Anda di halaman 1dari 14

Nama : Riska Maulida

NIM : 1962201062

Kelas : S1, Akuntansi Malam ITB Ahmad Dahlan Karawaci

A. Ringkasan materi kuliah pertemuan pertama

Perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang menginvestasikan


dampak perilaku dari individu, Kelompok dan struktur dalam organisasi
dengan maksud menerapkan pengetahuan untuk memperbaiki efektifitas
organisasi. Tingkatan analisis perilaku organisasi terdapat 3 macam yaitu
:

1. Tingkatan individu yang merupakan kumpulan individu yang


memiliki kebutuhan, minat, presepsi, sikap, nilai kepribadian, dan
hal lain yang berbeda.
2. Tingkatan kelompok yang merupakan sikap, etika, norma dan
budaya yang membentuk pola perilaku kelompok.
3. Tingkatan organisasi yang merupakan sikap, etika, norma dan
budaya yang membentuk pola perilaku organisasi.

Tujuan mempelajari perilaku organisasi adalah untuk mempelajari cara


interaksi diri sendiri terhadap orang lain secara efektif di dalam suatu
organisasi untuk memahami dan menangani pekerja secara lebih baik.
Dan ada 2 komponen dalam organisasi yaitu individu dan organisasi
formal. Organisasi formal biasanya setiap individu bisa menuangkan ide-
ide kreatif dan keahlian yang dimilikinya.
B. Ringkasan materi kuliah pertemuan ke-dua

Karakter biologis = Merupakan karakteristik pribadi yang dapat diperoleh


dalam berkas personalia dari seorang karyawan. karakter tersebut dapat
dilihat dari :

1. Usia

Keyakinan bahwa makin tuanya sesorang produktivitasnya merosot,


tidak selalu terbukti. Karyawan tua mempnyai tingkat kemangkiran
yang dapat dihindari yang lebih rendah dari karyawan muda. Dan
bertambahnya usia kepuasan meningkat untuk karyawan profesional.

2. Jenis kelamin

Tidak ada beda yang bermakna dalam produktivitas kerja antara pria
dan wanita, tetapi wanita mempunyai tingkat kemangkiran dan
keluarnya karyawan yang lebih tinggi daripada pria, serta tidak ada
bukti menyatakan jenis kelamin karyawan mempengaruhi kepuasan
kerja.

3. Masa kerja

Tidak ada alasan untuk meyakini bahwa orang yang lebih lama
berada pada suatu pekerjaan lebih produktif dari pada mereka yang
senioritasnya lebih rendah. Dan Masa kerja dan kepuasan saling
berkaitan secara positif.
4. Status perkawinan dan jumlah tanggungan

Karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, mengalami


pergantian yang lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan
mereka daripada rekan sekerja mereka yang bujangan dan
banyaknya tanggungan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap
produktivitas, tingkat absensi, pergantian dan kepuasan kerja.

5. Kemampuan

Kapasitas seorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam


suatu pekerjaan, Kemampuan individu tersusun dalam dua perangkat
faktor yaitu :

• Kemampuan intelektual berupa kemampuan yang diperlukan


untuk mengerjakan kegiatan mental seperti kemahiran
berhitung, pemahaman verbal, kecepatan perseptual,
penalaran induktif, penalaran diduktif, visualisasi ruang, dan
ingatan;
• Kemampuan fisik ialah kemampuan yang diperlukan untuk
melakukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan,
kekuatan dan ketrampilan.

Kinerja meningkat apabila ada kesesuaian pekerjaan dengan


kemampuan

• Karyawan akan gagal apabila mereka kekurangan kemampuan


yang disyaratkan;
• Kemampuan intelektual dan atau fisik diperlukan untuk kinerja
yang memadai pada suatu pekerjaan bergantung pada
persyaratan kemampuan dari pekerjaan itu;
• Bila kemampuan jauh melampaui persyaratan pekerjaan bisa
jadi kinerja akan memadai, serta kemerosotan dalam
kepuasan kerja.

6. Kepribadian

Kombinasi cara-cara yang dipergunakan oleh seseorang dalam


berinteraksi dengan orang lain, yang dipengaruhi oleh sifat turunan
(genetis) dan lingkungan serta sesuatu yang terdapat dalam diri
individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah
laku individu yang bersangkutan.

C. Ringkasan materi kuliah pertemuan ke-tiga

Faktor pembentuk kepribadian dibagi menjadi 3 yaitu :

• Keturunan yang ditentukan sejak lahir dapat berupa sifat-sifat


bawaan baik fisik maupun mental mempengaruhi perbuatan,
perasaan dan pikiran.
• Lingkungan berupa budaya, norma, nilai dimana seseorang
dibesarkan dalam lingkungan keluarga.
• Situasi kepribadian orang bisa berubah-ubah akibat perubahan
situasi/konek tertentu. Artinya kepribadian bisa direkayasa atau
dirubah dan berubah (contoh dengan proses Pendidikan dan
belajar)

Motivasi menurut Barnes adalah sesuatu di dalam diri manusia yang


memberi energi, yang mengaktifkan dan menggerakkan ke arah
perilaku untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi merupakan masalah kompleks dalam organisasi, karena
kebutuhan dan keinginan setiap karyawan dalam perusahaan
berbeda satu dengan yang lainnya. Hal ini berbeda karena setiap
anggota suatu perusahaan adalah unik secara biologis maupun
psikologis dan berkembang atas dasar proses belajar yang berbeda
pula.

Motivasi adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-


kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan
mengarahkan perilaku.

Faktor – faktor motivasi :


Faktor Pemuas
Faktor yang disebut dengan satisfier atau intrinsic motivation yang
berarti bersumber dari dalam diri seseorang. Faktor ini juga sebagai
pendorong seseorang untuk berprestasi yang bersumber dari dalam
diri seseorang tersebut (kondisi intrinsik).
Macam – macam faktor pemuas :

• Prestasi yang diraih (Achievement)

Merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja


seseorang, karena ini akan mendorong seseorang untuk
mengembangkan kreativitas dan mengarahkan semua
kemampuan serta energi yang dimilikinya demi mencapai
prestasi tinggi, asalkan diberikan kesempatan.

• Tanggung jawab (responsibility)


Merupakan daya penggerak yang memotivasi sehingga
bekerja hati-hati untuk bisa menghasilkan produk dengan
kualitas istimewa.

• Kepuasan kerja itu sendiri (The Work It Self )

Merupakan teori yang disebut teori tingkat persamaan


kepuasan (The Stady-State Theory of Job Statisfation)
mengemukakan bahwa kepribadian merupakan salah satu
faktor penentu stabilitas kepuasan kerja.

Faktor Pemelihara

Faktor ini disebut dengan disatisfier atau extrinsic motivation. Faktor


ini juga disebut dengan hygene factor merupakan faktor-faktor yang
sifatnya eksintrik yang berarti bersumber dari luar diri seseorang.
Macam-macam faktor pemelihara :

• Keamanan dan keselamatan kerja

Keamanan dan keselamatan kerja adalah suatu perlindungan


yang diberikan organisasi terhadap jaminan keamanan akan
keselamatan dirinya dalam bekerja.

• Kondisi kerja

Kondisi kerja adalah suatu keadaan di mana karyawan


mengharapkan kondisi kerja yang kondusif sehingga dapat
bekerja dengan baik.

Hubungan interpersonal diantara teman sejawat, dengan atasan, dan


dengan bawahan. Bagian ini merupakan kebutuhan untuk dihargai dan
menghargai dalam organisasi sehingga tercipta kondisi kerja yang
harmonis.
D. Ringkasan materi kuliah pertemuan ke-empat

Teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan)


Teori Maslow mengasumsikan manusia akan memenuhi kebutuhan
yang lebih rendah terlebih dahulu sebelum kebutuhan yang lebih
tinggi.

Hal yang penting dalam pemikiran Maslow ini bahwa kebutuhan yang
telah dipenuhi memberi motivasi. Jadi bila suatu kebutuhan mencapai
puncaknya, kebutuhan itu akan berhenti menjadi motivasi utama dari
perilaku. Kemudian kebutuhan kedua mendominasi, tetapi walaupun
kebutuhan telah terpuaskan, kebutuhan itu masih mempengaruhi
perilaku hanya intensitasnya yang lebih kecil.

Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)


Motivasi berbeda-beda, sesuai dengan kekuatan kebutuhan
seseorang akan prestasi.

Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai,


memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau
ide-ide melaksanakan hal-hal tersebut secepat mungkin dan
seindependen mungkin sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi
kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa
puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan
pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat
secara berhasil.
Karakteristik orang yang berprestasi tinggi (High Achievers) memiliki
3 ciri umum yaitu :
• Sebuah preferensi untuk mengerjakan tugas-tugas dengan
derajat kesulitan moderat;
• Menyukai situasi-situasi di mana kinerja mereka timbul karena
upaya-upaya mereka sendiri, dan bukan karena faktor-faktor
lain, seperti kemujuran misalnya; dan
• Menginginkan umpan balik tentang keberhasilan dan
kegagalan mereka, dibandingkan dengan mereka yang
berprestasi rendah.

Teori Clyton Alderfer (Teori ERG)

• Existence (Kebutuhan akan eksistensi)


• Relatedness (kebutuhan berhubungan dengan pihak lain)
• Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)

Teori Herzberg (Teori Dua Faktor)

Teori yang dikembangkannya dikenal dengan “Model Dua Faktor” dari


motivasi, yaitu faktor motivasional dan faktor hygiene atau
“pemeliharaan”.

Teori Dua Faktor dari Herzberg

Faktor motivasi

• Kesempatan untuk berprestasi


• Pengakuan dalam lingkungan pekerjaan
• Kesempatan untuk bertanggung jawab
• Kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri
Hygiene Faktor

• Kebutuhan akan kebijakan dan administrasi perusahaan yang


jelas dan adil
• Supervisi yang memadai
• Keserasian hubungan dengan supervisi
• Kondisi pekerjaan yang kondusif
• Gaji atau upah yang layak
• Hubungan yang bai kantar pekerja
• Adanya penghargaan terhadap kehidupan pribadi
• Hubungan yang serasi dengan bawahan
• Kejelasan status pekerjaan
• Masa depan dari pekerjaan yang dijalani

Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan)

Motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh
seorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan
mengarah kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila
seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan tampaknya terbuka
untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya.

E. Ringkasan materi kuliah pertemuan ke-lima

Stres berasal dari bahasa Latin yaitu “Stringere” yang berarti ketegangan
dan tekanan. Secara umum orang yang mengalami stres merasakan
perasaan khawatir, tekanan, letih, ketakutan, depresi, cemas dan marah.
Terdapat tiga aspek gangguan seseorang yangmengalami stres yaitu
gangguan dari aspek fisik, aspek kognitif (pemikiran) dan aspek emosi.

manajemen stress adalah suatu cara atau metode penanganan gangguan


psikologis yang ditujukan untuk mengendalikan tingkat stress individu,
khususnya stres kronis.

Beberapa ahli ada yang menjelaskan bahwa manajemen stress adalah


suatu kemampuan dalam menggunakan sumber daya manusia secara
efektif untuk bisa mengelola dan juga mengatasi gangguan serta
kekacauan mental serta emosional yang terjadi karena adanya respon
atau tanggapan. Berdasarkan organisasi kesehatan mental asal Inggris,
beberapa tanda seseorang sedang mengalami stress adalah mudah
marah ataupun tersinggung, sulit berkonsentrasi, takut atau cemas terus-
menerus, suasana hati yang berubah drastis, adanya perubahan pola
tidur, ketergantungan pada obat atau alkohol agar bisa tidur, depresi, dll.

Penyebab Stress Pada Umumnya

Adanya tekanan jiwa yang terjadi pada seseorang bisa terjadi karena
berbagai faktor, baik itu dari diri sendiri maupun dari luar. Penyebab
stress ini secara umum terbagi menjadi dua, yakni:

1. Penyebab Stress Dari Luar


Tekanan jiwa yang terdapat dalam diri seseorang kerap kali
disebabkan karena adanya pengaruh dari lingkungan. Seperti suara
yang bising, suhu panas, cahaya terlalu banyak dll. Selain itu,
beberapa pengaruh dari luar yang bisa mengakibatkan stress
diantaranya adalah sebagai berikut :
• Peristiwa penting yang terjadi dalam hidup seseorang, seperti
meninggalnya orang yang dikasihi, kehilangan pekerjaan,
perceraian, putus cinta, dll.
• Adanya interaksi sosial, seperti perlakukan kasar dari orang lain,
sikap agresif dari orang lain, intimidasi dari pihak yang lebih
berkuasa, dll.
• Di dalam perusahaan, seperti deadline pekerjaan yang ketat,
intimidasi dari pihak atasan atau rekan kerja, peraturan yang
terlalu kaku, dll.
• Kecerobohan sendiri, seperti lupa menyimpan kunci, lupa
mematikan listrik, rusaknya peralatan, dll.

2. Penyebab Stress Dari Dalam


Stress juga bisa terjadi karena adanya pengaruh dari dalam diri
seseorang tersebut seperti:
• Workaholic, yakni seseorang yang melakukan pekerjaan secara
kompulsif dan sangat sering mengorbankan waktu tidur serta
keluarganya sehingga mengakibatkan tekanan dalam jiwanya.
• Fixed Mindset, yakni mereka yang memiliki pikiran sempit dan
kaku. Umumnya mereka memiliki banyak pikiran dan kaku atau
tidak berpikir sama sekali secara normal.
• Pikiran Negatif, hal tersebut ditandai dengan adanya cara pikir
yang pesimistis, berlebihan mengkritik diri sendiri dan
menganalisis sesuatu secara berlebihan
• Gaya hidup dan juga kebiasaan buruk, seperti begadang, minum
alkohol, kafein, perokok berat, boros, dll.
Tujuan Manajemen Stress

Secara umum, seperti yang sudah disinggung secara singkat sebelumnya,


bahwa tujuan dari dilakukannya manajemen stress adalah demi
memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik.

stress mampu mempengaruhi cara pikir dan emosi setiap orang. Bila
tekanan yang dialami oleh seseorang ternyata sangat besar, hal tersebut
akan mengancam kemampuan setiap orang dalam menghadapi kondisi
dan situasi dari lingkungannya. Untuk bisa mencegah kondisi yang lebih
parah, maka dibutuhkan adanya manajemen stress yang lebih baik.

Cara Mengelola Stress


Umumnya, stress diungkapkan secara emosional sehingga bisa
mengganggu komunikasi yang terjadi antar manusia. Untuk itu, setiap
perusahaan harus memiliki strategi manajemen stress yang baik di dalam
perusahaannya.

Stephen P. Robbins menjelaskan ada dua cara dalam mengelola stress,


cara tersebut adalah sebagai berikut:

• Melakukan Pendekatan Individual


Pendekatan individual sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan manajemen stress di dalam suatu perusahaan.
Beberapa pendekatan individual tersebut diantaranya adalah
menerapkan manajemen waktu secara baik, meningkatkan waktu
olahraga, melatih diri agar lebih rileks, memperluas sosialisasi.
• Melakukan Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, pendekatan organisasional dilakukan untuk mengelola
stress di dalam perusahaan yang umumnya dilakukan dengan
beberapa metode, yaitu:
➢ Membuat iklim perusahaan yang lebih mendukung
➢ Melakukan seleksi secara personil dan juga penempatan kerja
yang lebih baik lagi
➢ Meminimalisir adanya kemungkinan konflik dan melakukan
klarifikasi peran perusahaan.
➢ Menetapkan tujuan secara lebih realistis
➢ Membuat bimbingan konseling pada setiap karyawan
➢ Mereset pekerjaan para karyawan
➢ Dan melakukan perbaikan komunikasi dari dalam perusahaan

Penanganan Manajemen Stress dalam Perusahaan


Di dalam perusahaan, manajemen stress umumnya dilakukan oleh pihak
manajer HRD yang memiliki tugas dalam menangani kualitas SDM
perusahaan.
Penerapan manajemen stress di dalam perusahaan adalah sebagai
berikut:
• Identifikasi perilaku dan kebiasaan yang bisa Menyebabkan Stress
Stress yang terjadi di lingkungan kerja tidak hanya terjadi karena
adanya pekerjaan yang menumpuk dan tidak bisa terselesaikan saja.
Tapi, stress juga bisa disebabkan karena permasalahan yang ada di
rumah, seperti adanya konflik dengan teman, anggota keluarga,
hutang yang besar, atau masalah lainnya.
• Menyediakan Perlengkapan Olahraga di Perusahaan
Saat ini, ada beberapa perusahaan yang menyediakan layanan fitness
secara gratis untuk karyawan. Cara ini bisa dijadikan saran untuk
pihak manajer dalam menyediakan fasilitas untuk membantu
mengurangi stress karyawannya.
• Bersosialisasi Dengan Orang Lain
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, untuk mengatasi tekanan
dalam lingkungan kerja, maka pihak perusahaan bisa memberikan
pekerjaan secara tim agar mampu mengurangi stress karyawan
dalam bekerja.
• Membiasakan Gaya Hidup Sehat
Bila perusahaan memberikan fasilitas makan siang di kantor,
disarankan agar manajer HRD lebih memilih menu makan yang sehat.
Dengan memberikan makanan yang baik dan sehat untuk karyawan,
maka tingkat konsentrasi dan fokus mereka akan meningkat. Hal
tersebut juga bisa dijadikan sebagai bentuk penghargaan atas
performa SDM perusahaan.
• Menerapkan 4A (Avoid, Alter, Adapt, Accept)
Pihak manajemen bisa memprediksi apa saja yang bisa menyebabkan
stress di lingkungan kerja, seperti tugas atau deadline dengan
tekanan yang tinggi.
• Menyediakan Waktu untuk Bersantai
Selain dengan berolahraga, melakukan kegiatan santai dan
bersenang-senang akan secara efektif mengurangi rasa stress. Setiap
individu pasti mempunyai kegiatan yang mereka sukai, dengan
melakukan kegiatan tersebut di waktu senggang, maka stress mereka
akan teralih.

Anda mungkin juga menyukai