1
Ikha Putri Khanti Lestari, Skripsi: “Upaya Peningkatan Self Efficacy Rendah Terhadap Pemilihan Karir Dengan
Konseling Behavior Teknik Modeling Simbolik Pada Siswa Kelas VIII E SMPN 6 Batang”,
(Semarang:UNS,2014),hal.15.
2
Ibid,hal.15.
3
Ibid,hal.15.
4
Sapta Rini Widyawati dan ketut Karwini, “Pengaruh Self Esteem Dan Self-Efficacy Dan Keterlibatan Kerja Pada
Karyawan PT. Dwi Fajar Semesta Denpasar”, Forum Manajemen, Volume 16, Nomor 2, Tahun 2018,hal.56.
5
Iska Maulina, “Pengaruh Komunikasi, Self Esteem, Dan Self Efficacy Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya
Terhadap Kinerja Perawat Rumah Sakit Tgk. Fakinah Banda Aceh”, Jurnal Manajemen dan Inovasi, Vol 8,
No.2, Juni 2017,hal.103.
7. “Miner (dalam Riyanti, 2007:14) menambahkan bahwa individu yang memiliki self
efficacy yang tinggi memiliki harapan-harapan kuat mengenai kemampuan diri untuk
menunjukkan prestasi secara sukses dalam situasi yang sama sekali baru.”6
8. Patton (dalam Wijaya, 2007:121) mengatakan bahwa self efficacy adalah keyakinan
terhadap diri sendiri dengan penuh optimisme serta harapan untuk dapat memecahkan
masalah tanpa rasa putus asa. Self efficacy yang dimiliki individu itu dapat membuat
individu mampu menghadapi berbagai situasi.
“Menurut Corsini ( 1994 : 368 ) aspek – aspek self efficacy adalah: (1) kognitif, (2 )
motivasi, (3) afeksi, dan (4) seleksi. Berikut ini adalah penjelasan tentang aspek – aspek self
efficacy tersebut :
1. Kognitif, merupakan keyakinan seseorang untuk memikirkan cara – cara yang dapat
digunakan dan merancang tindakan yang akan diambil untuk mencapai tujuan
yangdiharapkan. Asumsi yang timbul pada aspek ini kognitif adalah semakin efektif
keyakinan seseorang dalam analisis berpikir dan dalam berlatih mengungkapkan ide – ide
atau gagasan – gagasan pribadi, maka akan mendukung seseorang bertindak dengan tepat
18 untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Aspek kognitif seseorang dapat dilihat dari
(a) cara memilirkan tindakan dan menetapkan target, (b) persepsi positif tentang situasi
yang dihadapi, dan (c) kemampuan dalam mengontrol kepercayaan tenatng kemampuan
diri sendiri.
2. Motivasi, merupakan keyakinan seseorang untuk dapat memotivasi diri melalui
pikirannya untuk melakukan tindakan dan keputusan dalam mencapai tujuan yang
diharapkannya. Tiap orang berusaha memotivasi diri dengan menetapkan keyakinan pada
tindakan yang akan dilakukan, merencanakan tindakan yang akan direalisasikan.
Motivasi dalam self efficacy digunakan untuk memprediksikan kesuksesan dan
7
Ikha Putri Khanti Lestari, Skripsi: “Upaya Peningkatan Self Efficacy Rendah Terhadap Pemilihan Karir Dengan
Konseling Behavior Teknik Modeling Simbolik Pada Siswa Kelas VIII E SMPN 6 Batang”,
(Semarang:UNS,2014),hal.16-17.
kegagalan seseorang. Aspek motivasi seseorang dapat dilihat dari cara mengontrol
kecemasan dan perasaan depresif, pemahaman akan situasi dan permasalahan, serta
tanggapan positif terhadap situasi dan permasalahan.
3. Seleksi, merupakan keyakinan seseorang untuk menyeleksi tingkah laku dan lingkungan
yang tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Seleksi tingkah laku
mempengaruhi perkembangan personal. Asumsi yang timbul pada aspek ini adalah
ketidamampuan orang dalam melakukan seleksi tingkah laku membuat orang tidak
percaya diri, bingung, dan mudah menyerah ketika menghadapi situasi konflik. Seleksi
terhadap lingkungan dan aturan yang ada di dalmnya juga sangat berpengaruh terhadap
self efficacy yang dimiliki oleh seseorang.
4. Afeksi, merupakan kemampuan dalam mengtasi emosi yang timbul dalam diri sendiri
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Afeksi digunakan untuk mengontrol kecemasan
dan perasaan depresif yang menghalangi pola – pola pikir yang benar untuk mencapai
tujuan.”8
8
Ibid,hal.17-18.