Perilaku Organisasi
Kepribadian dan Nilai
04
Disusun Oleh :
Program Studi : Manajemen
Ari Apriani, S.E., M.M
ABSTRAK TUJUAN
Etika merupakan cerminan dari Setelah membaca modul ini,
kepribadian seseorang. Melalui cara beretika mahasiswa diharapkan mampu
inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui untuk :
sifat dan ciri kepribadian dari orang lain. Dalam Mahasiswa mampu memahami
pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang tentang kepribadian dan nilai.
mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun
eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak
merupakan faktor internal yang paling
berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah
hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau
genetika seseorang. Sedangkan dari faktor
eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh
lingkungan dimana tempat seseorang itu berada.
B. Kepribadian
Definisi kepribadian yang sering digunakan dibuat oleh Gordon Allport. Ia mengatakan bahwa
kepribadian adalah “organisasi dinamis dalam sistem psikofisiologis individu yang menentukan caranya
untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap lingkungannya”. Untuk tujuan kita, hendaknya
menganggap bahwa kepribadian (personality) merupakan keseluruhan cara dimana seseorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering didiskripsikan dalam istilah
sifat yang bisa diukur dan ditunjukkan oleh seseorang.
Jadi kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seorang berinteraksi dengan individu yang
lainnya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu:
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri
sendiri dan orang lain dan menghindari marah.
2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan
positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih
kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.
4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri serta
dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra
5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta,
merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak
Pendekatan-Penghindaran
MBTI, Lima Besar, dan Dark Triad bukan hanya kerangka kerja teoretis kepribadian yang ada.
Baru-baru ini, kerangka kerja pendekatan-penghindaran telah menggunakan karakteristik-karakteristik
kepribadian sebagai motivasi. Motivasi pendekatan dan penghindaran mewakili tingkat dimana kita
beraksi pada pada rangsangan. Motivasi pendekatan adalah ketertarikan kita pada rangsangan positif dan
motivasi penghindaran adalah respons kita pada rangsangan negatif.
Kerangka kerja pendekatan-penghindaran oleh karena itu mengorganisasikan sifat-sifat dan bisa
membantu menjelaskan bagaimana mereka memprediksi perilaku kerja. Satu studi menunjukkan,
misalnya bahwa motivasi pendekatan dan penghindaran dapat membantu menjelaskan bagaimana
evaluasi diri inti memengaruhi kepuasan kerja. Kerangka kerja itu juga mencakup beragam motif kita
saat bertindak. Misalnya, tekanan kompetitif cenderung memunculkan baik motivasi pendekatan (orang
bekerja lebih keras untuk menang) dan motivasi penghindaran (orang teralihkan dan terdemotivasi oleh
ketakutan akan kekalahan).
Pekerjaan-pekerjaan dengan skor tinggi (sifat-sifat disini seharusnya memprediksi perilaku dalam pekerjaan-pekerjaan ini)
Pemandu lalu lintas Ulama Pelatih/pandu Aktor Petugas penjara/ Analis siaran berita
udara lapas
Akuntan Terapis Manajer keuangan Analis sistem Telemarketer Editor
Sekretaris hukum Petugas hotel Sales Penulis iklan Pramugari Pilot Pesawat terbang
Pekerjaan dengan skor rendah (sifat-sifat yang didaftarkan disini seharusnya tidak memprediksi perilaku dalam pekerjaan-pekerjaan ini)
Pekerja hutan Insinyur perangkat lunak Pegawai pos Notulen pengadilan Komposer Spesialis perawatan
kulit
Ahli pijat Operator pompa Sejarahwan Petugas arsip Ahli biologi Matematikawan
Model Teknisi siaran Operator reaktor nuklir Teknisi medis Petugas statistik Pelatih kebugaran
Pekerjaan dengan skor tinggi mengaktivasi sifat-sifat ini (membuat mereka lebih relevan dalam memprediksi perilaku)
Kehati-hatian (+) Ekstraversi (+) Ekstraversi (+) Keterbukaan (+) Ekstraversi (+) Kehati-hatian (+)
Keramahan (+) Keramahan (-) Keramahan (+) Narsisme (-)
Uring-uringan
(neuroticism) (-)
Catatan : sebuah tanda tambah (+) berarti individu dengan skor tinggi pada sifat ini seharusnya
lebih baik dalam pekerjaan ini. Sebuah tanda minus (-) berarti individu dengan skor rendah
dalam sifat ini seharusnya lebih baik dalam pekerjaan ini.
Menilai Kepribadian
Terdapat 3 cara utama untuk menilai kepribadian seseorang diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Survei mandiri
Survei yang diisi oleh individu adalah cara paling umum yang digunakan untuk menilai
kepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah individu mungkin berbohong atau mungkin
hanya menunjukan kesan yang baik. Individu berbohong guna mendapatkan hasil test yang baik.
2. Survei peringkat oleh pengamat
C. Nilai
Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk memuaskan
manusia.sifat dari suatu benda yang menyebabkan minat seseorang atau kelompok. Dengan demikian
maka nilai itu adalah suatu kenyatan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan lainnya.
Nilai (value) mengandung elemen penilaian karena mengandung ide-ide seorang
individu mengenai apa yang benar, baik, atau diinginkan. Ia memiliki atribut isi maupun
intensitas. Atribut isi mengatakan sebuah mode tindakan atau akhir keberadaan penting. Atribut
intensitas menspesifikasikan seberapa pentingnya. Ketika memperingkatkan nilai dari sisi
intensitas, kita memperoleh sistem nilai (value system) orang tersebut. Kita semua memiliki
sebuah hierarki nilai menurut kepentingan relatif yang kita berikan pada nilai-nilai seperti
kebebasan, kesenangan, hormat diri, kejujuran, kepatuhan, dan kesamaan.
Nilai cenderung relatif stabil dan bertahan. Banyak dari nilai yang kita pegang dibentuk
saat kita masih kecil oleh orang tua, guru, teman, dan yang lainnya. Sebagai anak, kita
diberitahu mana perilaku atau tujuan yang selalu diinginkan atau selalu tidak diinginkan,
dengan sedikit area abu-abu. Misalnya, tidak pernah diajarkan untuk hanya menjadi sedikit
jujur atau sedikit bertanggung jawab. Jadi, karakteristik-karakteristik hitam atau putih dari nilai
adalah bersifat absolut, sehingga menjamin stabilitas dan kelangsungannya. Nilai-nilai dapat
berubah jika kita meragukannya, tetapi umumnya, nilai-nilai itu tertanam semakin kuat. Ada
juga bukti hubungan antara kepribadian dan nilai, menyiratkan nilai kita bisa saja sebagian
ditentukan oleh sifat-sifat yang ditranmisikan secara genetik.
Hierarkhi Nilai
Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang individu – masyarakat
terhadap sesuatu obyek. Misalnya kalangan materialis memandang bahwa nilai tertinggi adalah nilai
material. Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya dan luhurnya.
Menurutnya nilai-nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :
Karakteristik Nilai
Kemendiknas dalam Heri Supranoto (2015) telah mengidentifikasi 18 nilai karakter yang perlu
ditanamkan yang bersumber dari agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Kedelapan
belas nilai tersebut dideskripsikan oleh Sari dan Widiyanto (2013) sebagai berikut :
1. Religius, sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran
terhadap pelaksanaan ibadah agama lain.
2. Jujur, upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan,
tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi, menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang
berbeda dari dirinya.
4. Disiplin, perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras, upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif, berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
7. Mandiri, sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain.
8. Demokratis, cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu, sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari suatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan, menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air, cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan ksetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bangsa.
Memasuki Angkatan
Generasi Perkiraan Umur Sekarang Nilai-Nilai Kerja Dominan
Kerja
Lonjakan Bayi 1965-1985 Pertengahan 40-an Kesuksesan, pencapaian, ambisi,
sampai pertengahan 60- ketidaksukaan akan otoritas,
an kesetiaan pada karier
X 1985-2000 Akhir 20-an sampai awal Keseimbangan kerja/hidup,
40-an orientasi tim, tidak menyukai
aturan, setia pada hubungan
Millenium 2000-sekarang Dibawah 30 Percaya diri, kesuksesan finansial,
mengandalkan diri tetapi
berorientasi tim, kesetiaan pada
diri maupun hubungan
Kecocokan Orang-Pekerjaan
Usaha untuk mencocokkan tuntutan pekerjaan dengan karakteristik kepribadian
diartikulasikan paling baik dalam teori kecocokan kepribadian-pekerjaan John Holland. Holland
menampilkan enam tipe kepribadian serta mengusulkan bahwa kepuasan dan keinginan untuk
meninggalkan sebuah posisi bergantung pada seberapa baik individu itu mencocokkan
kepribadiannya dengan sebuah pekerjaan.
1. Tipe Realistik, Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang
berorientasi kepada penerapan.
2. Tipe intelektual/investigative, Orang yang mempunyai tipe kepribadian ini memiliki kecenderungan
untuk memilih pekerjaan yang bersifat akademik. Ciri-cirinya adalah memiliki kecenderungan
untuk merenungkan daripada mengatasinya dalam memecahkan suatu masalah, berorientasi pada
tugas, tidak sosial. Membutuhkan pemahaman, menyenangi tugas-tugas yang bersifat kabur,
memiliki nilai-nilai dan sikap yang tidak konvensional dan kegiatan-kegiatanya bersifat intraseptif.
3. Tipe sosial, Orang yang mempunyai tipe kepribadian ini memiliki kecenderungan untuk memilih
lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-cirinya adalah pandai bergaul dan
berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religiusm membutuhkan
perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antarpribadi, kegiatan-kegiatan rapid an teratur,
menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, lebih berorientasi pada perasaan.
4. Tipe konvensional, Orang yang mempunyai tipe kepribadian ini pada umumnya memiliki
kecenderungan untuk terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik,
numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi,
mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan
kenyataan materi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan.
Kecocokan Orang-Organisasi
Kecocokan orang-organisasi pada dasarnya berpendapat bahwa orang-orang tertarik pada dan
dipilih oleh organisasi yang sesuai dengan nilai-nilai mereka, dan mereka meninggalkan organisasi yang
tidak cocok dengan kepribadiannya. Misalnya, dengan menggunakan terminologi Lima Besar, kita dapat
mengharapkan bahwa orang-orang yang sangat ekstrover cocok dengan budaya agresif dan berorientasi
tim, bahwa orang yang sangat ramah cocok dengan iklim organisasi yang mendukung daripada yang
berfokus pada keagresifan, dan bahwa orang dengan sangat terbuka pada pengalaman cocok dengan
organisasi yang menekankan inovasi dibandingkan standarisasi. Mengikuti panduan-panduan ini pada
saat merekrut, membantu mengidentifikasi pekerja-pekerja baru yang lebih cocok dengan budaya
organisasi, yang kemudian menghasilkan kepuasan pekerja dan mengurangi jumlah pekerja yang
mengundurkan diri. Riset pada kecocokan orang-organisasi juga telah melihat apakah nilai-nilai orang
cocok dengan budaya organisasi. Kecocokan ini memprediksi kepuasan kerja, komitmen pada
organisasi, dan perputaran yang rendah.
Nilai-Nilai Internasional
Salah satu pendekatan yang paling dirujuk secara luas untuk menganalisis variasi di antara
budaya dilakukan di akhir 1970-an oleh Geert Hofstede. Hofstede menyurvei lebih dari 116.000 pekerja
IBM di 40 negara mengenai nilai-nilai terkait pekerjaan mereka dan mendapati bahwa manajer dan
pekerja beragam dalam lima dimensi nilai dari budaya nasional :
1. Jarak Kekuasaan, menjelaskan tingkat dimana orang-orang dalam suatu negara menerima bahwa
kekuasaan dalam institusi dan organisasi menyebar tidak merata.
2. Individualisme versus Kolektivisme, individualisme adalah tingkat dimana orang-orang lebih
memilih untuk bertindak sebagai individu dibandingkan sebagai anggota kelompok dan
mempercayai hak-hak individu diatas segalanya. Kolektivisme menekankan kerangka sosial yang