Anda di halaman 1dari 4

RESUME

MATERI KEPEMIMPINAN C2
PERAN KEPEMIMPINAN DALAM MANAJEMEN KONFLIK
KELOMPOK 12

NAMA : SOKHIBA FADILLAH SUKMA


NIM : 220910202111

Berikut merupakan isi dari resume yang saya bahas:


● Konflik
● Faktor Penyebab Konflik

1. Konflik
Konflik terjadi apabila dalam hubungan antara dua orang atau kelompok, perbuatan
yang satu berlawanan dengan perbuatan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya
saling terganggu. Menurut Clinton F.Fink sebagaimana dikutip oleh Kartini Kartono
(2003:213) mendefinisikan sebagai berikut:
“Konflik ialah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan
yang tidak bisa disesuaikan;interest-interest ekslusif dan tidak bisa dipertemukan,
sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa konflik dalam organisasi/perusahaan adalah suatu
ketidaksepakatan atau pertentangan antara individu atau kelompok yang dapat muncul
akibat perbedaan tujuan, nilai, pandangan, atau sumber daya. Konflik dapat bersifat
konstruktif atau destruktif tergantung pada bagaimana ia dikelola dan diatasi.
Konflik destruktif merupakan konflik yang menimbulkan kerugian bagi individu atau
individu-individu dan atau organisasi atau organisasi-organisasi yang terlibat di
dalamnya.
Ada macam-macam kerugian yang ditimbulkan karena konflik destruktif, misalnya
beberapa di antara kerugian yang dapat dialami orang-orang yang terlibat di dalamnya
meliputi hal-hal berikut:
● perasaan cemas/tegang (stress) yang tidak perlu, atau yang mencekam;
● komunikasi yang menyusut;
● persaingan yang semakin menghebat;
● perhatian yang semakin menyusut terhadap tujuan bersama.

Sedangkan konflik konstruktif merupakan konflik yang menyebabkan timbulnya


keuntungan-keuntungan dan bukan kerugian-kerugian bagi individu (atau
individu-individu) dan atau organisasi (atau organisasi-organisasi) yang terlibat di
dalamnya. Adapun keuntungan yang dapat dicapai dari konflik demikian adalah:
● Kreativitas dan inovasi yang meningkat
Akibat adanya konflik, orang-orang berupaya agar mereka melaksanakan
pekerjaan mereka atau mereka berperilaku dengan cara-cara baru yang lebih
baik.
● Upaya yang meningkat (intensitasnya)
Konflik dapat menyebabkan diatasinya perasaan apatis dan is dapat
menyebabkan orang-orang yang terlibat dengannya bekerja lebih keras.
● Ikatan (kohesi) yang makin kuat
Konflik yang terjadi dengan pihak ”luar”, dapat menyebabkan diperkuatnya
identitas kelompok, diperkuatnya ikatan (kohesi) dan komitmen untuk
mencapai tujuan bersama.
● Ketegangan yang menyusut
Konflik dapat membantu menyusutnya ketegangan-ketegangan antar pribadi,
yang apabila tidak demikian, di “tabung” hingga hal tersebut menyebabkan
timbulnya stress.

2. Faktor Penyebab Konflik


Organisasi sebagai kumpulan individu tidak terlepas dari persoalan konflik dalam
mencapai tujuan, karena itu agar konflik dapat berdampak positif bagi kelangsungan
organisasi harus dikelola secara baik dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi
penyebabnya.
Ada beberapa sumber konflik dalam sebuah organisasi :
● Faktor Komunikasi (communication factors) : disebabkan oleh kesalahan
komunikasi atau komunikasi yang kurang baik antar bawahan,antar pimpinan
ataupun antar bawahan dan pimpinan. Untuk mengatasi faktor komunikasi
yang berkontribusi terhadap konflik, penting untuk membangun budaya
komunikasi yang terbuka, memastikan informasi disampaikan dengan jelas
dan tepat, serta mendorong keterlibatan dan umpan balik dari semua pihak
terlibat.
● Faktor Struktur tugas maupun struktur organisasi (job structure or
organization structure) : disebabkan oleh kurang baiknya susunan struktur
organisasi yang dibuat. Untuk menghindari konflik yang disebabkan oleh
faktor struktur tugas dan struktur organisasi, organisasi perlu memastikan
bahwa struktur tugas ditentukan dengan jelas, tugas didistribusikan secara adil,
dan struktur organisasi mendukung efektivitas serta komunikasi yang baik di
seluruh organisasi.
● Faktor yang bersifat personal (personal factors) : disebabkan oleh faktor
individu yang memang sudah saling memilki konflik satu sama lainnya.
Faktor personal dalam konteks konflik organisasi merujuk pada karakteristik,
perilaku, atau hubungan antarindividu yang dapat memicu atau memperburuk
konflik. Faktor-faktor ini berkaitan dengan sifat-sifat pribadi dan interaksi
antar anggota tim.
● Faktor lingkungan (environmental factors) : faktor lingkungan yang kurang
mendukung organisasi tersebut. Faktor lingkungan dalam konteks konflik
organisasi merujuk pada kondisi eksternal yang mempengaruhi organisasi dan
dapat berkontribusi terhadap timbulnya atau memperburuknya konflik.
Faktor-faktor lingkungan ini bisa datang dari lingkungan eksternal organisasi
atau lingkungan internal yang menciptakan tekanan dan tantangan. Berikut
penjelasan lebih rinci mengenai faktor-faktor lingkungan yang dapat
menyebabkan konflik:
○ Persaingan Industri yang Ketat
Jika organisasi beroperasi dalam industri yang sangat kompetitif,
tekanan untuk mencapai hasil yang lebih baik bisa memicu konflik
antara individu atau kelompok yang berusaha untuk unggul.
○ Perubahan Lingkungan Eksternal
Perubahan dalam faktor-faktor ekonomi, sosial, atau politik yang
signifikan dapat menciptakan kebingungan dalam organisasi dan
menyebabkan konflik mengenai bagaimana harus menanggapi
perubahan tersebut.

○ Ketidakpastian Pasar
Ketidakpastian tentang permintaan pasar, tren industri, atau perubahan
regulasi bisa menciptakan konflik dalam pengambilan keputusan dan
prioritas perusahaan.
○ Sumber Daya yang Terbatas
Jika sumber daya organisasi seperti anggaran atau personel terbatas,
konflik bisa terjadi saat berbagai departemen atau kelompok bersaing
untuk mendapatkan sumber daya tersebut.
○ Ketidakcocokan Antara Kebijakan dan Realitas
Jika kebijakan organisasi tidak sesuai dengan kondisi nyata
lingkungan, ini bisa menyebabkan konflik dalam pelaksanaannya.
○ Perubahan Kepemimpinan atau Struktur
Perubahan dalam kepemimpinan atau struktur organisasi bisa
menciptakan kekhawatiran dan ketidakpastian, yang berpotensi
memicu konflik.
○ Tekanan Waktu yang Ketat
Jika ada tenggat waktu yang ketat untuk mencapai tujuan, tekanan ini
bisa meningkatkan stres dan memicu konflik dalam tim.
○ Perubahan Teknologi atau Metode Kerja
Penerapan teknologi baru atau metode kerja yang berbeda bisa
menciptakan pergesekan karena beberapa orang mungkin kesulitan
beradaptasi.
○ Perubahan Tujuan atau Prioritas
Jika tujuan organisasi berubah atau prioritas proyek beralih, konflik
bisa muncul karena perbedaan pendapat tentang arah yang seharusnya
diambil.
○ Isu Lingkungan dan Keberlanjutan
Masalah lingkungan atau keberlanjutan yang semakin penting dapat
menyebabkan ketegangan jika ada perbedaan pendapat tentang
bagaimana organisasi harus menangani masalah tersebut.
Dalam menghadapi faktor-faktor lingkungan yang memicu konflik, penting
bagi organisasi untuk memiliki kemampuan adaptasi yang baik, komunikasi
yang terbuka, dan rencana tindakan yang responsif untuk mengatasi perubahan
lingkungan dan mengelola konflik yang mungkin timbul.

Anda mungkin juga menyukai