Anda di halaman 1dari 8

Bab II

Perilaku Individu Dan Pengaruhnya Terhadap Organisasi

2.1. Perilaku Individu


Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam organisasi berupa
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan, kebutuhan, dan pengalaman
masa lainnya.

Individu membawa kedalam tatanan organisasi kemampuan, kepercayaan


pribadi, pengharapan, kebutuhan dan pengalaman masa lalunya. Manusia
adalah salah satu dimensi dalam organisasi yang sangat penting, merupakan
salah satu faktor dan pendukung dalam organisasi. Perilaku manusia adalah
sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan
lingkungannya.

2.1.1. Dasar-Dasar Perilaku Individu


Semua perilaku individu pada dasarnya dibentuk oleh kepribadian dan
pengalamannya. Sajian berikut ini akan diarahkan pada empat variabel tingkat-
individual, yaitu karakter biografis, kemampuan, kepribadian, dan
pembelajaran.
2.1.1.1.. Karakteristik Biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Status Perkawinan
d. Masa Kerja
2.1.1.2. Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir masing-masing. Seluruh
kemampuan seorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua faktor, yaitu :

7
2.1.1.2.1. Kemampuan Intelektual
Ada tujuah dimensi yang paling sering dikutip yang membentuk kemampuan
intelektual, yaitu:
2.1.2.2. Kecerdasan Numerik
Kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.
2.1.1.2.3.Pemahaman Verbal
Kemampuan memahami apa yang dibaca dan didengar serta menghubungkan
kata satu dengan yang lain.
2.1.1.2.4.Kecepatan Konseptual
Kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat.
2.1.1.2.4. Penalaran Induktif
Kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian
memecahkan masalah itu. Perilaku Individu dan Pengaruhnya terhadap
organisasi
2.1.1.2.5. Penalaran Deduktif
Kemampuan menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen.
2.1.1.2.6.Visualilasi Ruang
Kemampuan membayangkan bagaimana suatu objek akan tampak seandainya
posisinya dalam ruang diubah.
2.1.1.2.7. Ingatan
Kemampuan menahan dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.
2.1.1.2.8. Kemampuan fisik
Kemampuan fisik memiliki makna penting khusus untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang kurang menuntut keterampilan. Ada sembilan kemampuan fisik
dasar, yaitu kekuatan dinamis, kekuatan tubuh, kekuatan statis, kekuatan,
keluwesan extent, keluwesan dinamis, koordinasi tubuh, keseimbangan, dan
stamina.

8
2.1.1.3. Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam
perilaku seseorang.

2.1.1.4. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman.

2.1.2. Variabel Yang Mempengaruhi Perilaku Invividu


2.1.2.3.Variabel-Variabel Dependen
Yaitu factor-faktor kunci yang ingin dijelaskan atau diperkirakan dan yang
terpengaruh sejumlah factor lain (suatu respons yang dipengaruhi oleh suatu
variable bebas. Variabel-variabel dependen tersebut antara lain :
Produktivitas; Yaitu suatu ukuran kinerja yang mempengaruhi keefektifan dan
efisiensi.
Keabsenan (kemangkiran); Yaitu gagal atau tidak melapor untuk bekerja
Pengunduran diri (keluar masuknya karyawan); Yaitu penarikan diri secara
sukarela dan tidak sukarela dari suatu organisasi
Kepuasan kerja; Yaitu suatu sikap umum terhadap pekerjaan seseorang atau
selisih antara banyaknya ganjaran yang diterima seorang pekerja dan
banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
2.1.2.4. Variabel-Variabel Independen
Variabel-variabel level individu
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Status perkawinan
d. Masa kerja
Variabel-variabel level kelompok
Variabel-variabel level system organisasi

9
2.2. Teori Motivasi
Motivasi dapat digunakan sebagai strategi untuk meningkatkan kinerja
karyawan atau bawahan. Sebab efektifitas karyawan dengan asumsi mereka
memiliki peluang untuk kinerja yang baik dan memiliki kemampuan yang
diperlukan tergantung pada motivasi. Jadi untuk menjelaskan motivasi dapat
digunakan teori motivasi yang dibedakan kedalam dua kategori utama,
yaitu”Teori hierarki kebutuhan”. Teori ini membantu pimpinan untuk
memahami bagaimana kebutuhan manusia dan bagaimana orang dengan
kebutuhan berbeda mungkin merespon situasi kerja berbeda-beda, manusia
merupakan mahluk yang serba berkeinginan, ia senantiasa menginginkan
sesuatu dan senantiasa menginginkan lebih banyak. Tetapi apa yang di
inginkanya tergantung pada apa yang sudah dimiliki olehnya. Segera setelah
salah satu diantara kebutuhan manusia dipenuhi munculah kebutuhan lain. Pada
dasarnya teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan bertindak
(bersemangat kerja) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan (inner needs) dan
kepuasanya. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang di inginkan
maka semakin giat orang itu bekerja. Para teori menganggap bahwa individu
berkelakuan dengan cara tertentu untuk berusaha mencapai tujuan didorong
oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhanya. Jadi analisis teori ini lebih
menekankan pada faktor faktor kebutuhan yang membangkitkan perilaku
individu yang bersumber dari dalam diri seseorang. Artinya teori isi tentang
motivasi menggunakan kebutuhan individual untuk menjelaskan perilaku dan
sikap orang dalam bekerja.
Ada tiga teori kebutuhan yang utama dari motivasi. Teori tingkat kebutuhan
Abraham maslow, teori dua factor Frederick Herzberg, dan teori motivasi
prestasi David MC.Clelland. Teori hierarki kebutuhan dikembangkan oleh
psikolog Abraham Maslow pada tahun 1935. Abraham maslow meneliti bahwa
motivasi manusia itu berasal dari dalam diri seseorang dan sifatnya tidak dapat
dipaksakan, teori ini menekankan bahwa manusia terdorong untuk melakukan

10
usaha, untuk memuaskan lima kebutuhan yang belum terpuaskan yang melekat
pada diri manusia itu sendiri.
Gambar 1
Teori Motivasi

TEORI MOTIVASI

Teori Hirarki Kebutuhan seseorang


tergantung pada apa
Kebutuhan
yang dimilikinya

Kebutuhan yang paling kuat sesuai waktu, keadaan


dan pengalaman yang bersangkutan yang digambar
dalam bentuk hirarki

2.2.1. Prinsip – Prinsip Dalam Motivasi

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi karyawan, yaitu ; Prinsip


Partisipasi Dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan
kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang akan di capai
oeh pemimpin. Prinsip Komunikasi Pemimpin berkomunikasikan segala
sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi
yang jelas, pegawai akan lebihmudah di motivasi kerjanya.Prinsip mengakui
andil bawahan Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai
andil didalam usaha pencapaian tujuan.

11
2.2.2. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Kerja

Motivasi untuk bekerja merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam


bidang perilaku keorganisasian (Organizational Behavior = OB), guna
menerangkan kekuatan-kekuatan yang terdapat pada diri seseorang individu,
yang menjadi penyebab timbulnya tingkat, arah, dan persistensi upaya yang
dilaksanakan dalam hal bekerja. Dengan demikian analisis mengenai motivasi
akan bersinggungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
Ditegaskan Atkinson bahwa analisis motivasi perlu memusatkan perhatian
pada faktor-faktor yang menimbulkan dan mengarahkan aktivitas-aktivitas
seseorang.

Chung & Megginson dalam Gomes (2001:180) menjelaskan, motivasi


melibatkan Faktor-faktor individual meliputi kebutuhan-kebutuhan (needs),
tujuan-tujuan (goals), sikap (attitude), dan kemampuan-kemampuan (abilities).
Faktor-faktor organisasional meliputi pembayaran atau gaji (pay), keamanan
pekerjaan (job security), sesama pekerja (co-workers), pengawasan
(supervision), pujian (praise), dan pekerjaan itu sendiri (job itself)

Helleriegel dan Slocum sebagaimana dikutip Sujak (1990:249)


mengklasifikasikan tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi meliputi (1)
perbedaan karakteristik individu, (2) perbedaan karakteristik pekerjaan, dan (3)
perbedaan karakteristik lingkungan kerja atau organisasi.

Karakteristik individu yang berbeda jenis kebutuhan, sikap dan minat


menimbulkan motivasi yang bervariasi, misalnya pegawai yang mempunyai
motivasi untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya akan bekerja keras
dengan resiko tinggi dibanding dengan pegawai yang mempunyai motivasi
keselamatan, dan akan berbeda pada pegawai yang bermotivasi untuk
memperoleh prestasi.

12
2.3. Stress Individu
Stress adalah tekanan atau ketegangan yang dihadapi seseorang dan
mempengaruhi emosi, pikiran, serta kondisi keseluruhan dari orang tersebut.
Faktor pemicu stress disebut stressor, Stressor dibagi menjadi dua, antara lain :
2.3.1. Stressor On The Job (dari dalam lingkungan pekerjaan)

2.3.1.1 Beban kerja berlebih (overload)

2.3.1.2 Desakan waktu (deadline)

2.3.1.3 Kualitas pembimbingan rendah/low supervise

2.3.1.4 Iklim politis tidak aman/low comfortUmpan balik kerja rendah/low


feedback

2.3.1.5 Wewenang tidak memadai/low authority

2.3.1.6 Ketidakjelasan peranan/role ambiguity

2.3.1.7 Frustasi/putus asa

2.3.1.8 Konflik antar pribadi atau kelompok

2.3.1.9 Perbedaan nilai individu dan organisasi

2.3.1.10 Perubahan situasi kantor yang mengejutkan

13
2.3.2. Stressor Off The Job (dari luar lingkungan pekerjaan)

2.3.1.11 Krisis keuangan pribadi atau keluarga

2.3.1.12 Permasalahan-permasalahan tentang anak

2.3.1.13 Permasalahan-permasalahan tentang fisik

2.3.1.14 Permasalahan-permasalahan dalam perkawinan

2.3.1.15 Perubahan situasi rumah atau lingkungan

2.3.1.16 Permasalahan-permasalahan lainnya

2.3.3. Dampak Stressor Dipengaruhi Oleh Berbagai Faktor

Sifat Stressor yaitu pengetahuan individu tentang stressor tersebut dan


Pengaruhnya pada individu tersebut. Jumlah Stressor yaitu banyaknya
stressor yang diterima individu dalam waktu bersamaan. Lama Stressor yaitu
seberapa sering individu menerima stressor yang Sama. Pengalaman masa
lalu dan Tingkat perkembangan.

14

Anda mungkin juga menyukai