Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MOTIVASI

BELAJAR SANTRI PESANTREN AR-RAUDHATUL HASANAH

KHAIRUL TAMIMI
AYU PURNAMA SARI
CONIA ASPITA SARI SITEPU
NADHILA
WIDYA PUTRI UTAMI
BAB I
A . LATAR BELAKANG
Setiap manusia dilahirkan dalam kondisi tidak berdaya dan tidak mengetahui apa-
apa. Ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang ada disekitarnya
lingkungannya. Seiring dengan berjalannya waktu dan masa perkembangan
selnajutnya, seorang anak akan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini
merupakan suatu proses alamiah dimana anak akan belajar untuk mengetahui
segala sesuatu yang ada, baik belajar secara teori maupun belajar dari apa yang
ada dari lingkungan sekitar.
Belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, kemudian
menimbulkan perubahan yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
ditimbulakan oleh lainnya.(Sumardi suryabrata, 1984:252). Sifat perubahannya
relative permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa
diterapakan pada perubahan akibat situasi sesaat,seperti mabuk, sakit dan
sebagainya.
Belajar adalah suatu kewajiban bagi setiap manusia,, tidak terkecuali di Indonesia.
Wajib belajar merupakan salah satu program yang gencar digalakkan oleh
departemen pendidikan nasional (depdiknas).
Motivasi dan belajar merupakan 2 hal yang saling mempengaaruhi, motivasi
belajar dapat timbul karena faktor intrinsic, berupa hasrat dan keinginan ingin
berhasil dan dorongan kebutuhan belajar belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik.(Uno,2006).
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada pelajar yang
sedang pelajar untuk mengdakan perubahan tingkah laku, pada ummnya dengan
beberapa indicator atau unsure yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar
dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan senagai berikut : adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan,
adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,
adanyalingkungan belajar yang kondusif.(Uno,2006)
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri
manusia, sehingga akan bergayut denagn persoalan gejala kejiwaan, perasaan, dan
emosi untuk kemudia bertindak atau melakukan sesuatu. Motivasi belajar merupakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehinggga seseorang
ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan
atau mengelak perasaan tidak suka itu. (A.M.Saardiman 2005:75).
Pondok pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan yang memiliki nilai plus
dalam hal keilmuan, di samping santri mengenya pendidikan formal
(sekolah/madrasah), juga memperoleh pendidikan agama yang lebih banyak dan
mendalam yang merupakan dasar dari kepribadian atau karakter santri yang khas yaitu
sholeh dan cerdas. Untuk itu pondok pesantren harus memiliki komitmen tinggi dalam
menumbuhkan dan meningkatkan kepribadian santri yang ideal, khususnya
kepercayaan diri.
B . BATASAN MASALAH

Dalam penulisan ini, peneliti hanya membatasi pada permasalahan:


a. Kepercayaan diri
Adalah aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri individu
yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yng
dimiliki yangb ditunjukkan dengan adanya sikap yakin atau merasa
kuat terhadap tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh
lingkungan dan memiliki ketenagan sikap (Guildford,1959).
b. Motivasi Belajar
Adalah kondisi dimana terdapat suatu dorongan untuk menjalankan
sesuatu dengan harapan dapat tercapai tujuan.
c. Populasi penelitian ini adalah santri pesantren AR-Rhaudhatul
Hasanah.
C. RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat hubungan antar kepercayaan diri dengan motivasi belajar


santri pesantren AR-Rhaudatul Hasanah?

D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan
diri dengan motivasi belajar santri pesantren AR-Rhadhatul Hasanah.
E. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


A. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengembangan ilmu psikologi dan menambah wawasan bagi para ilmuwan
psikologi, khususnya psikologi perkembangan.
B. Manfaat Praktis
a. Bagi Santri, dengan penelitian diharapkan santri dapat meningkatkan
motivasi belajarnya
b. Bagi ilmuwan psikologi, diharapkan dapat menjadi sumbangan
informasi dan wacana pemikiran tentang hubungan kepercayaan
diri dengan motivasi belajar, sehimgga dapat memberikan dalam
memperkaya khasanah hasil penelitian dan pengembangan khususnya
psikologi perkembangan.
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Kepercayaaan Diri
Pengertian Kepercayaan Diri
Menurut kamus psikologi istilah kepercayaan diri adalah percaya kepada kemampuan
diri sendiri dan menyadari kemampuan yang dimiliki serta memanfaatkannya secara
tepat (Hasan dkk, 1990)
Menurut Guilford (1959) kepercayaan diri adalah aspek kepribadian yang harus dicapai
dalam diri individu yang berfungsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki yang ditunjukkan dengan adanya sikap merasa yakin atau kuat terhadap
tindakan yang dilakukan, merasa diterima oleh lingkungan serta memiliki ketenangan
sikap.
Sedangkan Jacinta F.Rini (2002) menerangkan bahwa kepercayaan diri adalah sikap
positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan nilai positif
baik terhadap dirinya sendiri maupun terhapa linngkungan atau situasi yang
dihadapinya. Hal ini bukan berarti individu tersbut mampu dn kompeten melakukan
segala sesuatu seorang diri, alias SAKTI. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya
hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia
merasa memiliki kompetensi, yakni mampu dan percaya bahwa dia bisa karena
didukung oleh pengalamn, potensi, pretsasi serta harapann yang realistic terhadap diri
sendiri (www.e.psikologi.com)
2. Motivasi Belajar
Pengertian Motivasi Belajar
Menurut KBBI(2001:756) motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang
secara sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
Usaha yang dapat menyeababkan sesorang atau kelompok tergerak melakukan sesutau
karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya.
Menurut Mc. Donald yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) menyatakan bahwa
motivasi adalah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energy yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut
dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
dan melakukan sesuatu.
Siti sumarni (2005(, Thomas L. Good dan jere B.Braphy (1996) mendefenisikan
motivasi sebagai suatu energy penggerak dan pengarah yang dapat memperkuat dan
mendorong seseorang untuk bertingkah laku.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi adalah
keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun luar dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin
kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek dapat tercapai.
KERANGKA BERFIKIR

SANTRI

KEPERCAYAAN DIRI MOTIVASI BELAJAR


1. MERASA KUAT 1. MEMILIKI MINAT
TERHADAP TINDAKAN UNTUK BELAJAR
2. MERASA DITERIMA 2. MEMILIKI CITA-CITA
KELOMPOKNYA YANG INGIN DICAPAI
3. KETENANGAN SIKAP 3. KEMAMPUAN YANG
DIMILIKI SISWA

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI


DENGAN MOTIVASI BELAJAR SANTRI
PESANTREN AR-RHAUDATUL HASANAH
HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan teori-teori diatas maka peneliti membuat


hipotesa dalam penelitian ini sebagai berikut:
Hi : Ada hubungan antara kepercayaan diri dengan
motivasi belajar santri pesantren AR-RHAUDATUL
HASANAH
BAB III
METODE PENELITIAN

A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN


Adapun variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Independent Variable : Kepercayaan Diri
Dependent Variable : Motivasi Belajar

B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN


1. Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri merupakan aspek kepribadian yang harus dicapai dalam diri
individu yang berfunsi penting untuk mengaktualisasikan potensi yang dimiliki,
dimana individu meiliki perasaan yakin pada kemampuan diri sendiri untuk
melakukan sesuatu sehingga tercapai tujuan yang diinginkan tanpa harus
membandingkan diri dengan orang lain.
Kepercayaan diri diungkap dengan skala kepercayaan diri menggunakan aspek-
aspek: merasa kuat terhadap tindakan, merasa diterima kelompoknya, memiliki
ketenangan sikap. Tinggi rendahnya kepercayaan diri dipresentasikan dari skor
yang diperoleh santri dari skala kepercayaan diri. Semakin tinggi skor yang
diperoleh mencermikan semakin tinggi kepercayaan diri dan semakin rendah skor
semakin rendah kepercayaan diri
2. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerakbaik dari
dalam diri maupun dari luar diri (dengan menciptakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu)
yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh individu
bisa tercapai.
Motivasi Belajar diungkap dengan skala motivasi belajar yang
meliputi aspek-aspek: minat untuk belajar, memiliki cita-cita
yang ingin dicapai,kemampuan yang dimiliki. Tinggi rendahnya
motivasi belajar dipresentasikan dari skor yang diperoleh,
semakin tingi skor yang diperoleh semakin tinggi juga motivasi
belajarnya, semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah
juga motivasi belajar.
POPULASI DAN SAMPLE

Menurut Sulistyo dan Basuki (2006) populasi adalah keseluruhan objek yang akan
diteliti Sedangkan menurut Hasan (2002), populasi adalah totalitas dari semua obyek
atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti.
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian. Sugiyono (2010)
mendefinisikan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah seluruh
santri pesantren AR-RHAUDATUL HASANAH
Apabila sampelnya kurang dari 100 orang, maka pengambilan sampel semuanya
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, maka teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan teknik total sampling atau sampling jenuh (saturation
sampling). Total sampling atau sampling jenuh adalah teknik sampling jika
pengambilan sampel diambil dari semua anggota populasi karena jumlah populasi yang
kecil (Sugiyono, 2005). Sampel penelitian ini adalah santri kelas akhir yang bukan
kelas unggulan berjumlah 60 orang.
METODE PENGUMPULAN DATA

Jenis skala yang digunakan adalah skala Likert. Dengan skala Likert,
maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator atau komponen-komponen tersebut dijadikan titik
tolak untuk menyusun aitem-aitem instrument yang berupa pertanyaan
atau pernyataan (Sugiyono, 2010).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan empat
alternatif jawaban yaitu SS (sangat setuju), S (setuju), TS (tidak setuju),
dan STS (sangat tidak setuju), yang mana pernyataan favourable maka
mengandung nilai-nilai yang positif, SS (sangat setuju) diberikan bobot
4 (empat), S (setuju) dengan bobot 3 (tiga), TS (tidak setuju) dengan
bobot 2 (dua), dan STS (sangat tidak setuju) dengan bobot 1 (satu).
Sistem penilaian sebaliknya, jika pernyataan unfavourable yaitu SS
(sangat setuju) diberikan bobot 1 (satu), S (setuju) dengan bobot 2
(dua), TS (tidak setuju) dengan bobot 3 (tiga), dan STS (sangat tidak
setuju) dengan bobot 4 (empat).
METODE ANALISIS DATA

Sebelum data-data yang terkumpul dianalisa, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang
meliputi:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistrubusi dengan normal
atau tidak. Korelasi Product Moment mensyaratkan bahwa data harus terdistribusi
dengan normal, dan dalama hal ini digunakan Kolmogorov Smirnov Z. Adapun kriteria
yang digunakan adalah apabila P > 0,05 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya
jika P < 0,05 maka tidak berdistribusi normal (Priyatno, 2010).
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel yang akan dikenai
prosedur analisis statistik korelasional menunjukkan hubungan yang linier atau tidak.
Jika P < 0,05 maka hubungan antara kedua variabel yaitu kepuasan kerja dengan
prestasi kerja dikatakan linier, dan sebaliknya jika P > 0,05 maka hubungan kedua
variabel dikatakan tidak linier (Priyatno, 2010)M

Anda mungkin juga menyukai