PENGANTAR:
Manajemen Konflik
1.Komunikasi
Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, Bahasa yang sulit dimengerti, atau
informasi yang mendua dan tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten
2. Struktur
Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau system
penilaian yang bertentangan (persaingan memperebutkan sumber daya yang terbatas)
3. Pribadi
Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang
diperankan pada jabatan mereka, dan perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi. Karakteristik
kepribadian tertentu juga dapat menimbulkan konflik.
Definisi Konflik
• Pada hakekatnya konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi oertentangan atau antagonistic antara dua atau lebih pihak.
• Konflik organisasi (organizational conflict) adalah ketidaksesuaian antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok-kelompok
organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-
kegiatan kerja dan/atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi
• Perbedaan konflik dan persaingan terletak pada apakah salah satu pihak mampu untuk menjaga dirinya dari gangguan pihak lain dalam
pencapaian tujuannya.
Definisi Konflik
• Persaingan ada bila tujuan –tujuan pihak-pihak yang terlibat adalah tidak sesuai tetapi pihak – pihak tersebut tidak dapat saling
mengganggu.
• Sebagai contoh, dua kelompok produksi mungkin saling bersaing untuk memenuhi kuota. Jadi bila tidak ada kesempatan untuk
mengganggu pencapaian tujuan pihak lain, situasi persaingan terjadi. Bagaimanapun juga, bila ada kesempatan untuk mengganggu, dan
bila kesempatan tersebut digunakan, maka akan timbul konflik.
Kooperasi
• Disisi lain, kooperasi terjadi bila dua atau lebih pihak bekerja Bersama untuk mencapai tujuan Bersama. Konflik dan kooperasi dapat
terjadi bersamaan.
• Sebagai contoh, dua pihak setuju pada tujuan tetapi tidak setuju dengan cara pencapaian tujuan tersebut
• Manajemen konflik berarti bahwa para manajer harus berusaha menemukan cara untuk menyeimbangkan konflik dan kooperasi.
Perubahan Pandangan Tentang Konflik
• Sikap terhadap konflik dalam organisasi telah berubah dari waktu ke waktu. Stephen P Robbins telah menelusuri perkembangan ini,
dengan penekanan pada perbedaan antara pandangan tradisional tentang konflik dan pandangan baru, yang sering disebut pandangan
interaksionis. Perbedaan pandangan tersebut dapat ditunjukkan dalam tabel 16.1 di bawah ini :
3. Konflik mengganggu organisasi dan menghalangi 3. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan optimal organisasi dalam berbagai derajat
5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan 5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan
penghapusan konflik tingkat konflik yang moderat
Perubahan Pandangan Tentang Konflik
• Tabel 16.1 dapat disimpulkan bahwa konflik dapat fungsional ataupun berperan salah (disfungsional). Secara sederhana, hal ini berarti
bahwa konflik mempunyai potensi bagi pengembangan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung pada bagaimana
konflik tersebut dikelola.
• Tabel 16.1 dapat disimpulkan bahwa konflik dapat fungsional ataupun berperan salah (disfungsional). Secara sederhana, hal ini berarti
bahwa konflik mempunyai potensi bagi pengembangan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung pada bagaimana
konflik tersebut dikelola.
3 Penyelesaian konflik
Metoda – Metoda Pengelolaan Konflik: 1.
Metoda Stimulasi Konflik
• Konflik dapat menimbulkan dinamika dan pencapaian cara-cara yang lebih baik dalam pelaksanaan kegiatan kerja satu kelompok. Situasi
dimana konflik terlalu rendah akan menyebabkan para karyawan takut berinisiatif dan menjadi pasif . Kejadian – kejadian perilaku dan
informasi yang dapat mengarahkan orang-orang bekerja lebih baik diabaikan, para anggota kelompok saling bertoleransi terhadap
kelemahan dan kejelekan pelaksanaan kerja. Manajer dari kelompok seperti ini perlu merangsang timbulnya persaingan dan konflik yang
dapat mempunyai efek penggemblengan.
• Manajer biasanya lebih terlibat dengan pengurangan konflik daripada stimulasi konflik. Metoda pengurangan konflik menekan terjadinya
antogonisme yang ditimbulkan oleh konflik. Jadi, metode ini mengelola tingkat konflik melalui “pendinginan suasana” tetapi tidak
menangani masalah-masalah yang semula menimbulkan konflik.
• Dua metoda dapat digunakan untuk mengurangi konflik. Pendekatan efektif pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan
persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok. Metoda efektif kedua adalah mempersatukan kedua kelompok yang
bertentangan yntuk menghadapi “ancaman” atau “musuh” yang sama .
Metoda – Metoda Pengelolaan Konflik: 3.
Metoda Penyelesaian Konflik
• Metoda penyelesaian konflik yang akan dibahas berikut berkenaan dengan kegiatan-kegiatan para manajer yang dapat secara langsung
mempengaruhi pihak-pihak yang bertentangan. Metoda – metoda penyelesaian konflik lainnya yang dapat digunakan, mencakup
perubahan dalam struktur organisasi, mekanisme koordinasi, dan sebagainya, telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.
Metoda Penyelesaian Konflik
2. Kompromi
3. Pemecahan masalah
Metoda tersebut diatas berbeda dalam hal efektivitas dan kreativitas penyelesaian konflik serta pencegahan situasi konflik dimasa
mendatang.
Metoda Penyelesaian Konflik
1. Dominasi dan Penekanan
3. Penghindaran (avoidance) di mana manajer menghindar untuk mengambil posisi yang tegas
4. Aturan mayoritas (majoriti rule) mencoba untuk menyelesaikan konflik antar kelompok dengan melakukan pemungkutan
Melalui kompromi manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang
bersangkutan. Bentuk – bentuk kompromi meliputi:
1. Pemisahan (separation), yaitu pihak yangberkonflik dipisahkan sampai mereka mencapai persetujuan
2. Arbiltrasi (perwasitan), yaitu pihak ketiga (biasanya manajer) diminta memberi pendapat, atau Kembali ke peraturan yang
3. Penyuapan (bribing) di mana salah satu pihak penerima kompensasi dalam pertukaran tidak tercapainya penyelesaian konflik
Metoda Penyelesaian Konflik
3. Pemecahan Masalah Integratif
Dengan metode ini konflik antar kelompok diubah menjadi situasi pemecahan masalah Bersama yang dapat diselesaikan melalui teknik-
Teknik pemecahan masalah. Secara bersama, pihak yang bertentangan mencoba untuk memecahkan masalah yang timbul diantara
mereka. Ada tiga jenus metode penyelesaian konflik integrative:
1. Konsensus. Dimana pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu Bersama untuk mencari penyelesaian terbaik masalah
2. Konfrontasi. Dimana pihak-pihak yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung satu sama lain, dan
dengan kepemimpinan yang terampil dan kesediaan untuk menerima penyelesaian.
3. Penggunaan tujuan-tujuan yang lebih tinggi (superordinate goals) dapat juga menjadi metoda penyelesaian konflik bila tujuan
Dalam organisasi klasik ada empat daerah structural di mana konflik sering timbul:
1. Konflik hirarki, yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi. Sebagai contoh : Manajemen menengah mungkin dengan
personalia penyelia.
2. Konflik fungsional. Yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi. Sebagai contoh: konflik antara
3. Konflik lini –staf. Yaitu konflik antara lini dan staf. Hal ini sering merupakan hasil adanya perbedaan-perbedaan yang melekat
4. Konflik formal informal yaitu konflik antara organisasi formal dan informal
Konflik Lini dan Staf
Bentuk umum konflik organisasi yang sering terjadi adalah konflik antara anggota-anggota lini dan staf. Para anggota lini sering memandang
para anggota staf dalam hal – hal sebagai berikut :
1. Staf melangkahi wewenangnya. Karena manajer lini merupakan pemegang tanggungjawab atas hasil akhir, mereka cenderung
2. Staf tidak memberi nasehat yang bermanfaat. Para anggota staf sering tidak terlibat dalam kegiatan operasional harian yang
dihadapi oleh para anggota lini, sehingga saran-sarannya sering tidak terap.
3. Staf menumpang keberhasilan lini. Para anggota staf sering lebih dekat dengan manajer puncak dibanding orang-orang lini,
4. Staf memiliki pandangan sempit Para anggota staf cenderung menjadi spesialis, sehingga mempunyai pandangan terbatas
dan kurang dapat menjerumuskan sarannya atas dasar kebutuhan dan tujuan organisasi keseluruhan.
Pandangan Staf
Para anggota staf mempunyai keluha-keluhan yang berlawanan tentang para anggota lini:
1. Lini kurang memanfaatkan staf. Manajer lini menolak bantuan staf ahli, karena mereka ingin mempertahankan wewenangnya
atas bawahan atau karena mereka tidak berani secara terbuka mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan. Sebagai
akibatnya, staf hanya diminta bantuannya bila situasi benar-benar sudah kritis.
2. Lini menolak gagasan-gagasan baru. Anggota staf biasanya yang pertama berkepentingan dengan penggunaan inovasi dalam
3. Lini memberi wewenang terlalu kecil kepada staf. Anggota staf sering merasa bahwa mereka mempunyai penyelesaian
masalah-masalah yang paling baik dalam spesialisasinya. Oleh sebab itu mereka kecewa bila saran-sarannya tidak didukung
Para penulis manajemen telah menyarankan berbagai cara dengan mana aspek-aspek peran salah konflik lini dan staf dapat dikurangi: