Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PERCAYA DIRI DAN PENGENDALIAN EMOSI DIRI TERHADAP EFIKASI

GURU DIMODERASI IDEALISASI PENGARUH DI SMP NEGERI KECAMATAN JUWANA,


KABUPATEN PATI
The Influence of Self Confidence and Emotional Self Control To The Teacher’s Efficacy
Moderated By Idealized Influence In The Government’s Junior High In Juwana District, Pati
Regency

Iswahyudi
Program Pascasarjana Universitas Stikubank Semarang
pakis.4ji@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh percaya diri dan pengendalian emosi
diri terhadap efikasi guru dimoderasi Idealisasi pengaruh. Populasi penelitian adalah guru PNS di empat SMP
Negeri di kecamatan Juwana, kabupaten Pati. Penarikan sampel menggunakan metode sampling proposional. Jumlah
sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Jumlah data yang dapat
dianalisis sebanyak 120. Teknik analisis data menggunakan model quasi moderator berbasis regresi interaksi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (1) dimensi percaya diri berpengaruh terhadap efikasi guru, (2) dimensi pengendalian
emosi diri berpengaruh terhadap efikasi guru, (3) Idealisasi pengaruh berpengaruh terhadap efikasi guru, (4)
Idealisasi pengaruh memoderasi pengaruh percaya diri terhadap efikasi guru, (5) Idealisasi pengaruh memoderasi
pengaruh pengendalian emosi diri terhadap efikasi guru.

Kata kunci : percaya diri, pengendalian emosi diri, Idealisasi pengaruh, efikasi guru.

ABSTRACT
This research’s purpose is to find how the influence of self confident and emotional self control to the teacher’s
efficacy moderated by Idealized influenced. The study population is a government school teachers in four Junior
High School in the district Juwana, Pati regency. Sampling using proportional sampling method . The number of
samples by using the formula Slovin.. Collecting the data using questionnaires . The amount of data that can be
analyzed as many as 120. The data were analyzed using regression -based model of quasi moderator interaction.
The results showed that ( 1 ) the dimensions of confidence affect the efficacy of teachers , ( 2 ) the dimensions of
emotional self- control affect the efficacy of teachers , ( 3 ) Idealized influenced influence on the efficacy of teachers
, ( 4 ) Idealized influenced moderates influence of confidence on the efficacy of teachers , ( 5 ) Idealized influenced
moderates influence of emotional self- control on the efficacy of teachers .

Keywords: Self confidence, emotional self control , Idealized influenced, teacher’s efficacy

PENDAHULUAN profesionalitas untuk memenuhi hak yang


Kualitas manusia yang dibutuhkan oleh sama bagi setiap warga negara dalam
bangsa Indonesia pada masa depan adalah memperoleh pendidikan yang bermutu.
mampu menghadapi persaingan yang semakin Pendidikan adalah usaha sadar untuk
ketat dengan bangsa lain di dunia. Kualitas menyiapkan peserta didik agar dapat memainkan
manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui perannya dimasa yang akan datang. Pendidikan
penyelenggaraan pendidikan yang bermutu menempati posisi yang strategis dalam
oleh pendidik profesional (PP No 74/2008). meningkatkan kualitas manusia Indonesia, baik
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang menyangkut aspek kehidupan spiritual, sosial,
Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa intelektual maupun profesional terutama
pendidik merupakan tenaga profesional. Oleh dikaitkan dengan tuntutan pembangunan yang
karena itu, guru sebagai pendidik profesional menempatkan manusia pada posisi sebagai
mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang subyek pelaku maupun obyek sasaran
sangat strategis. Guru sebagai tenaga profesional pembangunan.
mempunyai visi terwujudnya penyelenggaraan Dalam proses pendidikan di sekolah,
pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip guru memegang peranan utama. Perilaku guru
1
dalam proses pendidikan akan memberikan kuat, dan mampu mengendalikan emosi dirinya.
makna dan warna yang kuat bagi pembinaan Guru yang memiliki rasa percaya diri yang
perilaku dan kepribadian siswa. Untuk dapat tinggi, akan merasa yakin dan mampu
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, melaksanakan tugas guru dengan baik.
seorang guru dituntut memiliki beberapa Demikian juga jika mampu mengendalikan
kemampuan dan ketrampilan tertentu. Guru emosi dirinya, guru akan semakin bisa
adalah salah satu unsur utama dalam proses mengontrol penampilan dan akan menambah
pendidikan. keyakinannya. Efikasi Guru juga terbentuk
Untuk mewujudkan fungsi, peran, dan karena lingkungan budaya yang mendukung.
kedudukan guru, seorang guru perlu memiliki Kepemimpinan transformasional
kualifikasi akademik, kompetensi, dan memberikan, kontribusi sangat baik untuk
sertifikat pendidik yang sesuai dengan standar efektivitas organisasi dan mendapatkan
pendidik. Kompetensi yang dimaksud meliputi keunggulan kompetitif. kepemimpinan
kompetensi pedagogik, kompetensi transformasional sebagai model kepemimpinan
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi yang dapat memaksimalkan potensi guru untuk
profesional yang diperoleh melalui pendidikan mencapai tujuan organisasi. Salah satu dimensi
profesi. Disamping persyaratan tersebut, dalam kepemimpinan transformasional adalah
melaksanakan tugasnya guru perlu memiliki idealisasi pengaruh kepada bawahan.
keyakian diri bahwa ia mampu melaksanakan Idealisasi pengaruh menekankan pada
tugas tersebut. bawahan untuk berusaha keras agar menjadi
Bandura (1997:3) menyebut keyakinan lebih baik dan merefleksikan apa yang sudah
akan rasa mampu tersebut sebagai efikasi (self diperbuat. Secara tipikal bawahan merasa
efficacy) yaitu sebuah konstruk psikologis hormat dan percaya terhadap pemimpinnya.
yang menggambarkan keyakinan seseorang Mereka mengidentifikasi pemimpinnya sebagai
atas kapabilitasnya sendiri untuk orang yang memiliki visi dan nilai, memegang
mengorganisasi dan memutuskan langkah-
teguh nilai dan mengaktualisasi pada setiap
langkah yang diperlukan dalam mencapai
tindakannya, sehingga pemimpin menjadi
tujuan tertentu. Efikasi guru berarti keyakinan
diri seorang guru atas kapabilitasnya untuk model peran, dikagumi, dihormati dan
mengorganisasi dan memutuskan langkah- dipercaya bawahannya.
langkah yang diperlukan agar berhasil Idealisasi pengaruh diduga kuat
memenuhi suatu tugas pengajaran dan berpengaruh terhadap efikasi guru.
kependidikan dalam konteks tertentu Berdasar hal tersebut penelitian ini
(Tschannen-Moran et al., 1998:33). Efikasi bertujuan untuk menguji dan menganalisa :
guru yang tinggi sangat menguntungkan bagi 1. apakah percaya diri berpengaruh positif
peningkatan hasil belajar siswa (Nunn & Jants, terhadap efikasi guru?
2009:600), karena guru berefikasi tinggi 2. apakah pengendalian emosi diri berpengaruh
memiliki energi psikologis yang besar untuk positif terhadap terhadap efikasi guru?
mencurahkan segala sumber daya dan 3. apakah idealisasi pengaruh berpengaruh
potensinya bagi keberhasilan pendidikan. positif terhadap efikasi guru?
Keyakinan/ efikasi guru tersebut diduga 4. apakah idealisasi pengaruh memperkuat
kuat dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan pengaruh percaya diri terhadap efikasi guru ?
budaya sekolah. Dalam penelitian ini, dimensi dan
kecerdasan emosional mengikuti Tahir 5. apakah idealisasi pengaruh memperkuat
Mehmood (2013) yang mengadopsi pendapat pengaruh pengendalian emosi diri terhadap
peneliti terdahulu dan menjabarkan kecerdasan efikasi guru?
emosional dalam enam dimensi yaitu: (1)
kesadaran emosi diri (emotional self awareness),
LANDASAN TEORI
(2) percaya diri (self confidence), (3)
pengendalian emosi diri (emotional self control), Konsep Percaya Diri
(4) prestasi (achievement), (5) pengembangan Percaya diri adalah keyakinan pada
lainnya (developing the others), dan (6) kemampuan dan penilaian (judgement) diri
manajemen konflik (conflict management). sendiri dalam melakukan tugas dan memilih
Guru akan dapat meningkatkan pendekatan yang efektif. Hal ini termasuk
efikasinya jika memiliki rasa percaya diri yang

2
kepercayaan atas kemampuannya menghadapi mampu berperilaku tenang dalam situasi stres,
lingkungan yang semakin menantang dan (3) tetap berpikir positif,bahkan saat baru coba-
kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya. coba, dan (4) tetap tanang dalam situasi stres.
Sedangkan kepercayaan diri adalah sikap positif Pengendalian emosi diri dapat dilatih dengan
seorang individu yang meningkatkan cara (1) berlatih sabar., (2) jangan berbalas
kemampuan dirinya untuk mengembangkan debat, (3) perlu kehadiran pihak ketiga yang
penilaian positif baik terhadap diri sendiri netral, (4) cari titik temu, dan (5) tidak perlu
maupun terhadap lingkungan atau situasi yang menyimpan dendam.
dihadapinya. Hal ini bukan berarti induvidu Kecerdasan emosional adalah kombinasi
tersebut mampu dan kompeten melakukan dari kemampuan yang menggabungkan
segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri kemungkinan untuk membedakan perasaan
yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada dalam diri dan pada individu lainnya,
adanya beberapa aspek dari kehidupan induvidu memanfaatkan perasaan untuk meningkatkan
terseburt dimana ia merasa memiliki pelaksanaan , memahami perasaan dan informasi
kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa antusias , dan perasaan langsung dalam diri dan
dia bisa karena didukung oleh pengalaman, pada individu lain ( Mayer dan Salovey , 1997) .
potensi aktual, prestasi serta harapan yang Para guru yang memiliki kelebihan kecerdasan
realistik terhadap diri sendiri. emosional, mereka dapat melakukan lebih baik
Percaya diri merupakan suatu keyakinan daripada yang lain yang kurang memiliki
dan sikap seseorang terhadap kemampuan pada kecerdasan emosional Mehmood (2013).
dirinya sendiri dengan menerima secara apa
adanya baik positif maupun negatif yang Konsep Emotional Queition (EQ)
dibentuk dan dipelajari melalui proses belajar Emotional Quotient (EQ) atau
dengan tujuan untuk kebahagiaan dirinya. kecerdasan emosional yaitu sebagai kemampuan
Salah satu langkah pertama dan utama mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan
dalam membangun rasa percaya diri dengan orang lain, kemampuan memotivasi diri sendiri
memahami dan meyakini bahwa setiap manusia dan kemampuan mengelola emosi dengan baik
memiliki kelebihan dan kelemahan masing- pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan
masing. Kelebihan yang ada didalam diri orang lain (Goleman, 2004 : 512). Selain itu
seseorang harus dikembangkan dan kecerdasan emosional juga dianggap sebagai
dimanfaatkan agar menjadi produktif dan keterampilan mengelola emosi secara cerdas,
berguna bagi orang lain. pemahaman mengenai diri sendiri dan perasaan
Dimensi Percaya Diri (Self Confidence) orang lain kepekaan dalam bersikap terhadap
adalah bagian dari variabel kecerdasan masalah-masalah manusiawi yang mencakup
emotional (emotional Quotient) yang kesadaran diri dan kendali dorongan hati,
dikembangkan oleh Mayer and Salovey, dalam ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati
Mehmood (2013). dan kecakapan sosial. Karena hal tersebut
Pengandalian Emosi Diri Emotional Quotient dianggap keterampilan
Emosi sebagai setiap kegiatan atau bagaimana kita mengubah kecerdasan hati
pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, keadaan seperti ketangguhan inisiatif, optimisme,
mental yang hebat dan meluap-luap (Goleman, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi
20014). Chaplin (1989) dalam Dictionary of dasar penelitian baru. Sehingga dengan
psychology, emosi adalah sebagai suatu keadaan keterampilan tersebut dapat mengisi kekurangan
yang terangsang dari organisme mencakup yang senantiasa menyelimuti manusia, baik
perubahan-perubahan yang disadari, yang karena lemahnya fisik maupun psikis serta
mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. pengetahuannya.
Chaplin (1989) membedakan emosi dengan Kecerdasan emosional adalah kombinasi
perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman dari kemampuan yang menggabungkan
disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang kemungkinan untuk membedakan perasaan
eksternal maupun oleh bermacam-macam dalam diri dan pada individu lainnya,
keadaan jasmaniah. memanfaatkan perasaan untuk meningkatkan
Pengendalian Emosi Diri , dimaknai pelaksanaan , memahami perasaan dan informasi
sebagai kemampuan untuk mengelola emosi dan antusias , dan perasaan langsung dalam diri dan
desakan-desakan hati yang merusak, meliputi : pada individu lain ( Mayer dan Salovey , 1997) .
(1) mampu menolak untuk bertindak,, (2) Para guru yang memiliki kelebihan kecerdasan

3
emosional, mereka dapat melakukan lebih baik Menurut Campbell (1996) Efikasi Guru
daripada yang lain yang kurang memiliki adalah keyakinan guru bahwa ia dapat
kecerdasan emosional (Mehmood, 2013). melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk
memengaruhi hasil belajar siswa. Guru dengan
Dimensi Kecerdasan Emosional Diri efikasi yang tinggi tanggap mengenai kebutuhan
siswa dalam lingkungan belajar, melibatkan
Pendimensian Percaya Diri dan siswa dalam belajar, menggunakan berbagai
Pengendalian Emosi Diri dari variabel metode pembelajaran dan mengontrol perilaku
emotional Quotient (EQ) Mayer and Salovey kelas yang diinginkan.
(2004), yang mengembangkan kecerdasan
emosional dalam 6 dimensi sebagai berikut: Idealisasi Pengaruh
1. Kecerdasan Emosional (Emotional Self Menurut Bass (1999 : 11)
Awareness) kepemimpinan transformasional memiliki 4
2. Percaya Diri (Self Confidence) (empat) dimensi, yaitu :
3. Pengendalian Emosi Diri (Emotional Self Idealisasi Pengaruh adalah
Control)
pemimpin yang menekankan pada
4. Prestasi (Achievement)
5. Mengembangkan Lainnya (Developing bawahan untuk berusaha keras agar
Others) menjadi lebih baik dan merefleksikan apa
6. Manajemen Konflik (Conflict Management) yang sudah diperbuat. Secara tipikal
bawahan merasa hormat dan percaya
Konsep Efikasi Guru terhadap pemimpinnya. Mereka
Menurut Albert Bandura (1989), Self mengidentifikasi pemimpinnya sebagai
Efficacy adalah keyakinan terhadap kemampuan orang yang memiliki visi dan nilai,
seseorang untuk menggerakkan motivasi, memegang teguh nilai dan
sumber-sumber kognitif, dan serangkaian mengaktualisasi pada setiap tindakannya,
tindakan yang diperlukan untuk memenuhi sehingga pemimpin menjadi model peran,
tuntutan-tuntutan dari situasi yang dihadapi. Self
dikagumi, dihormati dan dipercaya
Efficacy pada dasarnya berkaitan dengan
pelaksanaan kontrol daripada hasil tindakan bawahannya.
yang menghasilkan. Idealisasi Pengaruh merupakan
Ashton (1984) berpendapat bahwa salah satu dimensi dari keempat dinensi
keyakinan guru tentang kemampuan mereka kepemimpinan transformasional yang
untuk membawa hasil di kelas mereka dan dikembangkan Bass (1999 : 11). Ketiga
keyakinan mereka di dalam mengajar secara dimensi lainnya tersebut meliputi (1)
umum, memainkan peran sentral dalam motivasi inspirasional, (2) Stimulasi
kemampuan mereka secara efektif melayani intelektual, (3) Perhatian individual.
siswa mereka. Tschannen-Moran, Hoy, dan Motivasi inspirasional adalah
Woolfolk Hoy dalam Smitta Dibapile (2012) pemimpin yang mampu mengarahkan
Efikasi guru didefinisikan sebagai keyakinan
dan mengispirasi bawahan dengan
atau kemampuan seorang guru dalam dirinya
untuk mengatur dan melaksanakan tindakan memberikan perasaan bermakna dan
yang diperlukan supaya berhasil dalam menantang. Pemimpin harus menumbuh
menyelesaikan tugas pengajaran pada konteks kembangkan tim spirit, menunjukan
tertentu. semangat dan optimism serta
Efikasi guru sangat menguntungkan bagi komitmennya terhadap visi organisasi.
peningkatan belajar siswa, karena guru Stimulasi intelektual adalah
berefikasi tinggi memiliki energi psikologis Pemimpin harus dapat mestimulasi
yang besar untuk mencurahkan segala sumber bawahan untuk menjadi lebih kreatif dan
daya dan potensinya bagi keberhasilan inovatif. Pemimpin harus dapat
pendidikan. Kunci tindakan adalah bertujuan mendorong bawahan untuk
seberapa kuat keyakinan untuk terus berusaha
mempertanyakan asumsi yang sudah ada,
tanpa memprediksikan hasilnya positif atau
negatif. mengeksplorasi ide, pendekatan, dan
metode baru. Pemimpin secara aktif

4
mencari ide-ide dan pemecahan masalah kecerdasan emosional dan dapat meningkatkan
yang kreatif. Ide-ide bawahan tidak efikasi guru serta akan memengaruhi kinerja.
ditentang karena perbedaan pandangan, Berdasar uraian tersebut, maka diduga
bahkan pemimpin memiliki toleransi kuat percaya diri sangat berpengaruh pada
yang tinggi terhadap kesalahan yang efikasi guru.
dibuat karena keingintahuan dari
Pengaruh Pengendalian Emosi Diri terhadap
bawahan.
Efikasi Guru
Perhatian individual adalah Seorang guru yang mempunyai
Pemimpin mengetahui kebutuhan secara pengendalian emosi diri dengan baik, dapat
individual dan bertindak sebagai pelatih, memantau omongan sendiri untuk menangkap
mentor, guru, fasilitator, dan memonitor pesan-pesan negatif seperti ejekan-ejekan
bawahan untuk menentukan bahkan tersembunyi, menyadari apa yang ada dibalik
mendorong, mengarahkan dan menerima suatu perasaan (misalnya sakit hati yang
kemajuan atau perkembangan. mendorong amarah); menemukan cara untuk
menangani rasa takut dan cemas, amarah dan
kesedihan.
Maka jika guru dalam melaksanakan
tugasnya mampu menguasai diri, mampu
Model Yang dikembangkan dalam Penelitian mengendalikan emosi atau tidak mudah emosi,
akan bisa bersikap tenang tidak gegabah dalam
Pengaruh Percaya Diri terhadap Efikasi Guru bertindak, dan dapat menyelesaikan tugasnya
Percaya Diri (Self confidence) dengan baik sehingga dapat meningkatkan
merupakan adanya sikap individu bahwa dirinya efikasi atau keyakinannya. Karena dalam
yakin akan kemampuannya sendiri untuk melaksanakan tugasnya dia lebih mengutamakan
bertingkah laku sesuai dengan yang rasio atau nalar dan memperhitungkan akibatnya
diharapkannya sebagai suatu perasaan yang daripada emosinya.
yakin pada tindakannya, bertanggung jawab
terhadap tindakannya dan tidak terpengaruh oleh Pengaruh Idealisasi Pengaruh terhadap
orang lain. Orang yang memiliki kepercayaan Efikasi Guru
diri mempunyai ciri-ciri: toleransi, tidak
memerlukan dukungan orang lain dalam setiap Kepemimpinan transformasional pada
mengambil keputusan atau mengerjakan tugas, hakekatnya menekankan seorang pemimpin
selalu bersikap optimis dan dinamis, serta perlu memotivasi bawahannya untuk melakukan
memiliki dorongan prestasi yang kuat. tanggung jawab mereka lebih dari yang mereka
Seseorang yang percaya diri dapat harapkan. Pemimpin transformasional harus
menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang sesuai mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan
dengan tahapan perkembangan dengan baik, dan mengartikulasikan visi organisasi dan
merasa berharga, mempunyai keberanian, dan bawahan harus menerima dan mengakui
kemampuan untuk meningkatkan prestasinya, kredibilitas pemimpinnya.
mempertimbangkan berbagai pilihan, serta Idealisasi Pengaruh adalah pengaruh
membuat keputusan sendiri merupakan perilaku pimpinan yang menekankan pada bawahannya
yang mencerminkan percaya diri. untuk berusaha lebih keras agar menjadi lebih
Percaya diri merupakan dasar dari baik dan merefleksikan apa yang sudah
motivasi diri untuk berhasil. Agar termotivasi diperbuatnya. Dengan pengaruh-pengaruh untuk
seseorang harus percaya diri. Banyak orang yang berfikir dan bertindak idealis akan memengaruhi
mempunyai kekurangan tetapi dapat bangkit efikasi guru.
melampaui kekurangannya sehingga benar benar
mengalahkan kekurangannya tersebut karena
mempunyai kepercayaan diri dan motivasi untuk Idealisasi Pengaruh , Percaya Diri dan
terus tumbuh serta mengubah masalah menjadi Efikasi Guru
tantangan.
Dengan percaya diri yang tinggi dalam Idealisasi Pengaruh adalah pengaruh
menjalankan tugasnya, seorang guru memiliki pimpinan yang menekankan pada bawahannya
untuk berusaha lebih keras agar menjadi lebih

5
baik dan merefleksikan apa yang sudah Berdasarkan model teoritikal
diperbuatnya. penelitian tersebut, maka diajukan hipotesis
Dalam Idealisasi Pengaruh , sesama sebagai berikut :
guru saling menghargai, saling membantu,
mengutamakan kerja tim dan keterlibatan H1 : Percaya Diri berpengaruh positif terhadap
anggota. Masing-masing anggota mempunyai Efikasi Guru
peran yang sama pentingnya, beban kerja serasa
H2 : Pengendalian Emosi Diri berpengaruh
dipikul bersama. Hal ini bisa menumbuhkan rasa
positif terhadap Efikasi Guru
percaya diri, karena masing-masing mempunyai
peran yang sama penting untuk mencapai tujuan H3 : Idealisasi Pengaruh berpengaruh positif
organisasi. terhadap Efikasi Guru
Dengan pengaruh-pengaruh yang
H4 : Idealisasi Pengaruh memperkuat
idealis membuat guru bisa berfikir dan bertindak
pengaruh percaya diri terhadap Efikasi
idealis akan meningkatkan kepercayaan diri
Guru
guru sehingga memperkuat pengaruhnya
terhadap efikasi guru. H5 : Idealisasi Pengaruh memperkuat
pengaruh pengendalian emosi diri
Idealisasi Pengaruh , Pengendalian Emosi terhadap Efikasi Guru
Diri dan Efikasi Guru
Idealisasi Pengaruh adalah pengaruh METODE PENELITIAN
pimpinan yang menekankan pada bawahannya Populasi, Sampel dan Pengumpulan Data
untuk berusaha lebih keras agar menjadi lebih
baik dan merefleksikan apa yang sudah Populasi pada penelitian ini adalah
diperbuatnya. Dengan pengaruh-pengaruh yang guru PNS SMP Negeri di kecamatan Juwana
idealis dari pimpinan membuat guru dapat Kabupaten Pati yang berjumlah 182 orang dari
berfikir dan bertindak idealis dan merasa 4 SMP Negeri, yaitu SMP Negeri 1 Juwana,
memiliki rasa tanggung jawab yang sama SMP Negeri 2 Juwana, SMP Negeri 3 Juwana
terhadap tujuan organisasi. Karena merasa dan SMP Negeri 4 Juwana. Dengan
kebersamaan, maka seorang guru akan lebih menggunakan rumus Slovin jumlah sampel
mampu mengendalikan emosinya sehingga sebanyak 125 orang.
memperkuat pengaruhnya terhadap efikasi guru. Pengumpulan data dilakukan melalui
Berdasar telaah teoritik tersebut maka kuesioner (angket) dengan menggunakan skala
dibangun model teoritikal penelitian sebagai Likert. Jumlah kuesioner yang disebar sebanyak
berikut : 125 kuesioner dan kembali sebanyak 120
kuesioner (respon rate sebesar 96%) dan semua
Idealisasi dapat dianalisa. Sementara 5 kuesioner tidak
Pengaruh kembali. Selanjutnya kuesioner dari responden
Percaya Diri yang kembali dan memenuhi persyaratan
ß4 ( Z ) ß5
ß kelengkapan dimasukkan ke dalam data base
(X1) untuk diolah lebih lanjut.
ß1 3
Efikasi
guru Definisi Operasional Variabel dan Instrumen
ß2 Penelitian
Pengendalian
(Y) Variabel Efikasi Guru adalah variabel
dependen diukur menggunakan kuesioner
Emosi Diri
dengan skala Likert yang mendeskripsikan hasil
(X2) penilaian terhadap proses dan hasil kerja yang
dicapai guru dalam melaksanakan tugasnya
Gambar: 1 Model Penelitian dengan 12 indikator yang dikembangkan oleh
Dibapile (2012).
Variabel independen dalam penelitian
Perumusan Hipotesis ini terdiri dari Percaya Diri ada 6 indikator,
pengendalian emosi diri 3 indikator diambil dari
Mehmood (2012) yang mengembangkan dari
peneliti terdahulu.

6
Variabel Idealisasi Pengaruh terdiri Keputusan menolak atau menerima
dari 8 indikator merupakan salah satu dari empat nilai F- test juga dapat dilihat nilai signifikansi
dimensi kepemimpinan transformasional yang (alpha, α) dari output SPSS-software yang
dikembangkan oleh Menurut Bass (1999 : 11). menyediakan fasilitas signifikansi (sig.).
Idealisasi Pengaruh di samping sebagai variabel Apabila nilai sig. lebih kecil sama dengan 5%
independen juga diposisikan sebagai variabel (sig. ≤ 0,05) maka H0 ditolak. Dengan kata
moderasi interaksi pengaruh percaya diri lain, hipotesis alternatif diterima; artinya model
terhadap efikasi guru dan moderasi pengendalian regresi secara statistik signifikan memenuhi
emosi diri terhadap efikasi guru. goodness of fit.
Keputusan menerima atau menolak uji
Pengujian Validitas dan Reliabilitas hipotesis nilai t test diperoleh melalui
Instrumen signifikansi (alpha) dari output SPSS –software
Instrumen penelitian diuji dengan uji yang menyediakan fasilitas signifikansi (sig).
validitas dan uji reliabilitas terhadap kuesioner. Apabila nilai sig lebih kecil dari 5% (sig <
Analisis validitas di tentukan dengan Analisis 0,05), maka hipotesis alternatif diterima artinya
faktor Kaiser-Mayer-Olkin (KMO), jika KMO > variabel independen secara statistik signifikan
0,5 dan loading factor > 0,4 maka item yang mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel
bersangkutan adalah valid (Ghozali, 2013). dependen (Y). Apabila setiap hipotesis
Untuk pertanyaan-pertanyaan yang valid menghasilkan t hitung pada level signifikansi
diteruskan ke tahap pengujian kehandalan (uji kurang atau sama dengan 5% (alpha < 0,05),
reliabilitas) maka hipotesis dinyatakan diterima.
Sedangkan uji reliabelitas ditentukan
dengan menggunakan Teknik Alpha Cronbach, HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal
(reliabel) bila memiliki koefisien atau alpha Karakteristik Responden
sebesar > 0,7.(Ghozali,2013).
Karakteristik responden penelitian
Teknik Analisis sebanyak 120 orang terdiri dari 48 orang laki-
Teknik analisis pada model regresi laki (40%) dan 72 orang perempuan (60%).
dilakukan terhadap variabel-variabel yang Komposisi responden dilihat dari umur adalah
diprediksikan mempengaruhi efikasi guru. antara 41 – 50 tahun, yaitu sebanyak 66 orang
Teknik analisis ini menggunakan model (55%), yang berusia lebih dari 50 tahun
quasi moderator berbasis regresi interaksi sebanyak 35 orang (29,2%) kemudian yang
dengan formulasi sebagai berikut. berusia 31 – 40 tahun sebanyak 15 orang
(12,5%) dan yang paling sedikit berusia kurang
Model Matematik atau sama dengan 31 tahun sebanyak 4 0rang
Y= α + β 1 X1 + β 2 X2 + β3 Z + β 4|X1 – Z| + (3,3%). Komposisi responden dilihat dari masa
β5|X2 – Z|+ e kerja adalah 15 orang (12,5%) yang baru
berpengalaman kurang atau sama dari 10 tahun,
keterangan yang berpengalaman selama 11- 21 tahun
Y = Efikasi Guru sebanyak 48 orang atau 40% yang
X1 = Percaya Diri berpengalaman lebih dari 30 tahun, hanya
X2 = Pengendalian Emosi Diri 10,8%. Dari sisi pendidikan responden yang
Z = Idealisasi Pengaruh berpendidikan sarjana (S1) sebanyak 113 orang
e = Error term (94,2%) hanya ada 7 orang yang berpendidikan
S2 serta sudah tidak ada yang belum sarjana.
Uji kesesuaian model regresi Dilihat dari golongan responden hanya terdiri
dilakukan dengan mengkonfirmasi goodness of dari 2 golongan kepangkatan yaitu golongan III
2 sebanyak 79 orang dan golongan IV sebanyak
fit yang didasarkan pada nilai R-square (R )
dan nilai F- hitung. Model regresi 41 orang, serta tidak ada yang masih
dinyatakan memenuhi goodness of fit, apabila bergolongan II.
2
mempunyai nilai R relatif tinggi dan nilai F- Uji Normalitas ditentukan dengan uji
hitung secara statistik signifikan ada level normalitas K-S bila nilai sig > 0,05 berarti
5% (α ≤ 0,05). berdistibusi normal. Analisis uji normalitas

7
menunjukkan bahwa Asymp. Sig. (2-tailed) 0,05) maka hipotesis alternatif (Hi) diterima;
0,456 berarti berdistibusi normal. artinya variabel independen (Xi) secara statistik
Uji heterokedastisitas juga dianalisis dengan signifikan berpengaruh terhadap variabel
uji Glejser-test ketentuan model regresi dependen (Y), maka pengujian masing-masing
dinyatakan bebas dari persoalan hipotesis didasarkan pada hasil uji t dengan
heteroskedastisitas apabila semua variabel level 5%. Apabila setiap hipotesis menghasilkan
independen mempunyai nilai signifikansi lebih t-hitung pada level signifikansi kurang atau
besar daripada 5% (α > 0,05). sama dengan 5% (α ≤ 0,05), maka hipotesis
dinyatakan diterima. Sebaliknya apabila
Tabel 1: Hasil Uji Glejser-test hipotesis menghasilkan t-hitung pada level
Variabel Sig signifikansi lebih dari 5% (α > 0,05), maka
Percaya Diri 0,375 hipotesis dinyatakan ditolak.
Pengendalian Emosi Diri 0,534
Idealisasi Pengaruh 0,477 HASIL UJI HIPOTESIS
Interaksi Percaya Diri dan
Idealisasi Pengaruh 0,823 Tabel 2: Hasil Uji Regresi
Interaksi Pengendalian emosi diri dan
Idealisasi Pengaruh 0,937
Hipotesis Beta Sig
.
Percaya Diri (X1) terhadap
Uji model regresi dilakukan dengan 0,189 0,024
Efikasi Guru (Y)
mengkonfirmasi goodness of fit yang didasarkan Pengendalian Emosi Diri (X2)
pada nilai R-square (R2) dan nilai F-hitung. terhadap Efikasi Guru (Y)
0,267 0,017
Model regresi dinyatakan memenuhi goodness Idealisasi Pengaruh (Z) terhadap
of fit apabila mempunyai nilai R2 relatif tinggi 0,432 0,000
Efikasi Guru (Y)
dan nilai F-hitung secara statistik signifikan Idealisasi Pengaruh memoderasi 0,210 0,019
pada level 5% (α ≤ 0,05). Analisis uji goodness percaya diri terhadap efikasi guru
of fit menunjukkan bahwa 69,278 dengan sig Idealisasi Pengaruh memoderasi
0,000 nilai F = 69,278 (sig.0,000< 0,05), maka pengendalian emosi diri terhadap 0,321 0,013
dapat disimpulkan model yang digunakan me- efikasi guru
menuhi persyaratan goodness of fit.
Pengujian model yang dilakukan dengan Hasil Uji Hipotesis 1
menggunakan koefisien determinasi (adjusted r Hasil pengujian regresi menunjukkan
square) yaitu kemampuan variabel independen bahwa percaya diri terbukti berpengaruh positif
dalam menerangkan variabel dependen. Jika terhadap efikasi guru (β = 0,189, sig = 0,024 <
Adjusted R2 yang diperoleh dari hasil 0,05). Berdasarkan hasil pengujian tersebut,
perhitungan menunjukkan semakin besar maka hipotesis 1 (H1) yang dirumuskan bahwa
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa percaya diri berpengaruh positif dan signifikan
sumbangan dari variabel terhadap variasi terhadap efikasi guru, diterima
tergantung semakin besar. Hal ini berarti bahwa
model yang digunakan semakin besar untuk Hasil Uji Hipotesis 2
menerangkan variabel dependennya. Analisis uji Hasil pengujian regresi menunjukkan
model determinasi menunjukkan bahwa adjusted bahwa pengendalian emosi diri terbukti
R Square sebesar 74,2% (baik karena lebih dari berpengaruh positip terhadap efikasi guru (β =
50%) dan 25,8% diterangkan oleh variabel bebas 0,267, sig = 0,017 < 0,05). Berdasarkan hasil
lainnya pengujian tersebut, maka hipotesis 2 (H2) yang
Uji hipotesis pengaruh variabel independen dirumuskan bahwa pengendalian emosi diri
(Xi) terhadap variabel dependen (Y) dilakukan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
dengan uji statistik-t (t-test). Hasilnya digunakan efikasi guru, diterima.
untuk menguji koefisien regresi (bi) dari
masing-masing variabel independen. Nilai t-test Hasil Uji Hipotesis 3
yang dihasilkan dapat dipakai untuk mengambil Hasil pengujian menunjukkan bahwa
keputusan menerima atau menolak dilihat dari Idealisasi Pengaruh berpengaruh positip dan
sig. (alpha, α) output SPSS-software yang signifikan terhadap efikasi guru (β = 0,432, sig
menyediakan fasilitas signifikansi (sig.). Bila = 0,000 < 0,05). Berdasarkan hasil pengujian
nilai sig. lebih kecil atau sama dengan 5% (sig. ≤ tersebut, maka hipotesis 3 (H3) yang

8
dirumuskan bahwa Idealisasi Pengaruh idealis yang menekankan pada bawahannya
berpengaruh positif dan signifikan terhadap untuk berusaha lebih keras agar menjadi
efikasi guru, diterima lebih baik dan merefleksikan apa yang sudah
diperbuatnya, karena terbukti Idealisasi
Hasil Uji Hipotesis 4 Pengaruh berpengaruh positip terhadap
Hasil pengujian menunjukkan bahwa Efikasi Guru .
Idealisasi Pengaruh terbukti memperkuat 3. Peneliti selanjutnya dapat menambahkan
pengaruh percaya diri terhadap efikasi guru faktor lain yang dapat memengaruhi Efikasi
guru (β = 0,210, sig = 0,019 < 0,05). Guru sehingga penjelasan model lebih
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, maka tinggi misalnya komitmen organisasi, budaya
hipotesis 4 (H4) yang dirumuskan bahwa organisasi dan kompensasi.
Idealisasi Pengaruh memperkuat pengaruh
percaya diri terhadap efikasi guru, diterima Implikasi Teoritik
Berdasarkan hasil pengujian yang telah
Hasil Uji Hipotesis 5 dilakukan pada bab sebelumnya, maka hasil
Hasil pengujian menunjukkan bahwa penelitian dapat memberikan implikasi teoritik
Idealisasi Pengaruh terbukti memperkuat sebagai berikut :
pengaruh pengendalian emosi diri terhadap Pertama, temuan hasil penelitian
efikasi guru (β = 0,321 sig = 0,013 < 0,05). menunjukkan bahwa dimensi percaya diri dan
Berarti hipotesis 5 (H5) yang dirumuskan bahwa pengendalian emosi diri memengaruhi efikasi
Idealisasi Pengaruh memperkuat pengendalian guru. Oleh karena itu, bagi setiap guru secara
emosi diri terhadap efikasi guru, diterima. individual harus mampu meningkatkan percaya
diri dan kemampuan mengendalikan emosi diri,
PENUTUP antara lain, secara internal melalui peningkatan
Simpulan konsep diri, mempunyai harga diri yang tinggi,
Berdasarkan hasil pengujian, penelitian ini berpenampilan yang baik serta secara eksternal
menghasilkan temuan yang dapat disimpulkan dengan meningkatkan tingkat pendidikan,
sebagai berikut: melaksanakan pekerjaan dengan senang dan
1. Percaya diri berpengaruh positif terhadap pengalaman hidup dengan lebih banyak
Efikasi Guru. berinteraksi sosial.
2. Pengendalian Emosi Diri berpengaruh Kedua, hasil penelitian menunjukkan
positif terhadap Efikasi Guru. bahwa Idealisasi Pengaruh memperkuat
3. Idealisasi Pengaruh berpengaruh positif pengaruh percaya diri dan kemampuan
terhadap Efikasi Guru. mengendalikan emosi diri terhadap efikasi guru.
4. Idealisasi Pengaruh memperkuat pengaruh Maka kepala sekolah harus mampu memotivasi
Percaya diri terhadap Efikasi Guru. bawahannya untuk berusaha lebih keras agar
5. Idealisasi Pengaruh memperkuat pengaruh menjadi lebih baik dan merefleksikan apa yang
Pengendalian emosi diri terhadap efikasi sudah diperbuatnya dengan penuh tanggung
guru. jawab.

Saran Implikasi Kebijakan

1. Kepala Sekolah di SMP Negeri di Kecamatan Bagi para guru di SMP Negeri di
Juwana Kabupaten Pati diharapkan dapat Kecamatan Juwana sebagai ujung tombak
meningkatkan Percaya diri dan Pengendalian kesuksesan pendidikan di sekolah perlu
Emosi Diri guru dengan cara menjalin dan memperhatikan kecerdasan emosional yang
meningkatkan komunikasi antar guru dan antara lain meliputi percaya diri dan
warga sekolah, peningkatan keterampilan, pengendalian emosi diri yang baik dan
pelatihan dan pembinaan guru karena terbukti menciptakan suasana kelas yang kondusif.
Percaya diri dan Pengendalian Emosi Diri Kepala Sekolah harus mampu menekankan pada
berpengaruh terhadap positip Efikasi Guru . guru untuk berusaha lebih keras agar menjadi
2. Kepala Sekolah di SMP Negeri di Kecamatan lebih baik dan merefleksikan apa yang sudah
Juwana Kabupaten Pati diharapkan dapat diperbuatnya dengan penuh tanggung jawab,
memiliki gaya kepemimpinan trans- agar semua guru dan warga sekolah merasa
formasional yang bisa memberi pengaruh diajak memiliki dan ikut bertanggungjawab

9
terhadap perkembangan sekolah, sehingga bisa Goleman, D., 2001. Emotional Intelligence.
mengembangkan potensi mereka secara optimal NewYork:BantamBooks
dan efektif. Guru juga harus memiliki
kemampuan, kepribadian dan ketrampilan untuk Ginting, B., 2011. Hubungan Budaya
mengelola sebuah lembaga pendidikan. Sebagai Organisasi Sekolah dan Kepemimpinan
seorang guru harus mampu menciptakan suasana Kepala Sekolah Dengan Kinerja Guru
kelas yang kondusif, menciptakan suasana SMAN Kota Binjai. Jurnal Tabularasa.
belajar yang nyaman dengan pengendalian PPS Universitas Medan. Vol 8. No. 1. 61-
emosi yang baik, memperhatikan kebutuhan dan 72
kenyamanan para peserta didik yang menjadi
generasi muda bangsa penerus cita-cita bangsa. Kotler, P. and Keller, K.L., 2006. Marketing
Dengan demikian, diharapkan bahwa hal Management. Twelfth Edition. New
tersebut akan memungkinkan pencapaian tujuan Jersey : Pearson International Edition.
yang diinginkan oleh sekolah dan kebutuhan Moreno, J. A. et a,l. 2010. Motivation and
yang diharapkan oleh guru itu sendiri. Performance in Physical Education : An
. Experimental Test. Journal of Sports
Science and Medicine. Vol.9.79-85.
DAFTAR PUSTAKA Mehmood, T., 2013 Impact of Emotional
Intelligence on the Performance of
Ari, G.A., Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ University Teachers, International
Power, Jakarta: Penerbit ARGA, 2006. Journal of Humanities and Social
Science
Arikunto, S., 2010. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Noels, K. A. et al. 1999. Perseptions of
RinekaCipta. Teachers’ Communicative Style and
Students’ Intrinsic and Extrinsic
Boyatzis, R.E., Goleman,D.&Hay/McBer,. Motivation. The Modern Language
1999.Emotional competence inventory. Journal.Vol.83.23-34.
Boston: Hay/McBerGroup
Noer, M. dan Rihardjo,. 2007. Pengaruh Budaya
Bernardin and Russel,. 2000. Human Resources Organisasi ,Locus of control dan
Management. New York:Mc.Graw Hill kebijakan sektor publik terhadap kinerja
Darsana, M., 2013. The Influence of Personality aparat pelayanan publik UPT Dipenda
and organizational Culture on Employee Bangkalan. Jurnal Akuntansi,Manajemen
Performance Through Oranizational Bisnis dan sektor publik.
Citizenship Behavior. The International Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Journal of Management Vol.2 Issue 4 Standar Kualifikasi Akademik dan
Dibapile, W.T.S., 2012 Teacher Efficacy and Kompetensi Guru.
Classroom Management among Botswana Petrides, K.V. et al. 2002. The Role of Trait
Junior Secondary School Teachers Emotional Intelligence in Academic
Publised doctoral dissertation, University Performance and Deviant Behavior at
of Tunnessee. School. Personality and Individual
Edannur, S., 2010. Emotional Intellegence of Differences. Vol. 36. 277-293.
Teacher Educators. Int J Edu. Vol. 2,No. Robbins, S. P. and Judge, T. A. 2009.
2. 115-121. Organizational Behavior. New Jersey :
Ghozali, I., 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Pearson International Edition.
Dengan Program IBM SPSS 19. Robbins, S. P,. 2006. Teori Organisasi:
Semarang: Badan Penerbit Universitas Struktur, Desain, dan Aplikasi.Edisi
Diponegoro. . terjemahan.Jakarta:Penerbit Arcan.

10
Singarimbun, M dan Sofyan, E., 2009. Metode Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12
Penelitian Survei. Yogyakarta : Tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan
LP3ES. Nasional. 2003. Jakarta: Diperbanyak
oleh Depdiknas Republik Indonesia.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi
(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Trihandini, Meirnayati, F. 2005. Analisis 2005. Jakarta: Diperbanyak oleh
Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Depdiknas Republik Indonesia.
Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan Warrick, 2011, The Urgent Need for Skilled
(Studi Kasus Pada Hotel Horison Transformational Leaders: Integrating
Semarang). Thesis. Universitas Transformational Leadership and
Diponegoro Semarang. 1-90. Organization Development

11
NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PERCAYA DIRI DAN


PENGENDALIAN EMOSI DIRI TERHADAP EFIKASI GURU
DIMODERASI IDEALISASI PENGARUH
DI SMP NEGERI KECAMATAN JUWANA,
KABUPATEN PATI

ISWAHYUDI
NIM : 14.5202.0154

PROGRAM STUDI S2 MANAJEMEN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG
2016

12
PENGESAHAN
RINGKASAN JURNAL TESIS

PENGARUH PERCAYA DIRI DAN PENGENDALIAN EMOSI DIRI TERHADAP


EFIKASI GURU DIMODERASI IDEALISASI PENGARUH DI SMP NEGERI
KECAMATAN JUWANA, KABUPATEN PATI

Naskah ringkasan disusun oleh penulis dan telah mendapat arahan,


persetujuan dari Pembimbing dengan mencantumkan nama tim pembimbing
sebagai co-author

ISWAHYUDI
NIM : 14.5202.0154

Jenjang Program Studi S 2 Magister Sains,


Dengan Peminatan : MSDM Pendidikan

Telah disetujui : September 2016

Pembimbing,
Co-author

Dr. H. MOHAMMAD FAUZAN, S.H,M.S


NIDN : 0007016001

13

Anda mungkin juga menyukai