Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maghfiroh

Kelas : MGB21

Npm : 2102210061

Matkul : Organizational Behavior

Jurusan : Management

Soal!!

1. Uraikan degan baik dan jelas tentang Karakteristik biografi yang sering dihubungkan dengan perilaku
kerja , 1) usia, 2) jenis kelamin, 3) ras, dan 4) masa kerja. (bobot 30%)

2. Jelaskan hubungan kepuasan kerja dari perilaku kerja dibawah ini ; (bobot 25%)
1) Kinerja
2) Turnover
3) Absenteeism
4) Organizational Citizenship Behavior (OCB)
5) Kepuasan Pelanggan
3. Jelaskan secara singkat bagaimana cara menciptakan dan mempertahankan Budaya Organisasi !
(bobot 10%)

4. Sebutkan karakteristik budaya organisasi (bobot 5%)


5. Jelaskan 3 definisi organizational behavior menurut pakarnya (bobot 15%)
6. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dalam prilaku organisasi, Jelaskan!. (bobot 15%)
Jawaban!!

1. Karakteristik biografis (biographical characteristic) tersebut adalah:

1. Usia, Hubungan antara usia dan kinerja diperkirakan akan terus menjadi isu yang penting dimasa
yang akan datang. Keyakinan yang meluas bahwa kinerja merosot seiring dengan usia. Kualitas
positif yang dimiliki para pekerja yang lebih tua pada pekerjaan mereka, khususnya pengalaman,
penilaian, etika kerja yang kuat, dan komitmen terhadap kualitas. Tetapi para pekerja tua
dianggap kurang memiliki fleksibilitas dan sering menolak teknologi baru. Seiring berjalannya
waktu, organisasi secara aktif mencari individu yang dapat dengan mudah menyesuaikan diri
dan terbuka terhadap perubahan, dan sifat-sifat negatif terkait usia secara nyata menghalangi
perekrutan awal atas para pekerja yang lebih tua serta meningkatkan kemungkinan bahwa
mereka akan dilepaskan selama masa pengurangan karyawan.
2. Gender (jenis kelamin), Jenis kelamin umumnya tidak ada perbedaan yang konsisten anatar pria
dan wanita dalam hal kemampuan memecah masalah, keterampilan analisis, dorongan
kompotitif, motivasi, sosiabilitas,produktivitas pekerjaan, kepuasan kerja, atau kemampuan
belajar. Namun hasil studi menunjukkan bahwa wanita lebih bersedia mematuhi wewenang,
dibandingkan pria yang lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya dalam memiliki
pengharapan untuk sukses, namun tetap saja perbedaanya kecil.
3. Keragaman Ras dan Budaya, Ras adalah suatu kategori atau pengelompokkan sejumlah orang
berdasarkan (terutama) karakter fisik tubuh, seperti warna kulit, tekstur rambut, bantuk mata,
hidung, dan lain sebagainya yang sangat subjektif.3Dalam hal ini biasanya ras digolongkan dalam
suatu daerah tertentu yang memiliki kesamaan baik tradisi, bahasa, dll.
4. Perkawinan Perkawinan sebagai ikatan yang bersifat kontrol sosial antara pria dan wanita yang
didalamnya diatur mengenai hak dan kewajiban, kebersamaan emosional, juga aktivitas seksual,
ekonomi dengan tujuan untuk membentuk keluarga serta mendapatkan kebahagiaan dan kasih
sayang ketuhanan Yang Maha Esa.
5. Masa Kerja, Karakteristik biografis terakhir yang dikaji dalam pembahasan ini adalah masa kerja.
Dengan pengecualian isu-isu perbedaan pria-wanita, agaknya tidak ada isu yang berpotensi
terbesar memicu kesalahpahaman dan spekulasi dari dampak senioritas pada kinerja.

2. Hubungan kepuasan kerja dari perilaku kerja :


1. Kepuasan kerja dapat menentukan tingkat kinerja karyawan yang tinggi maupun rendah. Adanya
tingkat kepuasan kerja diharapkan dapat meningkatkan kinerja karyawan sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dalam memperoleh hasil kerja yang baik
dalam menghasilkan produktivitas yang baik.
2. Ada hubungan negatif sangat signifikan antara kepuasan kerja dengan intensi turnover. Semakin
tinggi kepuasan kerja maka semakin rendah intensi turnover, dan sebaliknya semakin rendah
kepuasan kerja maka semakin tinggi intensi turnover karyawan.
3. Pengaruh kepuasan kerja terhadap tingkat absensi adalah sebesar 12%, sedangkan sisanya
sebesar 88% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penulis. Hasil penelitian
memperlihatkan bahwa kepuasan kerja karyawan di PT. X cenderung cukup puas dan tingkat
absensi karyawan cenderung rendah
4. Semakin tinggi kepuasan kerja maka semakin tinggi Organizational Citizenship Behavior pada
karyawan, sebaliknya semakin rendah kepuasan kerja maka semakin rendah Organizational
Citizenship Behavior pada karyawan.
5. Lingkungan kerja yang baik akan menciptakan karyawan yang puas terhadap perusahaan dan
berakibat pada kinerja karyawan yang lebih baik. Karyawan yang puas kemudian juga akan
memberikan pelayanan jasa yang baik dan optimal kepada konsumen sehingga konsumen
merasa puas.

3. Ketiga kekuatan yang mempertahankan budaya organisasi ialah sebagai berikut:

 Seleksi untuk menentukan kriteria yang dianggap paling tepat untuk menjadi anggota organisasi.
Ini merupakan kekuatan dalam mempertahankan budaya organisasi. Tujuan utama dari proses
seleksi adalah menemukan & mempekerjakan individu yg memiliki pengetahuan, kepandaian &
kemampuan untuk berprestasi dalam pekerjaan di dalam organisasi.
Dalam proses seleksi ini, ketika terdapat banyak calon yang memenuhi criteria, maka pengambil
keputusan akan menentukan siapakah yang nantinya akan dipekerjakan berdasarkan
pertimbangan tentang sejauh mana calon-calon tersebut akan cocok dengan organisasinya.
Selain itu, proses seleksi ini juga member informasi kepada para pelamar mengenai organisasi
itu, dan jika mereka merasakan adanya konflik antara nilai mereka dengan nilai organisasi
tersebut, maka mereka dapat mengundurkan diri dari pencalonannya. Sehingga, proses seleksi
tersebut, menyaring individu yang mungkin akan menyerang atau mengacaukan nilai-nilai
intinya.
 Manajemen puncak menunjukkan pada perilaku & tindakan dari manajemen puncak akan
berpengaruh terhadap budaya organisasi. Para pegawai memperhatikan perilaku manajemen
dimana kejadian-kejadian yang diamati oleh para pegawai dalam kurun waktu tertentu dapat
menetapkan norma-norma yang kemudian meresap ke bawah melalui organisasi. Adanya sosok
Leadership sebagai panutan dalam bertindak merupakan cara untuk mempertahankan Budaya
Organisasi yang telah ada.

 Proses sosialisasi merupakan langkah yang tepat untuk mempertahankan budaya organisasi,
terutama sosialisasi yang ditujukan bagi anggota baru untuk menyesuaikan diri dengan
budayanya. Seluruh anggota organisasi seharusnya mengetahui & memahami mengenai
terbentuknya budaya organisasi, pentingnya bagi kemajuan organisasi, termasuk bagi
pengembangan dirinya. Sebuah organisasi akan selalu mensosialisasi setiap pegawai selama
kariernya. Namun sosialisasi yang paling eksplisit ialah ketika organisasi mencoba membentuk
orang luar/orang baru untuk menjadi seorang pegawai “yang berkedudukan baik”. Dalam proses
tersebut, mereka diberitahu mengenai bagaimana hal tersebut dilakukan disini.

4. Karakteristik Budaya Organisasi


1. Inovasi dan pengambilan risiko. Mencari peluang baru, mengambil risiko, bereksperimen, dan
tidak merasa terhambat oleh kebijakan dan praktik-praktik formal.
2. Stabilitas dan keamanan untuk mengantisipasi kejadian yang dapat diperkirakan sebelumnya.
Serta penerapan aturan-aturan yang mengarahkan perilaku.
3. Hormat kepada orang.
4. Orientasi hasil. Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi terhadap hasil, pencapaian, dan
tindakan.
5. Orientasi tim dan kolaborasi. Bekerja bersama secara terkoordinasi dan berkolaborasi.
6. Keagresifan dan perjuangan dengan mengambil tindakan tegas untuk menghadapi para pesaing.
7. Perhatian pada hal-hal detail. Dimana pekerjaan dielemen menunjukkan ketepatan, melakukan
analisis, dan perhatian pada hal-hal rinci.

5. tiga definisi organizational Behavior menurut para pakar.

1. Menurut Stephen P.Robbins- Timothy A Judge (2008:1) Perilaku Organisasi (PO) adalah bidang
studi yang menyelidiki pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok dan struktur terhadap
perilaku dalam suatu organisasi, yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahauan guna
neningkatkan keefektifan sebuah organisasi.
2. Pengertian dari organizational behavior adalah studi mengenai perilaku manusia dalam
organisasi. Organisasi adalah sekumpulan individu yang terkoordinasi untuk bekerjasama secara
berkelanjutan guna mencapai tujuan bersama (André, 2008, p. 4).
3. Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan
struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu
untuk memperbaiki keefektifan organisasi. (Robbins, 2006).

6. Menurut Rakhmat (1994): Krech dan Crutchfield (1975) (dalam Sobur:460) faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dapat dikategorikan menjadi:

1. Faktor fungsional, Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan (suasana hati),
pelayanan, dan pengalaman masa lalu seseorang individu.
2. Faktor-faktor struktural, Faktor-faktor struktural berarti bahwa faktor-faktor tersebut timbul
atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem syaraf
individu.
3. Faktor-faktor situasional, Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa nonverbal. Petunjuk
proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari
faktor situasional yang mempengaruhi persepsi.
4. Faktor personal, Faktor personal ini terdiri atas pengalaman, motivasi dan kepribadian.

Anda mungkin juga menyukai