Anda di halaman 1dari 10

PENTINGNYA MEMBANGUN PRIBADI PERCAYA DIRI

Rachel Fayza Rabbani


2010611111
S1 Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta
Rachel.fayza@gmail.com
ABSTRAK
Pada masa perkembangannya, terutama remaja sedang gencar mencari jati dirinya dengan
berinteraksi dengan kawan sebayanya baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Setiap
kepribadian manusia, percaya diri merupakan indikator yang penting untuk menghasilkan
keberhasilan dalam kaitannya dengan aktivitas yang ia lakukan. Akan tetapi ada hal yang tidak
dapat dimungkiri bahwa tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh masing-masing individu
berbeda-beda, dan hal tersebut dipengaruhi oleh faktor lain disamping proses pendewasaan dirinya
sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan pentingnya memupukkan rasa percaya diri pada
individu yang cenderung rentan merasa rendah diri dan membanding-bandingkan kekurangan yang
dimiliki dirinya dengan orang lain serta selalu memandang negatif tentang dirinya sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih untuk menggunakan metode penelitian secara kualitatif
dengan tujuan mengetahui lebih dalam mengenai fakta dan gejala akan pentingnya menanamkan
rasa percaya diri di kehidupan sehari-hari. Peneliti mengharapkan hasil penelitian dapat
memberikan penjelasan data yang lebih kompleks dan informasi secara mendalam mengenai
pentingnya membangun pribadi yang memiliki kepercayaan diri.
Kata kunci: Percaya diri, Jati Diri, Keberhasilan

ABSTRACT
During its development, especially teenagers were aggressively looking for their identity by
interacting with their peers both in the real world and in cyberspace. Every human personality,
self-confidence is an important indicator to produce success in relation to the activities he does.
However, there are things that cannot be denied that the level of self-confidence that is owned by
each individual is different, and this is influenced by other factors besides the maturation process
itself.
This study aims to determine the reasons for the importance of cultivating self-confidence in
individuals who are prone to feeling inferior and comparing their shortcomings with others and
always seeing themselves negatively.
In this study, the researcher chose to use qualitative research methods with the aim of knowing
more about the facts and symptoms of the importance of instilling self-confidence in everyday life.
Researchers hope that the results of the research can provide more complex data explanations
and in-depth information about the importance of building a self-confident personality.
Keywords: Confidence, Identity, Success

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada hakikatnya setiap manusia telah diciptakan dengan memiliki rasa kepercayaan
dirinya masing-masing, namun setiap rasa percaya diri itu memiliki perbedaan antara
individu yang satu dengan yang lain. Ada yang memiliki rasa kepercayaan diri yang
kurang dan ada yang memiliki rasa kepercayaan diri lebih, sehingga keduanya
menampakkan perbedaan tingkah laku yang cukup signifikan. Tidak semua manusia
diciptakan dengan memiliki rasa kepercayaan diri yang tinggi, sebagian manusia
masih memiliki rasa kurang percaya diri. Rasa percaya diri memang sangat
diperlukan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Kebanyakan manusia berasumsi bahwa kepercayaan diri adalah
hal yang tidak bisa dipelajari. Dan mereka menganggap kepercayaan diri adalah
sebuah takdir, sehingga menjadi alasan mereka malas untuk berusaha
mengembangkan dan melatih rasa kepercayaan dirinya. Nyatanya, rasa percaya diri
dapat dipupuk dan dipelajari. Menumbuhkan rasa percaya diri adalah hal yang
penting. Cukup dengan membangun rasa percaya diri dalam satu bidang kehidupan,
maka hal itu akan menyebar ke segala aspek dalam hidup kita. Terkadang rasa
percaya diri dapat muncul secara berlebihan yang mengarah pada keangkuhan.
Mereka yang merasa rendah diri umumnya berpura-pura memiliki rasa percaya diri
yang kuat. Semakin merasa minder, semakin ia tampil dengan rasa percaya diri yang
semu. Kurangnya kecerdasan sosial itu membuatnya menjadi orang yang arogan.
(Perdana, 2019)1

Carl Rogers mengemukakan istilah self yang termuat dalam psikologi memiliki dua
makna, yaitu sikap dan perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri dan suatu
keseluruhan psikologis yang menguasai tingkah laku dan penyesuaian diri. Self
sebagai faktor mendasar dalam pembentukan kepribadian dan penentu tingkah laku
yang meliputi segala kepercayaan, sikap, perasaan dan cita-cita baik yang disadari
ataupun tidak disadari individu pada dirinya. Menurut Symond dalam bukunya yang
berjudul The Ego and The Self menyatakan Self sebagai cara-cara bagaimana
seseorang bereaksi terhadap dirinya sendiri. Self mengandung empat aspek, yaitu:
bagaimana orang mengamati dirinya sendiri, bagaimana orang berpikir tentang
dirinya, bagaimana orang menilai dirinya sendiri, dan bagaimana orang berusaha
dengan berbagai cara untuk menyempurnakan dan mempertahankan diri.
Kepercayaan diri memiliki makna suatu sikap yakin atas kemampuan diri sendiri
sehingga percaya diri merupakan kondisi mental atau psikologis yang memberi
keyakinan pada dirinya untuk melakukan suatu tindakan. Orang yang tidak percaya
diri cenderung memiliki konsep diri yang negatif, karena merasa kurang percaya pada
kemampuan dirinya sendiri, oleh karena itu jika tidak memiliki rasa percaya diri akan
cenderung sering menutup diri. (Fakhiroh & Hidayatullah, 2018)2

Masa-masa remaja sebagai fase ketika ketertarikan seseorang pada hal-hal baru
sedang mencapai puncaknya. Pada masa remaja terdapat masa negatif yaitu masa
dimana remaja bersikap anti terhadap kehidupan. Salah satu gejala yang mencirikan
masa negatif pada remaja adalah rendahnya rasa percaya diri pada dirinya sendiri

1
Fani Juliyanto Perdana, 2019, “PENTINGNYA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI SOSIAL
DALAM KEAKTIFAN
MENGIKUTI PROSES KEGIATAN BELAJAR, Jurnal Edueksos Vol. VIII No. 2, Hal. 71.
2
Ani Fakhiroh, Syarif Hidayatullah, 2018, “Pengaruh Percaya Diri Terhadap Ketrampilan
Berbicara”, Jurnal EL-IBTIKAR: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, Vol.7, No.1, Hlm.34.
(lack of confidence). Menurut Peter Lauster, kepercayaan diri merupakan satu sikap
atau keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya
tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai keinginan dan
tanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan
orang lain, memiliki dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan dan
kekurangan diri sendiri. Lauster menggambarkan bahwa orang yang mempunyai
kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak
membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan gembira. Menurut Lauster (dalam
Ghufron, 2014: 35) berpendapat bahwa kepercayaan diri yang sangat berlebihan,
bukanlah sifat yang positif. Pada umumnya akan menjadikan orang tersebut kurang
berhati-hati dan akan berbuat seenaknya sendiri. Hal ini menjadi tingkah laku yang
menyebabkan konflik dengan orang lain.(Azizan, 2016). 3

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian


dengan judul “PENTINGNYA MEMBANGUN PRIBADI PERCAYA DIRI”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan masalah yang dapat
disimpulkan adalah:
1. Apakah makna utama dari kepercayaan diri?
2. Mengapa menanamkan kepercayaan diri itu penting bagi setiap individu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian
ini adalah:
1. Memenuhi nilai Ujian Akhir Semester mata kuliah Bahasa Indonesia
2. Mengetahui makna kepercayaan diri
3. Mengetahui pentingnya penanaman kepercayaan diri
4. Sebagai acuan untuk jurnal penelitian selanjutnya

METODE PENELITIAN

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Melalui penelitian kualitatif, tidak disajikan populasi atau sampel penelitian.
Penelitian ini dilakukan secara individu di rumah penulis sendiri yang berlokasi di
Provinsi DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Selatan, karena perlengkapan penelitian
tersedia di rumah penulis.

2.2 Jenis Penelitian


Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, yaitu
penelitian yang tidak menggunakan perhitungan, atau diistilahkan dengan penelitian
ilmiah yang menekankan pada karakter alamiah sumber data. Jenis penelitian ini
adalah Tinjauan Pustaka, yakni penelitian yang dilakukan melalui mengumpulkan
data atau karya tulis ilmiah yang bertujuan dengan obyek penelitian atau
3
Hafidz Azizan, 2016, “PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP KETERGANTUNGAN
MEDIA
SOSIAL PADA SISWA DI SMK NEGERI 1 BANTUL”, E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi
6 Tahun ke-5 2016
pengumpulan data yang bersifat kepustakaan, atau telaah yang dilaksanakan untuk
memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelaahan kritis dan
mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.

2.3 Metode Penelitian


Diungkapkan Sugiyono (2012) metode penelitian merupakan langkah ilmiah dalam
mendapatkan data yang sahih agar dapat ditemukan, dibuktikan, dikembangkan
menjadi suatu pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah. Adapun metode penenelitian ini
menggunakan metode pengumpulan data yang diambil dari sumber data. Metode
pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data. Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Adapun yang menjadi sumber
data dalam penelitian ini adalah beberapa sumber jurnal yang dicari melalui internet
mengenai topik penelitian “PENTINGNYA MEMBANGUN PRIBADI PERCAYA
DIRI”.

2.4 Teknik Analisis Data


Adapun langkah- langkah strategis dalam penelitian analisis isi, sebagai berikut:
1. Pertama, penetapan desain atau model penelitian. Disini ditetapkan beberapa
media, analisis perbandingan atau korelasi, objeknya banyak atau sedikit dan
sebagainnya.
2. Kedua, pencarian data, yaitu dari sumber-sumber data. Pencarian dapat dilakukan
dengan menggunakan internet untuk mencari jurnal-jurnal terkait topik
penelitian.
3. Ketiga, tahap eksplanasi, yaitu menelaah kembali seluruh data yang tersedia dari
berbagai jurnal. Setelah itu mengorganisir kembali hasil yang telah ditelaah untuk
dianalisis dengan mendeskripsikan data-data untuk mencari kesimpulan hasil
penelitian.

PEMBAHASAN PENELITIAN
3.1 Definisi Percaya Diri
No. Nama para ahli Pendapatnya terkait kepercayaan diri

1. Thantaway dalam Kamus Istilah Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis
Bimbingan dan Konseling diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada
(2005:87) dirinya untuk berbuat atau melakukan suatu
tindakan.

2. Rahmat (2000:109) Kepercayaan diri dapat diartikan sebagai suatu


kepercayaan terhadap diri sendiri yang dimiliki oleh
setiap orang dalam kehidupannya serta bagaimana
orang tersebut memandang dirinya secara utuh
dengan mengacu pada konsep diri.

3 Hakim (2004:6) Percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang


terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki
seseorang dan keyakinan tersebut membuatnya
merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam
hidupnya.
(Thalib, 2016) 4

Gambar 1. Cara Agar Kamu Percaya Diri. Sumber:


https://medium.com/belajar-desain/cara-agar-kamu-percaya-diri-ce508a96f03e, 2020
Dari beberapa pengertian para ahli pada tabel di atas, inti yang dapat kita pahami bahwa
kepercayaan diri akan lahir jika kita sudah memiliki niat dari diri sendiri. Percaya diri
memiliki peran penting sebagai salah satu kunci kesuksesan hidup manusia. Sebab, tanpa
adanya kepercayaan diri dalam diri kita, justru akan mempersulit kesuksesan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, vitalitas dan daya kreativitas yang telah
dimiliki secara spontan dapat beralih menjadi frustasi, patah semangat, hingga depresi.
Hal itu terjadi karena pada hakikatnya, rasa percaya diri secara alamiah mampu
memberikan sugesti kepada diri sendiri dalam efektivitas bekerja, kesehatan lahir batin,
kemampuan mengontrol diri, pengambilan keputusan yang tepat, sikap toleran
antarsesama, kecerdasan, rendah hati, kepuasan diri maupun ketenangan jiwa.
Memperoleh rasa percaya diri sebagai jaminan yang andal untuk menuju kesuksesan, baik
kesuksesan kecil maupun kesuksesan besar. Dengan ini, untuk mendapatkan kepercayaan
diri tersebut, perlunya introspeksi diri dalam memilah sifat-sifat mana saja yang
diperlukan untuk meraih kesuksesan yang diinginkan. (Al-Uqshari, 2005)
3.2. Prinsip Percaya Diri
Terdapat lima prinsip utama yang dikemukakan para pakar ilmu jiwa yang harus dipatuhi
demi meraih rasa percaya diri, di antaranya sebagai berikut:
1. Prinsip pertama
Tumbuhkanlah dalam diri sendiri mental positif yang mampu mengantarkan
Anda menuju kesuksesan. Hal ini berarti Anda dituntut untuk menumpaskan
segala mental-mental negatif hingga ke akarnya. Sebab, mental-mental negatif
tersebut sangat berpengaruh dalam memicu ke arah kegagalan. Kemampuan apa
pun yang telah dimiliki untuk melakukan suatu kesempatan bermanfaat harus

4
Syamsul Bachri Thalib, 2016, “Hubungan Kepercayaan Diri dan Harga Diri dengan
Kemampuan Bergaul Mahasiswa”, Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol.6, No.3, Hlm. 89-100.
dilakukan segera dan jauhkan keraguan. Alhasil, ketika kesuksesan itu datang,
maka otomatis rasa kepercayaan diri yang dimiliki akan semakin kuat.

2. Prinsip kedua
Bersikap bijaksana dalam merencanakan target-target kehidupan. Menyesuaikan
target dengan kemampuan diri sendiri dan tidak melebihi potensi diri. Hal ini
dapat dimulai dengan melakukan aktivitas yang berpotensi menjanjikan
kesuksesan. Studi ilmu kejiwaan membuktikan bahwa mayoritas krisis
kepercayaan diri muncul karena terjadinya suatu kegagalan yang memicu mereka
berasumsi bahwa mereka akan selamanya gagal dan tidak bisa bangkit. Asumsi-
asumsi dini tersebut sangatlah tidak tepat dan harus dialihkan dengan mengubah
visi pandangan terhadap diri sendiri bahwa sekali gagal bukan berarti akan gagal
seterusnya.

3. Prinsip ketiga
Pelajari bagaimana cara bergaul yang baik dengan orang lain. Sebab, hal itu dapat
menguatkan rasa percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Jadilah
seorang individu yang menyenangkan, yang siap memberikan rasa kasih dan
kehangatan. Tebarkan senyum dan kebahagiaan pada lingkungan sekitar, sebab
hal itu dapat membawa kesan positif kepada sesama.

4. Prinsip keempat
Penampilan psikis dan fisik berpengaruh dalam membangun rasa percaya diri.
Mulai dari intonasi suara, gerakan anggota tubuh, tutur kata, cara bicara, cara
duduk, cara berdiri, dan seluruh tingkah laku harus diupayakan selalu tampak
elegan dan penuh kesopanan. Seorang individu yang memiliki kepercayaan diri
cenderung menjaga penampilannya dengan baik. Selain itu, rasa percaya diri
yang dirasakan pada orang yang kurang memperhatikan penampilannya tidak
sebesar apabila dibandingkan dengan rasa percaya diri yang dirasakan oleh
individu yang penuh vitalitas dan memperhatikan penampilannya.

5. Prinsip kelima
Carilah teman dan relasi sebanyak mungkin. Namun Anda dapat memilih kawan
yang dirasa mampu memberikan kepercayaannya. Karena dengan ini rasa
percaya diri akan tumbuh dan semakin bertambah kuat. “Individu yang memiliki
rasa percaya diri” dan “Individu yang siap memberikan kepercayaannya”, dua
karakter tersebut menunjukkan pribadi yang dapat menjadi teman karib yang
dapat mengarahkan menuju kesuksesan dalam meraih kepercayaan diri. (Al-
Uqshari, 2005) 5

5
Yusuf al-Uqshari, “Percaya Diri Pasti”, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani dan Noor Cholis Hamzain
(Jakarta: Gema Insani Press, 2005), hal. 37-43
Gambar 2. Ilustrasi ketika mengalami kegagalan. Sumber:
https://www.golife.id/cara-menghilangkan-minder/, 2020

3.3 Karakteristik Percaya Diri


Menurut Lindefild Gael, karakteristik percaya diri terbagi menjadi dua macam
adalah sebagai berikut (Rifki, 2008):

a. Percaya diri lahir


Lahirnya kepercayaan diri menuntut seorang individu untuk mampu
menunjukkan kesannya pada dunia luar bahwa dirinya telah memiliki
keyakinan secara pribadi (percaya diri lahir). Percaya diri lahir dapat dimiliki
dalam kemampuan berikut ini:

 Komunikasi. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan dasar yang


baik dan utama dalam pembentukan sikap percaya diri. Hal-hal seperti
mampu menghargai pembicaraan dengan lawan bicara, berani berbicara
di depan umum, tahu kapan harus berganti topik pembicaraan, dan mahir
dalam berdiskusi adalah bagian dari keterampilan komunikasi yang dapat
dilakukan jika individu tersebut memiliki rasa percaya diri.
 Ketegasan. Sikap tegas dalam diri seseorang dalam melakukan suatu
tindakan juga diperlukan dengan tujuan agar terbiasa dalam
menyampaikan aspirasi dan keinginan serta membela hak kita, dan
menghindari terbentuknya perilaku agresif dalam diri.
 Penampilan diri. Seorang individu yang percaya diri selalu
memperhatikan penampilan dirinya, baik dari gaya pakaian, aksesori dan
gaya hidupnya tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu ingin
menyenangkan orang lain.
 Pengendalian perasaan. Pengendalian perasaan juga diperlukan dalam
kehidupan kita sehari-hari, dengan kemampuan mengelola perasaan kita
dengan baik akan membentuk suatu kekuatan besar yang pastinya
menguntungkan individu tersebut.

b. Percaya diri batin


Percaya diri batin adalah percaya diri yang memberi kepada seseorang perasaan
dan anggapan bahwa pribadinya dalam keadaan baik. Percaya diri batin dapat
dilihat dalam kemampuan berikut ini:
 Cinta diri. Orang yang cinta diri berarti mencintai dan menghargai diri
sendiri dan orang lain. Mereka akan berusaha memenuhi kebutuhan
secara wajar dan selalu menjaga kesehatan diri. Selain itu, memiliki
keahlian dalam bidang tertentu sehingga kelebihan yang dimiliki dapat
dibanggakan, hal ini yang menyebabkan individu tersebut menjadi
semakin percaya diri.
 Pemahaman diri. Orang yang percaya diri batin sangat sadar akan
dirinya. Mereka selalu mengintrospeksi diri agar setiap tindakan yang
dilakukan tidak merugikan orang lain.
 Tujuan yang positif. Individu yang bersikap percaya diri selalu tahu
tujuan hidupnya. Ini disebabkan karena mereka punya alasan dan
pemikiran yang jelas dari tindakan yang mereka lakukan serta hasil apa
yang bisa mereka dapatkan.
 Pemikiran yang positif. Orang yang percaya diri biasanya merupakan
teman yang menyenangkan. Salah satu alasannya karena mereka telah
terbiasa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mereka mengharap
serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. (Muchlisin Riadi, 2019)
6

3.4. Aspek Percaya Diri


Selain itu, terdapat pula beberapa aspek terkait kepercayaan diri yang diungkapkan oleh
Lauster (2002) adalah sebagai berikut:
a) Kemampuan individual. Kemampuan individual yang dimaksud adalah
kemampuan yang dimiliki dalam diri seseorang agar mampu
mengembangkan dirinya dengan tujuan seorang individu dapat mengenal
kemampuannya sendiri dan tidak selalu bergantung dengan orang lain.
b) Interaksi sosial. Interaksi sosial yang dimaksud adalah bagaimana
seorang individu dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan
mengenal sikap individualnya dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, bersikap toleran, dan mampu menerima dan menghargai
orang lain.
c) Konsep diri. Konsep diri yang dimaksud adalah bagaimana seorang
individu memandang dan menilai pribadinya sendiri dengan pandangan
positif atau negatif, memahami lebih dalam mengenai kelebihan dan
kekurangan yang dimilikinya.

Gael Lindenfield (1997) mengungkapkan bahwa individu yang merasa


percaya diri akan selalu mengetahui arah tujuan hidupnya dengan jelas.
Hal ini karena jika kepercayaan diri telah tertanam dalam diri otomatis
akan mempengaruhi pemikiran menjadi jelas dan memiliki alasan dari
setiap tindakan yang dilakukan serta hasil yang dapat dicapai. (Jurnal
UIN Malang, 2008) 7
6
Muchlisin Riadi, 2019, “Pengertian, Ciri, Karakteristik dan Manfaat Percaya Diri”,
kajianpustaka.com
7
Jurnal UIN Malang, 2008, “Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri”, Hal.14
Percaya diri seseorang ditandai dengan harapan keberhasilan yang tinggi.
Berikut ini beberapa alasan pentingnya memiliki kepercayaan diri:
 Percaya diri membangkitkan emosi positif. Ketika seseorang
merasa percaya diri, orang tersebut lebih mungkin untuk tetap
tenang dan santai di bawah tekanan.
 Percaya diri mempengaruhi konsentrasi. Ketika seseorang
merasa percaya diri, pikiran seseorang tersebut bebas untuk
fokus pada setiap tindakan yang dilakukan. Pada intinya, percaya
diri individu yang lebih terampil dan efisien dalam menggunakan
proses kognitif dan memiliki kemampuan perhatian yang lebih
produktif, pola pikir (nalar), dan strategi penyelesaian.Percaya
diri mempengaruhi tujuan. Orang yang percaya diri cenderung
menetapkan tujuan yang menantang dan aktif menggapainya.
Keyakinan memungkinkan seseorang untuk meraih bintang-
bintang dan menyadari potensi yang dimilikinya. Orang yang
tidak percaya diri cenderung menetapkan tujuan mudah dan tidak
pernah memaksakan diri.
 Percaya diri meningkatkan upaya. Seberapa banyak usaha yang
dikeluarkan seseorang dan berapa lama individu akan bertahan
dalam mengejar tujuan sangat tergantung pada
kepercayaan/keyakinan.
 Percaya diri mempengaruhi kinerja. Hubungan yang paling
penting bagi praktisi adalah satu di antara keyakinan dan kinerja.
Meskipun kita tahu dari penelitian sebelumnya bahwa ada
hubungan positif antara kepercayaan dan kinerja (Feltz, 2001)
dalam Weinberg & Gould (2007: 324), faktor yang
mempengaruhi hubungan ini kurang dikenal. Namun, faktor-
faktor seperti budaya organisasi, karakteristik kepribadian,
karakteristik demografi (jenis kelamin, usia), affect (misalnya,
gairah atau kecemasan), dan kognisi (atribusi untuk keberhasilan
atau kegagalan). Semua faktor ini mempengaruhi apakah
kepercayaan diri terlalu rendah, terlalu tinggi, atau tepat.
(Mirhan, 2016) 8

PENUTUP

Dari hasil penelitian di atas secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa
makna sebenarnya dari kepercayaan diri adalah sikap percaya dan meyakini
kemampuan diri sendiri sehingga mampu membantu seseorang mengubah cara
pandangnya terhadap dirinya menjadi positif dan realistis sehingga mampu
bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar. Jika seorang individu telah
memiliki bekal percaya diri yang baik, maka individu tersebut akan dapat
mengembangkan potensinya dengan lebih baik lagi. Namun jika seorang individu
memiliki percaya diri rendah, maka individu tersebut cenderung menutup diri,
mudah frustasi ketika menghadapi kesulitan, canggung dalam menghadapi orang,
dan sulit menerima realita dirinya. Memiliki percaya diri yang tinggi dalam diri
dapat membantu mencapai prestasi dan hasil yang lebih baik lagi. Dengan begitu
8
Mirhan, Jeane Betty Kurnia Jusuf, 2016 “HUBUNGAN ANTARA PERCAYA DIRI DAN KERJA
KERAS DALAM OLAHRAGA DAN KETERAMPILAN HIDUP”, Vol.1, No.1, Hal. 4-6
akan terjadi proses perubahan dalam diri individu bukan hanya pada hasil yang
didapatkan saja, tetapi juga pada perilaku dan sikap individu, yaitu keberanian,
keaktifan, dan aktualisasi diri dalam interaksi kehidupan sehari-hari.

Dengan rasa percaya diri, maka akan lahir kepercayaan dengan kemampuan diri
sendiri dan tidak malu untuk menunjukkan jati diri ketika berinteraksi dengan
orang lain. Selain itu, di zaman serbamodern membuat interaksi sosial semakin
mudah dipermainkan. Hal ini salah satunya karena faktor rendahnya rasa percaya
diri masyarakat sehingga sangat mudah terpengaruh dengan hal yang belum tentu
benar adanya. Namun, dengan rasa percaya diri yang tinggi, maka hal-hal seperti
itu tidak akan mempengaruhi pikiran sebab individu yang percaya diri memiliki
pikiran yang teguh dan realistis. Banyaknya manfaat yang didapatkan dengan
rasa percaya diri dalam segala aspek kehidupan, menjadikan kepercayaan diri
sebagai hal yang utama yang seharusnya dimiliki setiap individu.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Jurnal:
Al-Uqshari, Y. (2005). Books @ Books.Google.Co.Id. In Hukum Perumahan (pp. 37–
43). Jakarta: Gema Insani. https://books.google.co.id/books?
id=t3zPqTnRjX0C&dq=wrong+diet+pills&source=gbs_navlinks_s
Azizan, H. (2016). Pengaruh Kepercayaan Diri Terhadap Ketergantungan Media Sosial
Pada Siswa di SMK Negeri 1 Bantul. 2 E-Journal Bimbingan Dan Konseling, 6(5),
1–10.
Fakhiroh, A., & Hidayatullah, S. (2018). Pengaruh Percaya Diri Terhadap Ketrampilan
Berbicara. EL-IBTIKAR: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 7(1), 34.
https://doi.org/10.24235/ibtikar.v7i1.3065
Jurnal UIN Malang. (2008). Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Mengatasi Rasa TIdak
Percaya Diri, 1–45.
Mirhan, J. B. K. J. (2016). (self confidence). Jurnal Olahraga Prestasi, 12(1), 4–6.
Muchlisin Riadi. (2019). Pengertian, Ciri, Karakteristik dan Manfaat Percaya Diri -
KajianPustaka.
Perdana, F. J. (2019). PENTINGNYA KEPERCAYAAN DIRI DAN MOTIVASI
SOSIAL DALAM KEAKTIFAN MENGIKUTI PROSES KEGIATAN BELAJAR
Fani. Jurnal Edueksos, VIII(2), 70–87.
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
Thalib, S. B. (2016). Hubungan Kepercayaan Diri dan Harga Diri dengan Kemampuan
Bergaul Mahasiswa. Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(3), 89–100.

Anda mungkin juga menyukai