Anda di halaman 1dari 5

KEPRIBADIAN DAN NILAI

A. Kepribadian
Definisi kepribadian yang paling sering digunakan merupakan rumusan dari
Gordon Allport sekitar 70 tahun yang lalu. Kepribadian merupakan cara-cara
seorang individu bereaksi atas dan berinteraksi dengan orang lain. Definisi yang
paling sering digunakan adalah sifat-sifat yang dapat diukur yang ditampilkan
seseorang.
Alasan yang penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menghitung
kepribadian adalah bahwa riset telah menunjukkan kegunaan uji kepribadian
dalam keputusan perekrutan dan membantu manajer memprediksi siapa yang
terbaik untuk sebuah pekerjaan. Alat yang digunakan untuk mengukur
kepribadian adalah melalui survei laporan diri di mana individu mengevaluasi
dirinya sendiri dalam serangkaian faktor, seperti “Saya sangat khawatir tentang
masa depan”. Meskipun hasil survei dari survei laporan diri dan survei peringkat
pengamat lainnya berkorelasi, riset menyatakan survei peringkat pengamat lebih
baik dalam memprediksi kesuksesan dalam pekerjaan. Sebaiknya manajemen
menggunakan survei laporan diri dan survei peringkat pengamat dalam
menentukan keputusan penting.
Sebuah debat awal dalam riset kepribadian adalah apakah kepribadian
merupakan faktor hereditas (keturunan) atau lingkungan. Kepribadian
tampaknya merupakan hasil dari keduanya.
Hereditas merujuk pada faktor-faktor berupa figur fisik, fitur wajah, jenis
kelamin, temperamen, komposisi otot, dan refleks, level energi, dan ritme
biologis yang dipengaruhi oleh orang tua. Pendekatan genetik berpendapat
bahwa penjelasan akhir dari kepribadian seorang individu adalah struktur
molekul gen, yang terletak dalam kromosom. Dalam penelitian yang dilakukan
terhadap kembar identik yang dibesarkan secara terpisah, peneliti menemukan
bahwa hereditas memengaruhi sekitar 50 persen dari kesamaan kepribadian
antara anggota dan lebih dari 30 persen kesamaan dalam minat kerja dan
hiburan. Menariknya, studi kembar telah menunjukkan faktor orang tua banyak
mengintervensi kepribadian anak.
Karakteristik-karakteristik kepribadian merujuk kepada perilaku seseorang,
termasuk rasa malu, agresif, penyerahan diri, malas, ambisius, setia, dan takut.
Usaha awal untuk mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan karakteristik-
karakteristik utama sering menghasilkan daftar panjang yang sulit direalisasikan.
Dua pengecualian adalah Tipe Myers-Briggs dan Model Lima Besar (sekarang
kerangka kerja dominan).
1. Indikator Tipe Myers-Briggs
Indikator tipe Myers-Biggs (Myers-Biggs Type Indikator [MBTI]) adalah
instrumen penilaian kepribadian yang paling umum digunakan di dunia.
MBTI merupakan tes kepribadian 100 pertanyaan yang menanyakan apa
yang biasa dirasakan atau dilakukan dalam berbagai situasi. Para
responden diklasifikasikan sebagai ekstrover atau introver (E atau I), perasa
atau intuitif (S atau N), memikirkan atau merasakan (T atau F), dan menilai
atau menerima (J atau P) :
a. Ekstrover (Ekstrovered-E) : ramah, pandai bersosialisasi, dan percaya
diri. Introver (Introvered-I) : tenang dan pemalu.
b. Perasa (sensing-S) : praktis serta memilih rutin dan urutan dan memilih
fokus pada detail. Intuitif (intuitive-N) : bergantung pada proses tidak
sadar dan melihat pada gambaran besar.
c. Memikirkan (thinking-T) : menggunakan penalaran dan logika untuk
menangani masalah. Merasakan (feeling-F) : berpegang pada nilai-nilai
dan emosi pribadi mereka.
d. Menilai (judging-J) : menginginkan kendali penuh dan memilih urutan
dan struktur. Menerima (perceiving-P) fleksibel dan spontan.
Klasifikasi-klasifikasi ini menjelaskan 16 tipe kepribadian dengan
mengidentifikasi satu karakteristik dari tiap empat bagian. Salah satu
masalah adalah bahwa model ini memaksakan seseorang ke dalam satu
tipe atau yang lainnya padahal mereka merupakan tipe keduanya dalam
tingkatan tertentu. MBTI dapat menjadi alat yang bernilai untuk
meningkatkan kesadaran diri dan memberikan panduan karier, tetapi hasil
cenderung tidak berhubungan dengan kinerja. Manajer mungkin tidak
seharusnya menggunakannya sebagai sebuah tes seleksi bagi kandidat
pekerja.
2. Model Kepribadian Lima Besar
Lima dimensi dasar yang mendasari semua yang lainnya dan
mencakup hampir semua variasi signifikan dalam kepribadian manusia.
Faktor faktor lima besar yaitu :
a. Ekstraversi
Menampilkan level kenyamanan di dalam hubungan. Ekstrover
cenderung ekspresif, percaya diri, dan mampu bersosialisasi. Intorver
cenderung pemalu, penakut, dan tenang.
b. Keramahan
Merujuk kepada kecenderungan individu untuk memahami orang lain.
Skor tinggi menunjukkan orang yang ramah, kooperatif, hangat, dan
mempercayai. Orang yang berskor rendah dingin, tidak ramah, dan
antagonis.
c. Kehati-hatian
Orang yang sangat hati-hati bertanggung jawab, teratur, dapat
diandalkan, dan persisten. Mereka yang berskor rendah mudah
dialihkan, tidak teratur, dan tidak dapat diandalkan.
d. Stabilitas emosional
Menunjukkan kemampuan seseorang menghadapi stres. Orang dengan
stabilitas emosional positif tinggi cenderung tenang, percaya diri, dan
aman. Mereka dengan skor negatif tinggi cenderung gugup, cemas,
depresi, dan tidak aman.
e. Keterbukaan pada pengalaman
Mencakup kisaran minat dan ketertarikan atas inovasi. Orang yang
sangat terbuka kreatif, ingin tahu, dan secara artistik sensitif.
Sebaliknya, mereka yang berada di ujung lainnya dari kategori ini
konvensional dan merasa nyaman dalam keadaan yang dikenal.
Riset telah menemukan hubungan antara dimensi-dimensi kepribadian
ini dan kinerja. Individu yang memiliki skor tinggi dalam kehati-hatian lebih
tertarik dalam belajar dibandingkan hanya menampilkan pekerjaan, juga
sangat baik dalam menjaga kinerja saat dihadapkan dengan umpan balik
negatif. Tetapi individu yang terlalu berhati hati biasanya tidak lebih baik
dibandingkan mereka yang hanya berada di atas rata-rata dalam kehati-
hatian.
Dari sifat lima besar, stabilitas emosional paling kuat hubungannya
dengan kepuasan hidup, kepuasan kerja, dan tingkat stres yang rendah.
Skor tinggi lebih mungkin menjadi positif dan optimis serta mengalami
emosi-emosi negatif lebih kecil. Skor rendah terlalu waspada, mencari
masalah serta rentan terhadap efek fisik dan psikologis stres.
Faktor-faktor kepribadian lima besar muncul dalam hampir semua studi
lintas budaya, termasuk Cina, Israel, Jerman, Jepang, Spanyol, Nigeria,
Norwegia, Pakistan, dan Amerika Serikat. Penemuan ini mendukung apa
yang telah ditemukan dalam riset AS : fitur-fitur Lima Besar, kehati-hatian
adalah prediktor terbaik dari kinerja.
3. Dark Triad
Peneliti telah menemukan bahwa tiga fitur yang tidak diinginkan sosial
yang kita miliki dalam tingkatan yang beragam dan relevan terhadap perilaku
organisasi, yaitu Machiavillianisme, narsisme, dan psikopat. Merujuk pada
sifat negatifnya, peneliti melabelinya sebagai Dark Triad, meskipun
ketiganya tidak selalu terjadi bersamaan.
a. Machiavellianisme (Mach)
Karakteristik kepribadian Mach dinamai sesuai nama Niccolo
Machiavelli, yang menulis pada abad ke-16 bagaimana memperoleh dan
menggunakan kekuasaan. Seorang individu dominan Mach pragmatis
mempertahankan jarak emosional dan percaya bahwa hasil dapat
membenarkan diri. Orang yang dominan Mach memanipulasi lebih
banyak, menang lebih banyak, dipengaruhi lebih sedikit, serta
memengaruhi orang lain lebih banyak dibandingkan Mach rendah.
Mereka cenderung berperilaku agresif dan terikat dengan perilaku kerja
konterproduktif.
b. Narsisme
Narsisme menjelaskan seseorang yang memiliki rasa berlebihan akan
pentingnya diri, membutuhkan kekaguman yang berlebihan, memiliki
rasa kelayakan, dan angkuh. Beberapa studi menyebutkan bahwa orang
yang narsis lebih adaptif dan mengambil keputusan yang lebih baik
dibandingkan yang lain letika keputusan itu kompleks. Sebuah studi
mendapati bahwa ketika orang narsis berpikir bahwa mereka pemimpin
yang lebih baik dari koleganya sedangkan atasan mereka menilai
mereka lebih buruk. Dalam konteks etis tinggi, pemimpin yang narsis
mungkin dinilai tidak efektif dan tidak etis.
c. Psikopat
Dalam konteks organisasi, psikopat didefinisikan sebagai kurangnya
kepedulian kepada orang lain dan kurangnya rasa bersalah atau
menyesal ketika tindakan mereka menyebabkan bahaya. Ukuran atas
psikopat mencoba untuk menilai, memotivasi seseorang untuk mematuhi
norma sosila, kesiapan untuk menipu untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan dan efektifitas usaha itu, imulsivitas, dan ketidakpedulian
terhadap orang lain.
4. Pendekatan-Penghindaran
Kerangka kerja pendekatan-penghindaran telah menggunakan
karakteristik kepribadian sebagai motivasi. Motivasi pendekatan dan
penghindaran mewakili tingkat dimana kita bereaksi terhadap rangsangan
positif (pendekatan) dan negatif (penghindaran).

Anda mungkin juga menyukai