Anda di halaman 1dari 17

PERILAKU INDIVIDU

DAN PENGARUHNYA
TERHADAP
ORGANISASI
Pengertian Perilaku Individu

Perilaku individu adalah sebagai suatu


fungsi dari interaksi antara individu
dengan linkungannya. Individu membawa
tatanan dalam organisasi berupa
kemampuan, kepercayaan pribadi,
pengharapan, kebutuhan, dan
pengalaman masa lainnya.
Dasar-Dasar Perilaku Individu
Semua perilaku individu pada dasarnya
dibentuk oleh kepribadian dan
pengalamannya.

Karakteristik Biografis Kemampuan

Kepribadian Pembelajaran
1. Karakteristik Biografis

Status
Usia Pernikahan

Jenis Kelamin Masa Kerja


2. Kemampuan

Kemampuan Intelektual Kemampuan fisik


 Kecerdasan  Kekuatan Dinamis
Numerik  Kekuatan Statis
 Pemahaman Verbal  Keluwesan Extent
 Kecepatan  Koordinasi Tubuh
Konseptual  Stamina
 Penalaran Induktif  Kekuatan Tubuh
 Penalaran Deduktif  Kekuatan
 Visualilasi Ruang  Keluwesan Dinamis
 Ingatan  Keseimbangan
3. Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan
karakteristik dan kecenderungan
yang stabil serta menentukan
sifat umum dan perbedaan dalam
perilaku seseorang.

4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang
relatif permanen dari perilaku yang terjadi
sebagai hasil pengalaman
Variabel yang mempengaruhi individu

Variabel-Variabel Independen
Variabel-Variabel Dependen
1. Variabel – variabel level
 Produktivitas individu
 Keabsenan • Usia
 Pengunduran diri • Status perkawinan
 Kepuasan kerja • Jenis kelamin
• Masa kerja

2. Variabel – variabel level


kelompok

3. Variabel – variabel level


organisasi
Teori Motivasi

 Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang


untuk melakukan atau mencapai sesuatu tujuan.
 Motivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup.
 Dengan kata lain motivasi adalah sebuah proses untuk tercapainya
suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah
mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam
kehidupan.
Teori X dan Y dari McGregor

Teori perilaku menurut Mc Gregor adalah teori yang


menjelaskan bahwa suatu perilaku tertentu dapat membedakan
pemimpin dan bukan pemimpin pada orang-orang.
Konsep teori X dan Y
dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku
“The Human Side Enterprise” dimana para manajer
atau pemimpin organisasi perusahaan memiliki
dua jenis pandangan terhadap karyawan
yaitu teori X dan Y.
Asumsi Teori X dan Y
Asumsi teori X : Asumsi teori Y:

a. Tidak menyukai bekerja a. Rata-rata kondisi manusia dalam


kondisi layak, belajar tidak
b. Tidak menyukai kemauan ambisi hanya untuk menerima tapi
untuk bertanggung jawab, dan mencari tanggung jawab.
lebih menyukai diarahkan atau
diperintah. b. Penghargaan yang berhubungan
dengan prestasi merupakan
c. Mempunyai kemampuan yang tujuan
kecil untuk berkreasi mengatasi
masalah-masalah organisasi. c. Potensi intelektual manusia
d. Hanya membutuhkan motivasi dalam kondisi kehidupan industri
fisiologis dan keamanan saja. digunakan hanya sebagian.
e. Harus diawasi secar ketat dan
sering dipaksa untuk mencapai d. Penggunaan phisik dan mental
tujuan organisasi. merupakan kodrat manusia.
Stress adalah tekanan atau ketegangan
Individu/pegawai yang dihadapi seseorang dan
mempengaruhi emosi, pikiran,
serta kondisi keseluruhan dari
orang tersebut. Faktor pemicu
stress disebut stressor.
Stressor dibagi menjadi dua,
antara lain :
1. Stressor On The Job (dari
dalam lingkungan
pekerjaan)
2. Stressor Off The Job
(dari luar lingkungan pekerjaan)
Dampak stressor dipengaruhi oleh
berbagai factor, antara lain :

 Sifat stressor
Yaitu pengetahuan individu tentang stress tersebut dan
pengaruhnya pada individu tersebut.
 Jumlah stressor
Yaitu banyaknya stressor yang diterima individu dalam
waktu bersamaan.
 Lama stressor
Yaitu, seberapa sering individu
menerima stressor yang sama
 Pengalaman masa lalu
 Tingkat perkembangan
 CONTOH KASUS 1
MOTIFASI DIDALAM LINGKUNGAN PERKULIAHAN
 Kelompok didalam universitas yang terdiri dari dosen,
mahasiswa, karyawan dan pera pemimpin kampus harus dapat
saling bekerja sama untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Organisasi akan cepat mencapai tujuanya apabila ada
keterpaduan antara tujuan kelompok tersebut dengan tujuan
organisasi.
 Keterpaduan dalam kerjasama antar kelompok dalam
organisasi tidak mungkin didapatkan apabila tidak ada
keterpaduan individu-individu dalam sebuah kelompok. Tidak
hanya ketepaduan antara individu dalam kelompok tersebut,
tetapi harus ada komitmen yang sama antar anggota
kelompok. Disini adalah point utama yang menyebabkan
konflik dalam studi kasus diatas.
 Masalah pemukulan yang dilakukan oleh dosen (seorang
individu bagaian dari kelompok dosen) terhadap seorang
mahasiswa (Seorang individu yang erupakan bagian dari
kelompok mahasiswa). Ini disebut juga konflik antar individu
yang ada dalam sebuah organisasi. Menurut Kast (2000),
konflik antar individu dalam organisasi disebabkan oleh
perbedaan peranan dan kepribadian. Jelas bahwa antara dosen
dan mahasiswa mempunyai peran yang berbeda. Dosen
mempunyai peranan untuk mengajar dan mendidik
mahasisawa, sedangkan mahasiswa mempunyai peranan untuk
menghargai dosen dan partisipatif aktiv dalam perkulihan.
Perbedaan peranan tersebut memang sudah diatur oleh
organisasi agar spesialisasi dalam sebuah kelompok dapat
membantu untuk melakukan tugasnya dengan efektif dan
efisien.
 CONTOH KASUS 2
KONFLIK HUBUNGAN INTERNAL DIDALAM PERUSAHAAN
 Permasalahan utama yang memicu terjadinya kesalahpahaman yang berujung
pada pertentangan antar kedua belah pihak (Manajer Personalia dan pegawai
satpam) dalam kasus tersebut adalah komunikasi internal yang tidak berjalan
dengan baik antar pihak.
• Manajer Personalia sebagai pihak atasan tidak mampu membangun jaringan
dan tata cara komunikasi yang baik dalam menyampaikan informasi secara
transparan dan bertanggung jawab kepada pihak bawahan (pegawai satpam),
terutama yang terkait dengan kesejahteraan pegawai. Pihak Manajer
Personalia sebagai pihak yang merumuskan dan memutuskan kebijakan
kepegawaian juga tidak melaksanakan proses diplomasi secara bijaksana
dalam menanggapi keluhan pegawai atas hal yang dirasa merugikan mereka.
Hal ini yang kemudian memicu kemarahan pegawai satpam dan
menimbulkan perdebatan antara pegawai satpam dan Manajer Personalia.
 Pegawai satpam sebagai pihak bawahan menunjukkan sikap yang arogan dan
emosional dalam menanggapi kebijakan dari pihak atasan (Manajer Personalia)
dalam proses diplomasi. Hal ini tentunya berjalan bertentangan dengan hakikat
dan kewajiban pegawai satpam dalam sistem perusahaan, dimana mereka
seharusnya mengamankan perusahaan. Hal ini mengakibatkan pertentangan
antara kedua belah pihak semakin besar, dan pada akhirnya menimbulkan
kondisi yang tidak saling menguntungkan dan berbelit-belit yang didasari
dengan rasa dendam antara kedua belah pihak.
 Permasalahan ini pada akhirnya berdampak pada terhambatnya kinerja
perusahaan dan pencitraan yang buruk oleh masyarakat.
 Untuk itu semua pihak yang terkait harus saling menyadari kesalahan masing-
masing demi mendapatkan kembali citra yang baik di kalangan masyarakat.
 Saling sharring, kerjasama, dan saling keterbukaan antar pihak bawahan dan
atasan itu sangat dibutuhkan untuk menjalani suatu perusahaan jika perusahaan
itu ingin maju. Terutama motivasi yang harusnya diberikan oleh atasan (manajer
personalia) itu sangat dibutuhkan oleh para karyawan bawahannya agar tercipta
hubungan yang harmonis dan sejalan.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai