Anda di halaman 1dari 9

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Persona, Jurnal Psikologi Indonesia
Sept. 2013, Vol. 2, No. 3, hal 208 - 216

Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan Efikasi-Diri

Farid Yapono Suharnan


farid_el.yapono@gmail.com prof_suharnan@yahoo.com
STKIP Gotong Royong Masohi Universitas Darul 'Ulum
Maluku Tengah Jombang

Abstract. The research discusses the relationship of self-concept and emotional


intelligence with self-efficacy. The study involved 100 students universities on Jombang
East Java to complete scales of Global Self-efficacy (GS-E), self-concept and emotional
intelligence. The data results of measurements were analyzed with multiple regression. The
analysis showed: 1) there is a positive relationship between self-concept and emotional
intelligence with self-efficacy, 2) there was no relationship between self-concept with self-
efficacy, and 3) there is positive correlation between emotional inteligence with self-
efficacy. Good development of emotional intelligence would increased of self-efficacy. The
research findings are discussed in the perspective of developmental tasks of end
adolescent.
Keywords: self-efficacy, self-concept, emotional intelligence

Intisari. Penelitian membahas hubungan konsep-diri dan kecerdasan emosi dengan efikasi-
diri. Penelitian melibatkan 100 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota Jombang
Jawa Timur untuk mengisi skala Efikasi-diri Global (ED-G), skala konsep-diri dan skala
kecerdasan emosi. Data-data hasil pengukuran dianalisis dengan regresi ganda. Hasil
analisis menunjukkan: 1) efikasi-diri dapat diprediksi melalui konsep-diri dan kecerdasan
emosi; 2) konsep-diri tidak berhubungan dengan efikasi-diri; 3) kecerdasan emosi
berhubungan positif dengan efikasi-diri. Kecerdasan emosi yang berkembang dengan baik
akan mempertinggi tingkat efikasi-diri. Temuan penelitian dibahas dalam latar organisasi
sekolah dan tugas guru.
Kata kunci: efikasi-diri, konsep-diri, kecerdasan emosi

PENDAHULUAN Tranformasi pada tugas khusus ke efikasi-diri


global akan mendorong remaja untuk bersikap
Efikasi-diri diperlukan remaja untuk meng- optimis yang tidak berlebihan, terhindar dari
hadapi tantangan, seperti misalnya menyelesia- sikap ambisius bahkan mencegah remaja untuk
kan tugas di perguruan tinggi, pekerjaan, meniti bersikap pesimis atau mudah frustrasi. Efkasi-
karir, maupun menemukan, dan membina hu- diri global akan mendorong remaja mengem-
bungan yang baik dengan pasangan hidup. bangkan sikap realistis dan berpotensi untuk
Remaja yang mampu menyelesaikan berbagai sukses dalam menyelesaikan permasalahan
persoalan yang dihadapi dari satu masalah ke yang dihadapi sesuai dengan kemampuan yang
masalah yang lainnya akan memperoleh rasa dimilki. Remaja mampu mempertimbangkan
puas dan memperteguh keyakinan diri untuk tugas-tugas yang melebihi kemampuan dirinya,
menghadapi dan menyelesaikan pemasalahan- tidak akan mengambil tugas yang melebih ke-
permasalahan yang akan dihadapi kemudian. mampuan dirinya maupun tugas-tugas yang
Pengalaman sukses dari satu masalah ke masa- berada di bawah kemampuan dirinya.
lah yang lainnya akan mentranformasi efikasi- Konsep-diri merupakan gambaran diri rema-
diri pada tugas khusus pada tugas lebih umum. ja baik fisik, sosial, maupun psikologis, akan
Remaja akan membangun keyakinan efikasi- membantu remaja dalam transformasi efikasi-
diri pada tugas-tugas yang lebih menantang diri dalam tugas khusus ke efikasi-diri global.
disertai usaha pengembangan kapasitas diri.

208
Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan Efikasi-Diri

Remaja yang kosep dirinya berkembang dengan berperilaku khusus. Harapan hasil adalah keya-
baik akan menilai kemampuan dirinya secara kinan individu bahwa perilaku khusus akan
objektif. Hal ini sesuai dengan efikasi-diri untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan. Peng-
mengambil tugas, peran dan tangung jawab harapan efikasi-diri atau efikasi-diri adalah
yang sesuai dengan gambaran objektif diri prediktor kuat perilaku dibanding harapan hasil.
sendiri. Kecerdasan emosi akan menbantu re- Efikasi-diri yang diperlukan untuk menye-
maja untuk mengembangkan sikap dan keya- lesaikan tugas tergantung pada dua tingkat hara-
kinan yang wajar dalam menghadapi berbagai pan, yaitu: 1) Merasa mampu menyelesaikan
persolan yang membutuhkan penyelesaian. tugas; 2) Penyelesaian tugas akan mengakibat-
Remaja yang memiliki kecerdasan emosi dalam kan hal positif atau penghargaan (Vincent &
efikasi dirinya tidak mennentukan target yang Houlihan, 1991). Efikasi-diri adalah keyakinan
melebihi kapasitas diri. Hal ini karena kecer- individu bahwa dirinya dapat menjalankan peri-
dasan emosi akan mengendalikan impuls-impus laku pada tingkat yang diperlukan untuk mem-
keyakinan diri yang berlebihan yang membuat peroleh hasil yang diinginkan (Geller dkk.,
remaja tampak emosional dalam menghadapi 2009).
tantangan. Proposisi kunci teori efikasi-diri adalah
Keyakinan diri yang berlebihan akan mem- keyakinan individu terhadap kemampuan yang
buat remaja mudah frustrasi apabila usahanya benar-benar menentukan perilaku apa yang
tidak berhasil dan tidak menjadikan bekal akan dilakukan, berapa banyak usaha yang akan
pengalaman sebagai pemacu untuk mening- dilakukan, dan berapa lama individu akan mem-
katkan kemampuan yang memperkuat efikasi- pertahankan perilaku ketika keberhasilan ter-
dirinya. Bandura (1997) menyatakan efikasi-diri tunda (Lyman dkk., 1984).
adalah salah satu komponen dari pengetahuan Efikasi-diri umumnya difahami sebagai peri-
tentang diri yang paling berpengaruh dalam laku khusus dalam konteks lingkungan khusus
kehidupan sehari-hari. (Maddux dalam Mikkelsen & Einarsen, 2002).
Jerusalem dan Schwarzer (dalam Mikkelsen &
Efikasi-diri Einarsen, 2002), mengartikan efikasi-diri lebih
ke versi yang menyerupai konsep sifat yang
Bandura menyatakan bahwa efikasi-diri me-
disebut dengan efikasi-diri umum atau global
ngacu pada keyakinan individu terhadap kapasi-
(Generalized Efikasi-diri). Efikasi-diri umum
tas atau kemampuan untuk mengorganisasi dan
menunjuk pada stabilitas dan keyakinan global
mengambil tindakan yang diperlukan guna
mencapai hasil yang diinginkan (dalam Franz- dalam kemampuan menghadapi tekanan secara
efisien.
blau & Moore, 2001). Efikasi-diri menunjuk
Efikasi-diri adalah keyakinan pada kemam-
pada penilaian pribadi individu terhadap ke-
puan diri sendiri untuk menghadapi dan meme-
mampuan dalam domain aktivitas, bukan dalam
cahkan masalah secara efektif. Efikasi-diri juga
domain sifat umum. Selanjutnya diungkapkan
berarti meyakini diri sendiri mampu berhasil
pula oleh Bandura bahwa Efikasi-diri sebagai
dan sukses. Individu dengan efikasi-diri tinggi
sebuah situasi atau keyakian perilaku yang
memiliki komitmen memecahkan masalah dan
khusus (dalam Brady 2003). Dengan demikian
tidak akan menyerah ketika menyadari strategi
dapat dikataklan bahwa efikasi-diri menunjuk
yang sedang digunakan tidak berhasil (Reivich
pada keyakinan individu tentang kepasitas un-
& Shatté, 2002). Individu dengan efikasi-diri
tuk menggunakan kontrol peristiwa yang mem-
tinggi akan efektif menghadapi tantangan, me-
pengaruhi hidupnya (dalam Mikkelsen & Einar-
miliki kepercayaan penuh dengan kemampuan
sen, 2002).
diri, cepat menghadapi masalah dan mampu
Bandura (dalam Magaletta & Oliver, 1999),
bangkit dari kegagalan (Bandura, 1994).
membedakan pengharapan efikasi-diri (expec-
Efikasi-diri berbeda dengan konsep-diri.
tancies of self-efficacy) dan harapan hasil
Konsep-diri adalah multi dimensional dalam
(expectancies of outcome). Pengharapan efikasi-
komponen kognitif dan afektif. Konsep-diri
diri adalah keyakinan individu terhadap ke-
adalah gabungan deskripsi atribut kognitif indi-
mampuan melakukan sesuatu yang khusus atau

209
Farid Yapono dan Suharnan

vidu dan evaluasi afektif terhadap atribut-atribut nyadari menjadi seorang aktor, pelaku, atau
kognitif dalam perbandingan dengan orang lain. agen. Pada saat yang sama, individu dapat
Efikasi-diri adalah unidimensional, didominasi membedakan kejadian-kejadian yang berasal
atribut kognitif. dari atau melibatkan diri sendiri dari peristiwa-
Harga diri (self-esteem) dan efikasi-diri ada- peristiwa yang bukan terkait dengan diri. Self
lah dua dimensi formasi konsep-diri yang saling dengan demikian menjadi objek pengetahuan
berhubungan. Harga diri didasarkan pada nilai individu, seperti objek lingkungan lainnya dapat
sosial yang digeneralisasikan melalui proses menjadi objek pengetahuan individu.
penilaian. Bandura menyatakan bahwa efikasi- Definisi konsep-diri dalam konstruk kedua
diri didasarkan pada perasaan kompeten, kekua- bermakna kesesuaian antara konsep-diri indivi-
tan, dan kontrol yang berhubungan dengan ki- du dan konsep orang lain tentang diri individu.
nerja efektif (dalam Bracke, dkk., 2008). Dalam pengertian realistis, bermakna konsep-
Sementara Gecas menyatakan bahwa efikasi- diri nyata dan konsep-diri tidak nyata. Hal ini
diri mengacu pada asesmen individu terhadap berarti seberapa akurat sebuah informasi indi-
efektivitas, kompetensi, dan agensi kausal (da- vidu tentang dirinya sendiri.
lam Bracke, dkk., 2008). Kontinum kedua yang bermakna adalah de-
rajad ekstensivitas atau kelengkapan vs. sempit
Konsep-diri atau ketidaklengkapan konsep-diri individu.
Ketika diri melakukan sesuatu atau terlibat da-
Konstruk diri (self) terdiri dari konstruk per-
lam hal apapun, individu mungkin memproses
tama, konstruk kedua, dan konstruk ketiga.
atau mungkin gagal memproses informasi yang
Pada konstruk pertama, terdapat diri nyata, diri
tersedia baginya tentang dirinya. Pada kontinum
yang sebenarnya atau diri absolut, yaitu diri
dari pemrosesan informasi yang terkait dengan
yang sebenarnya atau nyata tentang diri indi-
diri sampai pada tidak ada pemrosesan tersebut,
vidu. Diri adalah aktor, pelaku, atau agen. Diri
konsep-diri individu akan menjadi ekstensif
menjadi ada ketika individu menjadi entitas
atau sempit.
yang terpisah, bukan ketika individu menyadari
Pada kedua dimensi (realistik vs tidak realis-
keberadaan entitas yang terpisah. Konstruk ini
tik, dan ekstensif vs. lengkap) konsep-diri ter-
disebut self. Konstruk ini menjadi bermakna
libat dalam bagian tersebut, diri dalam relasi
dengan membahas kompetensi (kompetensi
dengan orang lain. Dimensi tersebut sesuai de-
dalam arti kata yang luas) atau diri yang kurang
ngan proposisi teoritis, bahwa sebuah konsep-
kompeten (Gemain, 1973).
Pada konstruk kedua, individu memiliki diri (realistik dan ekstensif) menurut Adler
membutuhkan keberlanjutan interaksi dengan
konsep dan kepercayaan tentang diri. Konstruk
orang lain (dalam Germain, 1973) dan menurut
ini menurut Calhoun & Morse merupakan des-
Comb & Super merupakan pengamatan perilaku
kripsi substantif individu yang melakukan iden-
individu dan perilaku orang lain terhadap diri
titas dirinya (dalam Germain, 1973). Seperti
sendiri (dalam Germain, 1973).
dalam proses evaluasi, pada diri individu mele-
Dimensi konsep-diri yang ketiga adalah
kat sebuah nilai informasi tentang beberapa
kompleksitas konsep yang meliputi konsep-diri.
objek atau prosedur, konstruk dua adalah infor-
Kesadaran diri sebagai sesuatu entitas yang
masi individu tentang dirinya.
berbeda ada bersama dengan objek permanen.
Konstruk tersebut disebut konsep-diri, kon-
Pada konstruk ketiga ini, terdapat perasaan dan
sep individu tentang diri sendiri. Berlawanan
nilai-nilai tentang konsep dan keyakinan diri.
dengan penggunaannya secara luas, konsep-diri
Hal ini merupakan penilaian komponen proses
tidak berarti konsep-diri positif atau konsep-diri
evaluasi, dan merupakan atribusi sebuah nilai
negatif. Konsep-diri tidak mungkin menjadi
informasi yang terkait dengan diri.
kesadaran atau informasi negatif, atau organi-
Konstruk ini disebut harga diri. Penghargaan
sasi negatif informasi (konsep negatif).
yang dicapai diri sebagai sebuah pengetahuan
Konstruk tersebut adalah konsep-diri (bukan
individual. Hal ini bermakna harga diri positif
diri/self) yang muncul ketika individu menya-
dan harga diri negatif, atau kepuasan dan keti-
dari menjadi sebuah entitas yang terpisah, me-

210
Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan Efikasi-Diri

dakpuasan dengan diri sebagaimana diketahui yaitu konsep-diri real dan konsep-diri ideal. Diri
sendiri oleh individu. Terdapat perbedaan anta- adalah propium, merujuk pada sesuatu yang
ra menilai diri individu dan menilai konsep-diri dimiliki individu atau unik bagi individu. Pro-
individu, yaitu antara diri sebagai objek penge- pium terdiri dari hal-hal atau proses-proses pen-
tahuan dan penilaian (kompetensi) dan konsep- ting dan pribadi yang menentukan keunikan
diri sebagai objek penilaian dan pengetahuan individu (Rogers dalam Muawanah, 2012).
(realistik, ekstensif, dan kompleks). Konsep-diri mempunyai sifat yang dinamis,
Terdapat dua konstruksi dalam konstruk har- artinya tidak luput dari perubahan. Ada aspek-
ga diri, yaitu harga diri global vs. harga diri spe- aspek yang dapat bertahan dalam jangka waktu
sifik (aspek-aspek diri/self) dan harga diri terus tertentu, namun ada pula yang mudah sekali
menerus (con-tinual) vs sesaat (momentary) berubah sesuai dengan situasi sesaat. Misalnya,
(hampir sama artinya dengan sifat vs. keadaan). individu merasa dirinya pandai dan selalu ber-
Kedua konstruksi tersebut memerlukan konsep- hasil mendapatkan nilai baik, namun suatu keti-
tualisasi diri sebagai bagian keseluruhan (part- ka mendapat angka merah. Dapat saja saat itu
whole) diri, maupun konseptualisasi diri secara jadi merasa bodoh, namun karena dasar keya-
hirarkhi. Misalnya, kemampuan individu dalam kinannya yang positif, pelajar tersebut berusaha
tes matematika hanya merupakan satu faktor memperbaiki nilai. Walaupun pada umumnya
dalam kompetensi matematika, hanya satu fak- individu mengasumsikan bahwa diri relatif tetap
tor dalam kompetensi akademik, hanya me- konstan, namun tidak disangkal bahwa individu
rupakan satu faktor dalam kompetensi diri. dapat dan mampu berubah seiring dengan berja-
Dengan demikian individu mungkin memiliki lannya waktu. Kenyataan membuktikan bahwa
harga diri negatif tentang kegagalan tes mate- diri selalu berubah, membandingkan keadaan
matika, tetapi masih memiliki harga diri positif diri dari waktu ke waktu merupakan hal yang
tentang kompetensi matematika. menyenangkan karena hal tersebut memungkin-
Konsep-diri adalah persepsi terhadap diri kan adanya proses untuk mengadakan perbaikan
sendiri mengenai atribut-atribut pribadi dan yang terus menerus (Wilson & Wilson, 1996).
berbagai peran yang dimainkan individu. Kon-
sep-diri merupakan gambaran peran dan atribut Kecerdasan emosi
yang menempel pada diri individu. Ketika kon- Kecerdasan emosi merujuk pada suatu pera-
sep-diri hanya merupakan gambaran diri dan saan dan pikiran-pikiran khas, suatu keadaan
tidak melibatkan penilaian, konsep-diri seharus- biologis dan psikologis, dan serangkaian kecen-
nya tidak digambarkan sebagai positif atau ne- derungan untuk bertindak. Kecerdasan emosi
gatif. Harga diri (self-esteem) menunjuk pada adalah kemampuan individu untuk memper-
evaluasi individu terhadap deskripsi konsep- sepsi, membangkitkan dan memasuki emosi
diri, khususnya derajad dimana individu puas yang dapat membantu menyadari dan mengatur
atau tidak puas dengan gambaran konsep-diri- emosi diri sendiri maupun orang lain, sehingga
nya, baik secara keseluruhan maupun sebagian. dapat mengembangkan pertumbuhan emo-si
Sebagai contoh, individu menggambarkan diri- dan intelektual. Kecerdasan emosi adalah ke-
nya sendiri setinggi mungkin merasa senang mampuan untuk memotivasi diri sendiri dan
atau sedih tentang tubuhnya yang menjadi bertahan menghadapi frustrasi, mengendalikan
tinggi. Konsep-diri akan mengacu pada persepsi dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kese-
yang tinggi, sedangkan harga diri akan mengacu nangan, mengatur suasan hati dan menjaga agar
pada perasaan tentang menjadi tinggi (senang beban stres tidak melumpuhkan kemampuan
lawan sedih). Jadi, bertentangan dengan definisi berfikir, berempati, dan berdoa (Goleman,
konsep-diri, harga diri sebagai positif, negatif, 1999).
atau netral (Bean & Lipka dalam King, 1997). Kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk
Konsep-diri adalah kesadaran batin yang menggunakan emosi secara afektif untuk men-
tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan capai tujuan, membangun hubungan produktif
dengan aku dan membedakan aku dari yang dan meraih keberhasilan (Patton, 1997). Salo-
bukan aku. Konsep-diri ini terbagi menjadi 2 vey & Mayer menyatakan bahwa kecerdasan

211
Farid Yapono dan Suharnan

emosi merupakan bagian dari kecerdasan sosial kan pengertian dan harapan individu mengenai
yang melibatkan kemampuan memantau perasa- bagaimana diri yang dicita-citakan dan dirinya
an dan emosi diri sendiri maupun orang lain, dalam realita yang sesungguhnya secara fisik
memilah-milah dan menggunakan informasi maupun psikologis. Konsep-diri adalah gamba-
emosi untuk membimbing fikiran dan tindakan ran tentang apa yang dipikirkan mengenai diri
(dalam Shapiro, 1997). Bar-On (dalam Stein & sendiri, apa yang dianggap mampu untuk men-
Book, 2002), menggambarkan kecerdasan emo- capainya, apa yang ingin diteladani.
si sebagai serangkaian pribadi, emosi, dan sosi- Kecerdasn emosi merupakan proses menca-
al yang mempengaruhi kemampuan individu pai emosi yang sehat intrafisik dan intraper-
untuk berhasil mengatasi tuntutan dan tekanan sonal. Remaja yang matang secara emosional
lingkungan. terlibat kepentingan dengan orang lain, mampu
Mayer dan Salovey (dalam Shapiro, 1997), mengekspresikan emosi degan spontan. Indivi-
menyatakan ada dua aspek kecerdasan yaitu du yang cerdas secara emosi dapat menentukan
kecerdasan emosi intra-personal dan kecerdasan dengan tepat kapan dan sejauhmana perlu ter-
emosi inter-personal. Intrapersonal meliputi hal- libat dalam masalah sosial, serta dapat turut
hal yang berhubungan dengan kematangan pri- serta memberikan jalan keluar atau solusi yang
badi, sedangkan interpersonal lebih berhubu- diperlukan. Kecerdasn emosi dapat mengkondi-
ngan dengan kematangan dalam menjalin relasi sikan individu merasa bebas mengekpresikan
dengan orang lain. emosi secara tepat, bertindak lugas, spontan,
Kecerdasan emosi adalah kemampuan mera- memiliki rasa humor dan mampu mengatasi
sakan, memahami dan secara selektif menerap- stres.
kan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber Individu yang memiliki kecerdasn emosi
energi, informasi koneksi dan pengaruh yang senantiasa belajar untuk mencapai kontrol
manusiawi. Kecerdasan emosi memberi infor- emosi dengan cara mendekati situasi-situasi
masi penting yang menguntungkan. Umpan ba- yang menimbulkan emosi secara rasional dan
lik dari hati dapat memunculkan kreativitas, logis. Individu juga belajar menerima komentar
menjalin hubungan yang saling mempercayai, dengan cara menguji apakah komentar benar-
memberi panduan nurani bagi hidup dan karier, benar sebagai comohan atau sekedar salah ucap,
membantu menghadapi kemungkinan yang ti- sehingga individu dapat mengkspresikan emosi
dak terduga dan dapat menyelamatkan diri dari dengan ekspresi-ekspresi yang secara personal
kehancuran. Kecerdasan emosi juga menuntut dapat memberikan kepuasan dan diterima orang
individu untuk belajar mengakui dan menghar- lain dan kelompok masyarakat.
gai perasaan diri dan orang lain dan mampu Remaja yang memiliki efikasi-diri rendah
memberi tanggapan yang tepat, menerapkan akan mengalami masa remaja yang
dengan efektif informasi dan nergi dalam kehi- diperpanjang. Hal ini kerena remaja tidak
dupan sehari-hari (Cooper & Sawaf, 1997). mengembangkan perilaku usaha dan kerja
keras, dibayabangi oleh presaan takut gagal atau
Konsep-diri, kecerdasan emosi dan efikasi- bahkan meremehkan setiap pemasalahan yang
diri dihadapinya.
Tugas-tugas pekembangan remaja yang tidak
Konsep-diri, kecerdasn emosi dan efikasi-
dapat diselesaikan dengan baik, maka remaja
diri melibatkan kemampuan kognitif, sosial, dan
akhir tidak mampu menyelesaikan tugas per-
perilaku. Individu memiliki potensi untuk
kembangan, misalnya penyelesaian studi tepat
menggabungkan dan menerapkan kemampuan-
waktu, memperoleh pekerjaan, menemukan pa-
kemampuan tersebut dalam menjalankan tugas.
sangan hidup dan akan memasuki masa dewasa
Kemampuan diorganisir menuju tindakan yang
dengan sikap mental remaja. Secara kronologis
terin-tegrasi untuk mencapai sejumlah tujuan.
sudah memasuki dewasa akhir, tetapi secara
Konsep-diri merupakan aspek psikologis da-
mental masih berada pada masa remaja tengah.
lam perkembangan individu dan dapat dikem-
Krisis akan cenderung berlanjut di usia dewasa
bangkan untuk melengkapi proses perkemba-
ngannya yang ideal. Konsep-diri juga merupa-

212
Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan Efikasi-Diri

bilamana efikasi-diri tidak mengalami percepa- Jombang Jawa Timur. Sampel diambil dengan
tan dalam perkembangannya. teknik purposive random sampling.
Efikasi-diri yang berkembang dengan baik
dan tumbuh dari pengalaman sukses akan mem- Alat ukur
buat individu merasa handal. Perasaan handal Efikasi-diri diukur skala Efikasi-Diri Global
akan medorong individu untuk meningktkan (ED-G) dari Jerusalem dan Schwarzer (dalam
kapasitas dan kapabilitas diri untuk menghadapi Schwarzer dkk., 1997) versi Bahasa Inggris
permasalahan dan tantangan yang lebih berat yang diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Skala
dari permasalahan yang dihadapi sebelumnya. terdiri dari 4-poin, sama sekali tidak benar skor
Efikasi-diri akan mendorong idividu untuk terus 0, agak benar skor 1, hampir benar skor 2 dan
berusaha meningkatkan kemampuan seiring sepenuhnya benar skor 3. Bobot faktor 10-aitem
dengan bertambahnya persoalan yang dihadapi skala efikasi-diri versi bahasa Inggris adalah
dan tantangan yang lebih berat. Individu dengan 0,40 sampai dengan 0,73.
efikasi-diri cenderung ingin mersakan penga- Konsep-diri diukur dengan 5-poin skala
laman sukses secara berkanjutan. Efikasi-diri konsep-diri, sangat setuju skor 5 sampai sangat
akan membantu individu untuk menyelesasikan tidak setuju skor 1. Skala berisi 47 aitem tediri
tugas-tugas perkembangan secara lebih cepat. dari: 5 aitem aspek konsep-diri fisik (Contoh,
Efikasi-diri yang berkembang dengan baik akan "Saya bangga dengan postur tubuh yang saya
mendorong remaja mengambil sikap dan ta- miliki"); 9 aitem aspek konsep-diri psikis
nggung jawab secara lebih matang dan dewasa. (Contoh, "Kegagalan rasanya lebih akrab dalam
Dalam konteks tugas-tugas perkembangan re- kehidupan saya"); 8 aitem aspek konsep-diri
maja, konsep-diri dan kecerdasan emosi menda- sosial (Contoh, " Saya merasa oang lain suka
hului tugas perkembangn efiksi diri. meremehkan saya"); 7 aitem aspek konsep-diri
Penelitian ini mengasumsikan konsep-diri emosional (Contoh, "Saya memaklumi setiap
dan kecerdasan emosi akan menopang perkem- kritikan yang ditujukan kepada saya"); 8 aitem
bangan efikasi-diri. Efikasi-diri akan dikaji aspek konsep-diri aspirasi (Contoh, "Sulit rasa-
melalui perspektif konsep-diri dan kecerdasan nya membayangkan masa depan saya nanti-
emosi dalam penelitian korelasional. Hal ini nya"), dan; 10 aitem aspek konsep-diri prestasi
sesuai dengan pengertian efikasi-diri adalah (Contoh, "Saya enggan bersaing dengan teman-
keyakinan individu untuk menguasai situasi dan teman"). Indeks validitas 0,259 s/d 0,659, relia-
memperoleh hasil yang positif. Penilaian indi- bilitas alpha 0,740.
vidu terhadap efikasi-diri berperan besar dalam Kecerdasan emosi diukur dengan 5-poin ska-
menentukan bagaimana individu melakukan la kecerdasan emosi, sangat setuju skor 5 sam-
pendekatan terhadap berbagai sasaran, tugas pai sangat tidak setuju skor 1. Skala berisi 70
dan tantangan. aitem terdiri dari: 12 aitem aspek mengenal
emosi diri (Contoh, "Sedih atau kecewa, saya
Hipotesis bingung menentukan perasaan saya saat ini");
1. Konsep-diri dan kecerdasan emosi secara 11 aitem aspek mengelola emosi diri (Contoh, "
simultan berhubungan dengan efikasi-diri Saya bingung, kepada siapa saya harus meluap-
2. Konsep-diri secara tersendiri berhubungan kan kemarahan saya"); 17 aitem aspek memoti-
positif dengan efikasi-diri vasi diri (Contoh, "Saya berusaha meraih cita-
3. Kecerdasan emosi secara tersendiri berhu- cita yang saya impikan"); 15 aitem aspek me-
bungan positif dengan efikasi-diri ngenal emosi orang lain (Contoh, "Saya turut
merasa bahagia apabila teman saya yang ber-
METODE prestasi"), dan; 15 aitem aspek membina hubu-
ngan (Contoh, "Saya mampu mendamaikan
Subjek
konflik yang terjadi di antara teman-teman").
Subjek penelitian adalah 150 mahasiswa dari Indeks validitas 0,258 s/d 0,627, reliabilitas
berbagai perguruan tinggi di Surabaya dan alpha 0,742.

213
Farid Yapono dan Suharnan

HASIL dan akan berusaha keras dengan segala kemam-


puan tanpa mengabaikan konsep-diri dan kecer-
Hasil uji simultan R = 0,428, F = 10,872, p dasan emosi untuk mengontrol situasi tersebut
= 0,000 (p < 0,01). Variabel konsep-diri dan agar tidak mengacaukan tujuan yang akan di-
kecerdasan emosi secara simultan dan sangat capai oleh indvidu dengan baik.
signifikan berhubungan dengan efikasi-diri. R2 Hal ini senada dengan yang dikemukakan
= 0,183 menunjukkan 18,3% proporsi variasi oleh Bandura bahwa Efikasi-diri menunjuk
efikasi-diri dapat dijelaskan melalui konsep-diri pada keyakinan individu tentang kapasitas un-
dan kecerdasan emosi, sisanya sebesar 81,7% tuk menggunakan kontrol peristiwa yang mem-
dijelaskan faktor lain yang tidak dianalisis. pengaruhi hidupnya (Bandura dalam Mikkelsen
Konstanta - 1,054 adalah skor efikasi-diri jika & Einarsen, 2002).
tidak ada konsep-diri dan kecerdasan emosi. Pada tahap ini, penelitian ini juga dapat
Hasil uji parsial konsep-diri r parsial = 0,013, p membuktikan bahwa efikasi-diri seseorang atau
= 0,885 (p > 0,05). Variabel konsep-diri secara individu yang ditopang dengan konsep-diri
tersendiri tidak berhubungan dengan efikasi- yang tinggi dan kecerdasan-emosi yang tinggi
diri. Hasil uji parsial kecerdasan emosi r parsial akan membetuk individu untuk tidak mudah
= 0,330, p = 0,001 (p < 0,01). Variabel kecer- menyerah terhadap tantangan atau hambatan
dasan emosi secara tersendiri berhubungan dan segera bangkit dari kegagalan. Hal ini
positif dan sangat signifikan dengan efikasi-diri. sesuai dengan pendapat Reivich & Shatte
(2002), yang mengatakan bahwa individu de-
PEMBAHASAN ngan efikasi-diri tinggi memiliki komitmen
memecahkan masalah dan tidak akan menyerah
Hasil penelitian menunjukkan nilai proba- ketika menyadari strategi yang sedang diguna-
bilitas antara variabel konsep-diri dan kecer- kan tidak berhasil. Pendapat Reivich & Shatte
dasan emosi dengan efikasi-diri kurang dari 1%, tersebut di atas mempertegas pendapat Bandura
sehingga dapat dikatakan bahwa konsep-diri (1994), yang mengatakan bahwa individu de-
dan kecerdasan emosi secara sangat signifikan ngan efikasi-diri tinggi akan efektif menghadapi
berhubungan positif dengan efikasi-diri. Artinya tantangan, memiliki kepercayaan penuh dengan
variasi tinggi rendahnya efikasi-diri dapat di- kemampuan diri, cepat menghadapi masalah
jelaskan melalui tinggi rendahnya konsep-diri dan mampu bangkit dari kegagalan.
dan tinggi rendahnya kecerdasan emosi. Temu- Selanjutnya nilai korelasi pada ketiga varia-
an penelitian memperlihatkan konsep-diri dan bel tersebut (r = 0,428) menurut Azwar (2006)
kecerdasan emosi secara simultan berlaku seba- dan Hadi (2000), bahwa koefisien korelasi ver-
gai prediktor efikasi-diri. Hal ini berati bahwa gerak dari nilai nol hingga satu, sehingga hasil
remaja yang memiliki konsep-diri yang tinggi nilai korelasi dalam penelitian ini tergolong
dan kecerdasan-emosi yang tinggi akan menun- cukup. Selanjutnya koefisien determinasi me-
jukkan efikasi-diri yang tinggi pula. Demikian nunjukkan bahwa konsep-diri dan kecerdasan
hubungan konsep-diri dan kecerdasan-emosi emosi mampu memberikan sumbangan efektif
dengan efikasi-diri pada remaja dijelaskan terhadap efikasi diri sebesar 18,3%, yang hal ini
sebagai berikut: dapat dikatakan bahwa selain faktor konsep-diri
Efikasi-diri adalah keyakinan individu me- dan kecerdasan emosi, terdapat faktor lain yang
ngenai kemampuan dirinya melakukan tindakan relevan berkorelasi dengan efikasi diri.
dalam suatu tugas, mengatasi hambatan-ham- Menurut Bandura (dalam Gufron & Risna-
batan yang dihadapi, dan melakukan tindakan wati 2012), bahwa efikasi diri dapat dipenga-
yang diperlukan dalam situasi tertentu. Maksud ruhi oleh berbagai faktor, seperti pengaruh per-
tindakan yang dipelukan dalam situasi tertentu suasi sosial yang merupakan unsur kepribadian
adalah bila individu dihadapkan pada situasi yang berkembang melalui pengamatan individu
yang benar-benar akan menghambat tujuan suk- terhadap akibat-akibat tindakannya dalam situa-
ses yang hendak ingin dicapai, dengan efikasi- si tertentu. Dalam artian bahwa persepsi indi-
diri individu yakin bahwa ia mampu mengatasi vidu mengenai dirinya dibentuk selama hidup-

214
Konsep-Diri, Kecerdasan Emosi Dan Efikasi-Diri

nya melalui reward dan punishment dari orang- fikan dengan efikasi-diri. Temuan penelitian
orang sekitarnya. Unsur penguat tersebut (re- berarti hubungan simultan konsep-diri dan ke-
ward dan punishment) lama-kelamaan dihayati cerdasan emosi dengan efikasi-diri dimungkin-
oleh individu sehingga terbentuk pengertian dan kan adanya faktor kecerdasan emosi. Hubungan
keyakinan mengenai kemampuan diri. Bandura parsial memberikan informasi tidak adanya
(dalam Gufron & Risnawati 2012), mengatakan hubungan konsep-diri dengan efikasi-diri terjadi
bahwa persepsi terhadap efikasi-diri pada setiap setelah mengontrol kecerdasan emosi. Hubu-
individu berkembang dari pencapaian secara ngan kecerdasan emosi dengan efikasi-diri tetap
berangsur-angsur akan kemampuan dan penga- terjadi dengan atau tanpa mengontrol konsep-
laman tertentu secara terus menerus. Kemam- diri.
puan mempersepsikan secara kognitif terhadap Gambaran remaja tentang penampilannya,
kemampuan yang dimilki memunculkan keya- dengan seksnya, arti penting tubuhnya dalam
kinan atau kemantapan diri yang akan digu- hubungannya dengan perilakunya, dan gengsi
nakan sebagai landasan bagi individu untuk yang diberikan tubuhnya di mata orang lain;
berusaha semaksimal-mungkin mencapai terget Gambaran remaja tentang kemampuan dan keti-
yang hendak dicapai atau yang telah ditetapkan. dakmampuannya, harga dirinya dan hubungan-
Kajian pustaka menyimpulkan para peneliti nya dengan orang lain; gambaran remaja ten-
mendokumentasikan faktor-faktor internal seba- tang hubungannya dengan orang lain, dengan
gai faktor yang mempengaruhi efikasi diri. teman sebaya, dengan keluarga, dan lain-lain;
Faktor internal merupakan faktor kemampuan Gambaran remaja tentang emosi diri, seperti
sebagai hasil dari belajar, diantaranya adalah kemampuan menahan emosi, pemarah, sedih,
penguasaan pengalaman sukses, pengalaman atau riang-gembira, pendendam, pemaaf, dan
vikarius dan persuasi verbal (Elias & Mac lain-lain; Gambaran remaja tentang pendapat
Donald, 2007). dan gagasan, kreativitas, dan cita-cita, dan;
Sedangkan hasil uji korelasi yang menunjuk- gambaran remaja tentang kemajuan dan keber-
kan bahwa variabel konsep-diri secara tersen- hasilan yang akan diraih, baik dalam masalah
diri tidak berhubungan dengan efikasi-diri. belajar maupun kesuksesan hidup, kesemuanya
Kemungkinan tidak ada hubungan dikarenakan merupakan aspek-aspek konsep-diri yang tidak
faktor efikasi-diri merupakan faktor internal mendorong perkembangan efikasi-diri remaja .
yang berkembang bersama-sama dengan kon- Tidak adanya hubungan antara konsep-diri
sep-diri. Kemungkinan yang lain terkait tidak dengan efikasi-diri remaja kemungkinan karena
ada hubungan positif antara konsep-diri dengan faktor efikasi-diri merupakan faktor internal
efikasi-diri adalah sebagaimana yang dikemu- yang berkembang bersama-sama dengan kon-
kakan oleh Bong & Clark (dalam Choi, 2005), sep-diri.
mengatakan bahwa efikasi-diri berbeda dengan Hubungan positif antara kecerdasan emosi
konsep-diri. Konsep-diri adalah multi dimen- dengan efikasi-diri dimungkinkan karena ke-
sional dalam komponen kognitif dan afektif. duanya merupakan variabel internal. Efikasi-
Konsep-diri adalah gabungan deskripsi atribut diri tidak didorong oleh faktor eksternal. Efi-
kognitif individu dan evaluasi afektif terhadap kasi-diri akan didorong oleh adanya kecer-
atribut-atribut kognitif dalam perbandingan de- dasan emosi.
ngan orang lain. Efikasi-diri adalah unidimen-
sional, didominasi atribut kognitif. Berbeda DAFTAR PUSTAKA
dengan konsep-diri, efikasi-diri terutama adalah
penilaian kognitif kapasitas individu terhadap Bandura, A. (1994). Efikasi-diri. In V. S. Rama-
kemampuan kinerjanya di masa yang akan da- chaudran (Ed.), Encyclopedia of human
tang berdasarkan kinerjanya di masa lampau. behavior (Vol. 4, pp. 71-81). New York:
Hasil uji simultan dikoreksi dengan hasil uji Academic Press. (Reprinted in H. Friedman
parsial yang menunjukkan konsep-diri tidak [Ed.], Encyclopedia of mental health. San
berhubungan dengan efikasi-diri. Kecerdasan Diego: Academic Press, 1998). Available at
emosi berhubungan positif dan sangat signi-

215
Farid Yapono dan Suharnan

http://des.emory.edu/mfp/BanEncy.html. Goleman, D. 1999. Kecerdasan Emosi: Menga-


Unduh 12 Juni 2011. pa EQ Lebih Penting Daripada IQ? Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Bandura, A. (1997). Efikasi-diri: The Exercise
of Control. NY: Freeman & Company. King, K, A. (1997). Self-Concept and Self-
Esteem: A Clarification of Terms. Journal of
Bracke, P, Christiaens. W., & Verhaeghe. M.
School Health, 67, 2, 68-70.
(2008). Self-Esteem, Efikasi-diri, and the
Balance of Peer Support Among Persons Lyman, R.D., Prentice-Dunn, S., Wilson, D.R.,
With Chronic Mental Health Problems. Jour- & Bonfilio, S.A. (1984). The effect of
nal of Applied Social Psychology, 38, 2, success or failure on efikasi-diri and task
436–459. persistence of conduct-disordered children.
Psychology in the Schools, 21, 4, 516–519.
Brady, T.J. (2003). Measures of efikasi-diri,
helplessness, mastery, and control: The Magaletta, P.R., & Oliver, J.M. (1999). The
Arthritis Helplessness Index (AHI)/Rheuma- hope construct, will, and ways: Their relati-
tology Attitudes Index (RAI), Arthritis Efi- ons with self-efficacy, optimism, and general
kasi-diri Scale (ASES), Children's Arthritis well-being. Journal of Clinical Psychology,
Efikasi-diri Scale (CASE), Generalized Efi- 55, 5, 539–551.
kasi-diri Scale (GSES), Mastery Scale, Mikkelsen, E.G., & Einarsen, S. (2002). Rela-
Multi-Dimensional Health Locus of Control tionships between exposure to bullying at
Scale (MHLC), Parent's Arthritis Efikasi-diri work and psychological and psychosomatic
Scale (PASE), Rheumatoid Arthritis Efikasi- health complaints: The role of state negative
diri Scale (RASE), and Efikasi-diri Scale affectivity and generalized self–efficacy.
(SES). Arthritis Care & Research, 49, S5, Scandinavian Journal of Psychology. 43, 5,
S147–S164. 397–405.
Choi, N. (2005). Efikasi-diri and self-concept as Muawanah, L.B. (2012). Kematangan emosi,
predictors of college students' academic konsep diri dan kenakalan remaja. Tesis.
performance. Psychology in the Schools, 42, Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945.
2, 197–205.
Patton, P. I. (1997). EQ (Kecerdasan Emosio-
Cooper, R.K., Sawaf, A. 2002. Executive EQ: nal) di Tempat Kerja. Jakarta: Pustaka Dela-
Kecerdasan Emosi Dalam Kepemimpinan prastasa.
dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. Shapiro, L. E. (1997). Mengajarkan Emotional
Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia
Franzblau, S.H., & Moore, M. (2001). Socia- Pustaka Utama.
lizing efficacy: a reconstruction of efikasi-
diri theory within the context of inequality. Stein, J.S., Book, E.H. 2002. Ledakan EQ: 15
Journal of Community & Applied Social Psy- Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional Mera-
chology, 11, 2, 83–96. ih Sukses. Bandung: Kaifa.
Geller, K.S., Dzewaltowski, D.A., Rosenkranz, Vincent, J., & Houlihan, D. (1991). Brief re-
R.R., & Karteroliotis, K. (2009). Measuring port: Measuring efikasi-diri with female
Children’s Efikasi-diri and Proxy Efficacy adolescents who are conduct disordered:
Related to Fruit and Vegetable Consumption. Validation of the program efficacy scale.
Journal of School Health, 79, 2, 51–57. Behavioral Interventions, 6, 4, 303–310.
Germain, R.B. (1978). Self-concept and self- Wilson, J.P., Wilson, S.R. (1996). Sources of
esteem reexamined. Psychology in the Self Esteem and The Person X Situasion
Schools, 16, 3, 386-390. Controversy, Psychol. Rep./ Apr., 38, 355-8.

216

Anda mungkin juga menyukai