Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SIMBOL DALAM JAILANGKUNG & INSIDIUS


Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia Semester 1

Disusun Oleh Kelompok 7 :


Faizatul Abdiyah (B.231.17.0174)
Inarotul Ulya (B.231.17.0183)
Rahma Isna Sabilla (B.231.17.0186)
Rus Dwi Romdari (B.231.17.0187)
Risma Damastuti (B.231.17.0188)
Darussalam (B.231.17.01

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2017
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Simbol Dalam Jailangkung & Insidius. Kami
menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu syarat atau tugas untuk memenuhi
nilai mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Dosen mata kuliah Bahasa Indonesia Ibu Enggar Dh. Pratamanti,
M.Hum. yang telah memberikan bimbingan dan perhatian selama mengikuti mata
kuliah Bahasa Indonesia.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Semarang, 18 Desember 2017

Penyusun
Daftar Isi

Judul ................................................................................................................i
Kata Pengantar ...............................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan...........................................................................................
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3 Tujuan ........................................................................................................
1.4 Manfaat ......................................................................................................
Bab 2 Landasan Teori ......................................................................................
2.1 Pengertian Film ..........................................................................................
2.2 Pengertian Simbol ......................................................................................
2.3 Pesan Moral ...............................................................................................
Bab 3 Pembahasan ...........................................................................................
3.1 Simbol dalam Film Jailangkung ................................................................
3.2 Simbol dalam Film Insidius .......................................................................
Bab 4 Simpulan dan Saran ...............................................................................
4.1 Simpulan ....................................................................................................
4.2 Saran ..........................................................................................................
Daftar Pustaka ..................................................................................................
Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Simbol memang begitu erat dengan kehidupan dan kebudayaan manusia,
mungkin kita hidup digerakan oleh simbol-simbol, sampai manusia pun disebut
makhluk dengan simbol-simbol. Tidaklah mengherankan jika Ernst Cassirer
cenderung menyebut manusia sebagai makhluk yang menangani simbol-simbol
(animal symbolicum). Hampir tidak mungkin kita secara personal maupun dalam
kehidupan masyarakat hidup tanpa lambang atau simbol. Setiap komunikasi,
dengan bahasa atau sarana yang lain, menggunakan lambang-lambang. Baju yang
kita kenakan adalah simbol, makanan yang kita konsumsi juga simbol, rumah
yang kita tempati merupakan simbol, kendaraan yang kita naiki juga bagian dari
simbol, dunia adalah simbol.
Sebuah film juga mengandung sebuah makna simbol. Akan tetapi selama
ini masyarakat tidak mengetahui makna simbol tersebut. Masyarakat hanya
mengikuti alur ceritanya saja, tanpa menyadari bahwa banyak terkandung simbol
yang tersurat maupun tersirat dalam film tersebut.
Dengan adanya makalah ini, kami akan mengupas simbol dalam Film
Jailangkung dan Insidius. Masyarakat akan lebih mudah mengetahui simbol dan
maknanya yang terkandung dalam sebuah film.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Simbol apasaja yang terdapat dalam Film Jailangkung?
1.2.2 Simbol apasaja yang terdapat dalam Film Insidius?
1.2.3 Apasaja pesan moral yang dapat diambil dari film Jailangkung dan Insidius
tersebut?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui simbol yang terdapat dalam Film Jailangkung
1.3.2 Mengetahui simbol yang terdapat dalam Film Jailangkung
1.3.3 Mengetahui pesan moral yang terkandung dalam Film Jailangkung dan
Insidius
1.4 Manfaat
1.4.1 Mendapat pemahaman tentang makna simbol yang terkandung dalam Film
Jailangkung
1.4.2 Mendapat pemahaman tentang makna simbol yang terkandung dalam Film
Insidius
1.4.3 Mendapat pembelajaran dari pesan moral yang terkandung dalam Film
Jailangkung dan Insidius

Bab 2
Landasan Teori
2.1 Pengertian Simbol
Simbol berasal dari kata Yunani “sym-ballein” yang berarti melemparkan
bersama suatu (benda, perbuatan) dikaitkan dengan suatu ide. Ada pula yang
menyebutkan “symbolos” yang berarti tanda atau ciri yang memberitahukan
sesuatu hal kepada seseorang. Dalam bahasa Inggris simbol berarti lambang.
Simbol adalah tanda yang wujudnya dapat diserap secara indrawi dan yang ada
kaitanya dalam pengalaman serta penafsiran pribadi mengenai hakikat dasar alam
raya serta manusia dan keseluruhnya, maka ia memerlukan gambar untuk
merangkum dan menyimpan pengalaman itu. Simbol merupakan jembatan antara
dasar hakikat kenyataan yang tidak terbatas serta pengalaman dan penghayatan
manusia yang terbatas.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta
disebutkan, simbol atau lambang adalah semacam tanda, lukisan perkataan, dan
sebagainya, yang menyatakan sesuatu hal, atau mengandung maksud tertentu.
Misalnya, warna putih merupakan lambang kesucian, lambang padi merupakan
kemakmuran, dan kopiah merupakan salah satu tanda pengenal bagi warga Negara
Republik Indonesia.
Simbol dalam istilah modern adalah setiap unsur dari suatu sistem tanda-
tanda. Dalam arti yang lain simbol sama dengan “citra” (image) dan menunjuk
pada suatu tanda indrawi dari realitas supra-indrawi. Tanda-tanda indrawi pada
dasarnya memunyai kecenderungan tertentu untuk menggambarkan realitas supra-
indrawi. Dalam suatu komunitas tertentu tanda-tanda indrawi langsung dapat
dipahami, misalnya, sebuah tongkat melambangkan wibawa tertinggi. Kalau suatu
objek tidak dapat dimengerti secara langsung dan penafsiran terhadap objek itu
bergantung pada proses-proses pikiran yang rumit, maka orang lebih suka
berbicara secara alegoris.

Fungsi dan pengaruh simbol


a. Menggugah kesadaran, kepercayaan, perasaan dan gambaran mengenai
komponen-komponen dari pengalaman-pengalaman. (Whitehead)
b. Mengungkapkan yang universal bukan sebagai impian atau bayangan,
melainkan sebagai wahyu yang hidup. (Goethe)
c. Memperluas pengetahuan, merangasang daya imaginasi dan memperdalam
pemahaman manusia. (Dillistone)
d. Mengambil bagian dalam realitas yang ditunjuknya dan mewakili sesuatu
yang diwakilinya sampai tingkat tertentu (Paul Tillich)
e. Membukakan kepada manusia adanya tingkat-tingkat realitas yang tidak
dapat dimengerti dengan cara lain. Hal ini khususnya berlaku pada simbol-
simbol seni. (Paul Tillich)
f. Membuka dimensi-dimensi roh batiniah manusia sehingga terwujudlah suatu
korespondensi dengan segi-segi realitas tertinggi. (Dillistone)
g. Mengubah suatu barang atau tindakan menjadi sesuatu yang lain daripada
yang kelihatan dari barang atau tindakan itu di mata profan. (Mircea Eliade)
h. Menyatakan suatu realitas suci atau kosmologis yang tidak dapat dinyatakan
oleh manifestasi lainnya. Simbol menciptakan solidaritas tetap antara manusia
dan yang kudus. (Mircea Eliade)
i. Memberi arti atau makna ke dalam eksistensi manusia. (Mircea Eliade)
Jenis-jenis simbol dalam komunikasi:
a. Simbol Gerak
Simbol ini melibatkan gerak anggota badan. Contohnya:
menggelengkan kepala sebagai tanda tidak setuju, menyentuh kepala ketika
merasa pusing dan menunjukkan ibu jari untuk memberikan pujian.
b. Simbol Suara
Merupakan simbol yang dapat ditangkap melalui indera pendengaran,
misalnya bunyi klakson, ketukan pintu, teriakan dan sebagainya.
c. Simbol Warna.
Warna-warna tertentu juga digunakan untuk mewakili suatu makna.
Misalnya warna pada lampu lalu lintas atau menggunakan warna hitam untuk
menyimbolkan kedukaan dam warna putih sebagai simbol kesucian.
d. Simbol Huruf
Setiap huruf yang kita gunakan dalam berkomunikasi adalah simbol huruf.
Gabungan dari setiap huruf membentuk kata yang memiliki makna tersendiri.
e. Simbol Mimik
Mimik adalah ekspresi wajah yang dibentuk dari satu atau lebih gerakan
otot pada wajah saat memainkan peran pada saat berbicara.
f. Simbol Gambar
Suatu pesan dapat secara jelas disampaikan menggunakan gambar-gambar
tertentu. Saat dalam perjalanan kita dapat dengan mudah mengetahui lokasi
Restauran atau SPBU dengan melihat rambu-rambu yang berupa gambar.
Gambar-gambar yang digunakan dalam iklan pun memberikan makna khusus
yang membantu kita untuk memahami maksud dari iklan tersebut.
Hubungan Ikon, Indeks, Simbol :
a. Ikon
Ikon adalah tanda yang mirip dengan objek yang diwakilinya. Dapat pula
dikatakan, tanda yang memiliki ciri-ciri sama dengan apa yang dimaksudkan.
Misalnya pass photo anda merupakan ikon anda sendiri, kemudian logo stasiun
swasta yang menyerupai matahari sebagai ikon dari matahari yang telah
disederhanakan.
b. Indeks
Indeks merupakan tanda yang memiliki hubungan sebab akibat dengan apa
yang diwakilinya. Atau disebut juga tanda sebagai bukti . Contohnya: asap dan
api, asap menunjukkan adanya api. Jejak telapak kaki di tanah merupakan tanda
indeks orang yang melewati tempat itu. Tanda tangan (signature) adalah indeks
dari keberadaan seseorang yang menorehkan tanda tangan itu.

c. Simbol
Simbol merupakan tanda berdasarkan konvensi, peraturan, atau perjanjian
yang disepakati bersama. Simbol berada pada ranah konotatif, sedangkan ikon
merupakan ranah denotatif. Makna yang muncul dalam simbol memerlukan
kesepakatan bersama (konvensi), sedangkan ikon tidak memerlukan konvensi.
Simbol muncul karena kebutuhan manusia dalam hal komunikasi massa.
Contohnya: simbol bintang yang merupakan tanda bagi seseorang berpangkat
tinggi. Semakin banyak jumlah bintang yang dipasang pada seragam, maka
semakin tinggi pula derajat dan jabatan orang tersebut.
2.2 Pengertian Film
Film adalah hasil cipta karya seni yang mempunyai kelengkapan dari
beberapa unsur seni guna amelengkapi kebutuhan yang bersifat spiritual. Unsur
seni yang ada dan menunjang sebuah film diantaranya seni rupa, seni fotografi,
seni arsitektur, seni tari, seni puisi sastra, seni teater, seni musik, seni pantomin
dan juga novel.
Film adalah salah satu bagian penting dari perkembangan kehidupan
manusia untuk saat ini. Film bahkan menjadi gambaran bagaimana kehidupan
suatu bangsa dan masyarakat karena dalam sebuah film terdapat bahasa,
kebiasaan- kebiasaan, cerita-cerita khas, lokasi-lokasi menarik dan sebuah
kebudayaan atau masyarakat dalam suatu bangsa.
Banyak aspek yang dapat disajikan dalam sebuah film, misalnya: alur
cerita, karakter tokoh atau pemain, gaya bahasa, kostum, ilustrasi musik, dan
setting. Apapun jenis atau temanya, film selalu meninggalkan pesan moral kepada
masyarakat yang dapat diserap dengan mudah karena film menyajikan pesan
tersebut secara nyata. Gambar hidup yang ditampilkan di film memberi dampak
yang berbeda dari untaian kata-kata dalam sebuah buku. Mencerna pesan yang
disampaikan dalam sebuah film tentunya akan lebih mudah tersampaikan daripada
sebuah tulisan.

2.3 Pengertian Pesan Moral


Pesan moral adalah amanat disampaikan oleh pengarang, biasanya
terkandung dalam cerita baik secara tersirat maupun tersurat, sehingga
memberikan pembelajaran bagi pembaca.

Daftar Pustaka
http://daniarwikan.blogspot.co.id/2009/03/ikon-index-dan-simbol.html
http://repository.unpas.ac.id/13416/
Pratamanti, Enggar Dhian. 2017. Bahasa Indonesia dan Penerapanya untuk
Perguruan Tinggi. Semarang: SINT Publishing.

Anda mungkin juga menyukai