (untuk dokumentasi).
a. Tes
Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau tugas yang
harus diisi/dikerjakan oleh subjek penelitian untuk mengukur
atribut kognitif, afektif, dan psikomotorik seperti mengukur
pengetahuan, keterampilan, inteligensi, kemampuan atau bakat
yang dimiliki individu atau kelompok. Dalam konteks ini, yang
dimaksud dengan tes adalah tes untuk mengungkap atribut
kognitif.
Tes untuk mengungkap atribut kognitif ada yang sudah
terstandar (baku) dan ada yang belum terstandar (tidak baku).
Maksud terstandar adalah tes yang sudah terakui validitas dan
reliabilitasnya secara internasional. Tes terstandar
dikembangkan oleh sebuah tim ahli dari sebuah profesi
bernama profesi psikologi (psikolog).
Tes tidak terstandar adalah tes yang beluk terakui
baliditas dan reliabilitasnya sehingga penyusunannya perlu
disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan dites. Tes
tidak terstandar untuk mengukur atribut kognitif dikembangkan
oleh para ahli pendidikan (termasuk guru) dimana tes tersebut
akan digunakan.
Tes standar untuk mengungkap atribut kognitif seperti
IQ (intelligence Quotient) misalnya adalah: WAIS (Weschler Adult
Intelligence Scales), SPM (Standard Progressive Matrices), WISC

89
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

(Wechsler Intelligence Scales for Children), skala Stanford-Binet,


K-ABC, CFIT (Culture Fair Intelligence Tests), dan sebagainya.
Tes standar untuk mengungkap bakat misalnya adalah
FACT (Flanagan Aptitude Classification Tests), DAT (Differential
Aptitude Tests), dan berbagai subtes bakat hasil adaptasi ke
dalam bahasa Indonesia. Selain itu untuk mengungkap berbagai
aspek kepribadian telah ada tes seperti tes Rorschach, tes
Wartegg, TAT (Thematic Apperseption Test), EPPS, TMAS (Tyler
Manifest Anxiety Scales), skala Mehrabian, dan sebagainya.
Instrumen-instrumen tersebut di atas merupakan
instrumen standar dan telah memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas. Namun dalam sejumlah penelitian tidak jarang kita
harus menyusun instrumen sendiri dikarenakan tes yang ada
tidak sesuai dengan tujuan penelitian.
Contoh tes tidak terstandar adalah tes prestasi yang
dibuat oleh para pendidik di sekolah, seperti tes prestasi
matematika, tes prestasi IPA, tes prestasi Bahasa Indonesia, tes
prestasi IPS, dan sebagainya. Berikut akan ditunjukkan salah
satu contoh tes standar untuk mengukur IQ dari Binet.
Contoh Tipikal Soal Stanford-Binet Intelligence Scale
untuk Anak Usia 6-8 tahun (dikutip dari Atkinson, 1997,
Pengantar Psikologi, hal. 298)

90
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

PENALARAN VERBAL

Vocabulary (perbendaharaan kata): mendefinisikan kata


seperti ‘uang’ dan ‘amplop’
Comprehension (pemahaman): menjawab pertanyaan seperti
‘ke mana orang membeli makanan?’ dan ‘mengapa orang
menyisir rambutnya?
Absurdities (keganjilan): mengenali bagian ‘lucu’ dari sebuah
gambar seperti anak perempuan mengendarai sepeda di atas
danau atau pria botak menyisir rambutnya.
Verbal Relation (hubungan verbal): mengatakan bagaimana
tiga kata pertama di dalam urutan adalah mirip satu sama
lain dan bagaimana mereka berbeda dari kata keempat: syal,
dasi, selendang, baju.

PENALARAN KUANTITATIF

Quantitative (kuantitatif): melakukan hitungan aritmatika


sederhana, seperti memilih mata dadu dengan enam bintik
karena jumlah bintik sama dengan kombinasi mata dadu dua
bintik dan empat bintik
Number series (urutan angka): mengisi dua angka selanjutnya
dalam urutan, seperti: 20 16 12 8 _
Equation Building (membentuk persamaan): bentuklah suatu
persamaan dari susunan: 2 3 5 + = (2+3=5)

91
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

PENALARAN ABSTRAK/VISUAL

Pattern analysis (analisis pola): mencontoh bangun


sederhana dengan balok
Copying (mencontoh gambar): mencontoh gambar geometris
yang ditunjukkan oleh penguji
seperti per segi empat yang dipotong oleh dua diagonal.

MEMORI JANGKA PENDEK

Bead memory (mengingat bentuk): tunjukkan gambar


beberapa bentuk manik-manik yang berbeda yang disusun di
sebuah kayu. Buatlah urutan yang sama berdasarkan ingatan
saja.
Memory for Sentences (mengingat kalimat): ulangi kalimat
yang diucapkan penguji seperti ‘sekarang waktunya tidur’
dan ‘virto membuat gambar untuk hadiah ulang tahun
mamanya’
Memory for digits (mengingat angka): ulangi urutan angka
yang diucapkan oleh penguji, seperti: 5-7-8-3, maju atau
mundur.
Memory for objects (mengingat benda): tunjukkan gambar
satu benda, seperti jam dan gajah, satu per satu. Kenali
benda tersebut dalam urutan penampilannya yang tepat di
gambar yang juga mencakup benda lain, misal: bis, badut,
gajah, telur, jam.

92
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Contoh tes tidak terstandar untuk mengukur atribut


kognitif adalah tes prestasi belajar matematika. Dalam
penyusunannya perlu mengacu pada kompetensi yang akan
dicapai. Berikut ini merupakan contoh Prestasi Belajar
Matematika untuk Kelas 2 SD.
Langkah-langkahnya:
 Menetapkan kompetensi yang akan dicapai.
Kompetensi yang ingin dicapai:
 Siswa dapat melakukan perhitungan untuk
bilangan <50
 Siswa dapat melakukan pembagian untuk
bilangan <50
 Siswa dapat melakukan pengurangan untuk
bilangan <50
 Membuat kisi-kisi sebaran berdasar kompetensi
yang sudah dibuat, sebagaimana diilustrasikan
berikut:

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Matematika


No Aspek No Soal Jumlah
1 Perhitungan 1, 6, 7 3
2 Pengurangan 2, 5, 8 3
3 Pembagian 3, 4, 9, 10 4
Jumlah 10

 Membuat soal berdasar kisi-kisi di atas. Ini


dicontohkan sebagai berikut:

93
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Tabel 4. Soal Tes Matematika


No Soal
1 27 + 17 = ...
2 47 – 16 = ...
3 45 : 9 = ...
4 48 : 8 = ...
5 49 – 18 = ...
6 17 + 19 = ...
7 20 + 28 = ...
8 38 – 20 = ...
9 36 : 6 = ...
10 21 7 = ...

b. Skala dan Angket


Skala dan angket (atau sering disebut kuesioner)
sengaja dibahas secara bersamaan dengan tujuan untuk melihat
perbedaan antara keduanya. Adanya anggapan bahwa antara
skala dan angket adalah sama, memang sangat wajar
mengingat antara keduanya sama-sama merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada orang lain
yang dijadikan responden untuk dijawabnya. Namun demikian
ada perbedaan antara keduanya sebagaimana dapat dilihat
pada Tabel 5.

94
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Tabel 5. Perbedaan Skala dan Angket


Dimensi Skala Angket
Indikator yang Aspek diri yang Data faktual yang
diungkap dipersepsi subjek diketahui subjek
Arah pernyataan Tidak langsung Langsung
Kesadaran pada tujuan Tidak sadar Sadar
ukur
Pengujian reliabilitas Perlu diuji Tidak perlu diuji

Pengujian validitas Kejelasan konsep Kejelasan tujuan

Penilaian Respon Prosedur Penskalaan Klasifikasi

Jumlah Konstrak yang Satu Konstrak Banyak Konstrak


Diungkap
Jenis Data Interval Ordinal

Berdasar Tabel 5 dapat diperjelas lagi bahwa:


 Data yang diungkap oleh angket berupa data
faktual atau yang dianggap fakta dan
kebenarannya yang diketahui oleh subyek,
sedangkan data yang diungkap oleh skala psikologi
adalah deskripsi mengenai aspek kepribadian
individu.
Contoh data faktual adalah: data mengenai
riwayat pendidikan, jumlah anggota keluarga,
pilihan metode KB, penghasilan rata-rata per bulan,
jenis film yang disukai, opini atau pendapat suatu
isu, dan sejenisnya. Misalnya, fakta tentang riwayat
pendidikan. Dalam hal ini subjek mengetahui
kebenaran tentang riwayat pendidikannya. Subjek

95
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diminta


dalam angket riwayat pendidikan. Data yang
diisikan dalam angket tersebut menunjukkan
tentang bagaimana riwayat pendidikan subjek.
Dengan demikian kita dapat mengetahui riwayat
pendidikan subjek.
Contoh data tentang deskripsi aspek
kepribadian: self regulation, religiusitas,
spiritualitas, agresivitas, sikap terhadap
pengguguran anak (aborsi), self esteem, self
concept, motivasi, strategi menghadapi masalah,
dan sejenisnya. Misalnya, kita ingin mengetahui
tendensi religiusitas dari subjek penelitian. Maka
untuk memperoleh data tersebut kita memberikan
skala religiusitas kepada subjek penelitian. Subjek
mengisi skala tersebut, dan data yang diisikan
dalam skala tersebut menunjukkan bagaimana
kecenderungan religiusitas subjek.
 Pertanyaan atau pernyataan dalam angket berupa
pertanyaan langsung terarah kepada informasi
mengenai data yang hendak diungkap. Data
termaksud berupa fakta atau opini yang
menyangkut diri responden. Asumsi dasar
penggunaan angket yaitu bahwa responden
merupakan orang yang paling mengetahui tentang
dirinya sendiri. Ini dicontohkan dalam ungkapan
berikut: ‘sejak kapan anda berhenti merokok?’ Ini

96
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

merupakan contoh pertanyaan dalam angket.


Aitem pada skala psikologi berupa penerjemahan
dari indikator keperilakuan guna memancing
jawaban yang tidak secara langsung
menggambarkan keadaan diri subjek, yang
biasanya tidak disadari oleh responden yang
bersangkutan. Pertanyaan yang diajukan memang
dirancang untuk mengumpulkan sebanyak mungkin
indikasi dari aspek keperilakuan yang akan
diungkap. Pertanyaan seperti ‘apakah yang akan
anda lakukan bila tiba-tiba disapa oleh seseorang
yang tidak anda kenal?’ merupakan contoh aitem
pada skala psikologi. Pertanyaan ini misalnya untuk
mengungkap kecenderungan ‘strategi menghadapi
masalah’ seseorang.
 Responden terhadap angket tahu persis mengenai
apa yang ditanyakan dalam angket dan informasi
apa yang dicari oleh pertanyaan yang
bersangkutan. Responden terhadap skala psikologi,
sekalipun sangat memahami isi pertanyaannya,
namun tidak menyadari arah jawaban yang
dikehendaki dan kesimpulan apa yang
sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan tersebut.
 Respon yang diberikan subjek terhadap angket
tidak dapat diberi skor (dalam arti harga atau nilai
jawaban) melainkah diberi angka coding sebagai
indikasi atau klasifikasi jawaban. Respon terhadap

97
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

skala psikologi diberi skor melalui proses


penskalaan (scaling).
 Satu perangkat angket dirancang untuk
mengungkap data dan informasi mengenai banyak
hal, sedangkan satu perangkat skala psikologi
dirancang hanya untuk mengungkap satu tujuan
ukuran saja (unidimensional).
 Karakteristik yang disebutkan pada poin 2 dan poin
4 menyebabkan data hasil angket tidak perlu diuji
lagi reliabilitasnya secara psikometrik. Reliabilitas
hasil angket tergantung pada terpenuhinya asumsi
bahwa responden akan menjawab dengan jujur
seperti apa adanya. Pada sisi lain, hasil ukur skala
psikologi harus tinggi reliabilitasnya secara
psikometrik dikarenakan relevansi isi dan konteks
kalimat yang digunakan sebagai stimulus pada
skala psikologi lebih terbuka terhadap berbagai
sumber error.
 Validitas angket lebih ditentukan oleh kejelasan
tujuan dan kelengkapan informasi yang hendak
diungkapnya, sedangkan validitas skala psikologi
ditentukan oleh ketepatan operasionalisasi
konstrak psikologi yang hendak diukur menjadi
indikator keperilakuan dan aitem-aitemnya.
Beberapa perbedaan pokok antara skala psikologi dan
angket di atas menyebabkan perbedaan dalam cara
penyusunan, cara penggunaan, dan cara interprestasi hasilnya.

98
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Lebih lanjut tentang hal tersebut dapat dibaca pada buku-buku


terkait.
Bila kita menggunakan skala sebagai salah satu teknik
pengumpulan data penelitian, beberapa komponen yang perlu
diperhatikan terkait skala adalah: 1) Petunjuk pengisian, ini
terkait dengan informasi mengenai bagaimana subjek mengisi
skala; 2) Stimulus. Dalam hal ini stimulus dapat berupa
pernyataan atau karakteristik atribut ukur yang disediakan
untuk direspon subjek; 3) Kategori respon. Respon adalah form
yang disediakan untuk subjek dalam menanggapi stimulus yang
disediakan. Contoh uraian tentang ketiga komponen tersebut
adalah sebagai berikut:
PETUNJUK PENGISIAN
1. Baca dan pahami setiap pernyataan dengan teliti, dan kemudian
nyatakanlah apakah isinya sesuai dengan keadaan diri Anda dengan
cara mencentang huruf pilihan sebagai berikut:
 HTP: Apabila pernyataan tersebut ‘Hampir Tidak Pernah’ Anda
alami.
 JR : Apabila pernyataan tersebut ‘Jarang’ Anda alami.
 KK : Apabila pernyataan tersebut ‘Kadang-kadang’ Anda alami.
 SR : Apabila pernyataan tersebut ‘Sering’ Anda alami.
 HSL: Apabila pernyataan tersebut ‘Hampir Selalu’ Anda alami.
2. Dalam menjawab skala ini, semua jawaban yang Anda berikan adalah
benar sepanjang hal itu sesuai dengan keadaan diri Anda (apa adanya).
3. Kerahasiaan identitas dan jawaban Anda, dijamin oleh kode etik kami.
4. Kesungguhan dan kejujuran Anda sangat kami hargai dan tentunya
akan sangat membantu kualitas penelitian ini.

99
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Contoh Skala Self Regulation

PERNYATAAN HTP JR KK SR HSL


Saya merasa yakin terhadap
kemampuan diri sendiri untuk
mendapatkan IPK >3 pada semester ini.
Bagi saya, penguasaan materi kuliah
lebih penting daripada sekedar nilai
semata.
Saya merasa tertantang untuk
mendalami setiap (materi) kuliah yang
dijelaskan dosen.
IPK tinggi yang saya peroleh
dikarenakan kemampuan saya yang
bagus dalam setiap mata kuliah.
Saya merasa yakin dengan kemampuan
sendiri untuk menguasai materi
perkuliahan.

c. Observasi
Observasi (pengamatan) merupakan salah satu teknik
pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari
responden (wawancara dan angket) namun juga dapat
digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi
(situasi, kondisi). Pengamatan baru tergolong sebagai teknik
mengumpulkan data jika pengamatan tersebut mempunyai
kriteria berikut:
 Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah
direncanakan secara sistematik.
 Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan
penelitian yang telah direncanakan.

100
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan


dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan
dipaparkan sebagai suatu set yang menarik
perhatian saja.
 Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk
mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-
gejala alam dan dilakukan pada responden yang
tidak terlalu besar. Sebagai contoh ingin meneliti
keaktifan siswa dalam pembelajaran, partisipasi
anak autis dalam kelas normal, proses
pembelajaran mahasiswa difabel, dan seterusnya.
Ada dua jenis pengamatan yaitu participant
observation dan non participant observation.

Participant Observation
 Dalam pengamatan ini, kita sebagai peneliti secara
langsung terlibat (menjadi partisipan) dalam kegiatan
sehari-hari orang atau situasi yang diamati sebagai
sumber data. Misalnya untuk mengamati proses
pembelajaran mahasiswa difabel, maka kita harus
terlibat secara langsung dengan mengikuti
pembelajaran yang di kelasnya terdapat mahasiswa
difabel. Contoh lainnya, seorang guru dapat melakukan
pengamatan mengenai bagaimana perilaku siswa,
semangat siswa, kemampuan manajerial kepala
sekolah, hubungan antar guru, dsb.

101
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Non participant Observation


 Ini merupakan kebalikan dari participant observation,
kita sebagai peneliti tidak ikut secara langsung dalam
kegiatan atau proses yang sedang diamati. Misalnya
penelitian tentang pola pembinaan akademik
mahasiswa para calon guru, kita sebagai peneliti
menempatkan diri kita sebagai pengamat dan mencatat
berbagai peristiwa yang dianggap perlu sebagai data
penelitian. Namun demikian, kelemahan dari metode ini
adalah kita tidak akan memperoleh data yang
mendalam karena hanya bertindak sebagai pengamat
dari luar tanpa mengetahui makna yang terkandung di
dalam peristiwa.
 Alat yang digunakan dalam pengamatan antara lain
lembar check list, buku catatan, kamera photo, dll.

102
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

d. Wawancara
Wawancara tidak sekedar bercakap-cakap seperti
halnya percakapan sehari-hari. Beberapa hal yang membedakan
wawancara dengan percakapan sehari-hari antara lain:
pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal;
responden selalu menjawab pertanyaan; pewawancara selalu
bertanya; pewawancara tidak menjuruskan pertanyaan kepada
suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral; dan
pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah
dibuat sebelumnya.
Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak
terstruktur baik dengan tatap muka (face to face) maupun
menggunakan telepon.
 Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur maksudnya adalah
wawancara yang dilakukan secara sistematis sesuai
dengan urutan data yang dibutuhkan sehingga
dalam pelaksanaannya menggunakan pedoman
wawancara (interview guide). Kita membawa
pedoman wawancara untuk menanyakan tentang
apa saja yang akan ditanyakan kepada responden.
Pedoman wawancara perlu dipersiapkan sebelum
kita melakukan wawancara. Dalam membuat
pedoman wawancara kita tidak bisa membuat
pedoman begitu saja melainkan harus mengacu
pada teori atau konsep yang telah dibuat agar
diperoleh data yang dapat mendukung penelitian.

103
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Sebagai permisalan, penelitian kita berjudul


‘hubungan antara pola asuh orang tua single parent
dengan prestasi belajar siswa’. Bila secara
kuantitatif diperoleh hasil bahwa ada hubungan
antara keduanya, kemudian kita ingin rechek
dengan cara melakukan wawancara, maka yang
diwawancarai adalah seputar pola asuh orang tua
yang single parent tersebut, bukan pada masalah
lain. Oleh karenanya, pedoman wawancara yang
disusunpun harus mengacu pada dimensi atau
aspek-aspek pola asuh orang tua yang sudah kita
buat dalam bab Kajian Teori.
 Wawancara tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur maksudnya
adalah wawancara yang dilakukan secara bebas,
tidak sistematis sehingga dalam pelaksanaannya
tidak menggunakan pedoman wawancara
(kebalikan wawancara terstruktur). Ini dilakukan
bila kita sudah paham betul tentang konsep atau
teori yang sudah kita susun pada bagian Kajian
Teori, sehingga untuk melakukan wawancarapun
kita tidak memerlukan pedoman wawancara.
Dalam pelaksanaannya, ketika kita melakukan
wawancara jenis ini kita bisa bertanya secara bebas
dan tidak sistematis, bisa dimulai dari mana saja,
yang penting data yang diperlukan dapat diperoleh.

104
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Dalam melakukan wawancara terstruktur dan


tidak terstruktur, kita bisa melakukannya dengan
cara tatap muka ataupun melalui telepon atau
dengan menggunakan media sosial yang saat ini
sudah sebegitu canggihnya (bahasan tentang ini
akan disampaikan pada bagian berikutnya).
 Wawancara Tatap Muka
Wawancara\ tatap muka merupakan
wawancara yang dilakukan dengan cara
bertemunya kita sebagai peneliti dengan orang
yang akan diwawancara (subjek penelitian). Ada
hal-hal positif jika kita melakukan wawancara jenis
ini. Misalnya kita bisa membangun hubungan dan
memotivasi responden. Jika terdapat pertanyaan
yang tidak jelas, kita bisa mengklarifikasi
pertanyaan, menjernihkan keraguan, menambah
pertanyaan baru. Demikian juga kita bisa membaca
isyarat non verbal dari subjek yang diajak
wawancara. Dengan demikian kita bisa
memperoleh data yang banyak.
Namun demikian jika kita melakukan
wawancara secara tatap muka resikonya juga tidak
sedikit misalnya waktu yang diperlukan menjadi
banyak, jika responden yang akan diwawancara
berada di beberapa daerah terpisah harus
memakan biaya yang cukup besar juga. Ada
kemungkinan juga responden menghentikan

105
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

wawancara kapanpun. Dengan adanya beberapa


kelemahan tersebut, kita sebagai pewawancara
perlu berupaya untuk meminimalisir resiko-resiko
tersebut.
Beberapa sikap yang perlu diperhatikan ketika kita
melakukan wawancara adalah:
 Netral. Kita jangan memberikan reaksi terhadap
jawaban, baik dengan kata-kata atau dengan perbuatan
atau dengan gerak-gerik. Apakah baik atau tidak baik,
senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju,
jangan sekali-kali diperlihatkan oleh kita dalam
wawancara.
 Adil. Dalam wawancara, semua responden harus
dianggap sama, jangan memihak pada sebagian
responden sehingga responden merasa aman dalam
memberikan keterangannya.
 Ramah. Kita perlu menunjukkan keramahan yang wajar,
tidak dibuat-buat, segar, dan bermuka manis.
Dengan mempertimbangkan hal-hal di atas diharapkan
kita bisa mengungkap data yang kita perlukan sehingga hasil
penelitianpun dapat sesuai dengan yang diharapkan. Hal yang
tidak kalah penting dalam melakukan wawancara adalah bahwa
kita sebagai pewawancara harus selalu sadar bahwa kitalah
yang membutuhkan dan bukan sebaliknya. Selain itu, beberapa
tips saat melakukan wawancara adalah mulai dengan
pertanyaan yang mudah, mulai dengan informasi fakta, hindari

106
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

pertanyaan multiple, jangan menanyakan pertanyaan pribadi


sebelum building raport, ulang kembali jawaban untuk klarifikasi,
berikan kesan positif, dan kontrol emosi negatif.

e. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan
data dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen
yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang
subjek. Beberapa jenis yang bisa digunakan sebagai alat
pengumpul data adalah:
 Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam
bahan yang berbentuk dokumen. Sebagian besar
data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat,
catatan harian, cindera mata, laporan, artefak, foto,
dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas
pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang
kepada kita untuk mengetahui hal-hal yang pernah
terjadi di waktu silam. Secara detail bahan
dokumenter terbagi dalam beberapa macam, yaitu
otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan
harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah
atau swasta, data di server dan flashdisk, data
tersimpan di website, dan lain-lain. Ada dua bentuk
dokumen yang dapat dijadikan bahan dalam studi
dokumentasi yaitu dokumen pribadi dan dokumen
resmi.

107
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Dokumen pribadi
Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan
seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan
kepercayaannya. Tujuan dari dokumen ini adalah untuk
memperoleh sudut pandang orisinal dari kejadian situasi nyata.
Terdapat tiga dokumen pribadi yang sering digunakan yaitu
catatan harian, surat pribadi, dan autobiografi. Catatan harian
(diary) berisi beragam aktivitas dan kegiatan termasuk juga
unsur perasaan. Surat pribadi (tertulis pada kertas), e-mail, dan
obrolan dapat dijadikan sebagai materi dalam analisis dokumen
dengan syarat kita mendapat ijin dari orang yang bersangkutan.
Autobiografi yaitu tulisan atau pernyataan mengalami
pengalaman hidup seseorang.

Dokumen resmi
Dokumen resmi dipandang mampu memberikan
gambaran mengenai aktivitas, keterlibatan individu pada suatu
komunitas tertentu dalam setting sosial. Dokumen resmi terbagi
dalam dua bagian yaitu dokumen internal dan dokumen
eksternal. Dokumen internal adalah dokumen yang dihasilkan
oleh sebuah lembaga untuk kepentingan lembaga itu sendiri. Ini
dapat berupa catatan seperti raport (untuk penelitian bidang
pendidikan), memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu
lembaga, sistem yang diberlakukan, hasil notulensi rapat
keputusan pimpinan, dan lain sebagainya. Dokumentasi
eksternal adalah dokumen yang dihasilkan oleh pihak luar (di
luar lembaga) untuk kepentingan di dalam sebuah lembaga. Ini

108
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

dapat berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu


lembaga sosial seperti majalah, koran, buletin, surat
pernyataan, dan lain sebagainya.

f. Pencarian Data Penelitian secara Online


Dengan berkembangnya teknologi internet maka
munculah banyak data base yang menjual berbagai informasi
bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh sejumlah
perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk
kepentingan bisinis maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk
memudahkan perusahaan, peneliti dan pengguna lainnya dalam
mencari data.
Pencarian secara online memberikan banyak
keuntungan bagi kita sebagai peneliti, di antaranya adalah:
 Hemat waktu, karena kita dapat melakukan hanya
dengan duduk di depan komputer;
 Ketuntasan, melalui media internet dan portal
tertentu kita dapat mengakses secara tuntas
informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi
waktu;
 Kesesuaian, di mana kita dapat mencari sumber-
sumber data dan informasi yang sesuai dengan
mudah dan cepat;
 Hemat biaya, dengan menghemat waktu dan cepat
dalam memperoleh informasi yang sesuai berarti
kita banyak menghemat biaya.

109
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Pengambilan data yang dilakukan secara online


mengikuti kaidah dan aturan sesuai dengan penelitian secara
tradisional. Perbedaan pokok antara keduanya adalah sarana
dan cara penyampaian kepada responden serta cara
mendapatkan responden. Sarana pengambilan data dilakukan
dengan menggunakan komputer yang tersambung dengan
internet atau disebut Computer Assisted Data Collection
(CADAC), cara pengambilan data dengan menggunakan email
atau web site dan cara mendapatkan responden didasarkan
pada alamat email pengguna internet.
 Computer Assisted Data Collection (CADAC)
CADAC mulai popular mengganti fungsi kertas dan
pena dalam proses pengambilan data sejak tahun
1990-an bersamaan dengan berkembangnya
teknologi World Wide Web yang mengubah
tampilan fisik internet di layar monitor komputer.
CADAC merupakan istilah umum yang digunakan
secara internasional dan mencakup beberapa
model pengambilan data dengan alat bantu
komputer seperti: CAPI (Computer Assisted Personal
Interviewing), CASI (Computer Assisted Self
Interviewing) dan CSAQ (Computerized Self-
Administered Questionnaire), CASI-V (question text
on screen: visual), CASI-A (text on screen and on
audio), DBM (Disk by Mail) dan EMS (Electronic Mail
Survey), CAPAR (Computer Assisted Panel
Research), Teleinterview, (Electronic diaries), dan

110
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

TDE (Touchtone Data Entry), VR (Voice Recognition),


ASR (Automatic Speech Recognition).
 CAPI
Sesuai dengan namanya CAPI digunakan untuk
melakukan interview dengan cara pewawancara
mengunjungi responden dengan menggunakan
komputer notebook untuk melakukan wawancara
tatap muka dengan responden. Setelah selesai
wawancara, maka data yang meliputi hasil
wawancara dan data profil reponden dikirim ke
komputer sentral melalui email.
 CASI
CASI mempunyai ciri: responden melakukan
wawancara tanpa didampingi pewawancara.
Pertanyaan dibaca melalui layar monitor dan
dijawab oleh responden kemudian jawaban dikirim
melalui alamat yang sudah tersedia. Jika dilakukan
melalui email biasanya responden tinggal menekan
tombol reply saja.
Bentuk lain CASI ialah CAPI di mana pewawancara
memberikan komputer pada responden sambil
memandu jalannya wawancara. Model seperti ini
disebut dengan CASI-IP, di mana IP merupakan
singkatan dari interviewer present.
 DBM dan EMS
DBM merupakan bentuk program survei dalam
disket yang berisi program wawancara yang

111
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

dikirimkan ke responden. Kemudian responden


menjalankan programnya ke komputernya sendiri
kemudian mengembalikannya kepada peneliti
setelah semua pertanyaan dijawab. Pada EMS
survei dikirim dengan menggunakan email melalui
jaringan komputer, sistem email tertentu, dan
bulletin boards. Pada umumnya responden diminta
berpartisipasi dalam survei ini, jika yang
bersangkutan bersedia mereka diminta menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia
melalui email.
 CAPAR dan Teleinterview
Dalam model ini, teleinterview merupakan
wawancara yang dilakukan sendiri tanpa kehadiran
pewawancara. Sedang CAPAR responden diminta
mengisi kuesioner elektronik. Peneliti mengirimkan
komputer kepada para responden kemudian
komputer-komputer tersebut dihubungkan ke
jaringan dengan menggunakan modem. Pada tele-
interview populasi tidak terbatas pada pengguna
Internet; sedang pada CAPAR responden dipilih
yang mempunyai akses ke internet sehingga sedikit
membatasi pemilihan responden.
 TDE, VR, ASR
TDE, VR, dan ASR merupakan bentuk aplikasi
spesifik dari CASI. Pada TDE seorang responden
dipanggil oleh satu komputer, pertanyaan-

112
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

pertanyaan dibacakan oleh suara komputer,


kemudian responden diminta menjawab dengan
cara menekan tombol keyboard yang sesuai. Pada
model VC responden hanya diwajibkan menjawab
dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ secara lisan. Pada ASR
jawaban lebih kompleks responden tidak hanya
menjawab dengan menggunakan kata ‘ya’ atau
‘tidak’.

Cara Email Bekerja


Email merupakan fasilitas yang paling banyak dipakai di
internet. Apapun yang dapat dikirim melalui email selain teks di
antaranya ialah file-file biner, seperti gambar, video, suara dan
file-file yang dapat dijalankan berupa aplikasi tertentu. Email
dikirim melalui internet sebagaimana data dikirimkan, yaitu isi
email dipecah-pecah dalam bentuk paket-paket yang lebih kecil
oleh protokol TCP, kemudian protokol IP mengirimkan semua
paket ke lokasi tujuan. Ketika sampai ke tujuan TCP
menggabung lagi semua paket menjadi satu bagian seperti
semula sehingga ketika dibuka di komputer kita email sudah
dapat dibaca secara utuh.
Perjalanan email di internet cukup berliku-liku mulai dari
komputer pengirim untuk sampai ke komputer tujuan. Email
tersebut harus melalui sederetan jaringan yang kadang masing-
masing jaringan mempunyai format email yang berbeda-beda.
Agar email tidak menjadi rusak maka gateway bertugas untuk
menterjemahkan format-format email yang berbeda-beda dari

113
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

satu jaringan ke jaringan lainnya sehingga email dapat melewati


berbagai jaringan dengan aman sampai ke komputer yang
dituju.
Mencermati cara kerja email yang demikian itu, maka
penelitian yang menggunakan email sebaiknya mengikuti cara
kerja tersebut. Sebaiknya jangan mengirimkan data yang besar.
Data yang besar lebih baik dipecah-pecah ke dalam sub-data
yang lebih kecil. Data yang berlebihan kemungkinan tidak akan
dapat sampai ke tempat tujuan atau bahkan rusak.

Cara World Wide Web (WWW) Bekerja


World Wide Web atau disingkat dengan WWW
merupakan teknologi yang berkembang dengan pesat dan
inovatif. Karena teknologi tersebut, maka para penggunjung
dunia internet dapat melihat halaman-halaman yang berisi teks,
grafik, suara dan video yang berisi gambar bergerak. Untuk
berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya kita dapat
menggunakan sarana penghubung yang disebut hypertext links.
Bahasa yang memungkinkan kita dapat menggunakan sarana
penghubung tersebut dan melihat-lihat halaman-halaman di
Web ialah Hypertext Markup Language atau yang popular disebut
HTML.
Agar kita dapat mencari lokasi halaman Web tertentu,
maka yang bersangkutan harus mengaktifkan browser di layar
monitor kemudian menuliskan alamat atau lokasi di mana
halaman-halaman yang akan kita cari tersebut berada. Nama
lokasi Web tersebut disebut sebagai URL atau Uniform Resource

114
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Locator. Sarana yang memungkinkan terjadi komunikasi antara


Web browser yang mengirimkan URL tertentu dengan Web
server ialah Hypertext Transfer Protocol atau HTTP. Oleh karena
itu setiap penulisan lokasi Web tertentu harus dimulai dengan
kata ‘http’. Ketika server menemukan halaman utama suatu
situs, dokumen atau objek yang dicari maka server yang
bersangkutan kemudian mengirimkan kembali halaman utama
suatu situs, dokumen atau objek yang diminta tersebut ke
browser klien dan memunculkan ke layar monitor komputer
peminta.

Cara Mengumpulkan Data Online secara Umum


Ada dua cara untuk mengumpulkan data primer melalui
internet yaitu melalui web site dan melalui email. Jika kita
menggunakan web site sebagai media penempatan kuesioner
maka strateginya ialah:
 Umumkan alamat web site di mana kita menempatkan
kuesioner yang akan digunakan untuk memperoleh data
primer melalui website atau portal yang sudah popular,
misalnya www.detik.com, www.kompas.com, dan
sejenisnya.
 Pengumuman dapat berupa banner atau teks yang berisi
link ke alamat web site dimana studi sedang
dilaksanakan, sehingga pengunjung situs tersebut dapat
secara langsung membuka kuesioner dengan cara
memilih link yang ada pada banner atau teks tersebut.

115
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Pengumuman dapat juga dilakukan dengan cara


memberikan undangan kepada responden yang
memenuhi kriteria sebagaimana sudah ditetapkan
melalui email. Dalam email tersebut berisi undangan
singkat yang menjelaskan tujuan penelitian, cara
pengisian kuesioner dan alamat web site dimana
penelitian sedang dilaksanakan dan jika diperlukan
password untuk mengakses kuesioner yang akan diisi
oleh para responden.
Jika kita menggunakan email sebagai sarana penelitian
yang sedang dilaksanakan, maka strateginya ialah:
 Kirimkan email kepada para responden yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
 Lampirkan kuesioner pada email yang dapat berupa file
dokumen atau pdf pada attachment atau jika dalam
format HTML dapat langsung sebagai isi email itu
sendiri.
 Dalam email tersebut sebaiknya ditulis tujuan penelitian,
cara mengisi kuesioner dan cara mengirimkan kembali
kuesioner yang ada dalam email tersebut.

Netiquette dalam Dunia Maya


Dalam dunia internet atau yang dikenal dengan istilah
dunia maya (virtual world) terdapat aturan yang disebut
Netiquette yang berupa kebiasaan-kebiasaan, konvensi, praktik-
praktik yang sama dan harapan-harapan tertentu; oleh karena
itu jika kita ingin berhasil dalam pencarian data primer ini

116
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

sebaiknya kita ikuti aturan-aturan yang berlaku di dunia maya.


Pemahaman akan aturan-aturan yang berlaku tersebut akan
menolong mempercepat dalam pencarian data yang kita
butuhkan. Beberapa konvensi dalam dunia maya di antaranya
ialah:
 Jangan mengirim email sampah (bulk mail) karena itu
akan mengganggu privasi orang lain dan membuat si
penerima mengeluarkan biaya untuk membuka email-
email tersebut.
 Jangan membanjiri alamat email orang lain dengan
menggunakan teknik email spam karena akan merusak
server milik orang lain.
 Jangan menulis email dengan menggunakan huruf besar
semua karena itu tidak sopan.
 Mintalah informasi yang hanya sesuai dengan kelompok
yang dituju, jika yang dituju merupakan kelompok
kepentingan (usenet interest groups).
 Kirimlah informasi sesingkat mungkin antara satu atau
dua halaman saja.
 Informasikan mengenai penelitian yang sedang
dilaksanakan kepada para pemberi informasi yang kita
butuhkan.

Sumber-Sumber Mendapatkan Alamat Email Calon


Responden
Dimana kita dapat mengirimkan email kepada calon
responden yang akan kita mintai informasi? Berikut ini adalah

117
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

tempat-tempat para pengunjung Internet (netter) melakukan


komunikasi atau berkumpul secara maya.
 Usenet News Groups. News Groups merupakan tempat di
mana pesan-pesan atau berita ditempatkan dan para
netter mengunjungi alamat tersebut untuk membaca
pesan atau berita yang sudah dipasang dengan topik-
topik tertentu.
 Mailing Lists. Mailing lists berfungsi mirip dengan news
groups perbedaannya ialah jika pada news groups pesan
atau berita dibaca di alamat web tertentu, maka dalam
mailing lists pesan atau berita dengan topik tertentu
dikirimkan melalui email.
 Web Forums, merupakan tempat di mana para netter
berkomunikasi berkaitan satu dengan lain dan
difasilitasi oleh situs-situs tertentu, misalnya yahoo.
 Interest Groups, merupakan kelompok-kelompok
kepentingan orang-orang yang mempunyai
kepentingan sama. Misalnya Yahoo Groups
(http://groups.yahoo.com), Google Groups
(http://groups.google.com).
 Pengunjung tetap situs-situs tertentu: ada orang-orang
tertentu yang selalu secara tetap mengunjungi situs-
situs tertentu, misalnya situs berita www.detik.com;
www.kompas.com. Para pengunjung tetap ini biasanya
akan menjadi member pada situs-situs tersebut.
 Server-server lokal di mana alamat situs dan email
disimpan

118
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Dalam mencari alamat email tersebut tentunya tidak


semudah yang kita bayangkan, oleh karena itu kita perlu
menggunakan metode tertentu. Metode dapat berupa metode
tradisional seperti penggunaan FTP, Gopher, Telnet, Wais atau
menggunakan piranti canggih seperti Search Tools dalam World
Wide Web, misalnya pada www.google.com yang merupakan
search tool yang paling banyak informasinya sampai dengan
artikel ini ditulis terdapat 4,285,199,774 halaman situs di seluruh
dunia.

Pertimbangan Umum dalam Mencari Data Primer / Informasi


di Internet
Agar kita dapat memperoleh data atau informasi yang
berkualitas, maka kita perlu melakukan pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
 Sumber data atau informasi harus dapat dipercaya
asalnya.
 Kejelasan orang yang memberikan informasi terutama
kredibilitas pemberi informasi.
 Tujuan pemberian informasi jelas dan obyektif tidak
disertai dengan kepentingan-kepentingan tertentu,
misalnya kepentingan politik atau bisnis.
 Ada kecocokan antara tujuan penelitian dan data yang
diperoleh dan umur data tidak kedaluwarsa.
 Pertimbangkan tingkat respons (response rate) para
responden. Hasil penelitian akan semakin baik jika
tingkat respons tinggi. Jika tingkat respons rendah, hasil

119
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

penelitian akan mempunyai kesalahan dengan apa yang


disebut sebagai kesalahan yang disebabkan karena
tidak adanya jawaban (no response error). Untuk
mensiasati masalah ini, penelitian bisnis biasanya
memberikan insentif dalam bentuk undian berhadiah
bagi para responden yang bersedia menjadi
respondennya.
 Gunakan teknik sampling yang benar sesuai dengan
kaidah yang berlaku dalam dunia penelitian.
Dengan demikian pengumpulan data merupakan salah
satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian dan dilakukan
setelah kita selesai membuat desain penelitian sesuai dengan
masalah yang akan diteliti. Pengambilan data primer dalam
survei menggunakan kuesioner. Secara teori proses
pengambilan data memegang peranan penting dalam
menentukan validitas hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam
teori validitas, hasil riset tidak akan mempunyai validitas tinggi,
jika peneliti melakukan kesalahan dalam pengambilan data yang
secara teknis disebut data collection error. Kesalahan dalam
pengambilan data primer akan berakibat secara langsung dalam
hasil analisa yang tidak sesuai dengan masalah yang akan
dijawab sehingga hasil studi akan menghasilkan kesimpulan
yang salah.
Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita
memerlukan beberapa alternatif lain. Data sekunder akan
bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternatif lain yang
mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti.

120
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan,


maka penyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah.
Data sekunder disamping memberi manfaat dalam
membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data
sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan
yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan
mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data
sekunder saja.
Adapun perbedaan yang dapat disimpulkan dari data
primer dan data sekunder adalah:
 Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh
perusahaan. Contoh: periset pemasaran perusahaan
melakukan survei pelanggan.
 Data sekunder dikumpulkan oleh orang lain dan
disediakan untuk perusahaan. Contoh: data sekunder
tersedia dalam bentuk database komersial yang
disediakan oleh jasa database dengan bayaran.

Analisis Data
Pada bagian ini kita perlu menjelaskan tentang ‘teknik
analisis’ dan ‘program analisis’ (jika menggunakan program)
yang akan digunakan. Penentuan teknik analisis dilakukan
dengan mengacu pada hipotesis yang telah dirumuskan. Analisis
kuantitatif yang biasa digunakan adalah analisis statistik.
Analisis ini terbagi ke dalam dua kelompok yaitu statistik
deskriptif dan inferensial.

121
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Analisis
ini hanya berupa akumulasi data dasar dalam bentuk deskripsi
semata dalam arti tidak mencari atau menerangkan saling
hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau
melakukan penarikan kesimpulan.
Teknik analisis ini biasa digunakan untuk penelitian-
penelitian yang bersifat eksplorasi, misalnya ingin mengetahui
persepsi masyarakat terhadap kenaikan harga BBM, ingin
mengetahui sikap guru terhadap pemberlakuan undang-undang
guru dan dosen, ingin mengetahui minat mahasiswa terhadap
profesi guru, ingin mengetahui tingkat implementasi kurikulum
2013, dan sebagainya. Teknik analisis statistik deskriptif yang
dapat digunakan antara lain:
 Penyajian data dalam bentuk tabel atau distribusi
frekuensi dan tabulasi silang (crosstab). Dengan analisis
ini akan diketahui kecenderungan hasil temuan
penelitian, apakah masuk dalam kategori rendah,
sedang atau tinggi.
 Penyajian data dalam bentuk visual seperti histogram,
poligon, ogive, diagram batang, diagram lingkaran,
diagram pastel (pie chart), dan diagram lambang.

122
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

 Penghitungan ukuran tendensi sentral (mean, median


modus).
 Penghitungan ukuran letak (kuartil, desil, dan persentil).
 Penghitungan ukuran penyebaran (standar deviasi,
varians, range, deviasi kuartil, mean deviasi, dan
sebagainya).

Statistik Inferensial
Tidak seperti statistik deskriptif yang hanya bersifat
memaparkan data, dalam statistik inferensial ada upaya untuk
mengadakan penarikan kesimpulan dan membuat keputusan
berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Dalam upaya
membuat kesimpulan tersebut, ada dua jenis analisis yang biasa
digunakan yaitu analisis korelasional dan analisis komparasi.
Analisis korelasional adalah analisis statistik yang
berusaha untuk mencari hubungan antara dua buah variabel
atau lebih. Analisis statistik yang dapat digunakan untuk analisis
korelasional baik statistik parametrik maupun nonparametrik
sangat beragam, dan yang paling sering digunakan adalah
teknik korelasi product moment, korelasi parsial, dan analisis
regresi.
Analisis komparasi adalah teknik analisis statistik yang
bertujuan untuk membandingkan antara kondisi dua buah
kelompok atau lebih. Teknik analisis yang sering digunakan
adalah uji beda (uji-t) dan analisis varians (ANAVA).
Penggunaan dari teknik-teknik di atas (korelasional dan
komparasi) tergantung pada datanya apakah nominal, ordinal,

123
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

atau interval/rasio. Contoh data nominal (data kualitatif yang


tidak memiliki jenjang) seperti: jenis kelamin, asal daerah,
pekerjaan orang tua, hobbi, dan sebagainya. Contoh data
ordinal (data kualitatif yang memiliki jenjang) seperti: tingkat
pendidikan, jabatan, pangkat, ranking kelas, dan sebagainya.
Contoh data interval/rasio (data kuantitatif atau data yang
berupa angka atau dapat diangkakan) seperti: penghasilan,
prestasi belajar, tinggi badan, tingkat kecerdasan, volume
penjualan, dan sebagainya.
Contoh uraian pada bagian ini:
...Teknik analisis yang digunakan sesuai dengan hipotesis yang
dikemukakan yaitu adanya hubungan negatif antara kematangan
beragama dengan agresivitas, adanya hubungan positif antara
kematangan beragama dengan kontrol diri, dan adanya hubungan
positif antara kematangan beragama dengan optimisme,
digunakan teknik korelasi analisis regresi dengan menggunakan
bantuan program SPSS versi 19.

124
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

BAB 6
HASIL PENELITIAN

Dalam sebuah karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi)


bagian ini biasanya berada pada urutan bab ke-4 (bab 1
Pendahuluan; bab 2 Kajian Teori; bab 3 Metode Penelitian). Apa
saja yang harus dilaporkan pada bagian ini? Secara umum hal-
hal yang perlu dilaporkan pada bagian ini meliputi: deskripsi
data penelitian, uji asumsi, uji hipotesis dan pembahasan.

Deskripsi Data Penelitian


Inilah yang pertama kali dilaporkan pada bagian hasil
yaitu melaporkan atau mendeskripsikan data penelitian.
Mendeskripsikan data adalah menggambarkan data yang ada
untuk memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih
mudah dimengerti oleh peneliti atau orang lain yang tertarik
dengan hasil penelitian yang dilakukan. Dengan demikian
deskripsi data adalah mengadministrasikan dan menampilkan
ringkasan data yang ada sehingga memudahkan pembaca lain
mengerti substansi dan makna dari tampilan data tersebut. Hasil
statistik deskriptif bertujuan:

125
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

1. Memaparkan gambaran nilai minimum (min.) dan


maksimum (max.) dari observasi sampel untuk Variabel
Penelitian tertentu yang diuji.
2. Memaparkan nilai rata-rata (Mean) dari keseluruhan
observasi untuk suatu variabel penelitian tertentu.
3. Memaparkan nilai deviasi standar (std. dev) dari
keseluruhan observasi untuk suatu variabel penelitian
tertentu.
Ketiga hal di atas perlu disajikan dalam bentuk tabel.
Mendeskripsikan informasi dari responden dapat
dilakukan dalam dua model yaitu model kualitatif dan model
kuantitatif. Model kualitatif dibuat jika data yang tersedia
adalah data kualitatif. Deskripsi data kualitatif dilakukan dengan
cara menyusun dan mengelompokkan data yang ada, sehingga
memberikan gambaran nyata terhadap responden. Model
kuantitatif dibuat jika data yang tersedia adalah data kuantitatif
atau ditransfer dalam angka, maka cara mendeskripsikan
datanya dapat dilakukan dengan menggunakan statistika
deskriptif.
Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan
menggunakan teknik statistika adalah untuk meringkas data
agar menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti. Analisis data
yang paling sederhana dan sering digunakan oleh peneliti atau
pengembang adalah menganalisis data yang ada dengan
menggunakan prinsip-prinsip deskriptif. Dengan menganalisis
secara deskriptif ini mereka dapat mempresentasikan secara
ringkas, sederhana, dan lebih mudah dimengerti. Yang

126
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

termasuk analisis deskriptif pada umumnya termasuk mengukur


tendensi sentral, mengukur variabilitas, mengukur hubungan,
mengukur perbandingan dan mengukur posisi suatu skor.
Mengukur tendesi sentral (measures of central
tendency) adalah angka-angka yang merupakan sarian yang
melambangkan sebuah nilai-tunggal di dalam distribusi skor-
skor yang ada (Vogt, 1999). Angka-angka ini melambangkan
sebuah nilai rata-rata (mean), titik tengah dari sejumlah skor
(median), atau skor yang paling sering terjadi (mode). Dalam
penelitian kuantitatif, kita biasanya melaporkan ketiga ukuran
ini.
Mean atau rata-rata adalah statistik yang paling populer
yang digunakan untuk mendeskripskan jawaban semua
partisipan terhadap butir-butir dalam sebuah instrumen. Untuk
menghitung rata-rata, kita menjumlahkan sebuah skor yang ada
kemudian membaginya dengan jumlah atau banyaknya skor.
Kita boleh jadi ingin mengetahui skor-skor yang
berhadapan dengan posisi tengah di antara semua skor yang
ada. Skor ini disebut median. Skor median membagi seluruh
skor itu mengurutkannya dari skor yang paling tinggi ke skor
yang paling rendah dalam dua bagian. 50% dari skor terletak di
atas median dan 50% terletak dibawah median. Menghitung
skor ini, kita menampilkan semua skor berurutan dari yang
tinggi ke yang rendah atau sebaliknya, kemudian menentukan
skor mana yang disebut median itu yakni berada di antara kedua
kelompok skor itu. Para peneliti sering melaporkan skor median
ini, tetapi manfaat skor tersebut agak terbatas.

127
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Walaupun demikian skor mode memberikan informasi


yang bermanfaat. Mode adalah skor yang muncul paling sering
dalam sejumlah skor. Mode digunakan apabila kita ingin
mengetahui skor yang paling banyak jumlahnya dalam
sekumpulan skor yang ada. Para peneliti menggunakan mode
untuk melaporkan variabel-variabel yang bersifat kategorikal.
Ukuran variabilitas. Variabilitas menyatakan sebaran
skor dalam sebuah distribusi. Range (rentangan), variance
(varoansi), dan standard deviasi semua menyatakan jumlah
variabilitas dalam sebuah distribusi skor. Informasi ini
membantu kita melihat bagaimana terpencarnya jawaban-
jawaban terhadap butir-butir pertanyaan dalam sebuah
instrumen. Variabilitas juga memainkan peranan yang sangat
penting dalam banyak penghitungan-penghitungan statistik
yang lebih rumit. Kita bisa melihat sejauh mana skor-skor itu
bervariasi dengan cara melihat range (jarak antara skor tertinggi
dan terendah). Range of scores (rentangan nilai) adalah
perbedaan antara skor tertinggi dan skor terendah dari butir-
butir sebuah instrumen.

Hasil Uji Asumsi


Uji asumsi tidak selalu perlu dilakukan dalam proses
analisis penelitian (Azwar, 2010). Namun demikian ini akan
tetap disampaikan sebagai informasi bagi yang akan
menggunakannya. Sebelum melakukan pengujian terhadap
hipotesis yang telah dirumuskan, kita perlu melakukan beberapa
uji asumsi sebagai prasyarat dalam uji analisis statistik.

128
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Beberapa uji asumsi yang sering digunakan dalam uji korelasi


dan uji beda adalah: uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
linieritas.

 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan
bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas data, antara lain: dengan kertas peluang
normal, uji chi-kuadrat, uji Liliefors, dengan teknik Kolmogorov-
Smirnov, dengan SPSS. Berikut ini diuraikan contoh uji
normalitas dengan program SPSS for Windows. Pengujian
normalitas data menggunakan program SPSS mengikuti
langkah-langkah berikut ini.
1. Membuka program SPSS
2. Entry data atau buka file data yang akan dianalisis
3. Pilih menu berikut: Analyze–> Descriptives Statistics
–> Explore –> OK
4. Setelah muncul kotak dialog uji normalitas, pilih y
sebagai dependent list; pilih x sebagai factor list, jika
ada lebih dari 1 kelompok data, klik Plots; pilih
Normality test with plots; dan klik Continue, lalu OK.
Uji normalitas dengan menggunakan bantuan program
SPSS, menghasilkan 3 (tiga) jenis keluaran, yaitu Processing
Summary, Descriptives, Tes of Normality, dan Q-Q plots.
Untuk keperluan penelitian umumnya hanya diperlukan
keluaran berupa Test of Normality, yaitu keluaran yang

129
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

berbentuk seperti tabel di bawah ini. Keluaran lainnya dapat


dihapus, dengan cara klik sekali pada objek yang akan dihapus
lalu tekan Delete. Pengujian dengan SPSS berdasarkan pada uji
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk. Pilih salah satu saja,
misalnya Kolmogorov-Smirnov.
Test of normality
Kolmogorov-Sminov Shaviro-Wilk
Statistic df sig. Statistic df sig.
Y ,132 29 ,200* ,955 29 ,351
*) This is a lower bound of the true significance
A Liliefors Significance Correction

Dari hasil tabel di atas menunjukkan uji normalitas data


y, yang sudah diuji sebelumnya secara manual dengan uji
Liliefors dan Kolmogorov-Smirnov. Pengujian dengan SPSS
berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk.
Pilih salah satu saja misalnya Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis
yang diuji adalah:
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Ha : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi
normal
Dengan demikian, normalitas dipenuhi jika hasil uji tidak
signifikan untuk suatu taraf signifikansi (α) tertentu (biasanya
α=0,05 atau α=0,01). Sebaliknya, jika hasil uji signifikan maka
normalitas data tidak terpenuhi. Cara mengetahui signifikan
atau tidak signifikan hasil uji normalitas adalah dengan
memperhatikan bilangan pada kolom signifikansi (Sig.) untuk

130
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai


berikut:
 Menetapkan taraf signifikansi uji, misalnya α=0,05
 Membandingkan p dengan taraf signifikansi yang
diperoleh
 Jika signifikansi yang diperoleh > α, maka sampel
berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
 Jika signifikansi yang diperoleh < α, maka sampel
bukan berasal dari populasi yang berdistribusi
normal.
Pada hasil di atas diperoleh nilai signifikansi p = 0,200,
sehingga p > α. Dengan demikian sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi normal.

 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui varian
dari beberapa populasi sama atau tidak. Uji ini biasanya
dilakukan sebagai prasyarat dalam analisis independent sampel
t-test dan anova. Asumsi yang mendasari dalam analisis of
varians (ANOVA) adalah bahwa varian dari beberapa populasi
adalah sama.
Seperti pada uji statistik lainnya, uji homogenitas
digunakan sebagai bahan acuan untuk menentukan keputusan
uji statistik. Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji
homogenitas adalah: jika nilai signifikansi < 0,05 maka dikatakan
bahwa varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah

131
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

tidak sama. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka dikatakan bahwa
varian dari dua atau lebih kelompok populasi data adalah sama.
Langkah untuk melakukan uji homogenitas dengan
menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut:
1. Buka program SPSS, klik variable view. Pada bagian
Name tulis X dan Y, pada Decimals ubah semua
menjadi angka 0, pada bagian Label tuliskan
variabel X dan variabel Y.
2. Klik Data View, dan masukkan data variabel X dan Y
yang sudah dipersiapkan tadi.
3. Dari menu SPSS pilih Analyze, kemudian klik
Compare Means, dan One Way Anova.
4. Muncul kotak dengan nama One Way Anova,
selanjutnya masukkan variabel Y ke kotak
Dependen List dan variabel X ke kotak Factor, lalu
klik Options.
5. Pada menu Options, beri tanda pada Homogeneity
of Variance, lalu klik Continue
6. Klik Ok untuk mengakhiri perintah. Selanjunya akan
muncul tampilan Output SPSS seperti berikut:
Test of Homogeneity of Variances
Variabel Y
Levene df1 df2 sig
Statistic
1,878 3 8 ,212

132
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Berdasar output SPSS di atas diketahui bahwa nilai


signifikansi varibel Y berdasarkan variabel X=0,212 > 0,05. Ini
artinya data varibel Y berdasarkan variabel X mempunyai varian
yang sama.

 Uji Linieritas
Uji liniearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua
variabel mempuyai hubungan yang linier secara signifikan atau
tidak. Data yang baik seharusnya terdapat hubungan yang linier
antara variabel bebas (X) dengan variabel tergantung (Y). Dasar
pengambilan keputusan dalam uji linieritas dapat dilakukan
dengan dua cara:
Pertama, dengan melihat nilai signifikansi pada output
SPSS. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka kesimpulannya adalah
terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel bebas
(X) dengan variabel tergantung (Y). Sebaliknya, jika nilai
signifikansi < 0,05 maka kesimpulannya adalah tidak terdapat
hubungan yang linier antara variabel bebas (X) dengan variabel
tergantung (Y).
Kedua, dengan melihat nilai F hitung dan F tabel. Jika
nilai F hitung lebih kecil dari F tabel maka kesimpulannya adalah
terdapat hubungan linier secara signifikan antara variabel bebas
(X) dengan variabel tergantung (Y). Sebaliknya, jika nilai F
hitung lebih besar dari F tabel maka kesimpulannya adalah tidak
terdapat hubungan linier antara variabel bebas (X) dengan
variabel tergantung (Y).

133
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Langkah-langkah untuk melakukan untuk uji linieritas


dengan menggunakan Program SPSS adalah sebagai berikut:
1. Buka program SPSS, klik variable view.
2. Selanjutnya pada bagian Name tulis nama variabel
bebas (X) kemudian variabel tergantung (Y); pada
Decimals ubah semua menjadi angka 0, pada bagian
Label tuliskan nama variabel X kemudian variabel Y,
abaikan yang lainnnya.
3. Setelah itu, klik Data View, dan masukkan data
variabel X dan variabel Y yang sudah dipersiapkan
tadi, bisa dengan cara copy-paste.
4. Berikutnya, dari menu utama pilih Analyze, lalu klik
Compare Means, dan pilih Means.
5. Muncul kotak dengan nama Means, masukkan
variabel bebas (X) ke kotak Independet List dan
variabel tergantung (Y) ke kotak Dependet List.
6. Selanjutnya klik Options pada Statistik for First
Layer, pilih Test of Linearity, kemudian klik Continue
dan OK.
ANOVA Table
Sum of Mean
df f sig
Squares square
Variabel X* 431,250 3 143,750 4,885 ,032
Between 422,704 1 422,704 14,364 ,005
Groups 8,546 2 4,273 ,145 ,867
(Combined)
Variabel Y
Linearity

134
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Sum of Mean
df f sig
Squares square
Deviation

from Liniearity

Within Groups 235,417 8 29,427

Total 666,667 11

Berdasar tabel di atas diperoleh nilai signifikansi = 0,867


> 0,05, yang artinya terdapat hubungan linier secara signifikan
antara variabel bebas (X) dengan variabel tergantung (Y). Selain
itu diperoleh juga nilai F hitung = 0,145 sedang F tabel = 4,46
(yang dapat kita cari pada tabel Distribution Table nilai F 0,05
diketahui df 2,8). Dikarenakan nilai F hitung lebih kecil dari F
tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linier
secara signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel
tergantung (Y).

Hasil Uji Hipotesis


Uji hipotesis merupakan uji yang dilakukan untuk
menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.
Sehubungan hipotesis hanya ada dalam penelitian kuantitatif,
maka rumusan hipotesis dapat berupa hubungan dan
pengaruh/perbedaan. Contoh rumusan hipotesis penelitian
berjenis hubungan: ada hubungan antara religiusitas dan pola
asuh orang tua dengan kecemasan. Dengan judul tersebut, maka
urutan penyajian hasilnya adalah sebagai berikut:

135
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

1. Hubungan Religiusitas dan Kecemasan


.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................

2. Hubungan Pola asuh dan Kecemasan


.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................

Pada bagian titik-titik di atas diisi dengan temuan


penelitian berdasar nilai korelasi (r) yang diperoleh. Setelah
disampaikan tentang nilai korelasi (r) antara kedua variabel
tersebut, kita perlu memperkuat temuan tersebut dengan
temuan lainnya.
Contoh uraian pemaparan hasil uji hipotesis: lihat tesisku...
Contoh rumusan hipotesis penelitian berjenis
pengaruh/perbedaan: ada perbedaan prestasi belajar agama dan
umum pada kelompok yang diberi metode project based learning
dan metode konvensional. Dengan judul tersebut, maka urutan
penyajian hasilnya adalah sebagai berikut:

136
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

1. Perbedaan prestasi belajar agama pada kelompok


dengan metode project based learning dan metode
konvensional.
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................

2. Perbedaan prestasi belajar umum pada kelompok


dengan metode project based learning dan metode
konvensional.
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................
.......................................................................................

Sama seperti di atas, bagian titik-titik di atas diisi


dengan temuan penelitian berdasar nilai beda (t) yang
diperoleh. Setelah disampaikan tentang nilai beda (t) antara
kedua variabel tersebut, kita perlu memperkuat temuan
tersebut dengan temuan lainnya.

Pembahasan Hasil Penelitian


Pembahasan hasil penelitian merupakan bahasan
terhadap temuan yang diperoleh. Pembahasan penelitian harus
mengacu pada hipotesis penelitian yang telah dirumuskan dan
temuan yang diperoleh. Misal jika hipotesis penelitiannya

137
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

‘terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan prestasi


beajar’, kemudian temuan penelitiannya diperoleh nilai r=0,77
dan p=0,001 (yang berarti ada hubungan positif yang signifikan
antara pola asuh orang tua dengan prestasi belajar), maka yang
menjadi pembahasannya adalah membahas atau menjelaskan
tentang mengapa hal itu (hubungan positif antara pola asuh
orang tua dan prestasi belajar) bisa terjadi.
Dalam menjawab ‘mengapa’ tersebut kita perlu
menjelaskan dengan memunculkan pendapat para ahli atau
berdasar temuan-temuan penelitian lain. Pendapat para ahli
atau temuan-temuan tersebut akan memperkuat temuan
penelitian kita yang diperoleh.

138
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan


Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S., 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Azwar, S., 2000. Tes Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S., 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Azwar, S., 2012. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hadi, A. & Haryono, 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Hays. W.L., 1973. Statistics for the Behavioral Sciences, 2nd
edition. New York: Holt, Rinehart and Winston Inc.
http://azwar.staff.ugm.ac.id/files/2010/04/Asumsi-asumsi-
dalam-Inferensi-Statistika1.pdf
Kerlinger dan wiersma dalam
http://caramembuatkajianteoriskripsi.blogspot.com/
Seniati, L., Yulianto, A., Setiadi, B. N., 2009. Psikologi
Eksperimen. Jakarta: PT INDEKS

139
Metode Penelitian Psikologi Pendidikan

Shaughnassy, John J., Zechmeister, Eugene B., Zechmeister,


Jeanne S., 2006. Research Methods in Psychology. New
York: McGraw Hill Companies.
Zubaidah dan Amirin dalam
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/kajian-
pustaka-dan-kerangka-teori-syarat-mutlak-dalam-
sebuah-penelitian/. Akses tanggal 24 Maret 2014.

140

Anda mungkin juga menyukai