Anda di halaman 1dari 5

Dampak Positif Konflik Menurut Beberapa Ahli.

Menurut Jery L. Gray dan Frederick A. Starke (1984) mengemukakan bahwa terdapat tujuh
dampak positif konflik dalam organisasi yaitu :

1. Tingkat Energi Kelompok atau Individu Meningkat

Tingkat energi yang meningkat dapat terlihat sewaktu orang-orang berbicara dengan nada lebih
keras, mendengar lebih cermat apa yang diucapkanatau bekerja lebih keras. Dua di antara
manfaat yang dicapai oleh organisasi-organisasi dari tingkat-tingkat energi yang meningkat,
yaitu:

a. Output yang meningkat


b. Munculnya ide-ide inovatif untuk melaksanakan tugas-tugas lebih baik.

2. Kohesi Kelompok Meningkat

Hasil riset menunjukkan bahwa bila kelompok-kelompok yang terlibat dalam sebuah konflik
maka kohesi (persatuan) internal meningkat. Alasan mengapa kohesi yang meningkat dianggap
sebagai hasil positif dari konflik adalah karena kelompok-kelompok dengan kohesif tinggi dapat
menimbulkan produktivitas tinggi apabila mereka menunjang tujuan-tujuan manajemen.

3. Problem-Problem Terungkapkan

Sewaktu konflik berkembang, pihak manajemen segera melihat bahwa ada sesuatu yang tidak
beres, dan mereka dapat merancang untuk menyelesaikan konflik yang ada. Apabila dua
kelompok berselisih paham tentang sesuatu, sedangkan hal tersebut tidak pernah dijelaskan,
maka mereka akan bekerja pada tingkat efektivitas yang lebih rendah tanpa pimpinan yang
bersangkutan memahami mengapa hal tersebut terjadi.

4. Memberi Motivasi

Konflik memotivasi kelompok-kelompok yang terlibat di dalamnya untuk mengklarifikasi


sasaran-sasaran mereka. Hal tersebut menyebabkan ditingkatkannya pemahaman kelompok
tentang tujuannya.
5. Merangsang Kelompok Mempertahankan Nilai

Konflik merangsang kelompok-kelompok untuk mempertahankan nilai-nilai yang dianggap


penting oleh mereka. Berbagai macam kelompok memandang diri mereka sebagai pelindung
nilai-nilai tertentu.

6. Memotivasi Individu

Individu-individu atau kelompok-kelompok termotivasi untuk mempersatukan informasi yang


relevan bagi konflik yang ada. Walapun informasi demikian terpengaruh (bias) oleh persepsi-
persepsi subjektif pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, biasanya disajikan informasi
tambahan yang dapat berguna untuk menyelesaikan problem yang dihadapi.

7. Meningkatkan Efektivitas Organisasi

Konflik dapat meningkatkan efektivitas menyeluruh sesuatu organisasi karena kelompok-


kelompok atau individu-individu dipaksa olehnya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
eksternal yang berubah. Selain itu, bermanfaat untuk menunjukkan kepada semua pihak bahwa
lingkungan senantiasa mengalami perubahan dan organisasi yang bersangkutan harus mengubah
cara-caranya bekerja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut.
Konflik yang muncul dan terjadi dalam suatu organisasi/perusahaan yang disebabkan oleh faktor
apapun, memiliki konsekuensi atau akibat bagi seluruh elemen oraganisasi tersebut. Sebagai
sebuah sebab, maka konflik juga dapat membawa akibat positif dan negatif. Akibat positif dari
konflik yaitu :

a. Organisasi memiliki dinamika dan jalinan yang akrab satu sama lain karena adanya interaksi
yang intensif antar sesama anggota organisasi baik yang terlibat langsung dengan konflik
maupun yang lain. Konflik antar individu atau antar kelompok yang diselesaikan dengan
damai dan adil akan membawa keharmonisan dan kebersamaan yang saling menguatkan.
b. Orang-orang yang pernah berkonflik memahami akan dampak yang diakibatkan oleh konflik
yang dilakukan, sehingga pengalaman masa lalu dapat dijadikan sebagai pelajaran berharga
dalam bekerja. Jika harus terjadi konflik serupa, maka satu sama lain akan saling berusaha
memahami dan menyelaraskan dengan lingkungan di mana berada.
c. Konflik yang muncul akibat ketidakpuasan atas diberlakukannya peraturan tentang upah/gaji
dan jenis kesejahteraan lainnya yang sebelumnya ditentang, boleh jadi oleh pihak manajemen
pemberlakuannya ditunda atau dibatalkan.
d. Konflik yang timbul tetapi bisa diredam dan dikelola secara baik dapat melahirkan kritik -
kritik membangun, cerdas, kreatif, dan inovatif demi kebaikan organisasi secara keseluruhan
baik jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Anggota organisasi yang tidak terlibat secara langsung dalam suatu konflik, dapat mengambil
hikmah dan bisa belajar bagaimana menghadapi perbedaan sifat, sikap, dan perilaku orang
lain di tempat kerja. (Sunarta, 2010)
Menurut Robert J. Edelmann konflik juga punya efek positif di tataran individu. Bahkan, konflik
sesungguhnya lebih banyak efek positif tinimbang negatif.Rincian efek positif konflik bisa kami
ceritakan sebagai berikut ini:

a. Memperkuat hubungan. Dua orang yang mampu mengenali perbedaan akibat konflik, kenapa
perbedaan muncul, dapat melakukan diskusi guna menyelesaikannya sehingga satu sama lain
dapat mengenal lebih dalam.
b. Meningkatnya kepercayaan. Jika dua orang bisa menyelesaikan konflik, mereka akan lebih
mempercayai masing-masing pihak di masa datang dengan mengetahui bahwa perbedaan di
antara mereka bisa diselesaikan.
c. Peningkatan harga diri. Hasil produktif dari konflik adalah peningkatan harga diri dari tiap
pihak yang bertikai.
d. Penguatan kreativitas dan produktivitas. Konflik jika dimanajemen secara baik merupakan
kondisi yang memungkinkan kreativitas dan diskusi antar orang dengan kepentingan
berbeda, dan ujungnya peningkatan produktivitas.
e. Kepuasan kerja. Orang butuh sejumlah perangsang dan menggunakan pengalaman dalam hal
penaikan dan penurunan ketegangan, dalam rangka meraih kepuasan kerja.

Menurut Wijono (2012), pola kehidupan sosial salah satu cara mudah untul mengetahui
keberadaan konflik. Karena hal tersebut dapat di lihat dampaknya dalam kehidupan, baik itu
berupa dampak positif atau dampak negatif dari konflik bagi kehidupan sosial, adapun dampak
positif konflik, yaitu :

1. Membawa masalah-masalah yang diabaikan sebelumnya secara terbuka,


2. Memotovasi orang lain untuk memahami setiap posisi orang lain,
3. Mendorong ide-ide baru, memfasilitasi perbaikan dan perubahan,
4. Dapat meningkatkan kualitas keputusan dengan cara mendorong orang untuk membuat
asumsi melakukan perbuatan.
Dafpus

Edelmann, R. J. (1997). Interpersonal Conflicts at Work. Yogyakarta: Kanisius.

Gray, Jerry L., Frederic A. Starke. (1984). Organizational Behaviour, Concepts, and
Applications. Columbus: Charles E., Merrill Publ. Company

Sofiyati, P. et al. (2011). Konflik dan Stress. Malang : Universitas Brawijaya

Sunarta. (2010). Konflik Dalam Organisasi (Merugikan Sekaligus Menguntungkan). Yogyakarta


: FISE Universitas Negeri Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai