Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

EFIKASI DIRI PADA SISWA KELAS 11 IPA SMA N 1


NGLUWAR

Dosen Pengampu : Haniek Farida S,Psi.M.Si.

Asisten Praktikum : Gayatri Indriani Widyastuti.

Oleh :

Nama : Leni Widiastuti

NIM : 2021011108

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Salam Bahagia,

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Pengembangan Alat Ukur (Tes) Non Kognitif atau bisa disebut dengan Skala
Psikologi.

Tugas pengembangan alat ukur ini dibuat untuk menyelesaikan tugas


praktikum pengembangan skala psikologi dengan meneliti kemampuan empati
mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Besar harapan kami, tugas praktikum ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis dan bagi para pembaca, selanjutnya kami mengharapkan kritik serta saran
yang konstruktif demi perbaikan dalam menyelesaikan tugas praktikum
pengembangan skala psikologi ini.

Yogyakarta, 09 Mei 2023

Salam

Leni Widiastuti
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Efikasi diri merupakan salah satu aspek afektif tentang invididu itu
sendiri yang paling berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Tumbuhnya
efikasi diri merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam
keberhasilan menghadapi tuntutan kehidupan. Efikasi menjadi penting
untuk menjawab tuntutan kehidupan atau tugas yang diberikan karena
dengan efikasi diri individu atau siswa tidak mudah menyerah hingga
tercapainya hasil yang diharapkan (Bandura, 1994). Siswa yang memiliki
efikasi diri akan tetap bertahan dalam menghadapi hambatan atau
tantangan yang diberikan. Oleh karena itu setiap siswa dituntut memiliki
efikasi diri sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan tujuan
pendidikan.
Sekolah sebagai institusi pendidikan dan miniatur masyarakat perlu
mengembangkan pembelajaran sesuai tuntutan era global. Berdasarkan
konstruktivisme, pembelajaran merupakan proses konstruksi pengetahuan,
bukan duplikasi pengetahuan (Smith, 2010). Pengetahuan dikonstruksi
berdasarkan autentisitasnya, bukan artifisialnya sehingga mendorong
terciptanya kebermaknaan belajar bagi siswa. Belajar juga tidak hanya
akan menjadi proses menghafal saja, melainkan siswa memiliki
keterikatan dengan apa yang dipelajarinnya. Faktanya, banyak siswa
mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap materi ajar yang
diterimanya, namun mereka tidak memahaminya (Rosidi, 2014; Ulfah,
2014; Fathhulkhoir, 2015).

B. Tujuan Penelitian
Tujuan ingin membuat alat ukur atribut yang valid dan reliabel.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat untuk mendapatkan alat ukur atribut yang terstandar.

BAB II
RANCANGAN SKALA PSIKOLOGI

A. Pengertian

Menurut Bandura efikasi diri adalah evaluasi seseorang terhadap


kemampuan dirinya untuk mengatasi sebuah tantangan atau hambatan
untuk mencapai tujuan hidupnya. Selain itu Bandura juga
menyebutkan bahwa efikasi diri merupakan hasil proses kognitif yang
terjadi pada individu tersebut (Baron & Byrne, 2004)
Alwisol (2010), mengatakan bahwa “Efikasi adalah penilaian diri,
apakah dapat melakukan tindakan yang baik atau buruk, benar atau
salah, bisa atau tidak bisa mengerjakan sesuai dengan yang
dipersyaratkan”.
Efikasi diri merupakan asumsi dasar kognitif sosial, Albert
Bandura sendiri menyoroti pertemuan dan kejadian ini dengan serius
meskipun pertemuan dan kejadian tersebut tidak serta merta
mengubah jalan hidup manusia. Cara manusia bereaksi terhadap
pertemuan dan kejadian tersebut itulah yang diharapkan bisa lebih
kuat dibandingkan dengan peristiwa itu sendiri (Feist & Feist, 2013).
Bandura (1997), menyebutkan bahwa tingginya efikasi diri akan
memotivasi individu untuk bertindak lebih tepat arah, terutama
apabila tujuan yang akan dicapai merupakan tujuan yang jelas. Selain
itu keyakinan seseorang bahwa dirinya akan mampu melaksanakan
tingkah laku yang dibutuhkan dalam suatu tugas. Pikiran individu
terhadap efikasi itu sendiri yang menentukan seberapa besar usaha
yang akan dilakukan dan seberapa lama individu akan bertahan dan
menghadapi hambatan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
Efikasi mengacu pada sejauh mana individu dapat memperkirakan
kemampuannya untuk melaksanakan suatu tugas yang diperlukan
untuk mencapai hasil tertentu. Kemampuan atau keyakinan ini
meliputi kepercayaan diri, kemampuan menyesuaikan diri, kapasitas
kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh
tekanan. Efikasi diri akan berkembang secara berangsur-angsur seiring
meningkatnya pengalaman-pengalaman yang sesuai (Ormrod, 2008).
Berdasarkan dari pendapat pendapat yang telah disampaikan diatas
dapat disimpulkan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang
terhadap kemampuan dirinya sendiri untuk mencapai tujuan dan
mengatasi hambatan hambatan yang terjadi untuk mencapai pada hasil
tertentu. Efikasi yang tinggi dapat memotivasi individu untuk
mencapai hasil yang maksimal dibandingkan individu yang memiliki
efikasi diri yang rendah.

B. Aspek-aspek efikasi diri


Bandura (1997) menyebutkan bahwa efikasi diri terdiri dari tiga
aspek, antara lain yaitu:
a. Magnitude
Dimensi ini berkaitan dengan tingkat kesulitan tugas.
Tingkat kesulitan tugas yang beragam, individu lebih
cenderung untuk memilih tingkat kesulitan tugas yang sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya. Individu dengan efikasi
diri tinggi akan mempunyai keyakinan yang tinggi tentang
kemampuan dalam melaksanakan suatu tugas, sebaliknya
individu yang memiliki efikasi diri yang rendah akan memiliki
keyakinan yang rendah pula tentang kemampuannya.
b. Strength
Aspek ini menunjuk pada seberapa yakin individu dalam
menggunakannya pada pengerjaan tugas. Hal ini berkaitan
dengan perilaku yang dibutuhkan dalam mencapai penyelesaian
tugas yang muncul pada saat dibutuhkan. Dengan efikasi diri
kekuatan untuk usaha yang lebih besar mampu didapat. Individu
yang memiliki keyakinan yang kurang kuat untuk menggunakan
kemampuan yang dimilikinya dapat dengan mudah menyerah
apabila menghadapi hambatan dalam menyelesaikan suatu
tugas. Sebaliknya, individu yang memiliki keyakinan yang kuat
akan kemampuannya akan terus berusaha meskipun menghadapi
satu hambatan dalam menyelesaikan suatu tugas. Semakin kuat
efikasi diri seseorang, maka semakin lama yang bersangkutan
dapat bertahan dalam tugas tersebut.
c. Generality
Generality menjelaskan keyakinan individu untuk
menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan tuntas dan baik.
Disini setiap individu memiliki keyakinan yang berbeda-beda
sesuai dengan tugas-tugas yang berbeda pula. Ruang lingkup
tugas-tugas yang dilakukan bisa berbeda dan tergantung dari
persamaan derajat aktivitas, kemampuan yang diekspresikan
dalam hal tingkah laku, pemikiran dan emosi, kualitas dari
situasi yang ditampilkan dan sifat individu dalam tingkah laku
secara langsung ketika menyelesaikan tagas. Individu yang
memiliki efikasi diri rendah akan mudah menyerah, megeluh
ketika dihadapkan pada banyak tugas secara bersama-sama
ataupun pada kondisi yang berbeda dari biasanya. Sedangkan
individu yang memiliki keyakinan yang tinggi akan menjadikan
ancaman sebagai tantangan dan sedikit menampakkan keragu-
raguan. Individu tersebut akan senanng mencari situasi baru.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efikasi Diri


Bandura (Feist & Feist, 2013) mengemukakan beberapa faktor
yang mempengaruhi efikasi diri, yaitu:
a. Pengalaman
Pengalaman menguasai sesuatu adalah faktor yang paling
mempengaruhi efikasi diri pada diri seseorang. Keberhasilan
akan mampu meningkatkan ekspektasi tentang kemampuan,
sedangkan kegagalan cenderung menurunkan hal tersebut.
b. Modeling Sosial
Melalui model ini efikasi diri individu dapat meningkat,
terutama jika ia merasa memiliki kemampuan yang setara atau
bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang menjadi subjek
belajarnya. Ia akan mempunyai kecenderungan merasa mampu
melakukan hal yang sama. Meningkatnya efikasi diri individu
ini dapat meningkatkan motivasi untuk mencapai suqatu
prestasi.
c. Persuasi Sosial
Dampak dari persuasi sosial terhadap meningkatnya atau
menurunnya efikasi diri cukup terbatas, dan harus pada kondisi
yang tepat. Kondisi tersebut adalah bahwa seseorang haruslah
mempercayai pihak yang melakukan persuasi karena kata-kata
dari pihak yang terpercaya lebih efektif daripada kata-kata dari
pihak yang tidak terpercaya.
d. Kondisi Fisik dan Emosional
Ketika seseorang mengalami ketakutan, kecemasan yang kuat
dan stres yang tinggi memungkinkan seseorang akan memiliki
efikasi diri yang rendah, sehingga emosi yang kuat cenderung
untuk mengurangi performa seseorang.

D. Definisi Operasional
Efikasi diri adalah evaluasi seseorang terhadap kemampuan dirinya
untuk mengatasi sebuah tantangan atau hambatan untuk mencapai tujuan
hidupnya. Aspek dalam efikasi diri antara lain : magnitude, strength dan
generality. Variabel efikasi diri ini akan diungkap melalui skala efikasi
diri. Faktor dalam efikasi diri yaitu antara lain : pengalaman, modeling
sosial, persuasi sosial, kondisi fisik dan emosional.

E. Tabel Spesifikasi / kisi-kisi / Blue Print


1. Blue print efikasi diri adalah sebagai berikut :

No Aspek Indikator perilaku Bobot


(%)
1. Magnitud a) Memiliki keyakinan yang 34
e tinggi terhadap
kemampuan diri.
b) Menyesuaikan dan
menghadapi langsung
tugas-tugas yang sulit.
2. Strength a) Keyakinan mantap 33
bertahan dalam usahanya.
b) Memiliki keyakinan akan
kesuksesan terhadap yang
dikerjakannya.
3. Generalit a) Keyakinan yang menyebar 33
y pada berbagai bidang
perilaku.
b) Keyakinan hanya pada
bidang khusus.
Jumlah 100
2. Distribusi sebaran aitem skala kepercayaan diri pada siswa sebelum uji
coba

No Aspek Aitem F
favourable unfavourabl
e
1 Magnitude 1, 4, 13, 7, 10, 19, 22, 10
16, 25 28
2 Strength 2, 5, 14, 8, 11, 20, 23, 10
17, 26 29
3 Generality 3, 6, 15, 9, 12, 21, 24, 10
18, 27 30
Jumlah 3 15 15 30

F. Model Skala
Penelitian ini menggunakan model Skala likert (skala sikap).
Menurut Sugiyono (2018) skala likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan presepsi seseorang atau sekelompok orang
mengenai fenomena sosial. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel.

G. Format Stimulis dan Format Respon


Format stimulus dalam penelitian ini adalah aitem dalam bentuk
pernyataan dalam bentuk pernyataan dengan pilihan respon.
Anchor adalah kondisi-kondisi subjektif yang dapat digunakan
untuk melaporkan perkiraan subjektif dari subjek penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan anchor sikap (sangat setuju s.d sangat tidak
setuju) yang mendasarkan pada sikap sesuai dengan sikap yang mereka
miliki dengan pengalaman yang mereka alami.
Masing-masing pernyataan ada yang bersifat favourable dan
unfavourable. Setiap pernyataan menggunakan empat alternatif jawaban
yaitu : Sangat Setuju ( SS ), Setuju ( S ), Netral ( N ), Tidak Setuju ( TS ),
Sangat Tidak Setuju ( STS ).

H. Menulis Aitem
Aspek Pertama : Magnitude
1. Indikator : Memiliki keyakinan yang tinggi terhadap kemampuan diri.
 Favourable
1) Yang terpenting adalah kemampuan yang saya punya,
bukan hanya sekedar penampilan fisik.
2) Saya akan mengembangkan kemampuan saya secara
maksimal.
3) Saya mampu mengambil keputusan sendiri.
 Unfavourable
1) Saya merasa orang lain memiliki kemampuan lebih
daripada saya.
2) Saya takut dan ragu di dalam situasi yang belum
pernah saya alami.
2. Indikator : Menyesuaikan dan menghadapi langsung tugas – tugas
yang sulit.
 Favourable
1) Saya yakin bahwa saya dapat berkerja dalam sebuah
kelompok.
2) Saya merasa yakin dengan apa yang telah saya
lakukan.
 Unfavourable
1) Saya ragu dalam mengambil keputusan.
2) Saya mudah terpengaruh orang lain.
3) Saya selalu menangani permasalahan dengan tergesa-
gesa
Aspek Kedua : Strength

1. Indikator : Keyakinan mantap bertahan dalam usahanya.


 Favourable
1) Pemberian kepercayaan oleh orang lain adalah sesuatu
yang berharga sehingga akan saya laksanakan dengan
baik.
2) Saya menyadari setiap resiko dari keputusan yang saya
ambil.
3) Saya menyukai tantangan.
 Unfavourable
1) Saya merasa mudah putus asa.
2) Saya merasa tegang didalam berbagai situasi.
2. Indikator : Memiliki keyakinan akan kesuksesan terhadap yang
dikerjakannya.
 Favourable
1) Saya merasa bisa diandalkan oleh teman saya dalam
banyak hal.
2) Saya merasa banyak memiliki keahlian.
 Unfavourable
1) Saya merasa bahwa pengetahuan dan pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.
2) Saya merasa pengetahuan dan pengalaman saya jauh
tertinggal jika di bandingkan dengan teman saya.
3) Saya merasa banyak orang yang menyepelekan saya.

Aspek Ketiga : Generality

1. Indikator : Keyakinan untuk menyelesaikan tugas dengan baik.


 Favourable
1) Saya merasa bahwa pengetahuan dan pengalaman yang
saya miliki sangat kurang.
2) Saya merasa pengetahuan dan pengalaman saya jauh
lebih tinggi jika di bandingkan dengan teman saya.
3) Saya yakin dalam meraih pencapaian yang saya
inginkan.
 Unfavourable
1) Saya merasa kurang percaya diri dalam mengambil
keputusan
2) Saya merasa putus asa dalam menghadapi suatu
persoalan.
2. Indikator : Senang mencari situasi baru.
 Favourable
1) Saya merasa bersemangat untuk belajar hal baru dan
menbuat perubahan.
2) Saya mudah beradaptasi dalam situasi yang baru.
 Unfavourable
1) Saya lebih nyaman dalam situasi yang selalu sama.
2) Saya sulit beradaptasi dengan situasi yang baru.
3) Saya kurang tertarik untuk belajar hal baru dan
membuat perubahan.

I. Aitem Review
Aitem ini dibuat untuk mengukur efikasi diri pada Siswa SMA
Negeri 1 Ngluwar. Disusun menggunakan skala sikap dimana responden
akan memilih sesuai dengan sikap yang mereka miliki dengan pengalaman
yang mereka alami yaitu : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N),
Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Skala sikap efikasi diri
menggunakan aspek dari Bandura (Feist & Feist, 2013) yang meliputi
magnitude, strength dan generality. Dalam pembuatan aitem ini
melibatkan profesional judgement yaitu Haniek Farida, S.Psi., M.Si.
selaku dosen mata kuliah skala pengembangan psikologi yang
memberikan arahan dan bimbingan hingga saat ini, serta asisten praktikum
Gayatri Indriani Widyastuti yang selalu memberikan feedback dan
koreksi.

J. Skoring
Skoring
No. Alternatif Respon

Favourable Unfavourable
1. Sangat setuju 5 1
2. Setuju 4 2
3. Netral 3 3
4. Tidak setuju 2 4
5. Sangat tidak setuju 1 5
BAB III

UJI COBA

A. Uji Coba
1. Deskripsi Subjek
Karakteristik subjek yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah
anak remaja SMA dengan kisaran usia 15-18 tahun. Menurut
Notoatdmojo (2007), pada sebagian besar masyarakat dan budaya
masa remaja pada umumnya di mulai pada usia 10-13 dan berakhir
pada usia 18-22 tahun.
Dengan jumlah populasi siswa yang Kelas 11 IPS di SMA Negeri
1 Ngluwar berjumlah kurang lebih 60 orang, berpedoman pada tabel
Isaac dan Michael saya menggunakan 51 orang sebagai responden
saya dengan tingkat kepercayaan 95%.
2. Skala Sikap Uji Coba
PETUNJUK:
1. Bacalah skala ini dengan baik dan teliti.
2. Isilah skala dibawah ini dengan jujur dan sesuai keadaan yang anda
alami.
3. Skala ini hanya dapat diisi sekali.
4. Skala ini memiliki 5 opsi jawaban yaitu:
SS (Sangat Setuju)
S (Setuju)
N (Netral)
TS (Tidak Setuju)
STS (Sangat Tidak Setuju).

NO Pertanyaan SS S N TS STS
1. Yang terpenting adalah kemampuan yang
saya punya, bukan hanya sekedar
penampilan fisik.
2. Pemberian kepercayaan oleh orang lain
adalah sesuatu yang berharga sehinggs
akan saya laksanakan dengan baik.
3. Saya merasa bahwa pengetahuan dan
pengalaman yang saya miliki sangat
kurang.
4. Saya akan mengembangkan kemampuan
saya secara maksimal.
5. Saya menyadari setiap resiko dari
keputusan yang saya ambil.
6. Saya merasa pengetahuan dan
pengalaman saya jauh lebih tinggi
jika di bandingkan dengan teman
saya.
7. Saya merasa orang lain memiliki
kemampuan lebih daripada saya.
8. Saya merasa mudah putus asa.

9. Saya merasa kurang percaya diri dalam


mengambil keputusan.
10. Saya takut dan ragu di dalam situasi yang
belum pernah saya alami.
11. Saya merasa tegang didalam berbagai
situasi.
12. Saya merasa putus asa dalam
menghadapi suatu persoalan.
13. Saya mampu mengambil keputusan
sendiri.
14. Saya menyukai tantangan.

15. Saya yakin dalam meraih pencapaian


yang saya inginkan.
16. Saya yakin bahwa saya dapat berkerja
dalam sebuah kelompok.
17. Saya merasa bisa diandalkan oleh teman
saya dalam banyak hal.
18. Saya merasa bersemangat untuk belajar
hal baru dan menbuat perubahan.
19. Saya ragu dalam mengambil keputusan.

20. Saya merasa bahwa pengetahuan dan


pengalaman yang saya miliki sangat
kurang.
21. Saya merasa lebih nyaman dalam situasi
yang selalu sama.
22. Saya mudah terpengaruh orang lain.

23. Saya merasa pengetahuan dan


pengalaman saya jauh tertinggal jika di
bandingkan dengan teman saya.
24. Saya merasa sulit beradaptasi dengan
situasi yang baru.
25. Saya merasa yakin dengan apa yang telah
saya lakukan.
26. Saya merasa banyak memiliki keahlian.

27. Saya sulit beradaptasi dengan situasi


yang baru.
28. Saya selalu menangani permasalahan
dengan tergesa-gesa.

29. Saya merasa banyak orang yang


menyepelekan saya.
30. Saya kurang tertarik untuk belajar hal
baru dan membuat perubahan.

3. Pelaksanaan Uji Coba


Pelaksanaan uji coba ini dilakukan pada tanggal 25 mei 2023
pukul 13.00 WIB dan melibatkan 51 responden dari siswa Kelas 11
IPA SMA Negeri 1 Ngluwar. Dalam pengisian skala ini menggunakan
lembar tertulis yang dibagikan langsung di kelas.
BAB IV
ANALISIS HASIL UJI COBA

A. Analisis Hasil Uji Coba


1. Skoring dan Data Uji Coba
Komputasi dilakukan dengan bantuan komputer menggunakan
program excel.
2. Validitas Skala
Uji coba diberikan pada subjek 51 siswa dengan 30 aitem yang
menggunakan alternatif jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral
(N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Aitem pada skala telah diisi lengkap, kemudian diseleksi
berdasarkan kriterian koefisien korelasi aitem total. Skala ini
menggunakan batas 0,25 sehingga aitem yang memiliki indeks beda
lebih besar dari atau sama dengan 0,25 layak dimasukkan dalam skala
penelitian.
Analisis aitem menggunakan SPSS berdasarkan kriteria
koefisien korelasi aitem total. Hasil analisis data pada skala
menunjukkan bahwa dari 30 aitem yang diperoleh sah sebanyak 51
aitem dan aitem yang gugur sebanyak 0 aitem dengan korelasi aitem
antara 0,312 sampai 0,711.

Anda mungkin juga menyukai