BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku organisasi merupakan sebuah kajian yang mempelajari tentang tingkah laku
manusia dimulai dari tingkah laku individu, kelompok, dan tingkah laku ketika berorganisasi,
serta pengaruh perilaku individu terhadap kegiatan organisasi dimana mereka melakukan dan
bergabung dalam organisasi tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi kepribadian, ciri-ciri, perkembangan kepribadian, dan tipe-tipe kepribadian serta
pengaruhnya terhadap organisasi?
2. Apa definisi emosi, macam-macam emosi, bentuk-bentuk emosi dan pengaruhnya terhadap
individu?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui tentang defenisi kepribadian, ciri-ciri, perkembangan kepribadian, dan tipe-
tipe kepribadian serta pengaruhnya terhadap organisasi.
2. Untuk mengetahui defenisi emosi, macam-macam emosi, bentuk-bentuk emosi dan
pengaruhnya terhadap individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
Kata kepribadian atau personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani
kuno proposan atau persona yang artinya topeng yang biasa dipakai artis dalam teater. Para
artis itu bertingkah laku sesuai dengan ekspresi topeng yang dipakainya, seolah-olah topeng
itu mewakili ciri kepribadian tertentu. Konsep awal dari pengertian personality adalah
tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial, kesan mengenal diri yang diinginkan
agar dapat ditangkap oleh lingkungan sosial. Dalam istilah ilmiah pengertiannya berkembang
menjadi lebih bersifat internal, yaitu sesuatu yang relatif permanen menuntun, mengarahkan,
dan mengorganisir aktivitas manusia.1[1]
2. Ciri-Ciri Kepribadian
Dari penjelasan definisi yang sudah dikemukakan sebelumnya, ada lima persamaan
yang menjadi ciri dari kepribadian, yaitu4[4] :
a. Kepribadian bersifat umum, kepribadian menunjuk kepada sifat umum seseorang, fikiran,
kegiatan dan perasaan yang berpengaruh secara sistemik terhadap seluruh tingkah lakunya.
Ciri kepribadian sering dipakai untuk menjelaskan bagaimana dan mengapa orang
senang dan mengapa susah, berhasil atau gagal, berfungsi penuh atau berfungsi sekadarnya.
3. Perkembangan Kepribadian
Kepribadian seseorang seperti yang kita lihat sekarang, tidaklah dibawa sejak lahir,
Sigmund Freud dalam Abu Bakar M. Luddin, mengatakan kepribadian telah terbentuk pada
akhir tahun kelima dari kelahiran dan perkembangan selanjutnya merupakan penghalusan
struktur dasar itu.5[5]
Allport dalam buku yang sama, juga menegaskan bahwa individu dari lahir
mengalami perubahan-perubahan yang penting. Anak yang baru lahir dilengkapi keturunan-
keturunan, dorongan-dorongan, nafsu dan reflek mengisap, merekam gerakan namun belum
punya sifat dan kepribadian. Memiliki potensi fisik dan tempramen yang aktualisasinya
tergantung kepada perjembangan dan kematangan. Melalui aktivitas umum yang menjadi
sumber tingkah laku yang bermotif. Sifat-sifat khas seorang anak baru dapat dilihat pada
umur 2 tahun. Perkembangan itu melewati garis-garis yang berganda. Bermacam-macam
mekanisme atau prinsip-prinsip dipakai untuk mendeskripsikan mengenai perubahan-
perubahan sejak kanak-kanak sampai dewasa.6[6]
4. Perbedaan Kepribadian
A. Tipe Dominant
Kata-kata Dominan, pengatur, penuntut/banyak permintaan, tegas,
penjelas tekun, pelaku.
Pola pikir Lakukan! Wujudkan! Raih kemenangan! Hasil!
Kegiatan, kompetisi, kerja keras, melakukan sesuatu,
Hal yang disukai tantangan, mendapatkan hasil, menjadi pimpinan,
menyelesaikan tugas-tugas.
Mereka adalah Berorientasi pada tujuan, tidak mudah puas, percaya diri,
orang yang tabah, tekun, menyadari pentingya prestasi.
Dimotivasi oleh Tantangan, pilihan, pengendalian.
Lingkungan yang Kebebasan, kewenangan, kegiatan yang bervariasi,
dibutuhkan kesempatan berkembang.
Gaya komunikasi Komunikasi lugas/terus terang.
Kurang sensitif terhadap orang lain, kurang bisa santai,
Kelemahan
kurang sabar.
B. Tipe Inspiring
Kata-kata Bersemangat, berpengaruh, penting, interaktif, mngesankan,
penjelas berminat pada hubungan dengan orang lain.
Pola pikir Jadi bintang pertunjukan, bersenang-senang, dan gembira!
Mempengaruhi orang lain, rencana jangka pendek, membuat
Hal yang disukai orang tertawa, melakukan banyak hal/kegiatan, berbincang-
bincang dengan orang lain, prestise, dipandang penting.
Banyak bicara, pandai memulai hubungan, menyenangkan,
Mereka adalah
cenderung membesar-besarkan, mudah gembira, senang
orang yang
menonton.
B. Emosi
1. Pengertian Emosi
Perasaan atau emosi merupakan gejala afektif pada kejiwaan manusia yang dihayati
secara subjektif, yang pada umumnya bersentuhan secara langsung dengan gejala pengenalan.
Dalam realitas terdalam, perasaan atau emosi jiwa tidak bersifat tetap, baik dalam bentuknya
maupun kadarnya. Sakit dengan pedih, cinta dengan sayang, adalah bentuk perasaan yang
berbeda dan memiliki ukuran kedalaman emosi yang berbeda. Perbedaan itu dilatarbelakangi
oleh kepribadian dan keadaan hati seseorang.11[11]
Istilah emosi kurang lebih dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang muncul dari
organisme manusia. Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar yang mempengaruhi
kegiatan jasmani, yang menghasilkan penginderaan organis dan kenstetis dan ekspresi yang
menampak, serta dorongan-dorongan dan suasana perasaan yang kuat. Pada hakikatnya, suatu
emosi adalah suatu pengalaman yang sadar, kompleks, dan meliputi unsur perasaan,yang
mengikuti keadaan fisiologis dan mental, yang muncul serta penyesuaian batiniha, dan yang
mengekspresikan dirinya dalam tingkah laku yang menampak. Emosi tidak sama dengan
dorongan atau keinginan atau kehendak atau pun motif. Tetapi terdapat suatu hubungan sebab
akibat antara emosi dengan hal tersebut. Fungsi suatu emosi meliputi perubahan fisiologis.
Tingkah laku yang menampak, perasaan-perasaan dan tekanan-tekanan.13[13]
a. Teori James-Lange
Teori Jamer-Lange emosi berpendapat bahwa sebuah peristiwa menyebabkan
rangsangan fisiologis terlebih dahulu dan kemudian seseorang menafsirkan rangsangan ini.
Setelah interpretasi dari rangsangan terjadi seseorang mengalami emosi. Contohnya,
seseorang berhalan menyusuri lorong gelap larut malam dan dia mendengarkans esuatu. Ada
suara jejak di belakangnya dan dia mulai gemetar, jantungnya berdetak lebih cepat, dan
11[11] Rosleany Marliany, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal.
221.
13[13] Abu Ahmadi dan M. Umar, Psikologi Umum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1992),
hal. 70.
napasnya semakin dalam. Dia melihat perubahan-perubahan fisiologis dan menafsirkannya
sebagai situasi yang menakutkan kemudian, maka dia mengalami rasa takut.14[14]
c. Teori Schachter-Singer
Menurut Teori ini, suatu peristiwa pertama menyebabkan rangsangan fisiologis,
kemudian seseorang harus mengidentifikasi alasan untuk stimulus ini dan kemudian dia
mendapat pengalaman yang disebut emosi. Contoh: ketika seseorang berjalan menyusuri
lorang gelap larut malam dan dai mendengarkan sesuatu. Ada suara jejak kaki dibelakannya,
dia mulai gemetar, jantungnya berdetak lebih cepat, dan pernapasannya menjadi lebih dalam.
Setelah melihat ini rangsangan dia menyadari kenyataan bahwa dia berjalan menyusuri
lorong gelap sendirian, perilaku ini berbahaya dan hal itu menyebabkan dia merasakan emosi
takut.16[16]
d. Teori Lazarus
Teori Lazarus menyatakan bahwa pikiran harus datang sebelum emosi atau
rangsangan fisiologis. Dengan kata lain, seseorang harus terlebih dahulu berfikir tentang
situasi, sebelum dia mengalami emosi. Contoh: ketika seseorang berjalan menyusuri lorang
gelap larut malam dan dai mendengarkan sesuatu. Ada suara jejak kaki dibelakannya, dan dia
16[16] Ibid.
pikir mungkin perampok sehingga dia mulai gemetar, jantungnya berdetak lebih cepat, dan
pernapasannya menjadi lebih dalam dan pada waktu takut pengalaman yang sama.17[17]
3. Macam-macam Perasaan
Perasaan pada umumnya dibagi dua, yakni perasaan senang dan perasaan tidak
senang. Perasaan senang merupakan suasana hati yang cerah direspons oleh keadaan tubuh
yang atraktif. Dinamika tubuh ketika menerima perasaan senang berbeda dengan ketika
menerima perasaan tidak senang. Misalnya perasaan senang itu terlihat jelas pada anak
sekolah yang berteriak-teriak kegirangan, berpesta ria ketika ujian akhir nasionalnya
dinyatakan lulus. Perasaan tidak senang adalah suasana hatiyang menolak peristiwa yang
berkaitan dengan dirinya yang jauh dari sesuatu yang diharapkan. Tidak senang adalah
perasaan yang sama dengan perasaan senang jika dilihat dari alat yang meresponnya, yakni
hati atau jiwa yang terdalam. Perasaan pun dapat memperlihatkan diri ke dalam bentuk
perbuatan fisik yang dapat ditafsirkan oleh orang lain. Misalnya, murid yang tidak lulus,
menjerit, menangis, merangkul ibunyam atau bahkan merobek ijazah.18[18]
Menurut Palland dalam Roeslany Marliany, ada tiga golongan perasaan manusia yang
merupakan gejalan kejiwaan, yaitu19[19]:
a. Perasaan-perasaan yang aktual, yakni yang berhubungan dengan kejadian yang dihadapi
sekaran, yang disebut dengan perasaan-perasaan present.
b. Perasaan yang berhubunan dengan sesuatu yang belum terjadi, yakni harapan.
c. Perasaan yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu, semacam hantu yang menakutkan,
sehingga sering dikatakan menghantui perasaan, misalnya perasaan merasa bersalah karena
seorang suami tidak menemani istrinya yang melahirkan, kemudian sang istri meninggal
dunia saat melahirkan.
4. Bentuk-bentuk Emosi
18[18] Rosleany Marliany, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hal.
224.
21[21] Abu Ahmadi dan M. Umar, Psikologi Umum, (Surabaya: Bina Ilmu, 1992),
hal. 73-74.
destruktif. Pemilihan kontrol terhadap tingkah laku. Karenanya, menjadi sangat penting
selama terjadi pengalaman emosional. Akibat emosi terhadap tingkah laku individu berbeda-
beda karena umur dan tingkat perkembangannya. Biasanya individu mengalami situasi-situasi
yang memaksa mereka mencapai kedewasaan. Perbuatan kontrol emosional soerang yang
telah dewasa sangat beguna, tidak saja untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk setiap orang
muda yang terpengaruh oleh contoh-contohnya. Emosi dapat dikontrol sedemikian rupa
sehingga berperan melayani individu dan bukan merupakan tuannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Kata kepribadian atau personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani kuno
proposan atau persona yang artinya topeng yang biasa dipakai artis dalam teater. Kepribadian
atau personality pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan perilaku individu
yang sifatnya relatif permanen (karena terbentuk oleh waktu yang cukup lama) yang
membedakan satu individu dengan individu lainnya.
Ciri kepribadian adalah, bersifat umum, bersifat khas, berjangka lama, bersifat kesatuan,
dapat berfungsi baik atau berfungsi buruk.
Kepribadian seseorang seperti yang kita lihat sekarang, tidaklah dibawa sejak lahir. Manusia
adalah organisme yang pada waktu lainnya merupakan makhluk biologis, lalu berubah
menjadi individu yang egonya selalu berkembang, struktur sifat-sifatnya meluas dan
merupakan inti dari tujuan-tujuan dan aspirasi masa depan.
Tipe kepribadian seseorang dapat diketahui berdasarkan observasi terhadap pola perilaku
yang ditampilkannya. Tipe kepribadian tersebut terdiri atas tipe dominant, inspiring,
supportive, dan cautious.
Tipe-tipe kepribadian antar lain, perfeksionis, penolong, pengejar prestasi, romantis,
pengamat, pencemas, petualang, pejuang, pendamai.
2. Istilah emosi kurang lebih dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang muncul dari organisme
manusia. Emosi adalah suatu pengalaman yang sadar yang mempengaruhi kegiatan jasmani,
yang menghasilkan penginderaan organis dan kenstetis dan ekspresi yang menampak, serta
dorongan-dorongan dan suasana perasaan yang kuat.
Perasaan pada umumnya dibagi dua, yakni perasaan senang dan perasaan tidak senang.
Perasaan senang merupakan suasana hati yang cerah direspons oleh keadaan tubuh yang
atraktif. Perasaan tidak senang adalah suasana hatiyang menolak peristiwa yang berkaitan
dengan dirinya yang jauh dari sesuatu yang diharapkan.
Bentuk-bentuk emosi antara lain, amarah, kesedihan, rasa takut, kenikmatan, cinta, terkejut,
jengkel, malu.
Emosi merupakan perkembangan yang sempurna dari suatu pola tingkah laku individu.
Emosi itu mempunyai banyak nilai kehidupan dan dapat bekerja bagi kegembiraannya atau
bagi perlindungannya. Pribadi yang matang emosinya siap untuk mengontrol tingkah
lakunya. Tetapi keputusan-keputusan yang diambilnya sendiri akan cenderung dikondisi oleh
pengalaman-pengalaman emosionalnya. Emosi dapat berpengaruh terhadap tingkah laku,
terhadap keadaan jasmani, dan pada fungsi-fungsi lainnya.
B. Saran
1. Dengan mengetahui defenisi dan konsep tentang kepribadian dan emosi diharapkan pembaca
dapat menerapkannya di dalam dunia organisasi dan mampu menjadi individu yang
berkarakter dan dapat memahami individu lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, and M. Umar. Psikologi Umum. Surabaya: Bina Ilmu, 1992.
Ali, Muhammad, and Muhammad Asrori. Peikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik).
Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
M. Luddin, Abu Bakar. Psikologi Konseling. Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2011.
Marliany, Roesleny. Peikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Sit, Marganti. Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing, 2010.
Sule, Ernie Tisnawati, and Kurniawan Saefullah. Pengantar Manajemen. Jakarta: Kencana,
2010.