Anda di halaman 1dari 8

BAB II

MOTIVASI DAN PARTISIPASI KERJA


A. MOTIVASI
Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang memengaruhi individu
untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai
tersebut merupakan suatu yang invisible yang memberikan kekuatan untuk
mendorong individu bertingkah laku dalam pencapaian tujuan. Dorongan tersebut
terdiri dari dua komponen, yaitu : arah perilaku (kerja untuk mencapai tujuan) dan
kekuatan perilaku (seberapa kuat usaha individu dalam bekerja). Motivasi meliputi
perasaan unik, pikiran dan pengalaman masa lalu yang merupakan bagian dari
hubungan internal dan eksternal perusahaan.
Sumber motivasi ada tiga faktor, yakni:
1. Keinginan untuk berkembang,
2. Jenis pekerjaan,
3. Bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja.

1. Pengertian Motivasi Kerja


Menurut Abraham Sperling, “Motive is defined as a tendency to activity, started
by a drive and ended by an adjustment. The adjustment is said to satisfy the motive”.
Motif didefinisikan sebagai suatu kecendrungan untuk beraktivitas, dimulai dari
dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri dengan penyesuaian diri. Penyesuaian diri
dikatakan untuk memuaskan motif,

Menurut William J. Stanton, “A Motive is a stimulated need which a goal-


oriented individual seeks to satisfy”. Suatu motif adalah kebutuhan yang di
distimulasi yang berorientasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas.

Menurut Fillmore H. Stanford, “Motivation as an energizing condition of the


organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class”.

1
Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan
tertentu, (Prabu Mangkunegara, 2009).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motif
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri pegawai yang perlu dipenuhi agar
pegawai tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya, sedangkan
motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan
dari motifnya.

2. Teori-Teori Motivasi Kerja

Beberapa teori motivasi yang dikenal, yaitu :


1) Hierarki Teori Kebutuhan (Hierarchical of Needs Theory)
Menurut Maslow bahwa setiap diri manusia itu terdiri dari atas lima kebutuhan
yaitu, kebutuhan secara fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan, dan aktualisasi
diri, seperti gambar 2.1 berikut ini:
1. Aktualisasi Diri
Kebutuhan untuk menggunakan kemampuan, skill, potensi, kebutuhan untuk
berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian
dan kritik terhadap sesuatu

2. Penghargaan Diri
Kebutuhan akan harga diri, kebutuhan dihormati dan dihargai orang lain.

3. Sosial
Kebutuhan merasa memiliki, kebutuhan untuk diterima dalam kelompok
Berafiliasi, berinteraksi dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai
4. Rasa Aman
Kebutuhan rasa aman, kebutuhan perlindungan dari ancaman,
Bahaya, pertentangan dan lingkungan hidup

5. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis, kebutuhan makan, minum, perlindungan fisik,
seksual, sebagai kebutuhan terendah

Gambar 2.1 Hierarki Kebutuhan Maslow (Piramida Maslow)

2
Self-Actualization (10%)

Esteem (40%)

Belongingness (50%)

Safety and Security (70%)

Physiological (85%)

Gambar 2.2 Proporsi Kebutuhan yang Terpuaskan

2) McClelland Theory of Needs


McClelland theory of needs berfokuskan kepada tiga hal yaitu :
(1) Kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (Need for Achievement);
Needs for achievement. Orang memiliki keinginan untuk mencapai
kesuksesan. Sehingga mereka melakukannya selalu lebih baik dan lebih
efisien dari waktu ke waktu (high achiever).
(2) Kebutuhan dalam kekuasaan atau otoritas kerja (need for power);
Need for power. Manusia semacam ini justru senang, dengan tugas yang
dibebankan kepadanya atau statusnya dan cenderung untuk lebih peduli
dengan kebanggaan, prestise, dan memperoleh pengaruh terhadap manusia
lainnya.
(3) Kebutuhan untuk berafiliasi (needs for affiliation);
Need for affiliation. Orang yang memiliki kebutuhan seperti ini tentu mereka
memiliki motivasi untuk persahabatan, menanggung dan bekerja sama
daripada sebagai ajang kompetisi di dalam suatu organisasi. Termasuk di
dalam hal pengertian satu dengan lainnya.

3) “Theory X and Theory Y”


Teori X (negatif) merumuskan asumsi seperti :
(1) Karyawan sebenarnya tidak suka bekerja. dan jika ada kesempatan dia akan
menghindari atau bermalas-malas dalam bekerja.

3
(2) Karyawan harus dikontrol bahkan mungkin ditakuti dengan sanksi hukum.
(3) Karyawan akan menghindari tanggung jawabnya.
(4) Karyawan umumnya menempatkan keamanan di atas faktor lainnya.
Teori Y (positif) memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut :
(1) Karyawan dapat memandang pekerjaan sebagai sesuatu yang wajar, lumrah
dan alamiah, baik tempat bermain atau beristirahat, dalam artian berdiskusi
atau sekedar teman bicara.
(2) Manusia akan melatih tujuan pribadi dan pengontrolan diri sendiri jika
mereka melakukan komitmen yang sangat objektif.
(3) Kemampuan untuk melakukan keputusan yang cerdas dan inovatif juga
dimiliki oleh karyawan, tidak hanya melulu dari kalangan top management
atau dewan direksi.

4) Teori ERG (Existence, Relatedness, Growth)


(1) Kebutuhan eksistensi untuk bertahan hidup, kebutuhan fisik;
(2) Kebutuhan keterhubungan adalah kebutuhan untuk berhubungan dengan
orang lain yang bermanfaat seperti keluarga, sahabat, atasan, keanggotaan di
dalam masyarakat atau lingkungan;
(3) Kebutuhan pertumbuhan adalah kebutuhan untuk menjadi produktif dan
kreatif (mengembangkan dan meningkatkan diri secara pribadi).

3. Prinsip Dalam Motivasi Kerja Pegawai


Prinsip-prinsip dalam memotivasi kerja pegawai, yaitu :
1) Prinsip partisipasi
2) Prinsip komunikasi
3) Prinsip mengakui andil bawahan
4) Prinsip pendelegasian wewenang
5) Prinsip memberi perhatian

4
4. Teknik Memotivasi Kerja Pegawai
Beberapa teknik memotivasi kerja pegawai, antara lain :
1) Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai
2) Teknik komunikasi persuasif
Teknik ini dirumuskan “AIDDAS”
A = Attention (perhatian)
I = Interest (minat)
D = Desire (hasrat)
D = Decision (keputusan)
A = Action (aksi/tindakan)
S = Satisfaction (kepuasan)

Motivasi dapat disimpulkan :


1. Sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu.
2. Suatu keahlian dalam mengarahkan karyawan dan perusahaan agar mau bekerja
secara berhasil, sehingga keinginan karyawan dan tujuan perusahaan sekaligus
tercapai.
3. Sebagai inisiasi dan pengarahan tingkah laku. Pelajaran motivasi sebenarnya
merupakan pelajaran tingkah laku.
4. Sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri.
5. Sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan
memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja.

B. PARTISIPASI KERJA
Kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris “participation” yang berarti
pengambilan bagian, pengikutsertaan. Partisipasi berarti peran serta seseorang atau
kelompok masyarakat dalam proses kerja baik dalam bentuk pernyataan maupun
dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian,
modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasilnya.

5
Berpartisipasi dapat juga diartikan bahwa pembuat keputusan menyarankan
kelompok atau individu ikut terlibat dalam bentuk penyampaian saran dan pendapat,
barang, keterampilan, bahan dan jasa. Mengenal masalah mereka sendiri, mengkaji
pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.
Partisipasi ini terutama berkaitan dengan penentuan alternatif dengan
kelompok berkaitan dengan gagasan atau ide yang menyangkut kepentingan bersama.
Wujud partisipasi dalam pengambilan keputusan ini antara lain seperti ikut
menyumbangkan gagasan atau pemikiran, kehadiran dalam rapat, diskusi dan
tanggapan atau penolakan terhadap program yang ditawarkan. Partisipasi dalam
pelaksanaan merupakan kelanjutan dalam rencana yang telah digagas sebelumnya
baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan maupun tujuan.

1. Pengertian Partisipasi Kerja


Menurut Keith Davis, “Participation is mental and emotional of person in
group situations that encourage them to contribute to group goals and dhare
responsibility for them”. Partisipasi adalah keterlibatan emosi dan mental pegawai
dalam situasi kelompok yang menggiatkan mereka untuk menyumbang pada tujuan
kelompok serta bertanggung jawab terhadap hal tersebut (Anwar Prabu, 2009).
Terdapat tiga aspek yang sangat penting dalam partisipasi kerja, antara lain :
1) Keterlibatan emosi dan mental.
Berpartisipasi berarti melibatkan emosi dan mental daripada kegiatan fisik.
2) Motivasi untuk menyumbang (kontribusi).
Pegawai-pegawai perlu diberikan kesempatan untuk merealisasikan ide,
inisiatif, dan kreativitasnya dalam mencapai tujuan organisasi.
3) Penerimaan tanggung jawab.
Partisipasi kerja menuntut pegawai untuk mampu menerima tanggung jawab
dalam kegiatan kelompok.

6
2. Persyaratan Partisipasi Kerja
Dalam berpartisipasi kerja perlu memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
1) Waktu yang memadai untuk berpartisipasi.
2) Potensi keuntungan harus lebih besar daripada biaya yang diperlukan.
3) Ada relevansi dengan minat pegawai.
4) Kemampuan pegawai harus memadai mengenai subjek partisipasi.
5) Kemampuan timbal balik mengkomunikasikan.
6) Tidak merasa terancam oleh pihak tertentu.

3. Keuntungan Partisipasi Kerja


Keuntungan partisipasi kerja dapat dikemukakan sebagai berikut :
1) Output menjadi lebih tinggi.
2) Kualitas kerja menjadi lebih baik
3) Motivasi kerja meningkat lebih baik
4) Adanya penerimaan perasaan karena keterlibatan emosi dan mental
5) Harga diri pegawai menjadi lebih tinggi
6) Meningkatkan kepuasan kerja
7) Meningkatkan kerja sama dalam bekerja
8) Merendahkan stres
9) Keinginan mencapai tujuan lebih besar
10) Memperkecil turnover
11) Tingkat ketidakhadiran (absen) menjadi lebih rendah
12) Komunikasi kerja lebih harmonis.

4. Partisipasi Manajemen
Partisipasi manajemen adalah perilaku manajerial yang tidak otokratik, yang
paling sedikit mempunyai dua aspek, yaitu membatasi metode kerja bawahan dan
mengontrol penyesuaian bawahan. Perilaku otokratis terjadi bilamana seorang atasan
menyiapkan tujuan, membatasi penggunaan metode, mengontrol pelaksanaan, dan
menggunakan hasil sebagai ukuran keberhasilan bawahan.

7
Tingkat partisipasi manajemen, yaitu :
1) Direktif (langsung)
2) Demokratis
3) Permisif

Anda mungkin juga menyukai