MATERI KEPEMIMPINAN C2
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN KONFLIK
KELOMPOK 12
1. Konflik
Konflik terjadi apabila dalam hubungan antara dua orang atau kelompok, perbuatan
yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya
saling terganggu. Menurut Clinton F.Fink sebagaimana dikutip oleh Kartini Kartono
(2003:213) mendefinisikan sebagai berikut:
“Konflik ialah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan
yang tidak bisa disesuaikan;interest-interest ekslusif dan tidak bisa dipertemukan,
sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik dalam organisasi/perusahaan adalah suatu
ketidaksepakatan atau pertentangan antara individu atau kelompok yang dapat muncul
akibat perbedaan tujuan, nilai, pandangan, atau sumber daya. Konflik dapat bersifat
konstruktif atau destruktif tergantung pada bagaimana ia dikelola dan diatasi.
Konflik destruktif merupakan konflik yang menimbulkan kerugian bagi individu atau
individu-individu dan atau organisasi atau organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya.
Ada macam-macam kerugian yang ditimbulkan karena konflik destruktif, misalnya
beberapa di antara kerugian yang dapat dialami orang-orang yang terlibat di dalamnya
meliputi hal-hal berikut:
● perasaan cemas/tegang (stress) yang tidak perlu, atau yang mencekam;
● komunikasi yang menyusut;
● persaingan yang semakin menghebat;
● perhatian yang semakin menyusut terhadap tujuan bersama.
○ Ketidakpastian Pasar
Ketidakpastian tentang permintaan pasar, tren industri, atau perubahan
regulasi bisa menciptakan konflik dalam pengambilan keputusan dan
prioritas perusahaan.
○ Sumber Daya yang Terbatas
Jika sumber daya organisasi seperti anggaran atau personel terbatas,
konflik bisa terjadi saat berbagai departemen atau kelompok bersaing
untuk mendapatkan sumber daya tersebut.
○ Ketidakcocokan Antara Kebijakan dan Realitas
Jika kebijakan organisasi tidak sesuai dengan kondisi nyata
lingkungan, ini bisa menyebabkan konflik dalam pelaksanaannya.
○ Perubahan Kepemimpinan atau Struktur
Perubahan dalam kepemimpinan atau struktur organisasi bisa
menciptakan kekhawatiran dan ketidakpastian, yang berpotensi
memicu konflik.
○ Tekanan Waktu yang Ketat
Jika ada tenggat waktu yang ketat untuk mencapai tujuan, tekanan ini
bisa meningkatkan stres dan memicu konflik dalam tim.
○ Perubahan Teknologi atau Metode Kerja
Penerapan teknologi baru atau metode kerja yang berbeda bisa
menciptakan pergesekan karena beberapa orang mungkin kesulitan
beradaptasi.
○ Perubahan Tujuan atau Prioritas
Jika tujuan organisasi berubah atau prioritas proyek beralih, konflik
bisa muncul karena perbedaan pendapat tentang arah yang seharusnya
diambil.
○ Isu Lingkungan dan Keberlanjutan
Masalah lingkungan atau keberlanjutan yang semakin penting dapat
menyebabkan ketegangan jika ada perbedaan pendapat tentang
bagaimana organisasi harus menangani masalah tersebut.
Dalam menghadapi faktor-faktor lingkungan yang memicu konflik, penting
bagi organisasi untuk memiliki kemampuan adaptasi yang baik, komunikasi
yang terbuka, dan rencana tindakan yang responsif untuk mengatasi perubahan
lingkungan dan mengelola konflik yang mungkin timbul.