Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.

2, Desember 2016

Sumber-Sumber Efikasi Diri Karier Remaja

Sources of Career Self-Efficacy on Adolescents


Rini Astuti1 & William Gunawan2

Fakultas Psikologi Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Tanjung Duren Raya No. 4 Jakarta 11470
email : astute.rini.999@gmail.com; william.gunawan@ukrida.ac.id

KATA KUNCI Efikasi diri karier, Remaja


KEYWORDS Career Self-Efficacy, Adolescents

ABSTRAK Efikasi diri merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi


perkembangan karier remaja. Efikasi diri yang berhubungan dengan
karier disebut efikasi diri karier, keyakinan diri seseorang tentang
kemampuannya untuk melakukan aktivitas karier yang berkaitan dengan
pengembangan karier, pilihan karier dan penyesuaian karier. Efikasi diri
karier ini terbentuk melalui sumber-sumber efikasi diri karier yang
terdiri dari mastery experience, vicarious learning, verbal persuasion,
psychological states. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran
sumber-sumber efikasi diri karier pada remaja di Jakarta Barat. Metode
penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini menggunakan
445 subyek yang berasal dari 3 SMA, yaitu SMA Negri 2, SMA IPEKA
Tomang dan SMA Al-Huda di Jakarta Barat. Berdasarkan hasil analisa
deskriptif, diketahui gambaran sumber-sumber efikasi diri karier remaja
SMA di Jakarta Barat tergolong tinggi. Jika dilihat berdasarkan dimensi
sumber-sumber efikasi diri karier maka sumber-sumber yang membentuk
efikasi diri karier remaja SMA di Jakarta Barat adalah mastery
experience, vicarious learning, verbal persuasion, dan positive emotional
arousal.
ABSTRACT One aspect that influence adolescence’s career development is self-
efficacy. Career Self- efficacy defined as an individual belief regarding
one’s ability to involve in career activities that related with career
development, career choice and career adaptability. Career self-efficacy
influenced by sources of career self-efficacy, namely mastery experience,
vicarious learning, verbal persuasion, psychological states. This research
was aimed to explore the sources of career self-efficacy among
adolescence in West Jakarta. Quantitative descriptive which purposive
sampling techniques was used in this research. A sample of 445
adolescent from 3 high school student was used. The result showed that
the sources of career self-eficacy among adolescent in West Jakarta was
high. The dimensions that form sources of career self-efficacy were
mastery experience, vicarious learning, verbal persuasion, dan positive
emotional arousal.

141
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

PENDAHULUAN lain (verbal persuasion), 4) kondisi


Efikasi diri adalah keyakinan seseorang psikologis dan emosional (psychological
terhadap kemampuannya untuk states). Sumber-sumber efikasi diri ini
menyelesaikan suatu tugas. Menurut sangat penting untuk memahami
Bandura (1997), efikasi diri merupakan perkembangan efikasi diri.
keyakinan seseorang akan kemampuan Penelitian Nasta (2007) mengatakan
untuk melakukan suatu hal yang bahwa ada hubungan yang signifikan
diperlukan untuk mencapai suatu antara sumber-sumber efikasi diri karier
keberhasilan. Efikasi diri pertama kali dengan efikasi diri karier. Sumber-sumber
diterapkan dalam perilaku yang efikasi diri ini memiliki pengaruh yang
berhubungan dengan karier oleh Hackett besar dalam pembentukan efikasi diri
dan Betz (Bozgeyikli, Susran, Erkan, & karier. Kurangnya prestasi masa lalu,
Habib 2009) dan selanjutnya diteliti oleh pengalaman belajar, tidak adanya persuasi
peneliti lain dalam perkembangan karier verbal atau dorongan dari orang lain dapat
(Betz, Klein, & Taylor (2012); Gunawan mempengaruhi efikasi diri karier menjadi
(2013), Lestari (2012); Lin (2008); negatif (Betz & Hackett, 1986). Seseorang
Rachmawati (2012). Efikasi diri karier yang memiliki keempat sumber efikasi diri
dapat didefinisikan sebagai penilaian tersebut cenderung memiliki efikasi diri
seseorang tentang kemampuan mereka karier yang tinggi, dan keyakinan akan
untuk melakukan perilaku karier dalam kemampuannya tersebut membentuk
kaitannya dengan pengembangan karier, seseorang sehingga mampu mengambil
pilihan, dan penyesuaian (Anderson & keuputusan karier untuk dirinya. Jadi,
Betz, 2001; Betz, Klein, &Taylor (2012); pengalaman negatif dengan empat sumber
Niles & Sowa, 1992). Jadi, dapat dikatakan efikasi diri tersebut, menyebabkan
bahwa efikasi diri karier adalah keyakinan rendahnya efikasi diri karier seseorang.
seseorang terhadap kemampuannya untuk Berdasarkan penelitian yang dilakukan
membuat keputusan dalam hal karier. oleh Nasta (2007), efikasi diri karier
Betz (1992) mengatakan seseorang memiliki korelasi yang signifikan dengan
dengan efikasi diri karier yang rendah akan vicarious learning (r = .32, p < .05), verbal
cenderung menunda-nunda untuk persuasion (r = .48, p < .05), emotional
mengambil keputusan karier. Sandler arousal positive (r = .44, p < .05), mastery
(Ferguson, 2007) menyimpulkan bahwa experience (r = .59, p < .05), dan korelasi
ketika seorang siswa mampu membuat negatif terhadap emotional arousal
keputusan karier dan memiliki tujuan, negative (r = -.45, p < .05). Penelitian ini
disertai dengan efikasi diri dalam mencapai menunjukkan bahwa prestasi kinerja
tujuan ini, mereka akan memiliki kekuatan memiliki korelasi tertinggi dengan efikasi
untuk menyelesaikan tujuan tersebut. diri karier.
Bandura (Bacanli, 2006) mengatakan Berbagai penelitian mengenai efikasi
bahwa efikasi diri dikembangkan dan diri banyak ditemukan di Indonesia, akan
ditingkatkan melalui empat proses utama tetapi penelitian-penelitian tersebut hanya
dan sumber informasi. Empat proses dan melihat pengaruh maupun hubungan
sumber informasi tersebut adalah, 1) efikasi diri tersebut dengan variabel-
pengalaman pencapaian di masa lalu dan variabel lainnya. Belum banyak penelitian
pengalaman keberhasilan (mastery yang melihat peran sumber-sumber efikasi
experience), 2) pengalaman belajar yang diri ini terhadap pembentukan efikasi diri
beragam melalui proses observasi terhadap dalam diri seseorang. Dengan adanya
tokoh teladan dan proses peniruan terhadap penelitian ini, maka dapat diketahui peran
tokoh tersebut (vicarious learning), 3) masing-masing sumber efikasi diri dalam
persuasi verbal seperti pengaruh pembentukan efikasi diri pada remaja.
lingkungan sosial dan dorongan dari orang Setelah diketahui peran masing-masing

142
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

sumber, maka dapat dilakukan intervensi membutuhkan suatu usaha, seseorang yang
untuk meningkatkan efikasi diri pada memiliki keyakinan akan sukses
remaja tersebut. mendorongnya untuk bangkit dan berusaha
Penelitian ini menggunakan subyek untuk mewujudkan kesuksesan tersebut
yang berusia 17-18 tahun karena menurut (Muretta, 2004). Bandura (1986)
tahapan perkembangan karier, usia tersebut menekankan bahwa pengalaman ini adalah
berada pada tahap transisi (Brown & Lent, sumber informasi efikasi diri yang paling
2014). Remaja pada usia tersebut kuat dan berpengaruh.
seharusnya mampu memikirkan atau Vicarious learning, pengalaman orang
merencanakan karier mereka berdasarkan lain adalah pengalaman pengganti yang
minat, kemampuan dan nilai-nilai yang disediakan guna untuk model sosial
ingin diperjuangkan. Berdasarkan latar melalui pengamatan terhadap orang lain.
belakang diatas, maka penelitian ini ingin Mengamati perilaku dan pengalaman orang
melihat “Bagaimana gambaran sumber- lain sebagai proses belajar individu
sumber efikasi diri karier pada remaja?”. (Wulandari, n.d.). Dampak modeling
Penelitian ini bertujuan untuk melihat dalam efikasi diri sangat dipengaruhi oleh
gambaran sumber-sumber efikasi diri kemiripin antara individu dengan model.
karier pada remaja. Sumber berikutnya adalah verbal
persuasion, sumber informasi ini dapat
Sumber-sumber Efikasi Diri Karier mempengaruhi bagaimana seseorang
Sumber-sumber efikasi diri adalah bertindak atau berperilaku. Dengan
stimulasi atau kejadian yang dapat persuasi verbal, individu mendapat sugesti
memberikan inspirasi atau pembangkit bahwa ia mampu mengatasi masalah–
positif (positive arousal) untuk berusaha masalah yang akan dihadapi. Persuasi
menyelesaikan tugas atau masalah yang verbal digunakan untuk meningkatkan
dihadapi (Lazarus et.al., 1980). Menurut keyakinan seseorang mengenai hal-hal
Bandura (Ariani, 2011), efikasi diri dapat yang dimilikinya untuk berusaha lebih
terbentuk dan berkembang melalui empat gigih dalam mencapai tujuan dan
proses yaitu kognitif, motivasional, afektif keberhasilan atau kesuksesan (Ariani,
dan seleksi. Efikasi diri berkembang 2011).
melalui empat sumber informasi utama. Sumber efikasi diri yang terakhir
Keempat sumber-sumber efikasi diri adalah psychological states, situasi yang
tersebut dapat berasal dari: (a) pengalaman menekan kondisi emosional dapat
individu (mastery experience), (b) mempengaruhi efikasi diri (Muretta,
pengalaman orang lain (vicarious 2004). Kondisi emosional juga
learning), (c) persuasi Verbal (verbal mempengaruhi individu dalam mengambil
persuasion), (d) kondisi psikologis dan keputusan kariernya. Berdasarkan
emosional (psychological states) (Bacanli, penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
2006).Sumber-sumber efikasi diri dapat efikasi diri dapat tumbuh melalui
dikatakan juga sebagai sarana untuk pengalaman dari hasil yang telah dicapai
membentuk efikasi diri seseorang. oleh individu tersebut, pengalaman orang
Mastery experience dapat juga disebut lain, persuasi verbal, serta keadaan
pengalaman langsung dan pencapaian psikologis dan emosional.
prestasi di masa lalu. Seseorang yang Interaksi antara keempat sumber
memiliki pengalaman sukses cenderung efikasi ini lebih lanjut dijelaskan oleh
menginginkan hasil yang cepat dan lebih Bandura (1997) dengan berbagai kondisi.
mudah jatuh karena kegagalan. Beberapa Interaksi pertama, bersifat additive,
kesulitan dan kegagalan diperlukan untuk semakin banyak sumber-sumber efikasi
membentuk individu yang kuat dan diri yang dimiliki seseorang, semakin
mengajarkan manusia bahwa kesuksesan besar pula kemungkinan memiliki efikasi

143
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

diri yang tinggi. Kedua, bersifat relative, nilai yang ingin diperjuangkan. Remaja
yaitu menyatakan bahwa salah satu sudah dapat membuat pilihan karier,
sumber-sumber efikasi diri lebih kuat bertanggung jawab dan melakukan
daripada sumber yang lain. Ketiga, bersifat perubahan dari dunia sekolah ke dunia
multicative, yaitu dua sumber yang kerja (Winkel, 1991).
menunjukkan sebuah efek interaktif. Tahap terakhir adalah tahap realistik,
Keempat, bersifat configurative, yaitu dari usia 19-25 tahun. Tahap realistik
kekuatan dari satu sumber efikasi diri dibagi menjadi tiga sub tahap. Tahap
tergantung dari adanya sumber-sumber pertama dimulai dengan eksplorasi dan
lainnya. mempertimbangkan beberapa alternatif
Berdasarkan uraian-uraian diatas, jabatan.Kemudian masuk pada tahap
peneliti menyimpulkan bahwa sumber- kristalisasi, di mana remaja mulai merasa
sumber efikasi diri adalah kejadian atau lebih mantap jika memiliki sebuah jabatan
situasi yang membangkitkan keyakinan tertentu. Tahap terakhir, tahap penentuan,
seseorang akan kemampuannya dalam remaja mulai membuat keputusan tentang
menyelesaikan suatu tugas. jabatan tertentu (Winkel, 1991).

Perkembangan Karier Remaja METODE PENELITIAN


Ginzberg, Ginzburg, Axelrad, dan Penelitian ini menggunakan
Herma (1951) merupakan kelompok yang pendekatan kuantitatif deskriptif. Menurut
menjelaskan mengenai perkembangan Azwar (2013), penelitian deskriptif adalah
karier. Kelompok ini memandang suatu penelitian yang bertujuan untuk
perkembangan karier sebagai proses menggambarkan secara sistematik, akurat,
pemilihan karier yang dapat dibagi menjadi dan karakteristik mengenai populasi atau
tiga tahap pokok yaitu: tahap fantasi, mengenai bidang tertentu. Penelitian ini
tahap tentative dan tahap realistis. Tahap menggunakan subyek remaja SMA berusia
fantasi dari usia lahir sampai 11 tahun, 17-18 tahun yang berada di Wilayah
anak hanya bermain-main saja dan belum Jakarta Barat. Menurut Brown dan Lent
memiliki kesadaran yang cukup dalam hal (2014) pada rentang usia tersebut, mereka
pemilihan karier. Anak memiliki cita-cita berada pada tahap transisi, anak sudah
tetapi belum dapat membedakan antara mampu memikirkan atau merencanakan
keinginan sendiri atau keinginan orang lain karier mereka berdasarkan minat,
(Winkel, 1991). kemampuan dan nilai-nilai yang ingin
Tahap tentatif, usia 12 sampai dengan diperjuangkan. Subyek penelitian ini
18 tahun. Pada tahap ini terdapat empat berjumlah 445 siswa SMA yang berada di
periode, yaitu: tahap minat, kemampuan, wilayah Jakarta Barat.
nilai dan transisi. Tahap minat (11-12 Pengambilan sampel dilakukan dengan
tahun), anak mulai mengambil sikap menggunakan teknik purposive sampling,
terhadap apa yang disukai dan tidak pengambilan sampel berdasarkan
disukainya. Tahap kemampuan (13-14 karakteristik dan ciri-ciri tertentu. Metode
tahun), anak menyadari kemampuannya ini mengacu pada penentuan kriteria
dan melihat kapasitasnya dalam subyek dan obyek yang menjadi tujuan
menentukan tujuan. Tahap nilai-nilai (15- dalam penelitian (Azwar, 2013). Penentuan
16 tahun), anak sudah bisa membedakan kriteria dalam penelitian ini berdasarkan
mana kegiatan atau pekerjaan yang tujuan penelitian. yaitu remaja berusia 17-
dihargai oleh masyarakat, dan mana yang 18 tahun yang berada di Wilayah Jakarta
kurang dihargai. Tahap transisi (17-18 Barat. Pengambilan sampel dilakukan di
tahun), anak sudah mampu memikirkan tiga kecamatan yang terdapat di wilayah
atau merencanakan karier mereka Jakarta Barat. Ketiga kecamatan tersebut
berdasarkan minat, kemampuan dan nilai- adalah Kebon Jeruk, Cengkareng, dan

144
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

Taman Sari. Masing-masing kecamatan Uji validitas dan reliabilitas pada


diwakilkan oleh satu sekolah. SMA 2 yang penelitian ini menggunakan 30 subyek
terdapat di kecamatan Taman Sari dengan yang berasal dari SMK PGRI 35, Jakarta
jumlah 217 subyek. SMA IPEKA Tomang Barat. Uji validitas menggunakan validitas
mewakili Kebon Jeruk dengan jumlah 99 konstruk, validitas yang menunjukkan
subyek. SMA Al-Huda mewakili sejauhmana tes tersebut mengungkapkan
kecamatan Cengkareng dengan jumlah 129 konstruk teoritis yang hendak diukur.
subyek. Koefisien validitas yang kurang dari 0,3,
Definisi operasional dari Sumber- dianggap tidak memuaskan atau tidak
sumber efikasi diri karier adalah skor total valid. Uji reliabilitas menggunakan
dan skor masing-masing dimensi dari alat pendekatan reliabilitas isi, dengan cara
ukur Career Self-Efficacy Sources Scale pengukuran konsistensi internal dengan
(Skala Sumber-Sumber Efikasi Diri menggunakan rumus Cronbach’s Alpha.
Karier). Alat ukur Career Self-Efficacy Koefisien reliabilitas berkisar mulai dari
Sources Scale ini terdiri dari lima dimensi, 0,0 sampai 1,0. Jadi, semakin mendekati
yaitu (a) pengalaman individu (mastery angka 1,0 maka menunjukkan bahwa alat
experience), (b) pengalaman orang lain tes tersebut semakin reliabel (Azwar,
(vicarious learning), (c) persuasi verbal 2012). Blue print alat ukur Career Self-
(verbal persuasion), (d) dorongan Efficacy Sources Scaleyang telah valid dan
emosional positif, dan (e) dorongan reliabel dapat dilihat pada tabel 1.
emosional negatif.

Tabel 1. Blueprint Skala Sumber-Sumber Efikasi Diri Karier


Jumlah
Dimensi Contoh Item No. Item Item

Mastery Berdasarkan prestasi saya di kampus, saya percaya saya 2, 6, 16,


Experience akan berhasil dalam mencari pekerjaan. 20 4
Vicarious Saya melihat mahasiswa seperti saya mendapat pekerjaan 1, 8, 11,
Experience yang baik setelah lulus kuliah. 14 4
Verbal Orang-orang mengatakan bahwa saya akan mendapat 4, 9, 12,
Persuasion pekerjaan dengan mudah. 18 4
Positive
3*, 7*,13,
emotional Saya merasa sangat senang ketika saya berusaha
19
Arousal melakukan sesuatu untuk mencari pekerjaan. 4
Negative
Emotional Saya merasa was-was setiap kali saya memikirkan cara 5*, 10*,
Arousal mencari kerja. 15*, 17 4
Total Item 20 1-20
(Sumber: Skala Sumber-Sumber Efikasi Diri Karier dikembangkan oleh Nasta, 2007)
(*) Aitem yang gugur

ANALISIS & HASIL


Sebelum melakukan analisa data, (p>0,05). Dapat dikatakan bahwa skala
peneliti juga melakukan uji normalitas sumber-sumber efikasi diri karier memiliki
dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov sebaran data normal sehingga analisa hasil
Goodness of Fit. Berdasarkan hasil uji penelitian dapat dilakukan dengan
normalitas, diketahui skala sumber-sumber menggunakan uji statistik parametrik.
efikasi diri karier menunjukkan nilai
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,143

145
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

Tabel 2. Hasil Uji Beda Sumber Efikasi Diri Karier berdasarkan Data Demografi
Data Demografi Partisipan Penelitian Mean F p
SMA 2 50,33 3,956 0,02
Sekolah SMA IPEKA Tomang 48,51
SMA Al-Huda 48,21
Perempuan 50,23 7,625 0,006
Jenis Kelamin
Laki-laki 48,26
17 Tahun 49,45 1,415 0,235
Usia
18 Tahun 48,02
IPA 49,6 0,638 0,425
Kelas
IPS 49,03
orang tersebut juga pasti memiliki
Hasil perhitungan yang telah keyakinan diri atau efikasi diri yang tinggi
dilakukan menunjukkan bahwa sumber- juga. Yulia (2010) mengatakan bahwa
sumber efikasi diri karier remaja usia 17- seseorang yang memiliki efikasi diri
18 tahun di Jakarta Barat tergolong dalam rendah akan cenderung untuk menunda-
kategori tinggi, dengan nilai rata-rata nunda dalam menyelesaikan suatu tugas
sebesar 49,31. Ketiga sekolah memiliki atau pekerjaan. Hasil penelitian
sumber-sumber efikasi diri karier yang menunjukkan bahwa sumber-sumber
tergolong tinggi. Dengan SMA 2 memiliki efikasi diri karier remaja pada usia 17-18
nilai rata-rata paling besar dibandingkan tahun tergolong tinggi. Sumber-sumber
dua sekolah lainnya. Dimensi yang efikasi diri karier remaja yang tinggi
berkontribusi tinggi dalam pembentukan memiliki arti bahwa siswa-siswi pada
efikasi diri karier remaja adalah Vicarious penelitian ini memiliki efikasi diri karier
Learning, Mastery Experience, Positive yang tinggi juga, sehingga mereka merasa
Emotional Arousal, dan Verbal yakin dengan kemampuannya untuk
Persuasion. berhasil. Karakteristik individu yang
Berdasarkan uji beda dengan One memiliki efikasi diri tinggi adalah ketika
Way Anova, diketahui ketiga sekolah SMA individu tersebut merasa yakin bahwa
tersebut memiliki perbedaan yang mereka mampu menangani sesecara
signifikan. Selain itu berdasarkan jenis efektif peristiwa dan situasi yang mereka
kelamin juga terdapat perbedaan yang hadapi, tekun dalam menyelesaikan tugas-
signifikan antara sumber-sumber efikasi tugas, percaya pada kemampuan diri,
diri karier pada perempuan dan laki-laki. menetapkan sendiri tujuan yang akan
Berdasarkan usia, diketahui tidak terdapat mereka tuju dan meningkatkan komitmen
perbedaan yang signifikan antara yang kuat terhadap dirinya, menanamkan
keduanya. Tidak terdapat perbedaan juga usaha yang kuat dalam hal yang
antara kelas jurusan IPA dan IPS. dilakukannya dan meningkatkan usaha saat
Sumber-sumber efikasi diri adalah menghadapi kegagalan, berfokus pada
stimulasi atau kejadian yang dapat tugas, dan menghadapi stressor atau
memberikan inspirasi atau pembangkit ancaman dengan keyakinan bahwa mereka
positif (positive arousal) untuk berusaha mampu mengontrolnya (Bandura, 1997).
menyelesaikan tugas atau masalah yang Hasil perhitungan per dimensi
dihadapi (Bandura, dalam Lazarus et.al., menunjukkan 4 (empat) dimensi yang
1980). Menurut Bandura (Musyafik, 2005), memiliki kontribusi tertinggi dalam
keyakinan diri atau efikasi diri seseorang sumber-sumber efikasi diri karier remaja
dapat ditingkatkan melalui sumber-sumber usia 17-18 tahun di Jakarta Barat. Hasil ini
efikasi diri. Jika seseorang memiliki sedikit berbeda dengan penelitian yang
sumber-sumber efikasi diri tinggi maka dilakukan oleh Bandura (dalam Gunawan,

146
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

2013) yang mengatakan bahwa Mastery dan swasta memiliki perbedaan dalam
Experience merupakan sumber efikasi diri karakter dirinya, berdasarkan proses
yang paling mempengaruhi efikasi diri identifikasi mereka terhadap
seseorang. Penelitian lainnya juga lingkungannya.
dilakukan oleh Nasta (2007) yang Berdasarkan nilai rata-rata setiap
menyatakan bahwa Mastery Experience sekolah, diketahui nilai rata-rata SMA 2
berkorelasi tinggi dengan efikasi diri karier paling tinggi dibandingkan dua sekolah
seseorang. Berbeda dengan penelitian lainnya. SMA 2 merupakan sekolah negeri
Gunawan (2013) yang menyatakan bahwa ternama di Jakarta Barat, selain itu fasilitas
sumber efikasi diri yang paling yang disediakan di sekolah ini tidak jauh
mempengaruhi adaptabilitas karier adalah berbeda dengan sekolah swasta. SMA 2
Verbal Persuasion. Berdasarkan beberapa yang berstatus sekolah negeri ini termasuk
penelitian didapatkan hasil yang berbeda, dalam jajaran sekolah favorit dan memiliki
hal tersebut disebabkan oleh beberapa prestasi yang baik (Carapedia, 2011).
faktor. Pajares dan Usher (2008) Meskipun sekolah ini bukan merupakan
mengatakan perbedaan hasil dapat terjadi sekolah terfavorit pertama, namun sekolah
karena adanya perbedaan karakteristik ini menjadi salah satu sekolah negeri
subjek, baik dari usia, jenis kelamin, etnis, pilihan di Jakarta Barat. Keberadaan SMA
dan level akademis. 2 yang menjadi salah satu sekolah negeri
Ketiga sekolah yang digunakan favorit Jakarta membuat siswa-siswa yang
menjadi sampel dalam penelitian ini berada di dalamnya memiliki sumber-
tergolong dalam kategori tinggi. Uji beda sumber efikasi diri yang lebih tinggi
yang dilakukan dengan menggunakan One dibanding siswa di sekolah lainnya.
way Anova menunjukkan hasil bahwa Sekolah dengan kategori tertinggi kedua
terdapat perbedaan yang signifikan antara adalah SMA IPEKA Tomang, yang
ketiga sekolah tersebut. Sekolah yang merupakan sekolah swasta yang memiliki
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari akreditasi A. Menurut hasil survey
jenis sekolah yang berbeda. SMA 2 dikatakan bahwa SMA IPEKA Tomang
termasuk dalam sekolah negeri di Jakarta termasuk dalam 10 SMA Swasta favorit di
Barat, SMA IPEKA Tomang merupakan Jakarta (Carapedia, 2011). Hal tersebut
sekolah swasta dengan basis agama juga mempengaruhi tingginya sumber-
Kristen, sedangkan SMA Al-Huda adalah sumber efikasi diri karier dari siswa-siswa
sekolah swasta yang berbasis agama Islam. yang ada di sekolah ini. Sekolah ketiga
Ketiga sekolah ini memiliki guru BK adalah SMA Al-Huda, meskipun sekolah
(bimbingan konseling) yang memantau ini bukan merupakan sekolah favorit,
perkembangan akademis mereka. Menurut namun sekolah ini memiliki sumber-
Santrock (dalam Bachrie, 2009), sekolah sumber efikasi diri karier yang tinggi juga.
merupakan salah satu sarana potensial SMA Al-Huda sudah terakreditasi A
dalam membentuk kepribadian individu, dengan nilai akreditasi sebesar 92.51
identitas diri, keyakinan akan kemampuan (BAN-SM, 2014).
diri, hubungan antarpribadi, batasan norma Jenis kelamin perempuan dan laki-
antara yang baik dan yang buruk, serta laki dalam penelitian ini memiliki sumber-
konsep akan sistem sosial selain keluarga. sumber efikasi diri karier yang tergolong
Berdasarkan hal-hal tersebut maka tinggi. Meskipun keduanya tergolong
pengalaman yang diperoleh di sekolah tinggi namun tetap terdapat perbedaan
sangat penting untuk pembentukan diri sumber-sumber efikasi diri karier yang
mereka secara intelektual, sosial dan signifikan antara keduanya. Hasil ini
emosional. Bachrie (2009) dalam sejalan dengan hasil penelitian
penelitiannya mengatakan bahwa siswa Zimmerman (Bandura, 1997) yang
SMA yang bersekolah di sekolah negeri mengatakan bahwa terdapat perbedaan

147
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

pada perkembangan kemampuan dan merencanakan suatu tujuan karier jika


kompetensi laki-laki dan perempuan. Pada mereka tidak yakin akan kemampuan
bidang pekerjaan tertentu laki-laki bisa dirinya, maka dari itu penting untuk
memiliki efikasi diri yang lebih tinggi memiliki efikasi diri yang tinggi pada usia
dibanding dengan perempuan, begitu juga ini.
sebaliknya perempuan unggul dalam Berdasarkan kelas jurusan IPA dan
beberapa pekerjaan dibandingkan dengan IPS diketahui bahwa keduanya tidak
laki-laki. Peneliti memperoleh hasil memiliki perbedaan secara signifikan.
sumber-sumber efikasi diri karier pada Selain itu keduanya memiliki kontribusi
perempuan lebih tinggi dibandingkan yang sama dalam sumber-sumber efikasi
sumber-sumber efikasi diri karier pada diri karier, keduanya tergolong dalam
laki-laki. Hal tersebut dapat dilihat dari kategori tinggi. Hasil ini tidak sejalan
nilai rata-rata jenis kelamin perempuan dengan fenomena yang terjadi di
lebih tinggi daripada nilai rata-rata jenis masyarakat luas. Banyak siswa-siswi,
kelamin laki-laki.Hal ini dinyatakan juga orang tua, bahkan guru yang menilai
oleh Bandura (1997) dalam penelitiannya bahwa siswa yang berada di kelas jurusan
bahwa perempuan memiliki efikasi diri IPA lebih pintar daripada siswa di kelas
yang lebih tinggi dalam mengelola jurusan IPS. Namun, Friedman (1998)
peranannya. Namun penelitian Huang mengatakan bahwa hasil akademis tidak
(2011) mengatakan bahwa dalam hal menjamin seseorang akan mampu untuk
sosial, matematika, dan ilmu pengetahuan, menyelesaikan masalah atau berhasil
laki-laki memiliki efikasi diri yang lebih mengerjakan tugas-tugas tertentu,
tinggi daripada perempuan. penilaian terhadap efikasi diri masing-
Penelitian ini menyatakan tidak ada masing individu yang menentukan
perbedaan yang signifikan antara sumber- kemampuan tersebut. Menurut Lent,
sumber efikasi diri karier pada usia 17 Brown, dan Larkin (1984) siswa yang
tahun dan 18 tahun. Keduanya tergolong memiliki keyakinan tinggi terhadap
dalam kategori tinggi. Hasil penelitian ini kemampuannya akan mencapai nilai yang
berbeda dengan pernyataan Bandura lebih tinggi dan bertahan lebih lama di
(1997) yang mengatakan bahwa seiring jurusan yang mereka pilih. Mone, Baker,
bertambahnya usia seseorang maka dan Jeffries (1995) melalui penelitiannya
semakin banyak pengalaman yang juga mengatakan bahwa efikasi diri
didapatkan, sehingga menyebabkan efikasi memiliki pengaruh yang besar terhadap
diri seseorang semakin meningkat juga. kinerja akademik seseorang. Schunk
Bandura (1997) mengatakan bahwa (1984) mengatakan, siswa dengan
semakin banyak pengalaman dan masalah pencapaian kinerja sebelumnya yang
yang mampu diatasi, efikasi diri seseorang serupa dapat memiliki keterampilan
akan semakin berkembang. Penelitian lain kognitif yang berbeda dalam kinerja
menemukan bahwa pekerja yang berusia berikutnya. Hal tersebut sebagai akibat dari
muda lebih mudah berganti-gani pekerjaan perbedaan persepsi efikasi diri mereka,
dibandingkan pekerja yang berusia lebih karena persepsi efikasi diri adalah
tua (Acker, 1999). Sumber-sumber efikasi gabungan antara pencapaian sebelumnya
diri karier remaja usia 17-18 tahun pada dan kinerja akademik. Melalui penelitian-
penelitian ini tergolong sedang. Namun penelitian tersebut, peneliti dapat
menurut Ginzberg (Winkel, 1991) pada menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
usia 17-18 tahun, seharusnya sudah antara kelas jurusan IPA dan IPS karena
mampu memikirkan atau merencanakan yang menetukan keberhasilan mereka
karier mereka berdasarkan minat, dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan
kemampuan dan nilai-nilai yang ingin adalah sejauhmana mereka yakin akan
diperjuangkan. Remaja akan sulit untuk kemampuan yang mereka miliki.

148
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

dirinya. Jika dilihat dari kelas jurusan IPA


SIMPULAN dan IPS maka dapat dilihat bahwa tidak
Gambaran sumber-sumber efikasi ada perbedaan antara keduanya. Baik kelas
diri karier remaja usia 17-18 tahun di jurusan IPA maupun IPS, keduanya dapat
Jakarta Barat tergolong tinggi. Keempat meraih keberhasilan yang sama,
dimensi sumber-sumber efikasi diri karier keberhasilan tersebut ditentukan oleh
tergolong dalam kategori tinggi, yang sejauh mana mereka memiliki keyakinan
artinya keempat dimensi tersebut memiliki terhadap diri sendiri.
kontribusi yang sama tingginya terhadap
efikasi diri karier remaja usia 17-18 tahun SARAN
di Jakarta Barat. Hasil penelitian ini Saran untuk penelitian selanjutnya
berbeda dengan penelitian-penelitian yang adalah dapat melakukan penelitian lanjutan
ada sebelumnya, hal tersebut dapat terjadi dengan melihat pengaruh sumber-sumber
karena banyak faktor yang efikasi diri dengan variabel karier lainnya,
mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut seperti pengambilan keputusan karier,
dapat berupa usia, jenis kelamin, level keraguan karier dan lainnya. Penelitian
akademis, dan etnis. Jadi, disimpulkan selanjutnya juga dapat diperdalam dengan
bahwa sumber-sumber efikasi diri karier memperluas subjek penelitian dan melihat
yang tinggi dapat membentuk efikasi diri faktor-faktor demografis lain yang
karier yang tinggi juga, dalam penelitian memengaruhi sumber-sumber efikasi diri
ini efikasi diri karier yang dimiliki oleh karier, seperti usia yang lebih variartif,
remaja usia 17-18 tahun di Jakarta Barat. kondisi sosial ekonomi, etnis dan level
Gambaran demografis pada akademis.
penelitian ini didapatkan dari sekolah
SMA, usia, jenis kelamin, dan kelas DAFTAR PUSTAKA
jurusan. Perbedaan sumber-sumber efikasi Acker, G. M. (1999). The impact of clients'
diri karier antara ketiga sekolah SMA mental illness on social workers' job
tersebut signifikan, yang artinya ketiga satisfaction and burnout. Health and
sekolah tersebut memiliki perbedaan dalam Social Work, 24(2), 112-119.
Anderson, S. L., & Betz, N. E. (2001). Sources
sumber-sumber efikasi diri karier. Sumber-
of social self-efficacy expectations: their
sumber efikasi diri karier ketiga sekolah measurement and relation to career
tersebut tergolong dalam kategori tinggi, development. Journal of vocational
dengan SMA 2 memiliki nilai rata-rata behavior, 58, 98-117.
tertinggi dibandingkan kedua sekolah Ariani, Y. (2011). Hubungan antara motivasi
lainnya. Berdasarkan jenis kelamin, dengan efikasi diri pasien dm tipe 2
terdapat perbedaan yang signifikan antara dalam konteks asuhan keperawatan di
keduanya. Dalam penelitian ini RSUP. H. Adam Malik Medan. Diunduh
menunjukkan bahwa sumber-sumber dari
efikasi diri karier memiliki nilai rata-rata http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2028
yang lebih tinggi dibandingkan nilai rata- 2755-T%20Yesi%20Ariani.pdf.
rata pada jenis kelamin laki-laki. Usia yang Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas
(edisi ke-4). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
Azwar, S. (2013). Metode penelitian.
usia 17 dan 18 tahun. Hasil penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
menunjukkan tidak ada perbedaan yang Bacanli, F. (2006). Career search self-efficacy
signifikan dalam hal usia. Sumber-sumber expectation scale: Validity and reliability
efikasi diri karier kedua usia tersebut studies. Turkey: Gazi University.
tergolong tinggi. Namun berdasarkan Bachrie, N. S. (2009). Hubungan jenis sekolah
penelitian ahli sebelumnya, dikatakan dan identifikasi nilai moral
bahwa seharusnya semakin tinggi usia individualisme terhadap kesadaran sosial
seseorang maka semakin tinggi pula efikasi siswa SMA di Jakarta. Jakarta:
Universitas Indonesia.

149
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

Bandura, A. (1986). Social foundations of adaptabilitas karier remaja (Tesis tidak


thought and action: A social cognitive dipublikasi). Jakarta: Universitas
theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice- Indonesia.
Hall, Inc. Isaacson, L. E. (1985). The basics of career
Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise counseling. Boston: Allyn & Bacon, Inc.
of self-control. New York: W.H. Freeman Lazarus, R. S., Cohen, J. B., Folkman, S.,
and Company. Kanner, A., & Schaefer, C. (1980).
Betz, N. E. (1992). Counseling uses of career Psychological stress and adaptation:
self-efficacy theory. Career Development Some unresolved issues. Stress Research,
Quarterly, 41, 22-27. 1, 90-117.
Betz, N. E., & Hacket, G. (1986). Applications Lent, R. W., Brown, S. D., & Larkin, K. C.
of self-efficacy Theory to understanding (1984). Relation of self-efficacy
Career choice behavior. Journal of Social expectations to academic achievement
and Clinical Psychology, 4(4), 279-289 and persistence. Journal of Counseling
Betz, N. E., Klein, K.l., & Taylor, K. M. Psychology, 31, 356-362.
(2012). Evaluation of short from of the Lestari, W. T. (2012). Relationship between
career decision-making self-efficacy self-efficacy with career maturity at the
scale. Journal of Career Assessment, 4, end college students. Yogyakarta:
45-57. Universitas Ahmad Dahlan. Retrieved on
Doi: 10.1177/106907279600400103 Sep 9, 2015 from : https://goo.gl/g04T1b
Bozgeyikli, H., Susran, Erkan, E., Habib, H. Lin, Y. (2008). Job search self-efficacy of east
(2009). Career decision making self- asian international graduate students.
efficacy, career maturity and Journal of Career Development, 43, 178-
socioeconomic status with Turkish youth. 216. Retrieved on Sep 9, 2015 from
Georgian electronic scientific journal: https://goo.gl/zEqoxb
Education science and psychology, 1(14), Mone, M. A., Baker, D. D., & Jeffries, F.
15-24. (1995). Predictive validity and time
Brown, S.D., Lent, R.W. (2014). Career dependency of self-efficacy, self-esteem,
Development and Counseling: Putting personal goals, and academic
Theory and Research to Work. John performance. Educational and
Wiley & Sons. Psychological Measurement, 55, 716-722.
Creed, P., Patton, W., & Prideaux, L. (2006). Muretta, R. J. (2004). Exploring the four
Causal relationship between career source of self-efficacy. Diunduh dari
indecision and career decision-making http://www.uky.edu/~eushe2/Pajares/Eff
self-efficacy. Journal of Career Muretta.pdf.
Development, 33(1), 47-65. Nasta, K.A. (2007). Influence of career self-
Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembangan efficacy beliefs on career exploration
remaja. Jakarta: Ghalia Indonesia. behaviors. Diunduh dari
Ferguson, P. A. (2007). A relationship between http://dspace.sunyconnect.suny.edu/bitstr
career decision and motivation to persist. eam/handle/1951/42318/KristenNastaMas
Florida: University of Central Florida. tersThesis.pdf?sequence=1.
Friedman, H. S. (1998). Encyclopedia of Niles, S. G., & Sowa, C. J. (1992). Mapping
mental health. San Diego: Academic the nomological network of career self-
Press. efficacy. Career development quarterly,
Gati, I., & Saka, N. (2001). High school 41, 13-22.
students’ career-related decision making Pajares, F., & Usher, E. L. (2008). Sources of
difficulties. Journal of counseling and Self-Efficacy in School: Critical Review
development, 79(3), 331-340. of the Literature and Future Directions.
Ginzberg, E., Ginsburg, S. W., Axelrad, S., & Review of Educational Research, 78(4),
Herma, J. L. (1951). Occupational choice, 751-796.
an approach to a general theory. New Papalia, D. E., Olds, A. W., & Feldman, R. D.
York: Columbia University Press. (2004). Human development (9th ed.).
Gunawan, W. (2013). Pengaruh sumber- New York: McGraw-Hill.
sumber efikasi diri dan efikasi diri Rachmawati, T. E. (2012). Hubungan antara
pengambilan keputusan karier terhadap self efficacy dengan kematangan karier

150
Jurnal Psikogenesis, Volume 4, No.2, Desember 2016

pada mahasiswa tingkat awal dan tingkat Wijaya, F. (2009). Hubungan antara
akhir di Universitas Surabaya. Jurnal kematangan karier dengan motivasi
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, belajar pada siswa kelas x man cibinong.
1(1). Retrieved on Nov 2, 2015 from Diunduh dari
https://goo.gl/YgszWR http://www.gunadarma.ac.id/library/articl
Santrock, J. W. (2005). Adolesence (10th ed.). es/graduate/psychology/2009/Artikel_105
New York: McGraw-Hill. 03080.pdf.
Sawitri, D. R. (2009). Pengaruh status identitas Winkel, W.S. (1991). Bimbingan dan
dan efikasi diri keputusan karier terhadap konseling di institusi pendidikan. Jakarta:
keraguan mengambil keputusan karier PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
pada mahasiswa tahun pertama di Wulandari, S. (n.d.). Pengaruh efikasi diri
universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi terhadap minat berwirausaha pada siswa
Undip, 5(2). kelas xii di smk negeri 1 surabaya.
Schunk, D. H. (1984). Self-efficacy Diunduh dari
perspective on achievement behavior. http://id.scribd.com/doc/126858679/Untitl
Educational Psychologist, 19, 48-58. ed#download
Seligman, L. (1994). Development career Yulia, Y. V. (2010). Efektivitas pelatiahan amy
counseling and assessment (2nd ed.). (achievement motivation training) dengan
California: Sage Publication. pendekatan spiritual terhadap
Sharf, R. S. (2006). Applying career peningkatan efikasi diri mahasiswa
development theory to counseling (4th tingkat awal dalam penyesuaian
ed.). USA: Thomson Brooks/Cole. akademik. Diunduh dari
Sukadji, S. (2000). Psikologi pendidikan dan http://digilib.uinsuka.ac.id/4311/1/bab%2
psikologi sekolah. Depok: LPSP3 0i,v ,%20daftar%20pustaka.pdf.
Universitas Indonesia.

151

Anda mungkin juga menyukai