Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ESAY

KETERLIBATAN KERJA INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia Sektor Publik

Oleh :
Kalista Maria Oktaviani
NIM. E1011151074

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
1. PENDAHULUAN
Seorang karyawan yang terlibat sepenuhnya dengan pekerjaannya
akan mengakibatkan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Secara
psikologis akan menimbulkan rasa sukses yang akan menaikkan harga diri
karyawan sehingga kondisi ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
peningkatan performa karyawan. Menurut Robbins (2001), keterlibatan kerja
adalah derajat dimana orang dikenal dari pekerjaannya, berpartisipasi aktif di
dalamnya, dan menganggap prestasinya penting untuk harga diri. Keterlibatan
kerja merupakan ukuran sejauh mana seseorang memihak secara psikologis
terhadap pekerjaannya dan menganggap kinerjanya sebagai ukuran harga
dirinya. Menurut Kanungo (1982), keterlibatan kerja adalah tingkat sejauh
mana karyawan menilai bahwa pekerjaan yang dilakukannya memiliki
potensi untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhannya sebagai hasil dari proses
identifikasi psikologis yang dilakukan karyawan terhadap tugas-tugas yang
bersifat khusus atau pekerjaannya secara umum yang mana proses tersebut
bergantung pada sejauh mana kebutuhan-kebutuhan, baik intrinsik maupun
ekstrinsik, dirasa penting.
Keberhasilan karyawan dalam bekerja merupakan aktualisasi potensi
diri sekaligus peluang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan bagi
perusahaan, keberhasilan merupakan sarana menuju pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan. Jadi, dapat dikatakan keberhasilan merupakan
kinerja yang harus dicapai untuk perubahan. Kinerja karyawan akan
mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuan. Kemampuan kerja
karyawan merupakan pengetahuan dan penguasaan karyawan sebagai teknis
pelaksana tugas yang diberikan. Kualitas karyawan dapat dilihat dari
bagaimana karyawan mampu menyelesaikan tugas yang diberikan dan
memiliki keterampilan dalam bidangnya. Kuantitas karyawan berarti
karyawan mampu menghasilkan tugas sesuai target perusahaan. Kemudian
karyawan bekerja tepat waktu yaitu mampu mengatur waktu antara
menyelesaikan tugas dengan aktifitas yang lain. Memiliki efektivitas
karyawan yakni karyawan mampu memaksimalkan sumber daya yang ada
seperti fasilitas-fasilitas perusahaan untuk meningkatkan hasil kerja
karyawan. Karyawan memiliki kemandirian yaitu mampu menjalankan fungsi
kerjanya tanpa meminta bantuan dari orang lain. Serta karyawan yang
memiliki komitmen akan beranggung jawab terhadap perusahaan.
Kinerja merupakan prestasi kerja atau hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan persatuan periode waktu dan
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya. Kinerja pada dasarnya adalah sesuatu yang dilakukan atau tidak
dilakukan karyawan, sehingga mereka mempengaruhi seberapa banyak
mereka memberi kontribusi kepada perusahaan termasuk pelayanan kualitas
yang disajikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran
keterlibatan dan partisipasi karyawan terhadap kinerja karyawan. Pada bagian
berikutnya akan diuraikan landasan teori dan metodologi penelitian serta hasil
penelitian.

2. PEMBAHASAN
a. Perilaku Individu Dalam Organisasi
Menurut Sopiah untuk dapat memahami perilaku individu dengan
baik, terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik yang melekat pada
indvidu. Adapun karakteristik yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis,
kepribadian, persepsi dan sikap (Sopiah, 2008). Manusia merupakan salah
satu dimensi dalam organisasi yang amat penting, merupakan salah satu
faktor dan pendukung organisasi (Ratih, 2018). Perilaku organisasi pada
hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam
organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilku organisasi
sebaiknya diketahui terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung
organisasi tersebut (Thoha, 2012). Kast dan James, mengemukakan
perilaku adalah cara bertindak, ia menunjukkan tingkah laku seseorang.
Pola perilaku adalah mode tingkah laku yang dipakai seseorang dalam
melaksanakan kgiatan-kegiatannya. Dikatakan bahwa proses perilaku
serupa untuk semua individu, walaupun pola perilakunya mungkin
berbeda. Ada 3 asumsi yang saling berkaitan mengenai perilaku manusia,
yakni: 1) perilaku itu disebabkan (caused), 2) perilaku itu digerakkan
(motivated), 3) perilaku itu ditunjukan pada sasaran. Ketiga unsur ini
saling terkait dalam modal dasar perilaku individu dan berlaku kepada
siapa dan kapan saja (Kast & Rosenzweig, 1995). Setiap individu
berperilaku ketika ada ransangan dan memiliki sasaran tertentu. Perialku
ke arah sasaran, timbul karena ada ransangan dan semua perilaku ada
penyebabnya.Yang pokok dalam proses ini adalah jarak antara kondisi
sekarang dengan kondisi yang diinginkan dan perilaku yang timbil untuk
menutup jarak itu. Ransangan disaring melalui system keinginan atau
kebutuhan yang mungkin bermacam-macam bentuknya.
Perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara
person atau individu dengan lingkungannya. Individu membawa ke dalam
tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan
kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semua merupakan
karakteristik yang dipunya individu, dan karakteristik ini akan dibawa
olehnya manakala ia akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni
organisasi atau lainnya. Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan
bagi individu mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang
dipunyai organisasi antara lain: keteraturan yang diwujudkan dalam
susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan
tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian dan lain
sebagainya.
b. Memahami Sifat-sifat Manusia
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan
menganalisa kembali prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu
bagian daripadanya. Prinsipprinsip dasar itu sebagaimana dikemukakan
oleh Thoha, sebagai berikut: Manusia berbeda perilakunya, karena
kemampuannya tidak sama Mempelajari prinsip dasar kemampuan amat
penting agar dapat diketahui mengapa seseorang berbuat dan berperilaku
berbeda dengan yang lain. Dengan adanya keterbatasan kemampuan ini,
maka setiap orang didalam melaksanakan tugasnya akan tidak sama pula.
Demikian pula dengan seorng pemimpin. Ada seorang pemimpin bisa
mengatasi persoalan yang rumit hanya memerlukan beberapa saat saja,
tetapi tidak demikianlah dengan pimpinan yang lain, ia memerlukan puasa
tiga hari tiga malam, berkonsultasi dengan orang tua disuatu desa yang
diagung-agungkan, dan banyak cara yang dilakukan.Keterbatasan
kemampuan ini yang membuat seseorang bertingkah laku yang berbeda.
Banyak yang diinginkan manusia, tetapi jawaban manusia untuk
mewujudkan keinginannya itu terbatas, sehingga menyebabkan semua
yang diinginkan itu tidak tercapai (Thoha, 2012). Manusia mempunyai
kebutuhan yang berbeda. Para ahli sepakat bahwa manusia ini berperilaku
karena di dorong oleh serangkaian kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan
yang ada dalam diri setiap individu, hal ini mendorong semangatnya untuk
berbuat dalam mencapainya sesuatu objek atau hasil. Kebutuhan seseorang
berbeda dengan kebutuhan orang lain. Seseorang karyawan yang didorong
untuk mendapatkan tambahan gaji supaya dapat hidup satu bulan dengan
keluarganya, tingkah perilakunya jelas akan berbeda dengan karyawan
yang didorong oleh keinginan memperoleh kedudukan agar mendapatkan
harga diri di dalam masyarakat. Pemahaman kebutuhan yang berbeda dari
seseorang ini amat bermanfaat untuk memahami konsep perilaku
seseorang di dalam organisasi. Hal ini bisa dipergunakan untuk
memprediksi dan menjelaskan perilaku yang berorientasi tujuan di dalam
kerja sama organisasi. Ini juga dapat menolong kita untuk memahami
mengapa suatu hasil dianggap penting bagi seseorang, dan juga menolong
kepada kita untuk mengerti hasil manakah yang akan menajdi terpenting
untuk menentukan spesifikasi individu.
Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu dan kebutuhannya. Memahami lingkungan adalah
suatu proses yang aktif dimana seseorang mencoba membuat
lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif melibatkan
seseorang individu mengakui secara selektif aspek-aspek yang berbeda
dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami dalam
kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhannya dan nilainilainya. Oleh karena
kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda
sifatnya, maka persepsi terhadap lingkungan juga akan berbeda. Suatu
contoh, orang-orang yang berada dalam organisasi yang sama seringkali
mempunyai perbedaan di dalam berpengharapan (expectancy) mengenai
suatu jenis perilaku yang membuahkan suatu penghargaan, misalnya
naiknya gaji dan cepatnya promosi.
c. Proses Keterlibatan dan Partisipasi
Karyawan Pada konteks keterlibatan dan partisipasi kerja yang
dikemukakan oleh Noe (2011:378), kemungkinan individu untuk terlibat
(involved) dengan pekerjaan tergantung pada penerimaan bahwa pekerjaan
mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan yang penting. Bila
pekerjaan dirasa kurang memberikan kesempatan untuk pemenuhan
kebutuhan yang dianggap penting, maka individu akan mengembangkan
suatu kecenderungan. Kecenderungan tersebut berupa penarikan upaya
kerja dan mengasingkan diri dari pekerjaan (alienation).
Pekerjaan dipandang sebagai hal yang penting dan berarti bagi
individu sehingga individu memberikan perhatian besar dan sangat
memikirkan pekerjaannya yang membuat individu terlibat dengan
pekerjaannya. Proses tersebut mengakibatkan pencapaian sasaran dan
tujuan organisasi dan secara psikologis akan menimbulkan rasa sukses
yang akan menaikkan harga diri karyawan di mana kondisi ini pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan keterlibatan dan
partisipasi kerja.
d. Faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan dan Partisipasi Karyawan
Faktor-faktor keterlibatan kerja dilihat dari sejauh mana seorang
karyawan ikut berpartisipasi dengan seluruh kemampuannya dalam
membuat peningkatan kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan. Ada
beberapa faktor yang dapat dipakai untuk melihat keterlibatan dan
partisipasi kerja seorang karyawan menurut Gibson (2007:214), yaitu :
1) Aktif berpartisipasi dalam pekerjaannya Aktif berpartisipasi dalam
pekerjaan dapat menunjukkan bahwa seorang karyawan terlibat dalam
pekerjaannya (job involvement). Aktif berpartisipasi adalah perhatian
yang dicurahkan seseorang terhadap sesuatu. Dari tingkat atensi inilah
dapat diketahui seberapa perhatian dan kepedulian yang dimiliki oleh
seorang pekerja.
2) Menunjukkan pekerjaannya adalah yang utama. Pada karyawan dapat
mewakili tingkat keterlibatan kerjanya. Seorang karyawan yang merasa
bahwa pekerjaanya adalah hal yang utama akan selalu berusaha
memberi serta melakukan yang terbaik untuk pekerjaannya dan
mengganggap pekerjaannya sebagai pusat yang menarik dalam hidup
dan pantas untuk diutamakan.
3) Melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang penting untuk harga diri
Keterlibatan kerja dapat dilihat dari sikap seorang karyawan dalam
pikiran mengenai pekerjaannya, dimana seorang karyawan menganggap
pekerjaan itu penting bagi harga dirinya. Harga diri merupakan
perpaduan antara kepercayaan diri dan penghormatan diri, mempunyai
harga diri yang kuat artinya merasa cocok dengan kehidupan dan penuh
keyakinan, yaitu mempunyai kompetensi dan sanggup mengatasi
masalahmasalah kehidupan.
Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri
baik secara positif atau negatif. Apabila pekerjaan tersebut dirasa berarti
dan sangat berharga baik secara materi dan psikologis bagi karyawan
tersebut maka karyawan tersebut akan menghargai dan akan melakukan
pekerjaannya sebaik mungkin. Dengan begitu keterlibatan dan partisipasi
kerja dapat tercapai, dan karyawan tersebut merasa bahwa pekerjaan
mereka penting bagi harga dirinya.
e. Komponen Keterlibatan dan Partisipasi Karyawan
Sirait (2007:68) ada 3 komponen keterlibatan dan partisipasi
karyawan yang saling terkait yaitu:
1) Aspek Kognitif Aspek kognitif keterlibatan dan partisipasi karyawan
berfokus pada karyawan yang memiliki keyakinan tentang perusahaan,
atasan dan kondisi pekerjaan yang dialami.
2) Aspek Emosional Aspek emosional keterlibatan dan partisipasi
karyawan berfokus pada perasaan karyawan serta perilaku positif
maupun negatif karyawan terhadap perusahaan, atasan dan kondisi
pekerjaan yang dialami.
3) Aspek Perilaku Aspek perilaku dari keterlibatan dan partisipasi
karyawan merupakan komponen nilai tambah bagi perusahaan untuk
melihat bagaimana pengaturan waktu karyawan dalam penyelesaian
pekerjaan, kemampuan berpikir yang terlihat dari penyelesaian
pekerjaan maupun energi yang dikhususkan dalam penyelesaian
pekerjaan.

3. PENUTUP
a. Kesimpulan
Keterlibatan dan partisipasi karyawan merupakan ukuran derajat
seseorang dalam memihak secara psikologis terhadap pekerjaannya dan
menganggap kinerjanya sebagai ukuran harga diri. Keterlibatan dan
partisipasi kerja karyawan dapat memberikan pengaruh yang sangat besar
terhadap keberhasilan suatu perusahaan dalam pencapaian suatu tujuan.
Keterlibatan kerja karyawan diharapkan memberikan dampak positif
kepada perusahaan dengan memberikan suatu hasil yang dapat
memberikan keuntungan, dengan meningkatnya kinerja setiap karyawan.
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa: karakteristik individu terintegrasi dengan karakteristik
organisasi maka akan terwujudlah perilaku individu dalam organisasi.
Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap
manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia
terhadap organisasi. Terdapat beberapa perbedaan karakteristik yang
terdapat pada diri setiap individu. Diantara beberapa karakteristik itu yaitu
perbedaan mengenai kecerdasan dan potensi yang dimiliki oleh masing-
masing individu. Diatas telah dipaparkan beberapa pendekatanpendekatan
yang digunakan untuk memahami sifat-sifat manusia.
b. Saran
Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu dan kebutuhannya. Memahami lingkungan adalah
suatu proses yang aktif dimana seseorang mencoba membuat
lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Jadi dalam suatu organisasi
keterlibatan sangat menjadi pengaruh dalam mencapai tujuan Bersama.
Faktor lingkungan yang akan menjadi penentu bagi individu dalam
melaksanakan tugasnya, dan peran penting seorang pemimpin di dalam
suatu organisasi.

4. DAFTAR PUSTAKA

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi Edisi Ke-12.


Salemba Empat.

Ratih, N. (2018). Perilaku Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai


Pada Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat (study
Kasus Sub Dinas Kesenian). Perpustakaan.

Sopiah, S. (2008). Perilaku Organisasional. PT Andi Yogya.

Thoha, M. (2012). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya (22nd


ed.). Rajawali Pers.

Kast, F. E., & Rosenzweig, J. E. (1995). Organisasi dan Manajemen edisi


keempat. Bumi Aksara. Jakarta.

Noe, Raymond A. 2011, Fundamentals of Human Resource Management.


USA: McGraw-Hill Irwin.
Gibson, James L. et.al. 2007. Organizations:Behavio, Structure, Processes.
New York: McGrawHill Irwin.

Sirait, Justine. 2007. Memahami Aspekaspek Pengelolaan Sumber Daya


Manusia dalam Organisasi. Jakarta: PT. Grasindo.
http://www.drmasda.com/berita-184-peran-individu-pemimpin-dan-anggauta-
dalam-suatu-organisasi-dalam-meningkatkan-produktivitas-
organis.html
https://careabouteducation.wordpress.com/2011/09/22/peran-individu-dan-
kelompok-dalam-suatu-organisasi/

Anda mungkin juga menyukai