Anda di halaman 1dari 9

BUDAYA ORGANISASI

PARADIGMA MANAJEMEN PENOPANG PRESTASI KERJA KARYAWAN

MAHMUDI
Dosen Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
mahmudiadam@gmail.com

ABSTRAKSI
Jika kita mendirikan organisasi, maka terjadilah ikatan dalam berbagai hal
dengan organisasi yang didirikan itu. Misalnya dalam perilaku, berbicara, berpakaian,
upacara, tidak boleh dan harus berbuat dalam hal-hal tertentu, dan lain sebagainya.
Yang disebut organisasi itu tidak tampak; yang tampak adalah manusia-manusia
sebagai anggota organisasi dan barang phisik milik organisasi. Organisasi
sebenarnya ialah kerjasama antara dua orang atau lebih yang dikoordinasi untuk
mencapai tujuan bersama, meskipun ada anggotanya yang berganti-ganti atau keluar
masuk dan meninggal. Maka dengan lahirnya organisasi terjadilah institusional, yaitu
suatu lembaga yang tak tampak dan hidup. Organisasi tanpa nilai-nilai yang
diyakininya akan sulit untuk mencapai tujuan strategis yang dikehendaki. Nilai-nilai
yang diyakini oleh organisasi akan membentuk budaya yang menjadi pembeda
dengan organisasi lain dan akan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Agar Budaya
kuat menopang prestasi kerja karyawan maka harus dapat diakui/diterima karyawan
secara keseluruhan.

Kata kunci: Budaya organisasi, prestasi kerja

ABSTRACT
When we establish an organization, there will be an association of various
cases in it, such as in attitude, speech, wearing cloth, ceremony rule, and soon. The
organization is invisible and the visible thing in it is the people who are as the
organization member and also the properti in it. In fact, organization is the cooperation
between two people or more that is coordinated to reach the aims together. It is also
allowed although there are some members in the organization are changed suddenly
or have passed away. So, by establishing an organization, there will be an institution
whereas it is invisible and alive. An organization without any convinced values will be
difficult to reach strategic aim which is needed. The convinced values by the
organization can form culture that will be a distinguishing factor with other
organizations and will improve performance of the employees’ work. In order the
strong cultur supports the performance of employees’ work; they must be accepted as
an employee on the whole.

Keywords : organization cultur, work performance

1. PENDAHULUAN
Globalisasi telah merubah perusahaan itu sendiri. Semakin
tatanan dunia yaitu dibidang kehidupan perusahaan tersebut memiliki imunitas
masyarakat, bisnis, ilmu, pengetahuan, yang tinggi maka konsekuensi buruk
maupun teknologi. Fenomena tersebut yang dirasakan akan terasa kecil dan
merupakan ancaman kuat bagi membuka kemungkinan dapat menjadi
organisasi bisnis baik yang bergerak peluang bisnis yang menguntungkan.
dibidang manufaktur ataupun jasa Namun sebaliknya globalisasi dan segala
berskala besar maupun kecil. Kuat dan konsekuensinya akan terasa berat dan
lemahnya ancaman serta tekanan yang lebih dalam lagi akan mengancam
dirasakan sebagai konsekuensi dari kelangsungan hidup perusahaan jika
globalisasi adalah relatif tergantung dari perusahaan tersebut tidak memiliki
keadaan atau ketangguhan dari imunitas. Banyak diantara perusahaan
121
Mahmudi : Budaya Organisasi
Paradigma Manajemen Penopang Prestasi Kerja Karyawan 122

yang mengalami penurunan usaha terbaiknya yang pada gilirannya


karena terpaku oleh satu kegiatannya diharapkan menjamin kelangsungan
saja tanpa memperhatikan sumber daya hidup perusahaan ditengah persaingan
manusia yang dimiliki. bisnis yang sudah menunjukkan
hypercompetitive dewasa ini. Salah satu
Setiap organisasi atau wujud yang bisa dilakukan adalah cara
perusahaan baik swasta maupun menanamkan atau menerapkan budaya
pemerintah tidak akan lepas dari faktor organisasi yang diakui secara bersama
manusia sebagai subyek dan pengelola mulai dari pimpinan sampai karyawan
utama. Sumberdaya manusia merupakan tingkat bawah.
faktor penting dalam menjalankan
kegiatan organisasi atau perusahan. Tingginya prestasi kerja
Sumber daya manusia merupakan aset karyawan dalam perusahaan dapat
utama yang tidak bisa digantikan oleh diwujudkan melalui budaya organisasi
teknologi, sehingga tidaklah berlebihan dalam perusahaan tersebut, selain juga
jika ada pepatah mengatakan dipengaruhi oleh minat dan dorongan
keberadaan Sumberdaya manusia dalam yang ada dalam diri karyawan untuk
organisasi tidak lekang panas dan tak bekerja dengan baik. Secara sekilas
lapuk oleh hujan. Ia mempunyai peran prestasi kerja merupakan keadaan
merencanakan, menggerakan, dimana karyawan dapat mencapai
mengarahkan serta mengawasi sumber- kualitas kerja yang baik sesuai dengan
sumber lain kearah tercapainya tujuan target, kecakapan karyawan terhadap
organisasi atau perusahaan. Dengan pekerjaan serta loyalitas karyawan
kalimat lain bahwa sumberdaya manusia terhadap perusahaan. Seluruh sumber
dapat dikatakan sebagai roh organisasi, daya manusia yang ada di dalam suatu
sehingga tidak dapat dipandang perusahaan harus dapat memahami
tersendiri. dengan benar tentang budaya
perusahaan yang ada. Pemahaman ini
Organisasi adalah unit sosial sangat berkaitan terhadap setiap gerak
yang terdiri dari orang-orang untuk langkah dari setiap kegiatan yang
mencapai tujuan tertentu. Pada dilakukan, baik perencanaan yang
umumnya Orang-orang ada dalam bersifat strategis dan taktikal, atau
organisasi memiliki latar belakang sosial, kegiatan dari implementasi perencanaan.
budaya, ekonomi dan motivasi yang
berbeda. Perbedaan tersebut 2. PEMBAHASAN
mempunyai implikasi individual dan 2.1 BUDAYA ORGANISASI
mempengaruhi perilaku organisasional.
Dalam kaitan tersebut maka tugas Manusia adalah mahluk yang
organisasi adalah merubah perilaku berbudaya, setiap aktifitasnya
individual menjadi perilaku mencerminkan sistem kebudayaan yang
organisasional. berintegrasi dengan dirinya, baik cara
berfikir, memandang sebuah
Sebagai unit sosial, organisasi permasalahan, pengambilan keputusan
mempunyai tugas-tugas dalam mencapai dan lain sebagainya. Budaya organisasi
tujuan yang telah ditetapkan, maka dari menurut para ahli – kata budaya (cultur)
itu diperlukan sumberdaya manusia yang sebagai suatu konsep berakar dari kajian
berkualitas sesuai dengan tujuan itu disiplin ilmu antropologi; yang oleh
sendiri. Sedangkan sumberdaya killman (dalam Ndarma, 2003:17)
manusia yang berkualitas dapat diartikan sebagai falsafah, idiologi, nilai-
diindikasikan dengan prestasi kerja tinggi nilai, anggapan, keyakinan, harapan,
yang akan merefleksi pada kinerja sikap dan norma yang dimiliki bersama
perusahaan. Perusahaan harus dan mengikat suatu masyarakat.
berusaha mendorong para karyawannya
agar bersedia mengeluarkan prestasi Kini konsep tersebut telah pula
mendapat tempat dalam perkembangan
123 ANALISA, Vol 1, No 3, Desember : 121 - 129

ilmu perilaku organisasi, dan menjadi corporate members in their behaviors


bahasan yang penting dalam literatur and solve the corporate problems”.
ilmiah dikedua bidang itu dengan
memakai istilah budaya organisasi Budaya organisasi merupakan
(organization culture). Sering kali para seperangkat sistem nilai-nilai primer
peneliti dan praktisi manajemen yang dianut bersama terdiri atas delapan
merupakan pengalaman yang dirasakan asas, yaitu asas-asas tujuan, konsesus,
oleh seseorang ketika memasuki suatu keunggulan, prestasi , empirisme,
organisasi. Iklim sering terwujud pada kesatuan, keakraban, dan integritas,
bentuk fisik atau ruang kerja, kegairahan sebagai norma atau pedoman bagi para
yang diperlihatkan oleh para anggotanya, anggota korporat dalam perilaku mereka
gaya manajemen, benda-benda yang dan memecahkan masalah-masalah
dapat dilihat, didengar, dan dirasakan. korporat. Budaya organisasi sering
Iklim berdampak pada hal-hal yang lunak berdampak pada hal-hal yang keras
seperti perasaan karyawan terhadap seperti : sistem, strategi, dan struktur.
organisasi, sistem kewenangan, derajat Namun iklim organisasi dapat menjadi
keterlibatan dan komitmen karyawan. refleksi dari suatu budaya.
Memandang budaya organisasi sama
dengan iklim organisasi. Untuk
menghindari kesalah kaprah dan 2.2 TERBENTUKNYA BUDAYA
menambah kejelasan arti konsep ORGANISASI
budaya perlu dibedakan dengan konsep Sebagian besar pendiri
iklim organisasi. organisasi memiliki pengaruh yang besar
Menurut A. B Susanto (1997:3) terhadap budaya awal organisasi.
budaya organisasi dapat didefinisikan Mereka memiliki visi dan misi tentang
suatu nilai-nilai yang menjadi pedoman akan menjadi apa organisasi itu
sumber daya manusia dalam nantinya. Kemudian disebarkan kepada
menjalankan kewajibannya dan seluruh bawahanya lalu menjadi
perilakunya didalam organisasi. kebiasaan-kebiasaan dan selanjutnya
menjadi budaya (cultur). Mereka tidak
Menurut Miler dalam soehardi memiliki kendala karena kebiasaan atau
sigit (2003:257) “organisation cultur is a idiologi sebelumnya. Ukuran kecil
set of primary values sistem consistiing organisasi yang merupakan ciri ketika
of eight principles, namely of purpos, of organisasi baru pertama kali berdiri, lebih
consensus, of exellence, of performance, memudahkan pendiri untuk memaksakan
of empriricism, of unity, of intimacy, and visi mereka kepada seluruh anggota
of integrity, as norms or guidance for the organisasi.
Mahmudi : Budaya Organisasi
Paradigma Manajemen Penopang Prestasi Kerja Karyawan 124

Proses terbentuknya budaya organisasi melalui tiga jenjang.


Artifacts dan Creation
Visible but often not
Technologi, Art, visible & decipherable
Audible behavior partterms

V aL u e Greater level of
awareness

Basic Assumption
Relationship to environment
Natur of reality, time & space Taken for granted invisibel
Natur of human natur preconscious
Natur of human activity
Natur of human relationship

Gambar 1 : Tiga Jenjang Budaya & Interaksinya

Sumber: Soehardi (2003:260)

Menurut Schein dalam Soehardi dasar anggapan yang ada pada setiap
(2003:260) budaya organisasi dapat orang tanpa disadari tetapi ada pada
terbentuk dari tiga jenjang: jenjang atas, setiap orang, siapapun, dimanapun, dan
jenjang tengah, jenjang bawah. Jenjang kapanpun. Assumtion merupakan
atas ialah ‘ artifacts dan creations’, prasadar yang paling dalam, tidak
yaitu benda-benda atau barang-barang tampak yang tidak disadari tetapi ada
hasil ciptaan manusia misalnya: pada setiap orang dan oleh sebab itu
teknologi, gedung, seni, pola-pola disebut Preconscious dan Taken for
perilaku manusia yang dapat didengar granten.
dan dan dilihat, dan lain sebagainya.
2.3 PRESTASI KERJA
Jenjang tengah yaitu ‘value’
(nilai-nilai). Elemen value (nilai-nilai) Organisasi tidak lepas dari peran
merupakan konsep dasar dan karyawan atau tenaga kerja. Untuk dapat
kepercayaan/keyakinan dan ideologi, bertahan dan berkembang organisasi
tidak tampak karena ada dalam pikiran harus memiliki sumberdaya manusia
dan disadari oleh setiap orang. Nilai-nilai yang paling unggul diantara perusahaan-
inilah yang menciptakan artifacts dan perusaan lain yang tercermin pada
creation. Nilai-nilai belum tentu sama prestasi/kinerja tinggi. Sumber daya
pada setiap orang, tergantung pada manusia dalam organisasi biasanya
tempat, waktu, dan faktor lain-lainnya. dikelola oleh departemen personalia.
Orang tidak akan menciptakan barang- Ukuran terakhir keberhasilan suatu
barang, teknologi, seni dan perilaku jika departemen personalia adalah prestsi
tidak ada nilai-nilai pada dirinya. kerja. Prestasi kerja dapat diartikan
sebagai hasil yang capai seseorang
Nilai-nilai ini timbul disebabkan menurut ukuran yang berlaku untuk
oleh adanya asumsi-asumsi dasar yang pekerjaan yang bersangkutan
ada pada jenjang bawah ialah ‘basic
assumtion’ (asumsi-asumsi dasar) yaitu
125 ANALISA, Vol 1, No 3, Desember : 121 - 129

Menurut husibun (1995:105) pekerjaan/tugas, melakukan


prestasi kerja adalah suatu hasil kerja koreksi-koreksi atas kesalahan-
yang dicapai seseorang dalam kesalahan agar sesuai dengan
melaksanakan tugas-tugas yang rencana.
dibebankan kepadanya yang didasarkan 5. Pertanggung jawaban.
atas kecakapan, pengalaman, Tingkat tanggung jawab yang
kesungguhan, kualitas, kuantitas, diberikan kepada karyawan atas
keandalan, inisiatif, kerajinan, sikap, dan pekerjaan yang dilakukan.
kehadiran. 6. Perhatian pada personel.
Perhatian yang diberikan kepada
2.4 BUDAYA ORGANISASI karyawan baik dalam kehidupan
PENOPANG PRESTASI KERJA kerja maupun diluar kehidupan
KARYAWAN kerja.
Sedangkan menurut A. B
Budaya organisasi harus di Susanto (1997:3) karakteristik budaya
bakukan, sehingga dalam organisasi antara lain:
Implementasinya harus berfungsi 1. Inisiatif individual
sebagai alat ukur dari setiap kegiatan Sejauhmana inisiatif anggota
organisasi. Tetapi budaya organisasi organisasi dikehendaki oleh
merupakan hal yang sangat kompleks. perusahaan yang meliputi derajat
Untuk itu budaya organisasi harus tanggung jawab, kebebasan, dan
memiliki beberapa karakteristik , sebagai independensi dari masing-masing
wujud nyata keberadaannya. Masing- anggota organisasi. Seberapa
masing tersebut pada penerapannya besar seseorang diberi diberi
akan mendukung prestasi kerja wewenang dalam menjalankan
karyawan yang mengarah pada tugasnya, seberapa berat
pencapaian sasaran dan tujuan tanggung jawab yang harus
perusahaan. dipikul sesuai dengan
Menurut Ouchi yang di kutip Sigit kewenangannya dan seberapa
(2003:258) bahwa terdapat 6 luas kebebasan dalam
karakteristik budaya organisasi, yaitu : mengambil keputusan.
2. Toleransi terhadap resiko
1. Evaluasi dan promosi personil. Seberapa jauh sumberdaya
Perhatian yang diberikan manusia didorong untuk lebih
terhadap proses penilaian kerja agresif, inovatif, dan mau
karyawan dan proses promosi menghadapi risiko didalam
karyawan. pekerjaannya.
2. Jalur karir. 3. Pengarahan
Suatu lini progresi yang fleksibel Kejelasan organisasi dalam
melalui mana seseorang menentukan objektif dan harapan
karyawan karyawan bergerak terhadap sumber daya manusia
sepanjang kepegawaiannya terhadap hasil kerjanya. Harapan
dengan sebuah perusahaan. dapat dituangkan dalam bentuk
3. Pembuatan keputusan. kuantitas, kualitas, dan waktu.
Suatu proses dan berlangsung 4. Integritas
dalam suatu sistem dimana Bagaimana init-unit di dalam
proses pembuatan keputusan organisasi di dorong melakukan
berlangsung terdiri dari beberapa kegiatannya dalam suatu
faktor. koordinasi yang baik. Seberapa
4. Kontrol. jauh keterkaitan dan kerja sama
Suatu proses untuk menentukan ditekankan dalam pelaksanaan
apa yang harus kita kerjakan, apa tugas. Semerapa dalam
yang sedang dikejarkan, menilai interdependensi antar sumber
proses dan hasil pelaksanaan daya manusia ditanamkan.
Mahmudi : Budaya Organisasi
Paradigma Manajemen Penopang Prestasi Kerja Karyawan 126

5. Dukungan manajemen perusahaan yang sistem


Seberapa jauh para manajer penghargaannya jelas, semua
memberikan komunikasi yang telah terstandardisasi
jelas, bantuan, dan dukungan berdasarkan kriteria-kriteria yang
terhadap bawahannya dalam telah ditentukan.
melaksanakan tugasnya. 9. Toleransi terhadap konflik
6. Pengawasan Usaha mendorong karyawan
Meliputi peraturan-peraturan dan untuk kritis terhadap konflik yang
supervisi langsung yang terjadi. Dalam budaya
digunakan untuk melihat secara perusahaan yang toleransi
keseluruhan dari perilaku konfliknya tinggi, persabatan
karyawan. dalam setiap pertemuan adalah
7. Identitas suatu yang wajar. Tetapi dalam
Pemahaman anggota organisasi perusahaan yang toleransi
yang loyal kepada organisasi konfliknya rendah, SDM akan
secara penuh.seberapa jauh menghindari perdebatan dan
loyalitas terhadap organisasi. menggerutu dibelakang.
Misalnya seorang karyawan 10. Pola komunikasi
dibangunkan dari tidurnya dan Adanya pola komunikasi
ditanya siapa dirinya. Dan dia organisasi herarki formal yang
menjawab saya adalah karyawan efektif. Misalnya perusahaan
perusahaan A, berarti dia telah Amerika memanggil atasannya
menjadikan perusahaan tersebut dengan nama depannya,
sebagai bagian identitas dirinya. sedangkan di Eropa Barat
8. Sistem penghargaan memanggil dengan nama
Alokasi “reward” yang belakanggnya. Di Indonesia
berdasarkan pada kriteria hasil biasanya dengan awalan “ Pak”
kerja karyawan. Pada atau “Bu”.
127 ANALISA, Vol 1, No 3, Desember : 121 - 129

Penulis berpendapat ada 8 karakteristik budaya organisasi yang


menopang prestasi kerja karyawan

BUDAYA ORGANISASI

KEPEMIMPINAN
PRESTASI KERJA
REKRUTMEN DAN SELEKSI
- KECAKAPAN
PENILAIAN DAN - KEANDALAN
PENGHARGAAN - PENGALAMAN
- KESUNGGUHAN
PERATURAN DAN KEBIJAKAN - KUALITAS
- KUANTITAS
PELATIHAN DAN - INISIATIF
PENGEMBANGAN - KERAJINAN
- SIKAP
GEDUNG YANG - KEDISIPLINAN
REPRESENTATIF

PERALATAN KERJA

SERAGAM KERJA

Gambar 2 : Budaya Organisasi Penopang Prestasi Kerja

1. KEPEMIMPINAN kemungkinan merusak kultur


Kepemimpinan sangat penting yang telah terbentuk. Karyawan
proses pembentukan suatu nilai yang memiliki kepribadian yang
yang selanjutnya harus sejalan dengan nilai yang
disosialisasikan kepada seluruh dijunjung perusahaan akan
karyawan. Keberhasilan proses tumbuh rasa memiliki dan
sosialisasi berada dipundak bersedia mengeluarkan potensi
pimpinan dari perusahaan terbaiknya.
tertentu. Pimpinan merupakan 3. PENILAIAN DAN
central figur oleh karena itu PENGHARGAAN
harus dapat memberikan Penilaian dan penghargaan
keteladanan. Pimpinan harus dirancang menurut garis
perusahaan dan para manajer kinerja yang mempromosikan
harus mampu memotivasi, pemahaman bagi seluruh
mengarahkan serta bersedia karyawan sehingga karyawan
memberi bimbingan agar mengerti apa yang harus
karyawan lebih mudah dalam dilakukan untuk meningkatkan
menyelesaikan tugas yang prestasi kerjanya karena pada
menjadi tanggung jawabnya. dasarnya setiap orang yang
bekerja pada organisasi ingin
2. REKRUTMEN DAN SELEKSI mendapatkan prestasi terbaik.
Sejak awal rekrutmen calon Karyawan yang telah bekerja
karyawan, sudah dilakukan sesuai dengan ketentuan norma
pertimbangan berbagai budaya semestinya diberi
kemungkinan apakah calon penghargaan sesuai dengan
karyawan akan dapat menerima prestasi yang diraih termasuk
ataukah akan menolak bahkan prestasi-prestasi kecil.
Mahmudi : Budaya Organisasi
Paradigma Manajemen Penopang Prestasi Kerja Karyawan 128

4. PERATURAN DAN KEBIJAKAN kesadaran tingi untuk selalu


Menciptakan peraturan dan berupaya meningkatkan mutu
kebijakan sedemikian rupa dan kerja.
tertulis yang mengharuskan 7. PERALATAN KERJA
setiap karyawan untuk Dalam melaksanakan kerja,
menyumbangkan gagasan dan pegawai atau karyawan dituntut
melakukan evaluasi kinerja atas dapat mengoptimalkan potensi
sumbang sarannya. Peraturan yang melekat pada dirinya.
dan kebijakan yang relevan Tentunya perusahaan harus
dengan nilai-nilai pribadi memfikirkan dan melakukan
karyawan menjadi semakin pembaharuan terhadap
mudah untuk dilakukan dan tidak peralatan yang sudah ada demi
melahirkan konflik batin yang menunjang terselesaikannya
justru mengganggu pelaksanaan segala pekerjaan.
kerja. 8. SERAGAM KERJA
5. PELATIHAN DAN Seragam kerja yang dikenakan
PENGEMBANGAN dalam bekerja bila dirancang
Organisasi harus melakukan dengan warna dan desain penuh
program pelatihan dan keserasian dan kesesuaian
pengembangan mengarah pada bukan tidak mungkin membuat
manajemen inovasi bagi manajer karyawan semakin percaya
dan supervisor untuk diri(self convidence) dalam
meningkatkan kemampuan bekerja, dan membawa
dalam menstimulir kreativitas diri konsekuensi tercapai prestasi
serta para karyawannya dalam kerja yang gemilang sesuai yang
metode pengambilan keputusan diharapkan organisasi ataupun
yang kreativ. Sering kali kinerja kariyawan sendiri..
karyawan menjadi lemah
dikarenakan keterbatasan 3. PENUTUP
kemampuan dalam mengambil
keputusan terkait dengan Organisasi merupakan kumpulan
pekerjaan yang diemban. dua orang atau lebih yang bekerja sama
Pelatihan juga harus diarahkan secara terkoordinasi untuk mencapai
untuk memahami dan meresapi tujuan bersama. Keberadaannya untuk
suatu nilai sehingga akan mencapai tujuan dan terdapat
mempermudah tercapainya pembatasan perilaku para anggotanya
proses internalisasi yang sebagai konsekuensi dari koordinasi
sempurna atas suatu nilai yang untuk mencapai tujuan. Dalam konteks
sudah diyakini bersama. inilah budaya organisasi ikut berperan
6. GEDUNG YANG dalam pengorganisasian dan budaya
REPRESENTATIF organisasi merupakan salah satu alat
Gedung merupakan sarana fisik untuk mengorganisasi.
tempat karyawan bekerja dalam
keseharian dan desain Bila organisasi tidak memiliki
bangunannya biasanya berasal nilai-nilai yang diyakini maka tak
dari selera pemilik perusahaan. ubahnya orang yang pasrah diri dan
Organisasi tanpa gedung besar kemungkinan sulit untuk mencapai
sepertinya sulit untuk dapat tujuan yang dikehendakinya. Nilai-nilai
menjalankan aktivitasnya, juga yang telah diyakini oleh semua anggota
perlu disadari tempat kerja yang organisasi membuat nilai-nilai tersebut
representative akan mendorong menjadi budaya dan akan membatasi
karyawan merasa bangga, manajemen dalam mengambil
tenang dalam bekerja, percaya keputusan. Budaya organisasi harus
diri serta akan bermuara pada dikenali karena hal ini akan
129 ANALISA, Vol 1, No 3, Desember : 121 - 129

mempermudah manajemen mengambil kerja karyawan hal ini didasarkan pada


keputusan baik strategis ataupun keyakinan bahwa karyawan notabene
operasional. aset utama organisasi dan tidak pernah
pudar oleh apapun.
Budaya organisasi membantu
para karyawan memahami mengapa
organisasi melakukan apa yang
seharusnya dilakukan dan bagaimana DAFTAR PUSTAKA
perusahaan bermaksud mencapai tujuan
jangka panjangnya. Sunyoto, Danang. 2012. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi
Biasanya budaya organisasi Pertama. CAPS. Yogyakarta
berawal dari pendiri organisasi dan dari
nilai-nilai yang dianut oleh seluruh Sigit, Soehardi. 2003. Perilaku
sumber daya manusia yang ada di dalam Organisasi. Edisi Pertama. Lukman
perusahaan. Peran dari pimpinan atau Offet. Yogyakarta
manajemen puncak sangat besar
didalam pembentukan budaya tersebut. Ndrama, Taliziduhu. 2003. Budaya
Akan tetapi Elemen-elemen budaya Organisasi. Edisi Kedua. PT. Asdi
organisasi dapat digali dari sumber- Mahasatya. Jakarta
sumber internal organisasi dan sering
Sutanto, Soehardi, B, A. 1997. Budaya
kali dipengaruhi oleh faktor-faktor
perusahaan. Edisi Pertama. PT. Alex
eksternal.
Media Koputindo
Budaya organisasi harus
http://jurnal-sdm.blogspot.com
dirancang untuk meningkatkan prestasi
/2009/07/10/Prestasi Kerja.

Anda mungkin juga menyukai