Npm: 22050040
Tugas : Teori Organisasi
Dampak Konflik :
Demi memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan organisasi, konflik seharusnya
bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan. Jika dikelola dengan baik, konflik dapat mendukung
percepatan pencapaian tujuan organisasi. Konflik yang dikelola dengan baik dapat
menumbuhkan kreatifitas, inovasi dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan perubahan
positif bagi pengembangan organisasi. Akan tetapi sebaliknya bila tidak dapat ditangani,
konflik menyebabkan turunnya kinerja organisasi.
1) Dampak Konflik Sebagai Sesuatu Kekuatan Positif, antara lain :
2) Dampak Konflik Sebagai Sesuatu Kekuatan Negatif, menurut Depdikbud (1983) yang
dikutip oleh D. Deni Koswara (1994:2) antara lain :
Seperti yang disebutkan oleh The Balance Careers berikut ini beberapa proses dalam
penyelesaian.
Memahami perspektif dari seseorang atau kelompok yang sedang terlibat masalah.
Mengidentifikasi perubahan sikap pada mereka yang terlibat masalah untuk melakukan
pendekatan.
Diperlukannya intervensi dari pihak ketiga yang netral misalnya dari HR atau atasan
Memantau dampak dari setiap kesepakatan yang dibuat apakah nantinya akan membuat
konflik.
Resolusi konflik adalah upaya untuk mencari jalan keluar dari adanya konflik yang terjadi.
Itulah mengapa proses penyelesaiannya pun tidaklah mudah. Meskipun di atas disebutkan ada
beberapa tahapan proses penyelesaian, tapi sering sekali ada pihak yang keberatan untuk
melakukannya.
Untuk itulah dibutuhkan mediator yang tegas untuk membantu penyelesaian masalah. Selain
itu, perusahaan pun harus berani menentukan sikap dan memberikan ketegasan bagi
Setiap organisasi akan memiliki iklim kerja yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang
dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan
tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen sumber daya
manusia. Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingan
dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian.
Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim
keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tikat keyakinan
yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan. Organisasi cenderung menarik dan
Pada umumnya para ahli memiliki pendapat yang sepaham tentang memberikan defenisi
iklim organisasi, yang pada intinya menyatakan bahwa iklim kerja adalah sesuatu yang
menjadi karakter, ciri khas atau nilai-nilai utama yang melekat dalam interaksi antar individu
dan bagian dalam organisasi. Miller (1997:128), mengatakan bahwa iklim kerja adalah nilai
semangat yang mendasar dalam cara mengelola hubungan dan mengorganisasikannya. Nilai-
nilai itu berbentuk prinsip dan keyakinan yang bisa tersurat, namun juga ada yang hanya
tersirat. Nilai-nilai ini akan mempengaruhi individu dalam melakukan tugas-tugas dalam
organisasi.
1) iklim terbuka
2) iklim bebas,
3) iklim terkontrol
6) iklim tertutup.
Selain itu, iklim kerja yang kondusif mendorong setiap personil yang terlibat dalam
organisasi untuk bertindak dan melakukan yang terbaik yang mengarah pada prestasi kinerja
yang tinggi.
Menurut Siver dalamKomariah dan Triatna, iklim sosial dibentuk oleh hubungan timbal
balik antara perilaku pimpinan dan perilaku pegawai sebagai suatu kelompok. Perilaku
sebagai kunci untuk memahami variasi iklim kerja. Interaksi antara perilaku pegawai dan
perilaku pimpinanakan menentukan iklim kerja yang bagaimana yang akan terwujud, iklim
kerja yang baik dan kondusif untuk pencapaian tujuan akan berjalan dengan baik. Interaksi di
dalam organisasi, baik yang lisan maupun yang tertulis mutlak diperlukan dan akan
memberikan dampak proses dan hasil yang positif. Interaksi semacam ini harus selalu
ditingkatkan, karena dapat memotivasi seluruh pegawai untuk meningkatkan kinerja masing-
masing.