Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 1

ADINDA CANTIKA PRIMADITA


ADITYA FIRDA KUSWARA
AGUNG DWI GUNAWAN
ANINDA RESTIKADEWI
BAB 4

KEPRIBADIAN
DAN EMOSI
KEPRIBADIAN
Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai
suatu konsep dinamis yang mendeskripsikan pertumbuhan
dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang.
Gordon Allport (70 tahun yang lalu) mengartikan kepribadian
“Organisasi dinamis dalam sistem psikofiologis individu
yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara
unik terhadap lingkungannya”.
Faktor yang Mempengaruhi
Kepribadian
1. Faktor keturunan
Ada tiga dasar yang menjelaskan bahwa faktor keturunan
menentukan kepribadian seseorang
a. Berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan
temperamen anak-anak.
b. Berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak
lahir.
c. Meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu
dan dalam berbagai situasi.
2. Faktor lingkungan

Lingkungan adalah dimana tempat kita tumbuh dan dibesarkan;


norma dalam keluarga, teman-teman, dan kelompok social; dan
pengaruh-pengaruh lain yang kita alami. Budaya membentuk
norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari 1 generasi ke generasi
berikutnya serta menghasilkan kosistensi berjalannya waktu.
Sifat-sifat Kepribadian
Sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses
seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan
dengan individu, dan memandu keputusan
pengembangan karier.
John Bearden telah membuktikan bagaimana cara membuat dan
memikirkan kembali cara mengatur individu. Selama beberapa
tahun terakhir penelitian mendukung bahwa 5 dimensi dasar
saling mendasari dan mencakup sebagian besar variasi yang
signifikan dalam kepribadian manusia.
Faktor 5 besar mencakup :
1. Ekstraversi (exstraversion).
2. Mudah akur dan bersepakat (Agreeblesness).
3. Sifat berhati-hati (Conscientiousness).
4. Stabilitas emosi (Emotional Stability).
5. Terbuka terhadap hal-hal baru (Openess to Experience).
Menilai Kepribadian
Ada 3 cara utama untuk menilai kepribadian:
1. Survei Mandiri
2. Survey peringkat oleh pengamat
3. Ukuran proyeksi (Rorschach Inkbolt test dan
Thematic Apperception test-TAT)
Sifat kepribadian yang
mempengaruhi perilaku organisasi
Evaluasi inti diri (Core self evaluation), konsep ini
mengatakan bahwa individu memiliki pandangan akan dirinya
sendiri, ada 2 hal dalam evaluasi inti diri yaitu positif dan
negative
Evaluasi inti diri ditentukan 2 elemen yaitu
1. Harga diri (seft esteem)
2. Lokus kendali (locus of control)
Machiavellianisme (Machiavellianisme-mach) berasal dari
nama niccolo Machiavelli berpendapat tentang bagaimana
cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.
Narsisme (nascissism) adalah individu yang mendeskripsikan
yang menpunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan,
membutuhkan pengakuan berlebih, mengutamakan diri sendiri
dan arogan.
Pemantau diri (self monitoring) merujuk pada kemampuan
seorang individu untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-
faktor situasional eksternal.
Pengambil Resiko, kecenderungan untuk mengambil atau
menghindari resiko telah terbukti berpengaruh terhadap berapa
lama waktu yang dibutuhkan manajer untuk membuat keputusan
dan berapa banyak informasi yang mereka butuhkan untuk
membuat pilihan.
Kepribadian tipe A adalah individu yang luar biasa
kompetitif dan selalu terlihat mengalami keterdesakan
waktu.

Kepribadian tipe B kebalikan dari tipe A, jarang tergoda


oleh keinginan untuk mendapatkan sejumlah hal yang terus
meningkatkan atau berpartisipasi dalam serangkaian
peristiwa yang terus berkembang dengan jumlah yang selalu
berkurang.
Kepribadian proaktif, cenderung oportunis, berinisiatif,
berani bertindak, dan tekun sehingga berhasil mencapai
perubahan yang berarti.

Kepribadian Dan Kultur Nasional, Tidak ada tipe


kepribadian umum untuk suatu Negara tertentu,
Menemukan pengambil resiko yang tinggi dan rendah
hampir setiap kultur. Namun, kultur suatu Negara
mempengaruhi karakteristik kepribadian yang dominan
dari populasinya.
EMOSI
Emosi adalah satu bagian yang tidak terlepas dari
kehidupan sehari-hari.

Emosi merupakan reaksi pribadi seseorang


terhadap sesuatu (objek).

Perasaan atau emosi jiwa tidak bersifat tetap, baik


dalam bentuknya maupun kadarnya.
Pengaruh emosi terhadap
individu

1. Pengaruh emosi terhadap tingkah laku

2. Pengaruh emosi terhadap keadaan jasmani

3. Pengarh emosi pada fungsi-fungsi lainnya


Emosi yang dirasakan vs emosi
yang ditampilkan

Tenaga kerja emosional menuntut karyawan untuk


meperagakan emosi yang tidak sesuai dengan
perasaan aktual mereka.

Permintaan dan situasi peran sering menuntut orang


untuk memperagakan perilaku emosional yang
menutup perasaan mereka yang sesungguhnya.
Dimensi emosi
1. Varietas
2. Intensitas
3. Frekuensi dan durasi
Jenis kelamin dan emosi
Wanita menunjukkan ungkapan emosi yang lebih besar
daripada pria, mengalami emosi secara hebat, lebih
nyaman mengungkapkan emosi, lebih baik dalam
membaca petunjuk-petunjuk emosi, dan lebih sering
menampilkan ekspresi dari emosi yang positif maupun
negatif.
Batasan-batasan eksternal
terhadap emosi
 

1. Pengaruh organisasional
2. Pengaruh budaya
Emosi dapat meningkatkan kemampuan untuk
menjelaskan dan memprediksi proses seleksi dalam
organisasi, pengambilan keputusan, motivasi,
kepemimpinan, konlflik interpersonal, dan perilaku
menyimpang di tempat kerja.

Orang yang mengerti emosi mereka sendiri dan pandai


membaca emosi orang lain mungkin akan lebih efektif
dalam mengerjakkan pekerjaan mereka.
Emotional Intelligence
1. Self awareness
2. Self management
3. Self motivation
4. Empathy
5. Social skills
TEORI PERISTIWA AFEKTIF / Affective Event Theory
(AET)

Teori peristiwa afektif menunjukkan bahwa pekerja bereaksi


secara emosional pada hal-hal yang terjadi di tempat kerja,
dan reaksi ini memengaruhi kinerja dan kepuasan mereka.
Emosi berarti respons atas peristiwa di lingkungan kerja.
Lingkungan kerja meliputi ragam tugas dan tigkat otonomi,
tuntutan pekerjaan, dan tuntutan untuk mengekspresikan
emosi pekerja. Lingkungan dapat menciptakan peristiwa yang
menyenangkan, menjengkelkan, atau keduanya.
Peristiwa menyenangkan atau menjengkelkan ini
mendorong reaksi emosional positif maupun negatif
untuk selanjutnya direspon dengan intensitas lebih tinggi
atau rendah. Respons ini dapat berubah tergantung
suasana hati.

Emosi juga mempengaruhi sejumlah variabel kinerja dan


kepuasan, seperti perilaku kewargaan organisasi,
komitmen organisasi, tingkat usaha, niat untuk keluar,
dan penyimpangan di tempat kerja.
Mengatasi Perilaku Organisasi
terhadap Emosi dan Suasana Hati
1. Seleksi
2. Pengambilan Keputusan
3. Kreativitas
4. Motivasi
5. Kepemimpinan
6. Negosiasi
7. Layanan Pelanggan
8. Sikap Kerja
9. Perilaku Menyimpang di Tempat Kerja

Anda mungkin juga menyukai