Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TEORI KEPRIBADIAN CARL GUSTAV JUNG

Oleh :

1. Muhammad Fanani 1511416099


2. Yosephin Monika 1511416111
3. Febri Nurohman 1511416113
4. Muhammad Aditya Nugroho 1511416124
5. Reza Putra Pamungkas 1511416125

Jurusan Psikologi

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

2017
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kepribadian berasal dari kata latin pesona yang berarti topeng, karena layaknya
topeng, kepribadian menjadi cirri khas dari pemakaianya, karena topeng bukanlah sesuatu
yang pasti ada dalam seseorang, terdapat wajah disembunyikan, yaitu wajah aslinya yang
dalam, yaitu aspek-aspek yang lebih penting dari kepribadian, atau apa-apa yang
mempengaruhi kepribadian.

Para ahli mendefinisikan kepribadian berbeda-beda, salah satunya teori kepribadian


Carl Jung yang akan kita bahas dalam makalah ini, Carl Jung lahir pada tanggal 26 Juli
1875 di Kessly, dan dibesarkan ditempat Universitas Basel berada.

Gambaran teori Carl Jung di anggap paling rumit oleh banyak ahli lain, karena
kepribadian jung sendiri yang sangat kontraduktif terhadap hal-hal yang lain. Dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai pandangan manusia menurut Carl Jung, konsep
utama menurut Carl Jung, struktur kepribadian Carl Jung, Proses perkembangan
kepribadian Carl Jung, aplikasi, serta evaluasi terhadap teori Jung.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Carl Jung terhadap manusia?
2. Bagaimana konsep utama teori Carl Jung?
3. Bagaimana perkembangan kepribadian menurut Carl Jung?
4. Bagaimana strukur kepribadian menurut Carl Jung?
5. Bagaimana aplikasi dalam teori kepribadian Carl Jung?
C. Tujuan
1. Mengetahui pandangan Carl Jung terhadap manusia.
2. Mengetahui konsep utama teori Carl Jung,
3. Mengetahui perkembangan kepribadian menurut Carl Jung.
4. Mengetahui struktur kepribadian menurut Carl Jung.
5. Mengetahui aplikasi teori Carl Jung.

D. Manfaat
Makalah ini dibuat agar pembaca dapat memahami Teori kepribadian Carl Jung
dengan mudah dan dapat mengevaluasi teori tersebut.

II

ISI
A. Biografi Carl Jung

Carl Gustav Jung lahir pada tanggal 26 juli 1875 di Kesswil, sebuah kota di Danau
Costance, Swiss. Kakeknya dari pihak ayah, Carl Gustav Jung tua, adalah seorang
fisikawan terkenal di Basel dan seorang yang dikenal baik di kota itu.

Ayah dan ibu jung adalah anak terakhir dari 13 bersaudara. Ayah Jung, Johann
Paul Jung, seorang pejabat dalam Pembentukan Gereja Swiss (Swiss Reformed
Chruch). Ibunya, Emilie Preiswerk Jun, adalah anak dari ahli teologi.
Jung (1961) menggambarkan ayahnya sebagai seorang yang idealis
sentimental dengan keragu-raguan mengenai keyakinan agamanya. Terhadap ibunya,
Jung melihatnya sebagai orang yang mempunyai dua sisi. Sisi yang pertama, ibunya
adalah seorang yang realistis, praktis, dan berahti hangat. Disisi lainnya, ibunya tidak
stabil, percaya pada hal-hal mistis, spiritual, kuno, dan keji. Jung, sebagai anak
emosional dan sensitive, lebih mengidentifikasi ibunya padasisi yang kedua, yang
disebutnya dengan kepribadian nomordua, atau kepribadian malam (night personality)
(Alexander, 1990).Setelah terpisah dari ibunya beberapa bulan, Jung pun tidak
percaya dengan kata “cinta”. Beberapa tahun kemudian, Jung masih mengasosiasikan
“wanita” dengan sesuatu yang tidak bias dipercaya, sementara kata “ayah” berarti
sesuatu yang bias dipercaya, namun tidak berkuasa (Jung, 1961).
Setelah keluarga Jung pidah di pinggiran kota Basel, muncul mimpi-mimpi
Jung yang paling awal. Mimpi ini yang mempengaruhi kehidupannya di masa
mendatang, dan konsepnya mengenai ketidaksadaran koletif (collective unconscious)
akan digambarkan dalam beberapa bab berikut.
Selama bersekolah, Jung secara bertahap mulai menyadari adanya dua aspek
yang terpisah darinya. Ketika Jung berusia 16-19 tahun, teori kepribadian yang
dikemukakannya mengenai kepribadian no 1 tampil lebih dominan dan secara
bertahap “menekan dunia perasaan intuitif” kariernya karena setiap hari didukung
oleh kesadaran akan keberhasilan kepribadiannya.
Profesi pertama yang dipilih Jung adalah arkeologi, tetapi ia juga tertarik pada
bidang biologi, sejarah, filsafat, dan ilmu alam. Karena Jung kekurangan uang,
terpaksa ia bersekolah di dekat rumahnya dan masuk Universitas Basel. Universitas
ini merupakan institusi sekolah tanpa guru arkeologi.
Jung membacabuku Freud yang berjudulInterpretation of Dream (Freud,
1900/1953) tidak lama setelahbukuituterbit, nauniatidakterlaluterksan (Singer, 1994).
Ketika Jung membacaulangbukuitubeberapakemudian, ia mempunyai pemahaman
lebih baik mengenai gagasan Freud.
Freud yakin bahwa Jung adalah orang yang ideal untuk menjadi
penggantinya. Freud merasa nyaman dengan Jung dan menghormatinya karena ia
sangat terpelajar. Kualifikasi tersebut mendorong Freud untuk menunjuk Jung sebagai
ketua International Psycoanalytic Association yang pertama.

B. Pandangan Manusia menurut Carl Jung


Jung memandang manusia sebagai makhluk yang kompleks dengan banyak
kutub yang berlawanan. Pandangannya mengenai manusia ini tidak pesimistis
maupun optimistis, tidak determinitis ataupun purposif. Baginya, orang banyak
dimotivasi oleh pikiran-pikiran sadarny, sebagian oleh gambaran ketidaksadaran
personalnya dan sebagian lagi karena jejak memori laten yang diturunkan dari masa
lampaunya. Motivasi mereka berasal dari faktor kausal dan teologikal.
Kerumitan teori ini membuat teorinya tidak sederhana atau tidak bisa
digambarkan dari satu sisi saja. Tidak ada seoragpun yang sepenuhnya introvert atau
ekstrovert sepenuhnya.
Persona merupakan pecahan individu. apa yang ingin ditunjukkan kepada
orang lain biasanya merupakan sisi kepribadian yang bisa diterima secara sosial.
Kebanyakan orang berusaha untuk merahasiakan dirinya dari masyarakat dan dirinya
sendiri. selan itu, setiap pria mempunyai animadan setiap wanita memiliki animus.
Berbagai kompleks dan arketipe menarik perhatian orang-orang dan hal
tersebut bertanggung jawab atas sebagian besar kata-kata, tindakan, serta khayalan
mereka. Meskipun orang bukanlah penguasa dalam rumah mereka sendiri, tidak ada
satu orangpun yang sepenuhnya didominasi oleh dorongan diluar kendali mereka.
Pada dimensi aspek biologi atau sosial dari kepribadian, Jung benar-benar
melandaskan teorinya pada dimensi aspek biologi. Ketidaksadaran kolektif yang
bertanggung jawab pada begitu banyak tindakan, menjadi bagian dari warisan ilmu
biologi. Selain mengenai hubungan antara dokter dan pasien, Jung tidak banyak
mengungkapkan tentang efek diferensial dari praktik-praktik sosial yang spesifik.
Sebenarnya, di dalam kajiannya mengenai berbagai kebudayaan, ia menemukan
perbedaan yang bersifat dangkal, dalam persamaan. Jadi, psikologi analitis dapat
dinilai cukup tinggi dalam hal persamaan antar individu dan dinilai rendah dalam hal
perbedaan individu.
D. Konsep Utama dan Struktur Kepribadian Carl Jung

Jung memandang manusia sebagai makhluk yang kompleks dengan banyak kutub
yang berlawanan. Pandangannya mengenai manusia ini tidak pesimistis maupun
optimistis, tidak determinitis ataupun purposif. Baginya, orang banyak dimotivasi
oleh pikiran-pikiran sadarny, sebagian oleh gambaran ketidaksadaran personalnya dan
sebagian lagi karena jejak memori laten yang diturunkan dari masa lampaunya.
Motivasi mereka berasal dari faktor kausal dan teologikal.

Kerumitan teori ini membuat teorinya tidak sederhana atau tidak bisa
digambarkan dari satu sisi saja. Tidak ada seoragpun yang sepenuhnya introvert atau
ekstrovert sepenuhnya.

Persona merupakan pecahan individu. apa yang ingin ditunjukkan kepada orang
lain biasanya merupakan sisi kepribadian yang bisa diterima secara sosial.
Kebanyakan orang berusaha untuk merahasiakan dirinya dari masyarakat dan dirinya
sendiri. selan itu, setiap pria mempunyai animadan setiap wanita memiliki animus.

Berbagai kompleks dan arketipe menarik perhatian orang-orang dan hal tersebut
wab atas sebagian besar kata-kata, tindakan, serta khayalan mereka. Meskipun orang
bukanlah penguasa dalam rumah mereka sendiri, tidak ada satu orangpun yang
sepenuhnya didominasi oleh dorongan diluar kendali mereka.

Pada dimensi aspek biologi atau sosial dari kepribadian, Jung benar-benar
melandaskan teorinya pada dimensi aspek biologi. Ketidaksadaran kolektif yang
bertanggung jawab pada begitu banyak tindakan, menjadi bagian dari warisan ilmu
biologi. Selain mengenai hubungan antara dokter dan pasien, Jung tidak banyak
mengungkapkan tentang efek diferensial dari praktik-praktik sosial yang spesifik.
Sebenarnya, di dalam kajiannya mengenai berbagai kebudayaan, ia menemukan
perbedaan yang bersifat dangkal, dalam persamaan. Jadi, psikologi analitis dapat
dinilai cukup tinggi dalam hal persamaan antar individu dan dinilai rendah dalam hal
perbedaan individu.
E. Dinamika Kepribadian menurut Carl Jung
1. KAUSALITAS dan TELEOLOGI
Kausalitas menyatakan bahwa masa kini menyajikan kondisi pada saat ini dan
dalam pengalaman yang asli. Freud sangat bersandar pada penjelasannya bahwa sikap
orang dewasa bergantung pada pengalaman masa kecilnya. Jung megkritisi pendapat
ini mengatakan bahwa Freud bergantung pada satu sisi saja, yaitu kausalitas dan
bersikeras bahwa pandangan kausal tidak dapat menjelaskan seluruh motivasi.
Sebaliknya, teleologi mmenyatakan bahwa kejadan masa kini dimotivasi oleh tujuan
dan aspirasi akan masa depapn yang secara langsung menentukan nasib seseorang.
Adler juga berpendapat mengenai hal ini dan bersikeras bahwa orang-orang
termotivasi oleh persepsi kesadaran dan ketidaksadaran dari tujuan akhir fiktif. Jung
tidak sekeras Adler dalam masalah ini, tetapi jung mengatakan bahwa perilaku
manusia terbentuk oleh kedua faktor kekuatan kausal serta teleologi dan bahwa
penjelasan kausal harus lah seimbang dengan penjelasan teleologi.

Pendapat Jung pada keseimbangan terkihat dari konsepnya tentang mimpi. Ia


setuju dengan Freud bahwa kebanyakan mimpi dilahirkab akibat kejadian masa lalu
dan itu dikarenakan pegalaman sebelumnya. Di lain pihak, Jung megklaim bahwa
beberapa mimpi dapat membantu seseorang untuk menentukan arah masa depannya,
seperti mimpi mengambill penemuan yang penting dalam bidang pengetahuan alam
yang akan membantunya menentukan kariernya dikemudian hari.
2. PROGRESI DAN REGRESI

Untuk mencapai realisasi diri, orang harus mengadaptasi tidak hanya


lingkungan luar mereka, tetapi juga dunia dalalm diri mereka sendiri. Adaptasi kepada
dunia luar menjadi aliran keluar dari energi psikis yang disebut dengan progresi,
sedangkan adaptasi ke dalam bergantung pada energi yang berlawanan arahnya yang
disebut dengan regresi. Kedua hal tersebut sangat penting bagi manusia jika mereka
ingin mencapai tingkat perkembangan individu dan realisasi diri.

Progresi akan membuat manusia bereaksi secara konsisten terhadaoa kondisi


lingkungan tertentu,sedangkan agresi adalah suatu langkah mundur yang diperlukan
dalam sebuah dalalm sebuah perjalanan menuju kesuksesan. Regresi mengaktifkan
psikis ketidaksadaran, sebuah alat penting untuk mencari solusi bagi semua masalah.
Jiika berdiri sendiri, baik progresi ataupun regresi, maka tidak ada yang bergerak
menuju pembangunan diri. Masing-masing dapat menjadi terlaku pengaruh sehingga
akan berakibat kegagalan dalam proses adaptasi. Akan tetapi, jika keduanya b ersatu,
maka keduanya akan saling bekerjasama mengaktifkan proses pengembangan
kepribadian yang sehat (Jung, 1928/1960).

Regresi dapat dilkihat dalam krisis paruh bayah yang dialami Jung, masa dimana
kondisi psikisnya berballik menuju ketidaksadaran dan menjauh dari pencapaian yang
signifikan. Jung menghabiskan sebagian waktunya untuk menulisa atau mengajar.
Regresi mendominisi hidupnyapada saat progresi progresi hampir mendekati titik
nadir. Setelah itu, Jung bergerak dari periode ini menuju keseimbangan psikisdan
sekali lagi ia menjadi tertarik dengan dunia luar. Akan tetapi pengalaman regresifnya
dengan dunia dalam telah membekas secara permanen dan membuatnya berubah.
Jung (1961) percaya bahwa langkah regresif di diperlukakn unruk menciptakan
kepribadian yang seimbang dan untuk menumbuhkanproses realisasi diri.

F. Aplikasi

Dalam teori ini Carl Gustav Jung memakai teknik asosiasi, sehingga tes itu
disempurnakan dan dikembangkan oleh Jung. Tujuan tes asosiasi Jung adalah untuk
mengungkap perasaan-perasaan yang bermuatan kompleks. Gambaran-gambaran
yang terikat dalam lingkaran kompleks mempunyai muatan emosi yang besar, dan
ungkapan emosional itu dapat diukur. Jung memakai 100 kata sebagai stimulus, yang
dipilih/ disusun untuk memancing reaksi emosi. Lalu, klien diminta untuk merespon
setiap kata dengan kata yang muncul dalam pikirannya. Respon kata itu dicatat,
dilengkapi dengan pengukuran waktu reaksi, degub jantung, dan respon galvanik
kulit. Dilakukan tes ulang untuk memperoleh konsistensi jawaban. Reaksi-reaksi
menjadi pertanda bahwa stimulus kata itu menyentuh kompleks.

Psikoterapi

4 tahapan menurut Jung yang akan dilewati oleh klien ketika menjalani terapi:

1. Konfensi
Mirip dengan katarsis dari Freud, Klien memuntahkan isi-isi taksadar yang
mengganggunya, dengan memaki objek disekitarnya (terutama terapis)
sebagai sarana.
2. Eludikasi
Tahap interpretasi dan penjelasan, penyebab timbulnya tingkahlaku neurosis
yang tidak dikehendaki, mirip dengan transferensi dari Freud.
3. Edukasi
Terapis mendorong klien untuk mempelajari tingkahlaku baru, agar klien
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan menjawab tantangan yang
muncul.
4. Transformasi
Memberi jalan klien mencapai realisasi diri. Membantu klien belajar
membedakan berbagai aspek jiwa, sehingga pasien itu mampu mengatur
aspek-aspek itu dalam harmoni dan merealisasi semua potensinya.

Jung memakai pendekatan elektik dalam teori dan praktek psikoterapinya. Akan
tetapi ia juga bertindak tergantung kepada usia klien, tahap perkembangan klien, dan
jenis neurosis klien. Sebagian klien Junng banyak mengalami kehilangan makna dan
tujuan hidup, serta takut mati. Jung berusaha membantu klien semacam itu untuk
menemukan orientasi filosofis mereka masing-masing. Tujuan terapi Jung adalah
membantu klien neurotik menjadi lebih sehat dan mendorong klien yang lebih sehat
untuk bekerja mandiri mencapai realisasi-dirinya. Teknik analisis mimpi juga dipakai
untuk menemukan materi taksadar.

Analisis Mimpi

Menurut Jung, mimpi itu mempunyai makna yang harus dicermati secara
seksama, mimpi muncul dari dalam dunia berbentuk simbolik. Jung memandangan
mimpi sebagai bagian dari pengembangan kepribadian atau proses taksadar yang
menggammbarkan rencana masa depan dan memecahkan masalah. Tujuab interpretasi
mimpi dari Jungadalah mengungkap elemen-elemen yang ada ditaksadar pribadi dan
kolektif. Ada tiga jenis mimpi yang sarat dengan muatan arsetip, yakni mimpi besar ,
mimpi tipikal, dan mimpi anak-anak. Interpretasi mimpi juga membutuhkan
pemahaman mengenai sofat kesadaran pemimpi, karena mimpi timbul dari
ketidaksadaran yang menjadi kebalikan dari kesadaran. Ada tiga metoda analisis
mimpi dari Jung: Amplifikasi, rangkaian mimpi, dan imajinasi aktif.
G. Evaluasi Teori
Teori Jung berpengaruh terhadap psikologi modern pada pengembangan riset
asosiasi kata, dan konsepnya mengenai type introversi dan ekstraversi. Konsep Jung
juga mengenai realisasi diri muncul dalam teori dan aplikasi kepribadian dari banyak
pakar lainnya, namun Jung jarang disebut sebagai penemu dari konsep ini. Teori Jung
juga banyak menyentuh dunia religius, baik memakai pandangan agama unntuk
memahami kehidupan jiwa manusia, atau sebaliknya memakai pendekatan
fenomenologis dari psikologi untuk memahami agama. Teori Jung masih bersifat
konsep-konsep yang membutuhkan banyak hipotesa dan uji eksperimen. Pikiran-
piiran dan konsep-konsep Jung yang orisinil dan berani dalam nengunkap isi-isi jiwa
manusia, setara dengan Freud.
Jung dikritik dalam pemakaian metode riset komparatif, pengabaian kontrol
dalam eksperimen, dan konsepnya mengenai taksadar kolektif, bersifat spekulatif.
Teorinya dikembangkan dari pengalaman-pengalaman pribadi seperti halusinasi,
depresi-keinginan bunuh diri, dan agresi, sukar dibuktikan secara ilmiah. ketertarikan
atau keterlibatannya dengan okultisme, agama, dan mitologi, membuat semakin jauh
dari analisis ilmiah.
III
PENUTUP
Dari beberapa sub bab diatas, kita dapat mengetahui bahwa Carl Gustav Jung
mengemukakan teori kepribadian yang bersifat racial atau phylogenic. (Filogenik:
evolusi genetika yang bersifat dengan sekelompok makhluk hidup. Sehingga asal
kepribadian secara filogenik berada di keturunan, melalui jejak ingatan dari
pengalaman masa lalu ras manusia). Dasar kepribadian bersifat archiac, earth mother,
child, wise old man, dan anima, semuanyaa menjadi predisposisi bagaimana orang
menerima dan merespon dunia.

Anda mungkin juga menyukai