Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
karunia dan kekuatan dalam penyelesaian skripsi. Penyusunan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini. Untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. dr. Afriwardi, S.H., Sp.KO, M.A, sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas
2. Bapak Dr. Rozi Sastra Purna, M.Psi., Psikolog, sebagai Ketua Program
Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, dan selaku
Penguji Skripsi
3. Ibu Nila Anggreiny, M.Psi., Psikolog, selaku Dosen Pembimbing I
4. Ibu Meria Susanti, M.Psi., Psikolog, selaku Dosen Pembimbing II
5. Bapak Yantri Maputra, M.Ed., Ph.D, selaku Penguji Skripsi
6. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan yang sangat luar
biasa baik psikis, material dan spritual
7. Saudari Faqothers yaitu Lhona, Ranti, dan Yolla yang telah memberikan
dukungan yang sangat luar biasa baik psikis maupun spiritual
8. Kepada seluruh teman- teman seperjuangan dan terlibat dalam proses
penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan saudara-saudara semua. Dan semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi kita semua.
Penulis
iv
THE DESCRIPTION OF NEGATIVE CAREER THOUGHT IN CAREER
DECISION MAKING FOR UNDERGRADUATE STUDENT IN ANDALAS
UNIVERSITY
mutiafaqoth00@gmail.com
ABSTRACT
v
GAMBARAN NEGATIVE CAREER THOUGHT DALAM MEMBUAT
KEPUTUSAN KARIR PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR
UNIVERSITAS ANDALAS
mutiafaqoth00@gmail.com
ABSTRAK
vi
DAFTAR ISI Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................6
1.4.1 Manfaat Teoritis................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis.................................................................... 6
1.5 Sistematika Penulisan......................................................................7
vii
2.2.2 Mahasiswa pada tahap perkembangan karir...................... 16
2.3 Kerangka Pemikiran..................................................................... 19
viii
4.1.2 Gambaran Umum Subjek Berdasarkan Fakultas............... 35
4.2 Hasil Penelitian............................................................................. 36
4.2.1 Gambaran NCT Mahasiswa Tingkat Akhir UNAND........ 36
4.2.2 Perbedaan NCT Ditinjau Berdasarkan Jenis Kelamin....... 41
4.3 Pembahasan Hasil......................................................................... 42
4.3.1 NCT Mahasiswa Tingkat Akhir......................................... 42
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan....................................................................................48
5.2 Saran..............................................................................................48
5.2.1 Saran Metodologis............................................................. 48
5.2.2 Saran Praktis.......................................................................49
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 50
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1.............................................................................................................19
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
memperoleh status terkait dengan perguruan tinggi (Asiyah, 2013). Mahasiswa ini
yang rata-rata dilalui selama 4 tahun. Mahasiswa terbagi dalam beberapa tingkatan,
salah satunya mahasiswa tingkat akhir. Mahasiswa tingkat akhir yaitu mahasiswa
yang sedang menjalani perkuliahan di tahun terakhir, seperti tahun keempat atau
melanjutkan masa depan ke dunia kerja. Umumnya mahasiswa tingkat akhir mulai
berpikir tentang masa depannya mengenai pekerjaaan pada suatu bidang setelah
lulus dari perkuliahan (Dharma & Akmal, 2019). Menurut Widyatama &
pada usia dewasa awal, dimana salah satu tugas perkembangannya berhubungan
dengan masa depan (Hurlock, 2005). Schaie dan Wills (2000) juga
mengemukakan bahwa masa dewasa awal juga ditandai dengan adanya keinginan
untuk mengaktualisasikan segala ide dan pemikiran yang telah diperoleh selama
1
2
mengejar tujuan masa depan, seperti pemilihan karir dan mencari pekerjaan
(Papilia, Olds & Feldman, 2009). Dengan demikian usia dewasa awal sudah
dimulai dari tahap pertumbuhan (0-14 tahun), eksplorasi (15-24 tahun), tahap
penetapan (25-44), tahap pemeliharaan (45-65 tahun) dan berakhir pada tahap
decline (>65 tahun). Mahasiswa tingkat akhir berada pada tahap eksplorasi. Pada
tahap ini mahasiswa tingkat akhir dituntut untuk memilih dan mengkhususkan
sambilan atau mencoba mewujudkan konsep diri (Yunitri & Jatmika, 2015).
memiliki komitmen dan perencanaan karir untuk masa depan. Hal inilah yang
menyebabkan mahasiswa tingkat akhir dituntut untuk lulus tepat waktu, memiliki
kesiapan dalam bekerja, dan menghadapi persaingan di dunia kerja (Yunitri &
Jatmika, 2015). Mahasiswa yang tidak mempersiapkan diri dengan baik dan
kesiapan mahasiswa dalam menyesuaikan diri dengan pasar kerja serta kurangnya
informasi mengenai dirinya sendiri dan dunia kerja. Sawitri (2009) juga
individu tidak memiliki informasi yang relevan mengenai pekerjaan yang tersedia
3
pilihan pekerjaan atau karir. Sejalan dengan pendapat tersebut, Kurniasari (dalam
pengangguran yaitu saat sebelum lulus atau berada pada semester akhir
mahasiswa masih kesulitan dalam mengambil keputusan karir. Gati, Saka, dan
keputusan karir, kegagalan dalam mencapai pilihan karir secara optimal dan
menjadi pengangguran.
menemukan beberapa masalah yang akan muncul ketika mahasiswa tidak berhasil
dalam membuat keputusan karir yaitu masalah psikologi seperti perasaan tertekan,
tidak nyaman, marah dan menyesal. Sedangkan masalah akademis yang muncul
adalah IPK dan nilai rendah, mengulang kuliah, perpanjangan masa kuliah, malas
belajar, sulit memahami pelajaran dan tidak termotivasi untuk belajar, sehingga
Universitas Andalas oleh Putri (2017) diperoleh hasil sebanyak 54,5% dari subjek
menilai kesulitan pengambilan keputusan karir yang dialami diri mereka berada
pada kategori tinggi, terletak pada kategori lack of readiness yaitu kurangnya
4
1994; Nevo, 1987; Sampson et al., 1996a; Saunders, Peterson, Sampson, &
Reardon, 2000). Dysfunctional atau negative thought ini dapat menurunkan harga
diri dan efikasi diri pada individu seiring dengan meningkatnya kecemasan dan
mencegah individu dari berfikir sistematis dan terorganisir tentang masalah dan
pengetahuan yang lebih baik tentang diri dan pekerjaan potensial. (Saunders et al.,
2000). Akibatnya, individu dapat mengalami stres dan kurangnya kepuasan dari
1994). Dengan demikian, Career thought penting untuk diidentifikasi, dicegah dan
diubah untuk membantu individu mengambil keputusan karir (Sampson dkk. 1998).
Sampson, dkk (1998) mengatakan bahwa pembuatan keputusan karir yang efektif
hanya dapat terjadi bila aspek kognisi juga dibahas di dalamnya (Mcclair, 2010).
Peterson, Reardon, dan Lenz menjelaskan bahwa pemecahan masalah karir dan
keputusan karir atau menjadikannya kurang siap untuk membuat keputusan atau
penelitian ini adalah “Seperti apakah gambaran negative career thought dalam
BAB I Pendahuluan
lokasi penelitian, alat ukur penelitian, hasil uji coba alat ukur
pembahasannya.
BAB V Penutup
penelitian.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
layanan yang berbeda ditinjau dari model yang berbeda juga yang dijelaskan oleh
Reardon dan Minor (1975). CIP secara resmi diperkenalkan dalam sebuah artikel
(Sampson, Peterson, & Reardon, 1998) dan kemudian diikuti oleh sebuah buku
Peterson, Sampson, Reardon, dan Lenz (1996; 2002); Sampson, Lenz, Reardon,
dan Peterson (1999); Sampson, Peterson, Reardon, dan Lenz (2000); dan Sampson,
Reardon, Peterson, dan Lenz (2004). Referensi yang terakhir ditulis terutama
untuk penyedia layanan karir untuk meningkatkan hubungan antara teori dan
praktik dalam pemberian layanan karir yang hemat biaya untuk remaja dan orang
dewasa.
pemecahan masalah karir yang berasal dari Psikologi Kognitif dengan perspektif
dari pemrosesan informasi individu untuk menemukan jalan dalam memilih karir
masalah dan pengambil keputusan yang lebih baik (Patton dan McMahon, 2014).
9
10
pemikiran negatif yang dapat menghalangi pengambilan keputusan karir. Teori ini
menegaskan bahwa pikiran negatif yang berada di puncak piramida ini dapat
berpengaruh ke bawah dan berdampak pada setiap aspek lain dari proses
pengambilan keputusan.
seseorang mengevaluasi minat dan kemampuan, serta pilihan karir apa yang
tersedia sesuai dengan pribadi. Karena dampak potensial dari self-talk negatif
pengambilan keputusan karir yang baik dan dikenal dengan akronim CASVE
1. Communication (Komunikasi)
2. Analysis (Analisis)
3. Synthesis (Sintesis)
yang memungkinkan.
12
4. Valuing (Penilaian)
5. Execution (Eksekusi)
bahwa pemikiran yang terkait dengan masalah karir akan berdampak pada
keputusan karir dan berpendapat untuk dampak utama dari pemikiran negatif.
tersebut.
untuk secara akurat menilai pengetahuan diri. Mereka juga dapat mempengaruhi
kapasitas seseorang untuk bertukar pikiran tentang kemungkinan pilihan karir dan
sadar, yang dilakukan orang dengan diri mereka sendiri; percakapan sering
disfungsional dengan frasa seperti, “Saya tidak akan pernah bisa memilih
pekerjaan. Jadi, saya mungkin putus sampai sekolah atau kuliah saja" atau
keputusan yang baik meskipun saya belum memilih pekerjaan apa yang
pembelajaran. CTI adalah pengukuran yang dikelola sendiri, diberi skor objektif,
terdiri dari 48 item pemikiran disfungsional dalam pemecahan masalah karir dan
CTI yang telah di adaptasi oleh Resi Gusti Nurrega (2018) terdiri dari 30
penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan karir. Skor Total CTI yang
ditafsirkan paling baik, kemudian untuk skor total CTI yang lebih tinggi
munculnya masalah spesifik yang dapat ditafsirkan pada skala dan tingkat item.
Saat skor total CTI meningkat, skor konstru biasanya menjadi lebih berbeda.
dysfunctional thought yang diidentifikasi dalam proses skrining. CTI juga dapat
2.2 Mahasiswa
usia remaja di Indonesia berkisar antara 12-22 tahun. Secara rinci Havighurst
meliputi:
(1) mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik
(5) mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa
lainnya,
(8) memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk
membentuk tujuan karir merupakan salah satu bentuk dari tugas spesifikasi karir.
Oleh karena itu, mahasiswa yang secara umum berada pada rentang usia ±18-22
tahun dapat dikategorikan sebagai remaja yang berada pada tahap perkembangan
keputusan karir merupakan salah satu dari keputusan yang paling krusial tersebut.
Pilihan karir yang dibuat akan menentukan gaya hidup seseorang, mempengaruhi
serta ekonomi dan bahkan dapat juga mempengaruhi pilihan pasangan hidup
Menurut Amir dan Gati (2006) keberhasilan atau kegagalan dalam mengambil
keputusan karir.
Birol dan Kiralp (2010) berpendapat bahwa pemilihan karir yang tepat dapat
diri.
Menurut Kosine dan Lewis (2008) ketidakmampuan memilih karir yang tepat
kepuasan hidup, dan bahkan bisa sampai menimbulkan depresi pada diri individu.
Sumber lainnya juga menyebutkan bahwa pelajar yang belum bisa memutuskan
pilihan karir yang telah dibuat. Menyesali pilihan karir dapat berdampak
Pemikiran Pemikiran
Career
Thought
BAB III
METODE PENELITIAN
2003). Adapun jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu fakta dan sifat populasi atau
kuantitatif hanya untuk mendeskripsikan suatu situasi atau kejadian saja tanpa
untuk melihat gambaran negative career thought pada mahasiswa tingkat akhir di
Universitas Andalas.
Variabel yang kemudian akan diukur dalam penelitian ini adalah Negative
Career Thought.
20
21
dan harapan dalam membuat keputusan karir terkait masa depan mahasiswa
yaitu total skor CTI yang merupakan indikator global dari pemikiran negatif
dalam memecahkan masalah karir dan membuat keputusan karir. Tiga skala
3.3.1 Populasi
keseluruhan atau universum dari sesuatu yang akan menjadi objek penelitian,
peristiwa, sikap hidup, nilai, dan lainnya (Siregar, 2015). Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir Universitas Andalas. Dari data
3.3.2 Sampel
memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dan baik
mana karakteristik yang ada pada sampel bisa sama dengan yang ada pada
salah satu teknik pemilihan sampel secara kebetulan, artinya siapa saja
2013). Dari tabel Isaac dan Michael peneliti dapat secara langsung
kesalahan yang dikehendaki dari 1%, 5% dan 10%. Menurut tabel Isaac dan
332 dengan tingkat kesalahan 5%. Sampel yang didapat dalam penelitian ini
pengambilan data juga dilakukan secara daring berhubung perkuliahan tatap muka
pikiran negatif terhadap karir tersebut (Hasan, 2015). CTI merupakan skala
skor, yang pertama skor total CTI yang menjadi indikator global dari
masalah karir dan membuat keputusan karir (Sampson dkk., 1996). Total
karir yang negatif terbagi kedalam tiga subskala CTI (29 item) oleh
Sampson (2004) yaitu skor Decision Making Confusion (14 item) dengan
untuk membuat komitmen pada pilihan karir yang spesifik dan berkaitan
Tabel 3.1
Blueprint Career Thought Inventory
No Indikator Item Total
1 Pengetahuan Diri (SK) 1, 9, 17, 25, 33, 41 6
2 Pengetahuan Pekerjaan (OK) 2, 10, 18, 26, 34, 42 6
3 Komunikasi (C) 3, 11, 19, 27, 35, 43 6
4 Analisa (A) 4, 12, 20, 28, 36, 44 6
5 Sintesa (S) 5, 13, 21, 29, 37, 45 6
6 Penilaian (V) 6, 14, 22, 30, 38, 46 6
7 Memutuskan (E) 7, 15, 23, 31, 39, 47 6
8 Pemrosesan Memutuskan (EP) 8, 16, 24, 32, 40, 48 6
Total 48 item
yang digunakan untuk mengukur 3 sifat dari negative career thought dalam
membuat keputusan karir akan di jabarkan dalam tabel 3.2 berikut ini.
Tabel 3.2
Blueprint Career Thought Inventory Berdasarkan Sub Scale
No Sub Skala Item Total
1 Decision Making 1,3, 4, 5, 11, 12, 13, 16, 20, 27, 28, 36, 14
Confusion (DMC) 43, 44
2 Commitment 10
17, 21, 22, 26, 29, 30, 32, 35, 38, 47
Anxiety (CA)
3 External Conflict 5
6, 9, 14, 23, 46
(EC)
Total 29 item
26
Pada blue print di atas dapat dilihat bahwa terdapat 48 item yang
Pilihan respon diberikan dalam bentuk skala likert. Untuk setiap pernyataan
(sesuai), TS (tidak sesuai), dan STS (sangat tidak sesuai). Untuk pemberian
skor dimulai dari 0 (sangat tidak sesuai) hingga 3 (sangat sesuai). Semakin
3.5.2 Validitas
apabila mampu untuk mengungkap suatu data dari variabel yang diteliti
memberikan blue print dan skala pada expert judgment untuk dilihat format
kuesioner, tata bahasa yang digunakan, dan untuk melihat sejauh mana isi
tes merupakan wakil dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur. Setelah dinilai
3.5.3 Reliabilitas
yang diperoleh juga relatif sama selama aspek yang akan diteliti tidak
internal consistency, yakni ketika uji coba alat ukur dilakukan satu kali
yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah koefisien Cronbach Alpha (α).
25.00 for windows. Jika koefisien Cronbach Alpha mendekati angka 1,00
Daya beda item atau daya diskriminasi item merupakan sejauh mana
item mampu membedakan antara subjek yang memiliki dan tidak memiliki
atribut yang diukur (Azwar, 2011b). Pada penelitian ini, item yang memiliki
memiliki career thought yang negatif dan yang positif. Penelitian ini
pada pada skala-skala yang setiap itemnya yang diberi skor interval seperti
batasan rix ≥ 0,25. Peneliti menggunakan batasan rix ≥ 0,25 pada skala stres
kerja. Dimana semua item yang mencapai korelasi minimal 0,25 daya
Uji coba alat ukur dilakukan pada CTI yang diadaptasi dari skala yang
tersebut diketahui bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 3.3
Reliabilitas Career Thought Inventory
Cronbach’s Alpha N of Item
0,962 48
Menurut Azwar (2018) batasan yang digunakan dalam penilaian beda item
bernilai rix ≥ 0,30 daya bedanya memuaskan, sebaliknya jika rix < 0,30 maka
daya beda item tidak memuaskan. Namun jika daya beda item rendah dapat
menjadi 0,25, maka item tersebut dapat dipertahankan. Uji daya beda item
29
CTI dalam penelitian ini yang berjumlah 48 item dapat dipertahankan dan
daya beda item dikatakan memuaskan yaitu rix > 0,25. Sehingga, blue print
CTI yang digunakan sama dengan blue print CTI yang digunakan saat uji
coba.
akan diteliti. Pada tahap ini peneliti membaca berbagai literatur mengenai
fenomena yang ada pada masalah dalam membuat keputusan karir pada
peneliti mencari sumber dan literatur mengenai topik baik sumber dari
uji coba alat ukur yang dibuat dalam bentuk G-form dengan alamat
dan uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah CTI layak digunakan
mengumpulkan data. Tahap ini dilakukan setelah uji coba pada item-item
penelitian yang telah selesai tahap revisi yang dilakukan pada tanggal 7-28
April 2021 pada mahasiswa tingkat akhir Univeritas Andalas yang masih
sampel yang ada. Skala yang telah diperbanyak kemudian dibagikan kepada
selama 1 (satu) minggu. Selain itu juga dibuat dalam bentuk G-from dengan
Andalas.
31
negative career thought pada mahasiswa tingkat akhir mulai dari yang tidak
25.00 for windows dalam mengolah data yang didapatkan. Pada tahap
Total skor dari CTI berkisar antara 0 hingga 144, yang mewakili “indikator
masalah karir”.
karir yang negatif terbagi kedalam tiga subskala CTI (29 item) oleh
Sampson (2004) yaitu skor Decision Making Confusion (14 item) dengan
32
rentang skor 0-42, kemudian skor Commitment Anxiety (10 item) dengan
rentang skor 0-30, dan terakhir skor External Conflict (5 item) dengan
rentang skor 0-15 (Sampson dkk., 1996). Total skor CTI yang lebih tinggi
berikut :
Tabel 3.4
Kategorisasi Skala Career Thought Inventory
Rentang Nilai Kategorisasi
0-27 Tidak bermasalah
28-47 Sedikit bermasalah
48-68 Cukup bermasalah
69-88 Bermasalah
89-144 Sangat bermasalah
a. Uji Normalitas
atau tidak (Priyanto dalam Marisa, 2018). Dalam penelitian ini, hasil uji
skor variabel negative career thought. Uji normalitas ini menggunakan uji
Kolmogrof Smirnov yang digunakan ketika sampel lebih dari 50 orang dan
dikatakan normal apabila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 (Dahlan
dalam Hulu dan Taruli, 2019). Berikut hasil yang didapatkan dari data hasil
penelitian :
33
Tabel 3.5
Hasil Uji Normalitas
Variabel Sig. σ Keterangan
Negative career thought 0,06 0,05 Normal
negative career thought terdistribusi normal. Hal ini ditunjukan oleh nilai
BAB IV
Pada bab ini akan diuraikan mengenai keseluruhan data hasil penelitian.
Uraian tersebut ialah mengenai gambaran umum subjek atau hasil utama
penelitian yang telah diolah menggunakan SPSS 25.0 for windows. Hasil ini
fakultas masing-masing subjek. Gambaran ini didapatkan dari 346 subjek yang
Tabel 4.1
Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-Laki 110 31,8%
2 Perempuan 236 68,2%
Total 346 100%
jumlah yang lebih banyak daripada mahasiswa laki-laki. Dari data tersebut
34
35
Tabel 4.2
Gambaran Subjek Berdasarkan Fakultas
No Fakultas Frekuensi Persentase
1 Fakultas Teknologi Pertanian 22 6,4%
2 Fakultas Kedokteran Gigi 5 1,4%
3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 17 4,9%
4 Fakultas Pertanian 27 7,8%
5 Fakultas Teknologi Informasi 9 2,6%
6 Fakultas Ekonomi 33 9,5%
7 Fakultas Peternakan 41 11,8%
8 Fakultas Hukum 12 3,5%
9 Fakultas Teknik 29 8,4%
10 Fakultas MIPA 28 8,1%
11 Fakultas Kedokteran 59 17,1%
12 Fakultas Kesehatan Masyarakat 23 6,6%
13 Fakultas Keperawatan 28 8,1%
14 Fakultas Ilmu Budaya 13 3,8%
Total 346 100%
Pada tabel diatas dapat kita lihat ada sebanyak 22 subjek dengan
sekitar 5 orang dengan persentase 1,4% berasal dari fakultas kedokteran gigi,
kemudian 17 orang (4,9%) berasal dari fakultas ilmu sosial dan ilmu politik,
budaya.
Universitas Andalas
Tabel 4.3
Gambaran Negative Career Thought Mahasiswa Tingkat Akhir Universitas
Andalas
Descriptive Statistik
Variabel
Min Max Mean SD
Negative Career Thought 10 132 66,92 19,27
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa skor hipotetik terdapat skor
minimum sebesar 10, skor maksimum 132, nilai mean sebesar 66,92,
37
Tabel 4.4
Kategorisasi Negative Career Thought
Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentil
Tidak Bermasalah 0-27 12 3,5%
Sedikit Bermasalah 28-47 30 8,7%
Cukup Bermasalah 48-68 146 42,2%
Bermasalah 69-88 116 33,5%
Sangat Bermasalah 89-144 42 12,1%
Total 346 100%
Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 346 mahasiswa tingkat
sedikit masalah pada pemikiran karir, sebanyak 146 orang (42,2%) cukup
terdapat 116 orang (33,5%) dan untuk kategori sangat bermasalah terdapat
Tabel 4.5
Kategorisasi Decision Making Confusion
Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentil
Tidak Bermasalah 0-3 3 0,9%
Sedikit Bermasalah 4-11 34 9,8%
Cukup Bermasalah 12-18 156 45,1%
Bermasalah 19-26 115 33,2%
Sangat Bermasalah 26-42 38 11%
Total 346 100%
dalam memulai atau membuat sebuah keputusan karir) yang dimiliki oleh
tingkat akhir (9,8%), lalu pada kategori cukup bermasalah dengan jumlah
tabel berikut.
39
Tabel 4.6
Kategorisasi Commitment Anxiety
Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentil
Tidak Bermasalah 0-8 17 4,9%
Sedikit Bermasalah 9-14 81 23,4%
Cukup Bermasalah 15-19 163 47,1%
Bermasalah 20-24 74 21,4%
Sangat Bermasalah 25-30 11 3,2%
Total 346 100%
merupakan salah satu sifat pemikiran negatif terhadap karir pada kategori
sebagai berikut.
40
Tabel 4.7
Kategorisasi External Conflict
Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentil
Tidak Bermasalah 0-1 15 4,3%
Sedikit Bermasalah 2-3 18 5,2%
Cukup Bermasalah 4-6 105 30,3%
Bermasalah 7-8 106 30,6%
Sangat Bermasalah 9-15 102 29,5%
Total 346 100%
bermasalah terdapat 105 mahasiswa tingkat akhir (30,3%), lalu yang paling
akhir (30,6%) dan terakhir pada kategori sangat bermasalah terdapat 102
Selain itu peneliti juga melihat negative career thought dari faktor
negative career thought berdasarkan jenis kelamin. Hal ini akan dijelaskan
Kelamin
Table 4.6
Hasil Uji Independent Sampel T-Test dan Mean Negative Career Thought
Ditinjau Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan
Negative Career Thought Mean 64,14 68,22
SD 19,42 19,10
Sig. .66
Decision Making Confusion Mean 16,42 17,98
SD 6,66 6,39
Sig. ..66
Commitment Anxiety Mean 14,47 15,50
SD 4,82 4,66
Sig. .83
External Conflict Mean 6,21 6,33
SD 2,52 2,60
Sig. .67
berdasarkan uji indenpendent sampel T-test, jika nilai Sig. < 0,05 maka
tingkat akhir Universitas Andalas Padang ditinjau dari jenis kelamin. Begitu
juga pada tiga sub skala lainnya ketika dilakukan uji independent sampel T-
42
test didapatkan nilai Sig. > 0,05 yaitu, pada decision making confusion nilai
Sig. sebesar 0,66, kemudian untuk commitment anxiety memiliki nilai Sig.
0,83 dan terakhir nilai Sig. untuk external conflict sebesar 0,67, hal ini
berarti juga tidak terdapat hubungan yang signifikan antar ketiga sub skala
Pada bagian ini akan dijelaskan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini.
Hasil yang dibahas yaitu mengenai gambaran negative career thought pada
individu tersebut dalam membuat keputusan karir. Hal ini biasanya ditandai
berfikir yang runtut sehingga individu dapat puas dan berkomitmen terhadap
lebih baik tentang diri dan pekerjaan potensial (Saunders et al., 2000),
kognisi yang berhubungan dengan semua hal terkait dengan pilihan karir
yang dapat mengganggu individu dalam membuat keputusan karir yang baik.
(Krumboltz, 1994).
44
harus mendapat perhatian dan penanganan yang tepat. Hal ini dikarenakan
Solomon (2011) berpendapat semakin lama individu berada pada kondisi ini
Commitement Anxiety. Karena itu sangat penting bagi para praktisi untuk
(Lenz, 2010).
berdasarkan tiga sub skala career thought inventory. Sub skala tersebut
anxiety yang dialami mahasiswa tingkat akhir berada pada kategori cukup
bermasalah.
Universitas andalas berada pada kategori cukup bermasalah pada kedua sub
skala ini, yang berarti mahasiswa tingkat akhir Universitas Andalas masih
ada yang ragu-ragu dalam memulai dan membuat keputusan karir yang juga
ini tetap harus diperhatikan jika dibiarkan terus menerus hal ini dapat
46
sifat pemikiran negatif yang paling banyak dialami oleh mahasiswa tingkat
akhir. Dari 346 orang yang menjadi subjek penelitian, 106 orang mahasiswa
mahasiswa tingkat akhir berada pada kategori cukup bermasalah, 102 orang
antara persepsi dirinya sendiri dengan masukan dari significant other, yang
oleh pengembang CTI untuk menjadi indikator penentu tindakan yang harus
diambil kepada subjek yang berada pada kategori tersebut (Hasan, 2015).
(Sampson, 1999).
seperti orang tua tidak selalu sama dengan keinginan mahasiswa sendiri.
sebelumnya oleh Hasan (2015) yang juga tidak menemukan perbedaan yang
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
mengajukan beberapa saran agar kekurangan yang terdapat pada penelitian ini
48
49
tingkat akhir terkait pemikiran negatif yang dialami, didapat saran praktis
konseling karir.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, T., & Gati, I. (2006). Facets of career decision-making difficulties. British
Journal of Guidance & Counselling, 34(4), 483-503.
DOI:10.1080/03069880600942608
Amir, T., Gati, I., & Kleiman, T. (2008). Understanding and interpreting career
decision-making difficulties. Journal of Career Assessment, 16(3), 281-309.
DOI: 10.1177/1069072708317367
Aqmarina, F.N., Sahrani, R., Hastuti, R., (2017). Konseling Karir dengan
Menggunakan Career Information-Processing Model untuk Membantu
Career Decision-Making. PSYMPATHIC :Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(1), 21-
34. DOI: 10.15575/psy.v4i1.1265
Gati, I., & Amir, T. (2010). Applying a systemic procedure to locate career
decision-making difficulties. The Career Development Quartely, 58, 301-
320. DOI: 10.1002/j.2161-0045.2010.tb00180.x
Gati, I., Krausz, M., & Osipow, S. H. (1996). A taxonomy of difficulties in carrier
decision making. Journal of Counseling Psychology, 43(4), 510-526.
Gati, I., & Saka, N. (2001). High school students’ career-related decision making
difficulties. Journal of Counseling and Development, 79(3), 331-340.
Intani, F.S. & Surjaningrum, E.R. (2010). Coping Strategy pada Mahasiswa Salah
Jurusan, Jurnal Insan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya,
12(2).
Kurniasari, R. I., Dariyo, A., & Idulfilastri, R. M. (2018). Hubungan antara Self-
Efficacy dengan pengambilan keputusan karir pada mahasiswa tingkat akhir
fakultas psikologi (studi kasus pada universitas di Jakarta Utara). Journal
An-nafs, 3(2), 401-415
Peterson, G. W., Sampson, J. P., Jr., Lenz, J. G., & Reardon, R. C. (2002).
Becoming career problem solvers and decision makers: A cognitive
information processing approach. In D. Brown (Ed.), Career choice and
development (4th ed., pp. 312-369). San Francisco: Jossey-Bass.
Rahmi, F. (2019). Efikasi diri dalam membuat keputusan karier pada mahasiswa.
InSight, 21(1), 1-11. ISSN : 1693-2552
Sampson, J. P., dkk (1998). The design and use of measure of dysfunctional
career thoughts among adults, college students, and high school students:
the career thoughts inventory. Journal of Career Assessment. 6(2), 115-134
Sampson, J. P., Jr., Peterson, G. W., Lenz, J. G., Reardon, R. C., & Saunders, D. E.
(1996). Improving your career thoughts: A workbook for the Career
Thoughts Inventory. Odessa, FL: Psychological Assessment Resources.
Sampson, J. P., Jr., Peterson, G. W., Reardon, R. C., & Lenz, J. G. (2000). Using
readiness assessment to improve career services: A cognitive information-
processing approach. Career Development Quarterly, 49, 146-174.
Saunders, D. E., Peterson, G. W., Sampson, J. P., Jr., & Reardon, R. C. (2000).
Relation of depression and dysfunctional career thinking to career indecision.
Journal of Vocational Behavior, 56, 288-298.
Schaie, K.W., & Willis, S.L. (2000). Adults Development and Aging. 3rd edition.
New York: Harper Collins.
Yunitri, K., & Jatmika, D. (2015). Tipe kepribadian OCEAN dengan career
decision self efficacy pada mahasiswa tingkat akhir di Jakarta. Jurnal Ilmiah
Psikologi Terapan, 3(1), 1-19
Walker, J. V., III, & Peterson, G. W. (2012). Career thoughts, indecision, and
depression: Implications for mental health assessment in career counseling.
Journal of Career Assessment, 20, 497–506.
doi:10.1177/1069072712450010
LAMPIRAN A
SKALA PENELITIAN
RAHASIA
SKALA PSIKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
RAHASIA
PENGANTAR PENELITIAN
Di tengah kesibukan Saudara/i pada saat belajar, perkenankanlah saya Mutia Jurusan
meluangkan sedikit waktu guna mengisi skala yang saya sertakan berikut ini. Skala ini bertujuan
untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu jawaan yang Saudara/i berikan sangat bermanfaat bagi
Skala ini tidak ada hubungannya dengan status Saudara/i sebagai mahasiswa, maka saya
Saya mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan bantuan yang telah Saudara/i berikan.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Hormat Saya,
Mutia
RAHASIA
Nama/ inisial :
Jenis Kelamin :
Usia :
Angkatan :
Fakultas / Jurusan :
Kerja
Yang menyatakan,
..…..…..………………
RAHASIA
PETUNJUK PENGISIAN
2. Anda dimohon menandai pada pilihan jawaban yang sesuai dengan kondisi
Anda.
TS : Tidak Sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
4. Tidak ada jawaban benar/salah dalam pengerjaan skala ini, anda diharapkan
Contoh :
terimakasih.
- Selamat Mengerjakan :) -
RAHASIA
NO PERNYATAAN STS TS S SS
NO PERNYATAAN STS TS S SS
NO PERNYATAAN STS TS S SS
rumit
NO PERNYATAAN STS TS S SS
NO PERNYATAAN STS TS S SS
- Terima Kasih -
LAMPIRAN B
SURAT
65
Uji Turnitin Mutia,
ORIGINALITY REPORT
10 %
SIMILARITY INDEX
10%
INTERNET SOURCES
1%
PUBLICATIONS
2%
STUDENT PAPERS
PRIMARY SOURCES
1
download.garuda.ristekdikti.go.id
Internet Source 3%
2
semnaspendidikan.mercubuana-yogya.ac.id
Internet Source 2%
3
journal.uinsgd.ac.id
Internet Source 2%
4
docplayer.info
Internet Source 2%
5
scholar.unand.ac.id
Internet Source 1%