2, Desember 2016
141
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
142
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
sumber, maka dapat dilakukan intervensi membutuhkan suatu usaha, seseorang yang
untuk meningkatkan efikasi diri pada memiliki keyakinan akan sukses
remaja tersebut. mendorongnya untuk bangkit dan berusaha
Penelitian ini menggunakan subyek untuk mewujudkan kesuksesan tersebut
yang berusia 17-18 tahun karena menurut (Muretta, 2004). Bandura (1986)
tahapan perkembangan karier, usia tersebut menekankan bahwa pengalaman ini adalah
berada pada tahap transisi (Brown & Lent, sumber informasi efikasi diri yang paling
2014). Remaja pada usia tersebut kuat dan berpengaruh.
seharusnya mampu memikirkan atau Vicarious learning, pengalaman orang
merencanakan karier mereka berdasarkan lain adalah pengalaman pengganti yang
minat, kemampuan dan nilai-nilai yang disediakan guna untuk model sosial
ingin diperjuangkan. Berdasarkan latar melalui pengamatan terhadap orang lain.
belakang diatas, maka penelitian ini ingin Mengamati perilaku dan pengalaman orang
melihat “Bagaimana gambaran sumber- lain sebagai proses belajar individu
sumber efikasi diri karier pada remaja?”. (Wulandari, n.d.). Dampak modeling
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dalam efikasi diri sangat dipengaruhi oleh
gambaran sumber-sumber efikasi diri kemiripin antara individu dengan model.
karier pada remaja. Sumber berikutnya adalah verbal
persuasion, sumber informasi ini dapat
Sumber-sumber Efikasi Diri Karier mempengaruhi bagaimana seseorang
Sumber-sumber efikasi diri adalah bertindak atau berperilaku. Dengan
stimulasi atau kejadian yang dapat persuasi verbal, individu mendapat sugesti
memberikan inspirasi atau pembangkit bahwa ia mampu mengatasi masalah–
positif (positive arousal) untuk berusaha masalah yang akan dihadapi. Persuasi
menyelesaikan tugas atau masalah yang verbal digunakan untuk meningkatkan
dihadapi (Lazarus et.al., 1980). Menurut keyakinan seseorang mengenai hal-hal
Bandura (Ariani, 2011), efikasi diri dapat yang dimilikinya untuk berusaha lebih
terbentuk dan berkembang melalui empat gigih dalam mencapai tujuan dan
proses yaitu kognitif, motivasional, afektif keberhasilan atau kesuksesan (Ariani,
dan seleksi. Efikasi diri berkembang 2011).
melalui empat sumber informasi utama. Sumber efikasi diri yang terakhir
Keempat sumber-sumber efikasi diri adalah psychological states, situasi yang
tersebut dapat berasal dari: (a) pengalaman menekan kondisi emosional dapat
individu (mastery experience), (b) mempengaruhi efikasi diri (Muretta,
pengalaman orang lain (vicarious 2004). Kondisi emosional juga
learning), (c) persuasi Verbal (verbal mempengaruhi individu dalam mengambil
persuasion), (d) kondisi psikologis dan keputusan kariernya. Berdasarkan
emosional (psychological states) (Bacanli, penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
2006).Sumber-sumber efikasi diri dapat efikasi diri dapat tumbuh melalui
dikatakan juga sebagai sarana untuk pengalaman dari hasil yang telah dicapai
membentuk efikasi diri seseorang. oleh individu tersebut, pengalaman orang
Mastery experience dapat juga disebut lain, persuasi verbal, serta keadaan
pengalaman langsung dan pencapaian psikologis dan emosional.
prestasi di masa lalu. Seseorang yang Interaksi antara keempat sumber
memiliki pengalaman sukses cenderung efikasi ini lebih lanjut dijelaskan oleh
menginginkan hasil yang cepat dan lebih Bandura (1997) dengan berbagai kondisi.
mudah jatuh karena kegagalan. Beberapa Interaksi pertama, bersifat additive,
kesulitan dan kegagalan diperlukan untuk semakin banyak sumber-sumber efikasi
membentuk individu yang kuat dan diri yang dimiliki seseorang, semakin
mengajarkan manusia bahwa kesuksesan besar pula kemungkinan memiliki efikasi
143
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
diri yang tinggi. Kedua, bersifat relative, nilai yang ingin diperjuangkan. Remaja
yaitu menyatakan bahwa salah satu sudah dapat membuat pilihan karier,
sumber-sumber efikasi diri lebih kuat bertanggung jawab dan melakukan
daripada sumber yang lain. Ketiga, bersifat perubahan dari dunia sekolah ke dunia
multicative, yaitu dua sumber yang kerja (Winkel, 1991).
menunjukkan sebuah efek interaktif. Tahap terakhir adalah tahap realistik,
Keempat, bersifat configurative, yaitu dari usia 19-25 tahun. Tahap realistik
kekuatan dari satu sumber efikasi diri dibagi menjadi tiga sub tahap. Tahap
tergantung dari adanya sumber-sumber pertama dimulai dengan eksplorasi dan
lainnya. mempertimbangkan beberapa alternatif
Berdasarkan uraian-uraian diatas, jabatan.Kemudian masuk pada tahap
peneliti menyimpulkan bahwa sumber- kristalisasi, di mana remaja mulai merasa
sumber efikasi diri adalah kejadian atau lebih mantap jika memiliki sebuah jabatan
situasi yang membangkitkan keyakinan tertentu. Tahap terakhir, tahap penentuan,
seseorang akan kemampuannya dalam remaja mulai membuat keputusan tentang
menyelesaikan suatu tugas. jabatan tertentu (Winkel, 1991).
144
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
145
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
Tabel 2. Hasil Uji Beda Sumber Efikasi Diri Karier berdasarkan Data Demografi
Data Demografi Partisipan Penelitian Mean F p
SMA 2 50,33 3,956 0,02
Sekolah SMA IPEKA Tomang 48,51
SMA Al-Huda 48,21
Perempuan 50,23 7,625 0,006
Jenis Kelamin
Laki-laki 48,26
17 Tahun 49,45 1,415 0,235
Usia
18 Tahun 48,02
IPA 49,6 0,638 0,425
Kelas
IPS 49,03
orang tersebut juga pasti memiliki
Hasil perhitungan yang telah keyakinan diri atau efikasi diri yang tinggi
dilakukan menunjukkan bahwa sumber- juga. Yulia (2010) mengatakan bahwa
sumber efikasi diri karier remaja usia 17- seseorang yang memiliki efikasi diri
18 tahun di Jakarta Barat tergolong dalam rendah akan cenderung untuk menunda-
kategori tinggi, dengan nilai rata-rata nunda dalam menyelesaikan suatu tugas
sebesar 49,31. Ketiga sekolah memiliki atau pekerjaan. Hasil penelitian
sumber-sumber efikasi diri karier yang menunjukkan bahwa sumber-sumber
tergolong tinggi. Dengan SMA 2 memiliki efikasi diri karier remaja pada usia 17-18
nilai rata-rata paling besar dibandingkan tahun tergolong tinggi. Sumber-sumber
dua sekolah lainnya. Dimensi yang efikasi diri karier remaja yang tinggi
berkontribusi tinggi dalam pembentukan memiliki arti bahwa siswa-siswi pada
efikasi diri karier remaja adalah Vicarious penelitian ini memiliki efikasi diri karier
Learning, Mastery Experience, Positive yang tinggi juga, sehingga mereka merasa
Emotional Arousal, dan Verbal yakin dengan kemampuannya untuk
Persuasion. berhasil. Karakteristik individu yang
Berdasarkan uji beda dengan One memiliki efikasi diri tinggi adalah ketika
Way Anova, diketahui ketiga sekolah SMA individu tersebut merasa yakin bahwa
tersebut memiliki perbedaan yang mereka mampu menangani sesecara
signifikan. Selain itu berdasarkan jenis efektif peristiwa dan situasi yang mereka
kelamin juga terdapat perbedaan yang hadapi, tekun dalam menyelesaikan tugas-
signifikan antara sumber-sumber efikasi tugas, percaya pada kemampuan diri,
diri karier pada perempuan dan laki-laki. menetapkan sendiri tujuan yang akan
Berdasarkan usia, diketahui tidak terdapat mereka tuju dan meningkatkan komitmen
perbedaan yang signifikan antara yang kuat terhadap dirinya, menanamkan
keduanya. Tidak terdapat perbedaan juga usaha yang kuat dalam hal yang
antara kelas jurusan IPA dan IPS. dilakukannya dan meningkatkan usaha saat
Sumber-sumber efikasi diri adalah menghadapi kegagalan, berfokus pada
stimulasi atau kejadian yang dapat tugas, dan menghadapi stressor atau
memberikan inspirasi atau pembangkit ancaman dengan keyakinan bahwa mereka
positif (positive arousal) untuk berusaha mampu mengontrolnya (Bandura, 1997).
menyelesaikan tugas atau masalah yang Hasil perhitungan per dimensi
dihadapi (Bandura, dalam Lazarus et.al., menunjukkan 4 (empat) dimensi yang
1980). Menurut Bandura (Musyafik, 2005), memiliki kontribusi tertinggi dalam
keyakinan diri atau efikasi diri seseorang sumber-sumber efikasi diri karier remaja
dapat ditingkatkan melalui sumber-sumber usia 17-18 tahun di Jakarta Barat. Hasil ini
efikasi diri. Jika seseorang memiliki sedikit berbeda dengan penelitian yang
sumber-sumber efikasi diri tinggi maka dilakukan oleh Bandura (dalam Gunawan,
146
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
2013) yang mengatakan bahwa Mastery dan swasta memiliki perbedaan dalam
Experience merupakan sumber efikasi diri karakter dirinya, berdasarkan proses
yang paling mempengaruhi efikasi diri identifikasi mereka terhadap
seseorang. Penelitian lainnya juga lingkungannya.
dilakukan oleh Nasta (2007) yang Berdasarkan nilai rata-rata setiap
menyatakan bahwa Mastery Experience sekolah, diketahui nilai rata-rata SMA 2
berkorelasi tinggi dengan efikasi diri karier paling tinggi dibandingkan dua sekolah
seseorang. Berbeda dengan penelitian lainnya. SMA 2 merupakan sekolah negeri
Gunawan (2013) yang menyatakan bahwa ternama di Jakarta Barat, selain itu fasilitas
sumber efikasi diri yang paling yang disediakan di sekolah ini tidak jauh
mempengaruhi adaptabilitas karier adalah berbeda dengan sekolah swasta. SMA 2
Verbal Persuasion. Berdasarkan beberapa yang berstatus sekolah negeri ini termasuk
penelitian didapatkan hasil yang berbeda, dalam jajaran sekolah favorit dan memiliki
hal tersebut disebabkan oleh beberapa prestasi yang baik (Carapedia, 2011).
faktor. Pajares dan Usher (2008) Meskipun sekolah ini bukan merupakan
mengatakan perbedaan hasil dapat terjadi sekolah terfavorit pertama, namun sekolah
karena adanya perbedaan karakteristik ini menjadi salah satu sekolah negeri
subjek, baik dari usia, jenis kelamin, etnis, pilihan di Jakarta Barat. Keberadaan SMA
dan level akademis. 2 yang menjadi salah satu sekolah negeri
Ketiga sekolah yang digunakan favorit Jakarta membuat siswa-siswa yang
menjadi sampel dalam penelitian ini berada di dalamnya memiliki sumber-
tergolong dalam kategori tinggi. Uji beda sumber efikasi diri yang lebih tinggi
yang dilakukan dengan menggunakan One dibanding siswa di sekolah lainnya.
way Anova menunjukkan hasil bahwa Sekolah dengan kategori tertinggi kedua
terdapat perbedaan yang signifikan antara adalah SMA IPEKA Tomang, yang
ketiga sekolah tersebut. Sekolah yang merupakan sekolah swasta yang memiliki
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari akreditasi A. Menurut hasil survey
jenis sekolah yang berbeda. SMA 2 dikatakan bahwa SMA IPEKA Tomang
termasuk dalam sekolah negeri di Jakarta termasuk dalam 10 SMA Swasta favorit di
Barat, SMA IPEKA Tomang merupakan Jakarta (Carapedia, 2011). Hal tersebut
sekolah swasta dengan basis agama juga mempengaruhi tingginya sumber-
Kristen, sedangkan SMA Al-Huda adalah sumber efikasi diri karier dari siswa-siswa
sekolah swasta yang berbasis agama Islam. yang ada di sekolah ini. Sekolah ketiga
Ketiga sekolah ini memiliki guru BK adalah SMA Al-Huda, meskipun sekolah
(bimbingan konseling) yang memantau ini bukan merupakan sekolah favorit,
perkembangan akademis mereka. Menurut namun sekolah ini memiliki sumber-
Santrock (dalam Bachrie, 2009), sekolah sumber efikasi diri karier yang tinggi juga.
merupakan salah satu sarana potensial SMA Al-Huda sudah terakreditasi A
dalam membentuk kepribadian individu, dengan nilai akreditasi sebesar 92.51
identitas diri, keyakinan akan kemampuan (BAN-SM, 2014).
diri, hubungan antarpribadi, batasan norma Jenis kelamin perempuan dan laki-
antara yang baik dan yang buruk, serta laki dalam penelitian ini memiliki sumber-
konsep akan sistem sosial selain keluarga. sumber efikasi diri karier yang tergolong
Berdasarkan hal-hal tersebut maka tinggi. Meskipun keduanya tergolong
pengalaman yang diperoleh di sekolah tinggi namun tetap terdapat perbedaan
sangat penting untuk pembentukan diri sumber-sumber efikasi diri karier yang
mereka secara intelektual, sosial dan signifikan antara keduanya. Hasil ini
emosional. Bachrie (2009) dalam sejalan dengan hasil penelitian
penelitiannya mengatakan bahwa siswa Zimmerman (Bandura, 1997) yang
SMA yang bersekolah di sekolah negeri mengatakan bahwa terdapat perbedaan
147
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
148
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
149
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
150
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016
pada mahasiswa tingkat awal dan tingkat Wijaya, F. (2009). Hubungan antara
akhir di Universitas Surabaya. Jurnal kematangan karier dengan motivasi
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, belajar pada siswa kelas x man cibinong.
1(1). Retrieved on Nov 2, 2015 from Diunduh dari
https://goo.gl/YgszWR http://www.gunadarma.ac.id/library/articl
Santrock, J. W. (2005). Adolesence (10th ed.). es/graduate/psychology/2009/Artikel_105
New York: McGraw-Hill. 03080.pdf.
Sawitri, D. R. (2009). Pengaruh status identitas Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan
dan efikasi diri keputusan karier terhadap konseling di institusi pendidikan. Jakarta:
keraguan mengambil keputusan karier PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
pada mahasiswa tahun pertama di Wulandari, S. (n.d.). Pengaruh efikasi diri
universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi terhadap minat berwirausaha pada siswa
Undip, 5(2). kelas xii di smk negeri 1 surabaya.
Schunk, D. H. (1984). Self-efficacy Diunduh dari
perspective on achievement behavior. http://id.scribd.com/doc/126858679/Untitl
Educational Psychologist, 19, 48-58. ed#download
Seligman, L. (1994). Development career Yulia, Y. V. (2010). Efektivitas pelatiahan amy
counseling and assessment (2nd ed.). (achievement motivation training) dengan
California: Sage Publication. pendekatan spiritual terhadap
Sharf, R. S. (2006). Applying career peningkatan efikasi diri mahasiswa
development theory to counseling (4th tingkat awal dalam penyesuaian
ed.). USA: Thomson Brooks/Cole. akademik. Diunduh dari
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan http://digilib.uinsuka.ac.id/4311/1/bab%2
psikologi sekolah. Depok: LPSP3 0i,v ,%20daftar%20pustaka.pdf.
Universitas Indonesia.
151