Anda di halaman 1dari 3

Catatan kelompok 3 tentang dinamika konflik dalam organisasi

1. Pengertian konflik
Pada hakekatnya konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi
pertentangan antara dua pihak atau lebih. Konflik organisasi adalah ketidaksesuaian antara
dua kelompok organisasi atau lebih yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka
harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerjanya
dan/atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau
persepsi.

2. Perubahan Pandangan Tentang Konflik


Sikap terhadap konflik telah berubah dari waktu ke waktu . Stephen P. Robbins telah
menelusuri perkembangan ini, dengan penekanan pada perbedaan antara pandangan
tradisional tentang konflik dan pandangan baru.
Ada 5 pandangan lama dan pandangan baru
 Pandangan lama
1) Konflik dapat dihindarkan
2) Konflik disebabkan oleh kesalahan dalam pengelolaan organisasi
3) Konfik mengganggu organisasi
4) Tugas manajemen adalah menghilangkan konflik.
5) Pelaksanaan organisasi yang optimal membutuhkan penghapusan konflik
 Pandangan baru
1) Konflik tidak dapat dihindarkan
2) Konflik timbul karena struktur organisasi dan banyaknya perbedaan dalam persepsi
dan nilai-nilai pribadi.
3) Konflik dapat membantu dan menghambat organisasi
4) Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan penyelesaiannya.
5) Pelaksanaan organisasi yang optimal membutuhkan tingkat konflik yang moderat.

3. Jenis-jenis konflik
Ada lima jenis konflik dalam, kehidupan organisasi:
1) Konflik dalam diri individu, yang terjadi; bila seorang individu menghadapi
ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya
2) Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, di mana hal ini sering diakibatkan
oleh perbedaan-perbedaan kepribadian
3) Konflik antara individu dan kelompok, Yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok.
5) Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dalam
sistem perekonomian suatu negara.
4. Metode-metode pengelolaan konflik
Ada tiga bentuk manajemen konflik:
1. Metoda Stimulasi Konflik
Metoda stimulasi konflik adalah Situasi di mana konflik terlalu rendah akan
menyebabkan para karyawan takut untuk berinisiatif dan akhirnya menjadi pasif.
Kejadian-kejadian, perilaku dan informasi yang dapat mengarahkan orang-orang agar
bekerja lebih baik justru diabaikan; namun pasifnya para pekerja atau anggota kelompok
saling bertoleransi terhadap kelemahan dan kejelekan pelaksanaan kerja. Manajer dari
kelompok seperti ini perlu merangsang timbulnya persaingan dan konflik yang dapat
mempunyai efek. Contoh
Metoda stimulasi konflik meliputi:
1) pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam kelompok,
2) penyusunan kembali organisasi,
3) penawaran bonus, pembayaran insentif dan penghargaan untuk mendorong
persaingan,
4) pemilihan manajer-manajer yang tepat
5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan .

2. Metoda Pengurangan Konflik


Dalam organisasi manajer biasanya lebih terlibat dengan pengurangan konfik dari
pada stimulasi konflik. Karena pengurangan konflik menekan terjadinya antagonisme
yang ditimbulkan oleh konflik. Jadi, metoda ini mengelola tingkat konflik melalui
"pendinginan suasana" tetapi tidak menangani masalah-masalah yang semula
menimbulkan konfik.
Pada metode ini ada 2 pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan untuk
mengurangi konflik.
 Pendekatan efektif pertama adalah mengganti tujuan yang menimbulkan
persaingan dengan tujuan yang lebih bisa diterima kedua kelompok.
 Pendekatan efektif kedua adalah mempersatukan kedua kelompok yang
bertentangan untuk menghadapi "ancaman" atau "musuh" yang sama.

3. Metoda Penyelesaian Konflik


Ada tiga metoda penyelesaian konflik yang sering digunakan, yaitu :
1. Dominasi dan penekanan. Dominasi dan penekanan dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu : kekerasan, penenangan, penghindaran, dan Aturan mayoritas
2. Kompromi, Melalui kompromi, manajer mencoba menyelesaikan konflik melalui
pencarian jalan tengah yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang bersangkutan.
Bentuk-bentuk kompromi meliputi pemisahan, perwasitan, dan penyuapan
3. Pemecahan masalah integratif. Ada tiga jenis metoda penyelesaian konflik integratif
(1) Konsensus, di mana pihak-pihak yang sedang bertentangan bertemu bersama untuk
mencari penyelesaian terbaik masalah mereka (2) Konfrontasi, di mana pihak-pihak
yang saling berhadapan menyatakan pendapatnya secara langsung (3) Penggunaan
tujuan-tujuan yang lebih tinggi, dimana bila tujuan tersebut disetujui bersama.

5. Konflik struktural
Dalam organisasi klasik ada empat daerah struktural di mana konfik sering timbul:
1) Konflik hirarki, yaitu konflik antara berbagai-tingkatan organisasi.
2) Konflik fungsional, yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional organisasi.
3) Konflik lini-staf, yaitu konflik antara lini dan staf.
4) Konflik formal-informal, yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.

6. Konflik lini dan staf


Bentuk umum konflik organisasi yang sering terjadi adalah konflik antara anggota-anggota
lini dan staf. Berikut akan saya diuraikan lebih terperinci perbedaan pandangan para anggota
lini dan staf yang dapat menimbulkan konflik di antara mereka.
A. Pandangan lini
1. Staf melangkahi wewenangnya.
2. Staf tidak memberi nasehat yang bermanfat.
3. Staf menumpang keberhasilan lini.
4. Staf memiliki pandangan sempit.
B. Pandangan staf
1. Lini kurang memanfaatkan staf.
2. Lini menolak gagasan-gagasan baru dari staf.
3. Lini memberi wewenang terlalu kecil kepada staf.

7. Penanggulangan konflik lini dan staf


Para penulis manajemen telah menyarankan berbagai cara dengan mana aspek-aspek
peran-salah konflik lini dan staf dapat dikurangi:
1. Tanggung Jawab lini dan staf harus ditegaskan.
2. Mengintegrasikan kegiatan-kegiatan lini dan staf.
3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf.
4. Mendapatkan pertanggung-jawaban staf atas hasil-hasil.

Anda mungkin juga menyukai