Anda di halaman 1dari 26

PERILAKU INDIVIDU DALAM

ORGANISASI
Ratna Tri Hari Safariningsih
PEMBAHASAN
INTRODUCTION
PENDAHULUAN
PENGERTIAN PERILAKU INDIVIDU atau
VARIABEL PSIKOLOGI INDIVIDU
KINERJA INDIVIDU

TEORI MODERN MOTIVASI


DAFTAR PUSTAKA
QUESTION
PENDAHULUAN

Setiap individu adalah pribadi yang unik, yang berbeda antara


individu yang satu dengan individu yang lain.

Dengan demikian perilakunya juga unik. Oleh karena itu, jika


pimpinan memahami hal ini dengan baik maka ia akan mampu
menggerakkan karyawannya dengan lebih arif dan bijak yang ujungnya
adalah pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Perilaku seorang pekerja adalah kompleks sebab dipengaruhi oleh


berbagai variabel lingkungan dan banyak faktor individual, pengalaman,
dan kejadian.
Manusia adalah salah satu dimensi
penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat
tergantung pada kinerja individu yang ada di
dalamnya. Seluruh pekerjaan dalam perusahaan
itu, para karyawanlah yang menentukan
keberhasilannya. Sehingga berbagai upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan harus
dimulai dari perbaikan produktivitas karyawan.
Oleh karena itu, pemahaman tentang perilaku
organisasi menjadi sangat penting dalam rangka
meningkatkan kinerjanya.
PENGERTIAN
PERILAKU
INDIVIDU atau
VARIABEL
PSIKOLOGI
INDIVIDU
Karakteristik yang melekat pada
individu yaitu:
Ciri – Ciri Biologis
Kepribadian
Atribut kpribadian
Introsveksi dan ekstrospeksi
presepsi
1. Ciri – Ciri Biografis
Ciri – Ciri yang melekat pada individu antara lain ;
a. Umur
Dalam banyak kasus, terbukti bahwa umur menentukan perilaku seorang individu.
b. Jenis Kelamin
Pada hakikatnya Tuhan menciptakan laki – laki dan perempuan berbeda. Selain itu Tuhan
juga memberikan peran, tugas, dan tanggung jawab yang berbeda antara laki – laki dan
perempuan.
c. Status Perkawinan
Karyawan yang sudah menikah dengan karyawan yang belum / tidak menikah akan berbeda
dalam memaknai suatu pekerjaan.
d. Jumlah Tanggungan
Semakin banyak jumlah tanggungan dalam keluarga seorang karyawan, maka tingkat absensi
akan semakin tinggi.
e. Masa Kerja
Belum ada bukti yang mengatakan bahwa semakin lama seseorang bekerja maka tingkat
produktivitasnya akan meningkat.
2. Kepribadian
Menurut Robbin (1986)
“Personality is the dynamic organization within the individual of
those psychophysical system that determine his unique adjustment to
his environment.”

Ada karakteristik kepribadian yang populer di antaranya


adalah agresif, malu, pasrah, malas, ambisius, setia dan jujur.

Ada sejumlah teori tentang kepribadian yang layak untuk


dipahami, yaitu :
a. Teori psikoanalitis
b. Teori pemenuhan
c. Teori konsisten

back
a. Teori Psikoanalitis

Menurut Sigmun Freud, teori kepribadian :

 Id adalah komponen dasar dan berkembang ketika masih masa kanak – kanak,
bahkan bisa sampai tua sekalipun. Merupakan subsistem dari kepribadian yang
merupakan sumber dan menampung semua kekuatan jiwa yang menyebabkan
berfungsinya suatu sistem. Libido dan Agresi adalah elemen kepribadian dari
unsur Id yang berkenaan dengan kata hati, hasrat dan keinginan untuk mengejar
kesenangan & kepuasan.

 Superego adalah elemen kepribadian yang tumbuh dan berkembang, naik turun
selama masih hidup. Yang dianut seseorang dan memungkinkan ego
memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah. Jika seseorang memiliki
superego yang baik, maka orang tersebut akan memiliki tingkat kecerdasan
spiritual yang tinggi.
 Ego adalah elemen kepribadian yang bersifat penengah dari dua elemen
sebelumnya, id dan superego. Mewakili logika yang dihubungkan dengan prinsip-
rinsip realitas dan merupakan subsistem yang berfungsi ganda yakni melayani
sekaligus mengendalikan (penengah) dua sisi lainnya (Id & Super Ego), dengan
cara berinteraksi dengan dunia atau lingkungan luar.
b. Teori pemenuhan

Menurut Maslow ( 1908 – 1970 ), kebutuhan manusia itu bertingkat,


dimulai dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu :

1. Kebutuhan Fisiologis,
2. Kebutuhan Akan Rasa Aman,
3. Kebutuhan Sosial,
4. Kebutuhan Akan Harga Diri, dan
5. Kebutuhan Akan Aktualisasi Diri.
c. Teori Konsistensi

Kepribadian itu dibawa sejak lahir,


tetapi dipelajari melalui pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan dimana
manusia itu hidup.

Teori ini disebut teori konsistensi


karena manusia selalu mempersepsikan
setiap stimulus yang datang dari lingkungan
dan kemudian mengembangkan sikap dan
perilaku sesuai dengan tuntutan
lingkungannya.

Salah satu teori konsistensi yang


terkenal yaitu teori Disonansi Kognitif.
3. Atribut Kepribadian
a. Daerah Pengendali ( Locus of Control )

Daerah pengendalian berkenaan dengan sejauh


mana seseorang merasa yakin bahwa tindakannya akan
mempengaruhi imbalan yang akan diterimanya.

Ada dua daerah pengendalian kepribadian yaitu :


 Pengendalian bersifat Internal, dan
 Pengendalian bersifat Eksternal.
b. Paham Otoritarian

Paham ini berkeyakinan


bahwa ada perbedaan status dan
kekuasaan pada orang – orang yang
ada dalam organisasi.

Sifat kepribadian otoritarian


yang tinggi memiliki intelektual yang
kaku, membedakan orang atau
kedudukan dalam organisasi,
mengeksploitasi orang yang memiliki
status dibawahnya, suka curiga dan
menolak perubahan.
c. Orientasi Prestasi

Orientasi merupakan karakteristik


kepribadian yang dapat digunakan untuk
meramal perilaku orang.

Mc. Clelland, tentang kebutuhan


untuk berprestasi, menyebutkan bahwa ada
karakteristik sifat kepribadian seseorang yang
meiliki kebutuhan untuk berprestasi tinggi,
yaitu ;

1. Mereka secara pribadi ingin bertanggung


jawab atas keberhasilan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan
padanya.
2. Mereka lebih senang dengan suatu
tingkatan risiko.
4. Introversi dan Ekstroversi

Introversi adalah sifat kepribadian seseorang yang cenderung menghabiskan


waktu dengan dunianya sendiri dan menghasilkan kepuasan atas pikiran dan
perasaannya.

Ekstroversi adalah sifat kepribadian yang cenderung mengarahkan perhatian


kepada orang lain, kejadian dilingkungan dan menghasilkan kepuasan dari stimulus
lingkungan.
5. Persepsi

Menurut Gitsudarmo, I. (1997),

Persepsi adalah sebagai suatu proses memperhatikan dan


menyeleksi, mengorganisasikan, dan menafsirkan stimulus lingkungannya.

Faktor yang mempengaruhi Persepsi yaitu :


1. Ukuran
2. Intensitas
3. Frekuensi
4. Kontras
5. Gerakan
6. Perubahan
7. Baru
8. Unik
1. Effort ( Usaha )

Usaha individu diwujudkan dalam bentuk motivasi.


Motivasi adalah kekuatan yang dimiliki seseorang dan kekuatan
tersebut akan melahirkan intensitas dan ketekunan yang
dilakukan secara sukarela. KINERJ
Motivasi ada 2 macam,yaitu :
A
2. Motivasi dari Dalam : Keinginan yang besar yang muncul dari
dalam diri individu tersebut untuk mencapai tujuan – tujuan
INDIVID
dalam hidupnya.
3. Motivasi dari Luar : Motivasi yang bersumber dari luar diri yang
U
menjadi kekuatan bagi individu tersebut untuk meraih tujuan –
tujuan hidupnya, seperti pengaruh atasan, teman kerja, keluarga ,
dll.
2. Ability

Ability individu diwujudkan dalam


bentuk kompetensi. Sejak dilahirkan setiap
individu dianugerahi Tuhan dengan bakat dan
kemampuan. Bakat adalah kecerdasan yang
alami yang bersifat bawaan. Kemampuan
adalah kecerdasan individu yang diperoleh
melalui belajar.

3. Situasi Lingkungan

Lingkungan bisa memiliki dampak


positif atau yang sebaliknya, negatif.
Situasi lingkungan yang positif , misalnya
dukungan dari atasan, teman kerja, sarana
dan prasarana yang memadai, dll.
Situasi lingkungan yang negatif, misalnya
suasana kerja yang tidak nyaman karena
sarana dan prasarana yang tidak memadai,
tidak adanya dukungan dari atasan, teman
kerja , dll.
Sebagai kesimpulannya, perilaku individu tidak hanya
ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan dari lahir, tetapi juga
dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kompetensi) serta situasi
lingkungan. Perubahan perilaku merupakan hasil dari proses
pembelajaran.
TEORI MODERN
MOTIVASI

Motivasi merupakan fungsi dari berbagai macam variabel yang saling mempengaruhi.

MOTIVASI adalah kekuatan yan dimiliki seseorang dan kekuatan tersebut akan
melahirkan intensitas dan ketekunan yang dilakukan secara sukarela.

Jadi motivasi, diawali dengan keinginan untuk mempengaruhi perilaku seseorang.

Keinginan tersebut melalui proses persepsi diterima oleh seseorang. Proses persepsi
ini ditentukan oleh kepribadian, sikap, pengalaman, dan harapan seseorang.
Tekanan Psikologis, Kepuasan Kerja, dan Motivasi

1. Tekanan Psikologis

Secara umum dapat dikatakan bahwa semua bidang dan aspek


organisasi dapat meyebabkan timbulnya tekanan psikologis , seperti tujuan,
tugas pokok, fungsi, struktur organisasi, kepegawaian, aspek keuangan, dan
sebagainya.

Oleh sebab itu, secara sederhana dapat pula dikatakan bahwa


tekanan psikologis merupakan sesuatu yang melekat pada setiap orang dan
setiap organisasi.
2. Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja, secara umum, menyangkut sikap seseorang mengenai


pekerjaannya. Karena menyangkut sikap, pengertian kepuasan kerja mencakup
berbagai hal, seperti kognisi, emosi, san kecendrungan perilaku seseorang. Kepuasan
itu tidak tampak nyata, tetapi dapat berwujud dalam suatu hasil pekerjaan.

Beberapa alasan yang dapat menimbulkan dan mendorong kepuasan


kerja :
1. Pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan keahlian.
2. Pekerjaan yang menyediakan perlengkapan yang cukup.
3. Pekerjaan yang menyediakan informasi yang cukup lengkap.
4. Pimpinan yang lebih banyak mendorong tercapainya suatu hasil dan tidak
terlalu banyak atau ketat melakukan pengawasan.
5. Pekerjaan yang memberikan penghasilan yang cukup memadai.
6. Pekerjaan yang memberikan rasa aman dan ketenangan.
Beberapa
1. Teori Motivasi Instrumental

Teori motivasi Instrumental terdiri atas 2 kelompok, yaitu :

a. Teori tukar – menukar ; dalam setiap organisasi selalu terjadi


tukar – menukar atau jual – beli antara organisasi dengan orang
Teori
– orang yang bekerja didalamnya. Dalam proses tukar –
menukar ini, setiap orang memberikan atau menyumbangkan
pengetahuannya kepada organisasi yang dia masuki. ( konsep
Motivasi
Barnard dan Simon )
b. Teori Harapan ; Seseorang dalam organisasi bergantung pada
harapannya. Seseorang akan mempunyai motivasi yang tinggi
untuk berprestasi tinggi dalam organisasi kalau ia berkeyakinan
bahwa dari prestasinya itu dapat mengharapkan imbalan yang
lebih besar.
2. Teori Motivasi Kebutuhan

Teori ini menitikberatkan pembahasan pada pengenalan dorongan dari dalam


atau kebutuhan seseorang sebagai dasar melakukan motivasi.

Teori Herzberg
Jika mereka merasa tidak puas maka mereka selalu mengkaitkannya dengan
faktor lingkungan. Sebaliknya jika mereka merasa puas, hal tersebut selalu mereka
hubungkan dengan pekerjaan itu sendiri. Atau secara sederhana dapat pula
dikatakan,”Bahwa kepuasan kerja bukanlah lawan ketidakpuasan kerja.”
Teori Kebutuhan untuk Berprestasi

Menurut Mc. Clelland, dalam diri manusia terdapat 3 macam motif , yaitu
motif berprestasi, motif untuk berafiliasi, dan motif berkuasa.

Motif berprestasi, tercermin pada orientasinya kepada tujuan dan pengabdian demi
tercapainya tujuan dengan sebaik – baiknya.

Motif untuk berafiliasi, tercermin pada keinginannya untuk menciptakan,


memelihara, dan mengembangkan hubungan dan suasana kebatinan dan perasaan
yang saling menyenangkan antar sesama manusia.

Motif berkuasa, dalam motivasi berkuasa, seseorang merasa mendapat dorongan


apabila ia dapat mengawasi dan mempengaruhi tindakan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Adam I. Indrawijaya. 1986. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru.

Gibson, Ivancevich dan Donelly. 1995. Organisasi, cetakan I. Jakarta : Binarupa Aksara.

Internet .
http://irasetiawati.wordpress.com/2009/04/30/kepribadian-individu-dan perilakunya-dala
m-organisasi/

Internet .
http://lukmancoroners.blogspot.com/2010/04/perilaku-individu-dalam-organisasi.html

Keith Davis, John W. Newstrom. 1993. Perilaku Organisasi. Bandung : Sinar Baru.

Miftah Thoha. 1995. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.

Sopiah . 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET ( Penerbit ANDI).

Anda mungkin juga menyukai