Anda di halaman 1dari 6

TUGAS

Judul : Manajemen Konflik dan Contoh Kasus

Dosen : Ir. F. Suhartono, M.Si

Mata Kuliah :

Manajemen dan Audit Lingkungan

Disusun Oleh

MADE WIJAYA
212.13.0005

MAGISTER TEKNIK PERTAMBANGAN


PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2014
Pengertian Konflik
            Konflik dapat diartikan sebagai ketidak setujuan antara dua atau lebih anggota
organisasi atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya yang langka secara bersama-sama atau menjalankan kegiatan
bersama-sama dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan persepsi
yang berbeda.

Macam-macam Konflik
1. Konflik didalam individu:
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang
harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila
individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama:
Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau
perbedaan-perbedaan kepribadian.
3. Konflik antar individu dan kelompok:
Konflik ini berhubungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman
yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka, contohnya seseorang yang dihukum
karena melanggar norma-norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama: 
Adanya pertentangan kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi
6. Akibat adanya bentuk persangingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu
negara. 
Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru,
teknologi, jasa-jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang
tersedia secara lebih efisien.

Sebab-sebab Timbulnya Konflik


           Faktor-faktor  yang dapat menimbulkan adanya konflik  dalam suatu organisasi antara
lain adalah :
1.  Berbagai sumber daya yang langka
Karena sumber daya yang dimiliki organisasi terbatas / langka maka perlu dialokasikan.
Dalam alokasi sumber daya tersebut suatu kelompok mungkin menerima kurang dari
kelompok yang lain. Hal ini dapat menjadi sumber konflik.
2. Perbedaan dalam tujuan
Dalam suatu organisasi biasanya terdiri dari atas berbagai macam bagian yang bisa
mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Perbedaan tujuan dari berbagai bagian ini kalau
kurang adanya koordinasi dapat menimbulkan adanya konflik. Sebagai contoh : bagian
penjualan mungkin ingin meningkatkan valume penjualan dengan memberikan
persyaratan-persyaratan pembelian yang lunak, seperti kredit dengan bunga rendah,
jangka waktu yang lebih lama, seleksi calon pembeli yang tidak terlalu ketat dan
sebagainya. Upaya yang dilakukan oleh bagian penjualan semacam ini mungkin akan
mengakibatkan peningkatan jumlah piutang dalam tingkat yang cukup tinggi. Apabila
hal ini dipandang dari sudut keuangan, mungkin tidak dikehendaki karena akan
memerlukan tambahan dana yang cukup besar.
3. Saling ketergantungan dalam menjalankan pekerjaan
Organisasi merupakan gabungan dari berbagai bagian yang saling berinteraksi.
Akibatnya kegiatan satu pihak mungkin dapat merugikan pihak lain. Dan ini
merupakan sumber konflik pula. Sebagai contoh : bagian akademik telah membuat
jadwal ujian beserta pengawanya, setapi bagian tata usaha terlambat menyampaikan
surat pemberitahuan kepada para pengawas dan penguji sehingga mengakibatkan
terganggunya pelaksanaan ujian.
4. Perbedaan dalam nilai atau persepsi
Perbedaan dalam tujuan biasanya dibarengi dengan perbedaan dalam sikap, nilai dan
persepsi yang bisa mengarah ke timbulnya konflik. Sebagai contoh : seorang pimpinan
muda mungkin merasa tidak senang sewaktu diberi tugas-tugas rutin karena dianggap
kurang menantang kreativitasnya untuk berkembang, sementara pimpinan yang lebih
senior merasa bahwa tugas-tugas rutin tersebut merupakan bagian dari pelatihan.
5. Sebab-sebab lain
Selain sebab-sebab di atas, sebab-sebab lain yang mungkin dapat menimbulkan konflik
dalam organisasi misalnya gaya seseorang dalam bekerja, ketidak jelasan organisasi
dan masalah-masalah komunikasi.

Metode Penyelesian Konflik


Metode ini dapat terjadi melalui cara-cara;
1) Kekerasan (Forcing) yang bersifat penekanan otokratik
2) Penenangan (smoolling) yaitu cara yang lebih diplomatis
3) Penghindaran (avoidance) dimana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang
tegas
4) Penentuan melalui suara terbanyak (majority rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik
antar kelompok prosedur yang adil.

Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:


1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai
organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar
unit/departemen/ eselon.

Akibat-akibat Konflik
            Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada cara mengelola
konflik tersebut.
Akibat negatif
• Menghambat komunikasi.
• Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
• Mengganggu kerjasama atau “team work”.
• Mengganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
• Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
• Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu konsentrasi,
menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri, frustrasi, dan apatisme.
Akibat Positif dari konflik
• Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
• Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
• Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan per-baikan dalam sistem dan
prosedur, mekanisme, program, bahkan tujuan organisasi.
• Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
• Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan pendapat.
Contoh Kasus 1:

1.  Dua bagian pemasaran komputer yang saling bersaing dalam satu organisasi, dimana
kedua bagian tersebut siapakah yang pertama mencapai atau memenuhi keuota
penjualan yang paling banyak. Konflik disini lebih banyak disebabkan oleh sifat dasar
manusia yang lebih cenderung tidak pernah merasa puas akan apa yang dia telah raih.
Sifat-sifat dasar yang tadi dipacu dengan adanya persaingan maka akan menjadi lebih
memanas.

2. Konflik antar karyawan dengan pimpinan :


Umumnya karyawan pihak karyawan lebih cenderung untuk diam, meskipun
mengalami pertentangan dengan pihak atasan. Yang penting bagi suatu organisasi
adalah agar setiap konflik hendaknya bisa diselesaikan dengan baik. Kebanyakan suatu
konflik menjadi makin berat karena lama terpendam. Karena itulah penting bagi suatu
organisasi “menemukan” konflik atau sumbernya sedini mungkin. Cara yang ditempuh
adalah dengan menggalakkan saluran komunikasi ke atas (up ward channel of
communication).

            Satu hal yang dapat kita simpulkan bahwa, dalam berorganisasi antar individu banyak
sekali gesekan-gesekan yang terjadi karena karakteristik individu yang berbeda-beda. Dalam
hal berorganisasi kita memerlukan sikap-sikap yang keras dalam menentukan alur organisasi
dan sikap-sikap kepemimpinan yang tegas.
Daftar Pustaka :

http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelola-konflik-secara-
efektif/

http://dinny182.multiply.com/journal/item/2?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

http://ashokablog.blogspot.com/2012/01/manajemen-konflik-dalam-hal.html

Anda mungkin juga menyukai