Anda di halaman 1dari 32

BAB 4

KEPRIBADIAN DAN EMOSI


Disusun Oleh:
SHELLA MEILANI S
SINDY NOVIA
SISKA NUR’AINI DEWI
UNIQUE THERESIA AGUSTA
KEPRIBADIAN

Merupakan jumlah total cara-cara di mana


seorang individu beraksi atas dan berinteraksi
dengan orang lain.
Mengukur Kepribadian
Alat yang paling umum untuk mengukur
kepribadian adalah melalui survei laporan diri di mana
individu mengevaluasi dirinya sendiri dalam
serangkaian faktor.
Pembeda Kepribadian
Sebuah debat awal dalam riset kepribadian
berpusat pada apakah kepribadian seseorang
merupakan faktor hereditas (keturunan) atau
lingkungan. Kepribadian tampaknya merupakan
hasil keduanya, meskipun demikian, riset
cenderung mendukung pentingnya faktor
hereditas dibandingkan lingkungan.
 
Indikator Tipe Myers-Briggs

Ekstrover (Ekstrovered-E) versus Introver (Intraverted-I).


Individu-individu ekstrover ramah, pandai bersosialisasi, dan percaya
diri. Introver tenang dan pemalu.
Perasa (Sensing-S) versus Intuitif (Intuitive-N). Tipe perasa praktis
serta memilih rutin dan urutan. Mereka fokus pada detail. Intuitif
bergantung pada proses tidak sadar dan melihat pada gambaran besar.
Memikirkan (Thinking-T) versus Merasakan (Feeling-F). Tipe
yang memikirkan biasanya menggunakan penalaran dan logika untuk
menangani masalah. Tipe yang merasakan berpegang pada nilai-nilai
dan emosi pribadi mereka.
Menilai (Judging-J) versus Menerima (Perceiving-P). Tipe yang
menilai menginginkan kendali dan memilih urutan dan struktur. Tipe
yang menerima fleksibel dan spontan.
Model Kepribadian Lima Besar

Ekstraversi. Menampilkan level kenyamanan kita di dalam hubungan. Ekstrover


cenderung ekspresif, percaya diri, mampu bersosialisasi. Introver cenderung
pemalu, penakut, tenang.
Keramahan. Merujuk pada kecenderungan seorang individu untuk memahami
orang lain. Orang yang ramah kooperatif, hangat, dan mempercayai. Orang yang
berskor rendah dingin, tidak ramah dan antagonis.
Kehati-hatian. Sebuah ukuran reabilitas. Orang yang hati-hati bertanggung jawab,
teratur, dapat diandalkan dan persisten. Mereka yang berskor rendah mudah
dialihkan, tidak teratur, tidak dapat diandalkan.
Stabilitas emosional. Menunjukkan kemampuan seseorang untuk menghadapi
stress. Orang dengan stabilitas emosional positif tinggi cenderung tenang, percaya
diri, aman. Mereka dengan skor negatif tinggi cenderung gugup, cemas, depresi,
dan tidak aman.
Keterbukaan pada pengalaman. Mencakup kisaran nikmat dan ketertarikan atas
inovasi. Orang yang sangat terbuka kreatif, ingin tahu, dan secara artistik sensitif.
Sebaliknya mereka yang berada di ujung lainnya dari kategori ini konvensional dan
merasa nyaman dalam keadaan yang dikenal.
Bagaimana Sifat-Sifat Lima Besar Memprediksi
Perilaku Di Tempat Kerja?

• Lebih sedikit • Kepuasan hidup


pikiran dan emosi dan kerja lebih
Stabilitas Emosi negatif tinggi
• Lebih tidak • Level stres lebih
waspada rendah
• Keahlian
interpersonal lebih • Kinerja lebih baik
Ekstraversi baik • Kepemimpinan
• Dominasi sosial lebih baik
lebih besar

• Peningkatan
• Lebih kreatif
kepemimpinan
Keterbukaan • Lebih fleksibel dan
•Lebih adaptif
otonom
terhadap perubahan
• Kinerja lebih baik
• Lebih disukai
•Level perilaku
Keramahan • Lebih patuh dan
menyimpang lebih
taat
rendah

• Lebih terdorong
• Kinerja lebih baik
dan disiplin
Kehati-hatian • Kepemimpinan
• Lebih teratur dan
lebih baik
terencana
Dark Triad

1. Machiavellianisme Individu yang dominan


pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan
percaya bahwa hasil membenarkan cara.
2. Narsisme Seseorang yang memiliki rasa berlebihan
akan pentingnya diri, membutuhkan kekaguman
yang berlebih, memiliki rasa kelayakan, dan angkuh.
3. Psikopat Dalam konteks perilaku organisasi,
psikopat didefinisikan sebagai kurangnya kepedulian
terhadap orang lain, dan kurangnya rasa bersalah
atau menyesal ketika tindakan mereka menyebabkan
bahaya.
Pendekatan-Penghindaran

Motivasi pendekatan adalah ketertarikan kita pada


rangsangan positif .
Motivasi penghindaran adalah respons kita terhadap
rangsangan negatif.
Sifat Kepribadian Lainnya yang Relevan dengan Perilaku Organisasi
1. Evaluasi Inti Diri Kesimpulan akhir yang dimiliki
individu tentang kemampuan, kompetensi dan nilai
mereka sebagai individu.
2. Pengawasan Diri Suatu sikap kperibadian yang
mengukur kemampuan seorang individu untuk
menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor
situasional eksternal.
3. Kepribadian Proaktif Orang-orang yang
mengidentifikasi peluang, menunjukkan inisiatif,
mengambil tindakan, dan bertahan sampai
perubahan yang berarti terjadi.
Kepribadian dan Situasi

Teori kekuatan situasi mengusulkan bahwa cara kepribadian


bertranslasi ke dalam perilaku bergantung pada kekuatan
situasi.
Para peneliti telah menganalisis kekuatan situasi dalam
organisasi dari segi empat elemen :
1. Kejelasan. Tingkat di mana petunjuk-petunjuk mengenai
kewajiban dan tanggung jawab kerja tersedia dan jelas
2. Konsistensi. Tingkat di mana petunjuk-petunjuk mengenai
kewajiban dan tanggung jawab kerja cocok satu sama lain.
3. Batasan. Tingkat di mana kebebasan individu untuk
memutuskan atau bertindak dibatasi oleh kekuatan diluar
kendalinya.
4. Konsekuensi. Tingkat di mana keputusan memiliki
implikasi penting bagi organisasi atau anggotanya.
Teori Aktivasi Sifat memprediksi bahwa beberapa situasi,
peristiwa atau intervensi mengaktivasikan sebuah sifat lebih
dari yang lainnya.
Bersama-sama, teori kekuatan situasi dan aktivasi sifat
menunjukkan bahwa debat mengenai sifat alami versus sifat
yang dipelihara mungkin lebih baik dibingkai sebagai sifat
alami dan sifat yang dipelihara. Tidak hanya memengaruhi
satu sama lain tetapi keduanya juga berinteraksi satu sama
lain. Dengan kata lain, kepribadian memengaruhi perilaku
kerja dan situasi memengaruhi perilaku kerja, tetapi ketika
situasinya tepat, kekuatan kepribadian untuk memprediksi
perilaku bahkan lebih tinggi.
Emosi dan Suasana Hati
AFEKSI

EMOSI SUASANA HATI


EMOSI DASAR

amarah, tidak suka


antusias,cemburu,takut,frustasi, tidak setuju,
malu, jijik, kebahagiaan, benci, harapan,
kecemburuan, kebahagiaan, cinta, angkuh,
kejutan,dan kesedihan.
SUASANA HATI
DASAR

•Afeksi positif
•Afeksi negatif
SUMBER EMOSI DAN SUASANA HATI
kepribadian
waktu dalam hari
hari dalam minggu
cuaca
stress
aktivitas sosial
tidur
olahraga
umur
jenis kelamin
EMOSI PEKERJA

sebuah situasi dimana seorang pekerja menampilkan emosi yang


dinginkan organisasi selama transaksi – transaksi interpersonal di
tempat kerja
Emosi Palsu
Akting Akting
Permukaan Mendalam
Emosi yang Dirasakan versus Emosi yang Ditampilkan

Emosi yang dirasakan (felt emotion) adalah emosi


yang sebenarnya dari seorang individu.
emosi yang ditampilan (displayed emotion) adalah
emosi yang diharuskan organisasi untuk ditampilkan
oleh pekerja dan dipandang sesuai dalam pekerjaan
tertentu. Emosi ini bukanlah pembawaan, melainkan
dipelajari.
Dimensi Emosi

Macam-macam dimensi Ada beberapa macam emosi. Seperti


marah, kegembiraan, iri, takut, frustasi, kecewa, malu, bahagia,
benci, berharap, cemburu, cinta, sombong, terkejut, dan kesedihan.
Satu cara untuk mengklasifikasikan mereka adalah dengan melihat
apakah termasuk emosi positif atau negatif. Emosi yang positif
mengekspresikan sebuah evaluasi yang menyenangkan. Emosi yang
negatif, mengekspresikan evaluasi yang tidak menyenangkan. Emosi
negatif terlihat memiliki efek lebih besar pada individu.
Intensitas Orang-orang memberikan respon yang berbeda untuk
merangsang emosi.
Frekuensi dan Durasi Kerja emosional yang membutuhkan
frekuensi tinggi atau durasi yang lama lebih membutuhkan tenaga
lebih banyak.
Jenis Kelamin

Wanita lebih ekspresif secara emosional dibandingkan pria, sehingga


mereka mengalami emosi lebih intens, dan cenderung berada pada emosi
tertentu lebih lama daripada pria, mereka lebih sering menampilkan emosi
baik positif maupun negatif kecuali amarah. Bukti sebuah studi menemukan
bahwa pria secara konsisten memiliki emosi lebih tinggi seperti amarah,
sedangkan wanita lebih banyak memiliki emosi tak berdaya seperti sedih
dan takut.
Orang-orang cenderung mengaitkan emosi pria dan wanita dalam cara yang
mungkin berdasarkan stereotip atas bagaimana reaksi emosi umumnya. Satu
studi menunjukkan bahwa partisipan-partisipan eksperimental yang
membaca mengenai ekspresi emosi menginterpretasikan reaksi wanita
sebagai disposisional (berhubungan dengan kepribadian) sedangkan reaksi
pria diinterpretasikan sebagai sesuatu yang diakibatkan oleh situasi di
sekitar mereka. Wajah netral pada pria lebih diatribusikan sebagai amarah
dan wajah netral wanita lebih diatribusikan sebagai bahagia.
 
Batasan-batasan Eksternal pada Emosi
Pengaruh-pengaruh organisasional Ekspresi dari
emosi-emosi negatif seperti rasa takut, gelisah, dan
marah cenderung tidak dapat diterima kecuali dalam
kondisi benar-benar spesifik.
Pengaruh-pengaruh Kultural Tingkat seberapa
besar orang mengalami emosi bervariasi dalam setiap
kultur.
TEORI PERISTIWA AFEKTIF

Teori peristiwa afektif (Affective Event Theory


[AET]) merupakan sebuah model yang menyatakan
bahwa peristiwa tempat kerja menyebabkan reaksi
emosional pada bagian pekerja, yang kemudian
memengaruhi sikap dan perilaku di tempat kerja.
Ujian teori peristiwa afektif menyatakan hal-hal berikut :
Satu episode emosi merupakan serangkaian pengalaman-pengalaman
emosional yang didorong muncul oleh suatu peristiwa tunggal dan
mengandung elemen-elemen emosi serta siklus suasana hati.
Emosi saat ini memengaruhi kepuasan kerja pada saat berlangsung,
bersama dengan riwayat emosi yang mengelilingi peristiwa itu.
Oleh karena suasana hati dan emosi berfluktuasi sepanjang waktu,
efeknya pada kinerja yang juga berfluktuasi.
Perilaku yang digerakkan emosi umumnya pendek dalam durasi dan
variabilitas tinggi.
Oleh karena emosi, bahkan yang positif cenderung tidak cocok dengan
perilaku yang disyaratkan untuk melakukan sebuah pekerjaan, mereka
biasanya memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja.
Kesimpulannya, AET menawarkan dua pesan
penting. Pertama emosi memberikan pandangan yang
berharga tentang bagaimana peristiwa yang
menjengkelkan dan menyenangkan di tempat kerja
memengaruhi kinerja serta kepuasan. Kedua, pekerja
dan manajer seharusnya tidak mengabaikan emosi
atau peristiwa yang menyebabkannya
Pengaturan Emosi
• Pengaturan emosi digunakan untuk mengidentifikasi
dan memodifikasi emosi yang dirasakan seseorang.
• Studi mengidentifikasi bahwa teknik pengaturan
yang efektif mencakup mengakui bukannya menekan
respons emosional kita atas situasi,dan mengevaluasi
kembali peristiwa yang telah terjadi.
• Tidak semua orang bisa mengatur emosinya. Tidak
semua orang dapat mengatur emosi mereka.
• Emosi dan suasana yang positif dapat meningkatkan
kinerja karyawan.
Teknik pengaturan emosi
Teknik pengaturan emosi ada dua yaitu
1. akting permukaan
2. Pengungkapan
Aplikasi Perilaku Organisasi
Kemampuan dan Seleksi
Seseorang yang mengetahui emosinya dan baik dalam mengetahui emosi orang
lain mungkin lebih efektif pada pekerjaannya. Banyak perusahaan
menggunakan ukuran kecerdasan emosional untuk merekrut seseorang.
Kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi serta
mengelola petunjuk-petunjuk dan informasi emosional. Disini terdapat lima
dimensi
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada pendekatan tradisional menitikberatkan pada
rasionalitas. Namun peneliti semakin menemukan bahwa suasana hati dan
emosi memiliki efek penting dalam pengambilan keputusan.
Kreativitas
Semua suasana hati baik positif maupun negatif tampaknya mengarah pada
kreativitas lebih.
Motivasi
Suasana hati sangatlah penting pada tingkat motivasi.
Kepemimpinan
ekspresi dan emosi dalam berbicara sering kali merupakan elemen kritis yang membuat kita
menerima atau menolak pesan pemimpin kita.
Negosiasi
Negosiasi adalah sebuah proses emosional.
Layanan pelanggan
Status emosional pekerja mempengaruhi layanan pelanggan yang mempengaruhi tingkat
bisnis pengulangan dan kepuasan pelanggan
Sikap kerja
orang-orang yang mengalami hari yang baik ditempat kerja cenderung berada dalam suasana
hati yang baik daan begitu pula sebaliknya.
Perilaku menyimpang di tempat kerja
orang yang sedang dalam kondisi emosi negatif lebih mungkin terlibat perilaku menyimpang
Keselamatan dan cedera di tempat kerja
Kondisi hati yang buruk berkontribusi pada kejadian cedera di tempat kerja
Bagaimana manajer dapat mempengaruhi suasana hati
Hal ini dapat membuat pemimpin dan pekerja berhati positif dan tentu akan meningkatkan
kinerja.
Implikasi terhadap OB
OB telah menjadi disiplin ilmu global dan konsep-
konspenya harus mencrminkan nilai-nilai kultural
yang berbeda dari individu di negara-negara yang
berbeda.
Menghubungkan Kepribadian dan Nilai
seorang individu dengan Tempat Kerja
Kesesuaian Individu-Pekerjaan
Teori kesesuaian kepribadian pekerjaan adalah teori yang
mengidentifikasikan enam tipe kepribadian dan
mengemukakan bahwa kesesuaian antara tipe kepriadian
dan lingkungan pekerjaan menentukan kepuasan dan
perputaran karyawan.
Kesesuaian Individu-Organisasi
Dalam meningkatkan kualitas suatu organisasi, organisasi
membutuhkan karyawan yang memiliki kepribadian
sesuai dengan struktur keseluruhan orgaanisasi
ketimbang hanya dengan karakteristik pekerjaan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai