Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK

MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI


MAHASISWA (STUDI KASUS)
Ulfah
Jurusan Bimbingan dan Konseling, STKIP Andi Matappa Pangkep
ulfahmusakkir@icloud.com

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu : (1) Untuk mengetahui gambaran kepercayaan diri
mahasiswa STKIP Andi Matappa Pangkep, (2) Untuk mengetahui faktor- faktor yang
memengaruhi kepercayaan diri mahasiswa di STKIP Andi Matappa Pangkep, dan (3)
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri
mahasiswa STKIP Andi Matappa Pangkep dengan teknik self management.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif terhadap 2 orang siswa yang
merupakan mahasiswa dari jurusan PGSD dan jurusan BK. Pengumpulan data
dengan menggunakan instrumen observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis
data menggunakan reduksi data dan display data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Gambaran kepercayaan diri mahasiswa
STKIP Andi Matappa Pangkep, yaitu takut mengemukakan pendapat, pasif dalam
belajar, menganggap diri orang lain lebih baik daripada dirinya sendiri, pasif dalam
kegiatan organisasi, dan selalu menutup diri, merasa cemas ketika ingin
mengemukakan pendapat, sering merasa terabaikan dalam proses pembelajaran,
lebih senang menghabiskan waktu sendirian, menolak untuk bergabung dalam suatu
organisasi, dan tidak nyaman dengan keramaian. (2) Faktor-faktor yang
memengaruhi kepercayaan diri mahasiswa di STKIP Andi Matappa Pangkep, yaitu
kepedulian keluarga, tekad yang kurang untuk menjadikan diri lebih percaya diri,
sikap pemanjaan dan pembatasan berinteraksi yang berlebih, seringnya mendapat
cemoohan, dan kurang menghargai dirinya sendiri, adanya trauma yang pernah
dialami, dan pesimis terhadap diri sendiri. (3) Selama pelaksanaan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti, ada beberapa upaya meningkatkan kepercayaan diri yang
diberikan oleh peneliti, yaitu 1) Tahap Monitor Diri. Pada tahapan ini peneliti
mengupayakan kepada subjek untuk mampu menyadari sendiri gambaran
kepercayaan diri yang dia miliki dengan tujuan agar subjek mampu mengubah
kepercayaan dirinya yang rendah setelah ia mengetahui sendiri kekurangan yang
ada pada dirinya, 2) Tahap Mengatur Lingkungan. Pada tahapan ini subjek
diusahakan mampu untuk mengemukakan bahwa pada lingkungan mana saja ia bisa
lebih percaya diri. Pada lingkungan itu subjek diharapkan dapat terus melatih diri
untuk meningkatkan kepercayaan dirinya dan sedikit demi sedikit juga diharapkan
dapat membiasakan diri untuk menerapkannya pada lingkungan yang lain. Awalnya
subjek hanya bisa lebih percaya diri di lingkungan keluarga karena anggota
keluarga khususnya kakaknya sering memberikan dorongan dan semangat untuk bisa
menjadi pribadi yang percaya diri , 3) Tahap Evaluasi Diri. Pada tahapan ini, subjek
telah mampu untuk memberikan target kepada dirinya perilaku-perilaku yang harus
ia lakukan selama beberapa hari ke depannya dengan berbagai upaya untuk bisa
meningkatkan kepercayaan dirinya. Dengan bantuan penelitian yang terus
memberikan support untuk selalu mengingatkan target yang telah disepakati antara
subjek dengan peneliti, dan 4) Tahap pemberian penguatan, penghapusan, dan
pemberian hukuman. Pada tahapan ini subjek beberapa kali belum mampu untuk
melakukan hal yang telah ia jadikan sebagai target tapi sebagai sanksinya target
diminta terus untuk mengulang target yang telah disepakatinya. Membiasakan
kepada subjek untuk bisa mengangkat tangan untuk menyampaikan pendapatnya dan
perlahan subjek pun mampu untuk melakukannya.
Kata kunci : Teknik Self Management, Kepercayaan Diri.

I. PENDAHULUAN menghindari lingkungan dan kurang


Kepercayaan diri (self confidence) percaya dengan kemampuannya. Apabila
peserta didik berbeda-beda ada peserta penyimpangan ini tidak di tangani dengan
didik yang memiliki kepercayaan diri tinggi tepat maka akan menimbulkan dampak
(high confidence) dan ada juga yang yang negatif yaitu : depresi yang dirasakan
kepercayaan diri rendah (low self oleh peserta didik itu sendiri dan
confidence). Peserta didik yang memiliki kemungkinan fatal yang diakibatkan adalah
kepercayaan diri tinggi (high confidence) akan adanya tindak bulliying dari
cenderung lebih aktif dalam kelas dan lebih lingkungan.
mudah mengemukakan pendapat di dalam Berdasarkan hasil observasi peneliti
kelas yang menunjang keefektifan dalam di STKIP Andi Matappa Pangkep ternyata
kelas. Sedangkan peserta didik yang masih ada mahasiswa yang memiliki
memiliki kepercayaan diri rendah (low self karaktererstik sebagai mahasiswa
confidence) cenderung memiliki rasa kepercayaan diri rendah dimana mahasiswa
kekhawatiran pada saat ingin tersebut memiliki ciri-ciri cenderung
mengemukakan pendapat, ada rasa was- memiliki rasa kekhawatiran pada saat ingin
was dalam dirinya yang menyebabkan mengemukakan pendapat, ada rasa was-
dirinya lebih pasif dalam kelas. was dalam dirinya yang menyebabkan
Kepercayaan diri rendah adalah salah satu dirinya lebih pasif dalam kelas. Peserta
bentuk penyimpangan yang sering terjadi didik yang memiliki kepercayaan diri yang
pada peserta didik di dalam kelas. Adrews renda cenderung pasif dalam kelas dan
dalam (Itasari, 2006) mengungkapkan memiliki kekhawatiran yang tinggi saat
bahwa percaya diri rendah erat kaitannya ingin mengemukakan pendapat, malu
dengan harga diri seseorang. Individu bergaul, tidak mau ikut organisasi, dan
dengan harga diri rendah akan memiliki selalu menutup diri. Hal ini disebabkan
rasa percaya diri yang rendah (low self oleh beberapa faktor antara lain : pola asuh
confidence) dalam menilai kemampuan dan dan interaksi sejak dini, pola pikir yang
atribut-atribut dalam dirinya. Hal ini negatif, peka terhadap kritik,responsif
membuat individu tidak mampu terhadap pujian, bersikap hiperkritis, dan
mengepsresikan diri dalam lingkungan bersikap pesimis terhadap kompetisi.
sosialnya. Mereka kurang mampu untuk Berdasarkan uraian di atas, maka
merasakan stimulus yang mengancam. peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh
Individu dengan kepercayaan diri rendah tentang “Penerapan Teknik Self
akan menarik diri dari orang lain dan Management untuk Meningkatkan
memiliki perasaan tertekan secara terus- Kepercayaan Diri Mahasiswa (Studi Kasus)
menerus. Individu dengan kepercayaan diri di STKIP Andi Matappa Pangkep”.
rendah (low self confidence) cenderung
merasa tidak bebas mengemukakan
pendapat, memiliki sifat ragu-ragu,
perasaan rendah diri, cenderung
II. TINJAUAN PUSTAKA Pengaturan lingkungan juga bertujuan
1. Teknik Self Management untuk memilih perilaku aversi yang
a. Pengertian Self Management mungkin dapat ditimbulkan.
Menurut Suhartini (dalam Makhfud, 3) Tahap Evaluasi Diri
2011: 33) menjelaskan bahwa “Self Pada tahap ini individu
Management adalah suatu prosedur yang membandingkan hasil catatan tingkah
menuntut seseorang untuk mengarahkan laku dengan target tingkah laku yang
atau mengatur tingkah lakunya sendiri”. telah dibuat oleh individu,
Halimatuh Sa’diyah (2016: 70) bahwa “Self perbandingan ini bertujuan untuk
management merupakan salah satu teknik mengevaluasi efektifitas dan efisiensi
dalam konseling behavior, yang program
mempelajari tingkah laku (individu 4) Tahap Pemberian Penguatan,
manusia) yang bertujuan merubah perilaku Penghapusan, atau Hukuman
maladaptif menjadi adaptif. Self Pada tahap ini individu mengatur
management adalah suatu prosedur dimana dirinya sendiri, memberikan penguatan,
individu mengatur perilakunya sendiri”. menghapus, dan memberi hukuman
Self management terjadi karena pada diri sendiri. Tahap ini merupakan
adanya suatu usaha individu untuk tahap yang paling sulit karena
memotivasi diri, mengelola semua unsur membutuhkan kemauan yang kuat dari
yang terdapat di dalam dirinya, berusaha individu untuk melaksanakan program
untuk memperoleh apa yang ingin dicapai yang telah dibuat secara kontinyu.
serta mengembangkan pribadinya agar 2. Percaya Diri
menjadi lebih baik. Ketika individu dapat Menurut Haryanto (2010: 76) dalam
mengelola semua unsur yang terdapat di bukunya psikologi remaja bahwa “percaya
dalam dirinya yang meliputi pikiran, diri merupakan salah satu aspek
perasaan, dan tingkah laku maka dapat kepribadian yang sangat penting dalam
dikatakan bahwa individu tersebut telah kehidupan manusia. Orang yang percaya
memiliki kemampuan self management. diri yakin atas kemampuan mereka sendiri
b. Tahap-tahap Self Management dalam serta memiliki pengharapan yang realistis,
Belajar bahkan ketika harapan mereka tidak
Menurut Gantina Komalasari (2011: terwujud, mereka tetap berpikiran positif
182) bahwa self management dalam belajar dan dapat menerimanya”.
biasanya dilakukan dengan mengikuti Percaya diri adalah kesadaran
tahap-tahap sebagai berikut. individu akan kelebihan dan kelemahan
1) Tahap Monitor Diri atau Observasi yang dimilikinya dan kesadaran tersebut
Diri membuatnya merasa yakin pada
Pada tahap ini individu dengan sengaja kemampuan yang dimiliki, menerima diri,
mengamati tingkah lakunya sendiri bersikap optimis dan berpikir positif
serta mencatatnya dengan teliti. Catatan sehingga dapat bertindak sesuai dengan
ini dapat menggunakan daftar cek atau kapasitasnya serta mampu
catatan observasi. mengendalikannya.
2) Tahap Mengatur Lingkungan III. Metode Penelitian
Lingkungan perlu diatur sehingga dapat Penelitian ini menggunakan
mengurangi bahkan meniadakan pendekatan studi kasus, maka penelitian ini
perilaku-perilaku yang memungkinkan berusaha mendeskripsikan suatu latar
mendapatkan pengukuhan segera. subjek atau peristiwa tertentu secara rinci
dan mendalam. Ada beberapa alasan di dalam dirinya, berusaha untuk
peneliti menggunakan metode studi kasus memperoleh apa yang ingin dicapai
yaitu pertama, peneliti ingin pemahaman serta mengembangkan pribadinya agar
tentang gambaran mahasiswa yang menjadi lebih baik. Ketika individu
memiliki kepercayaan diri yang rendah, dapat mengelola semua unsur yang
faktor penyebab kurangnya kepercayaan terdapat di dalam dirinya yang meliputi
diri mahasiswa, catatan-catatan tingkah pikiran, perasaan, dan tingkah laku
laku dan kata-kata responden. Kedua maka dapat dikatakan bahwa individu
penelitian ini bertujuan untuk tersebut telah memiliki kemampuan self
meningkatkan kepercayaan diri mahasiswa management.
di STKIP Andi Matappa Pangkep. 2. Percaya diri adalah kesadaran individu
Penelitian ini diawali dengan eksplorasi akan kelebihan dan kelemahan yang
yang bersifat luas kemudian dilanjutkan dimilikinya dan kesadaran tersebut
dengan teknik pengumpulan dan analisis membuatnya merasa yakin pada
data. kemampuan yang dimiliki, menerima
Penelitian ini berusaha diri, bersikap optimis dan berpikir
mendeskripsikan suatu latar subyek atau positif sehingga dapat bertindak sesuai
peristiwa tertentu secara rinci dan dengan kapasitasnya serta mampu
mendalam. Peneliti ingin mengetahui mengendalikannya. Adapun indikator
gambaran, faktor-faktor yang memengaruhi kepercayaan diri yang rendah
kepercayaan diri, dan upaya meningkatkan mahasiswa, yaitu 1) Enggan
kepercayaan diri mahasiswa, catatan- mengeluarkan pendapat 2) Malu
catatan tingkah laku dan kata-kata bergaul, 3) Jarang ikut
responden. Strategi yang digunakan dalam organisasi, dan 4) Tidak mampu
penelitian ini adalah fenomenologi. membuka diri kepada orang lain. Untuk
Fenomenologi dipilih karena didalamnya menangani kurangnyab kepercayaan
peneliti mengidentifikasi tentang suatu diri yang dimiliki oleh mahasiswa,
fenomena tertentu, serta mengharuskan maka alternatif layanan yang diberikan,
peneliti mengkaji subjek dengan terlibat yaitu teknik self management.
langsung untuk mengembangkan pola dan Subjek dalam penelitian ini adalah
relasi yang bermakna. Peneliti akan mahasiswa prodi PGSD dan mahasiswa
mengamati kepercayaan diri mahasiswa. prodi BK yang memiliki indikator
Adapun variabel dalam penelitian ini, yaitu: kepercayaan diri yang rendah, yang
1. Strategi yang digunakan dalam berjumlah 2 orang. Mahasiswa, teman
penelitian ini adalah fenomenologi. sebaya, orang tua, dan dosen mahasiswa
Fenomenologi dipilih karena menjadi informan dan pelaksana suatu
didalamnya peneliti mengidentifikasi kegiatan yang diteliti untuk menggali data-
tentang suatu fenomena tertentu, serta data yang berkaitan dengan penelitian ini.
mengharuskan peneliti mengkaji subjek Untuk menjaga rahasia identitas
dengan terlibat langsung untuk mahasiswa, maka penulis hanya memberi
mengembangkan pola dan relasi yang inisial dalam proses wawancara. Penulis
bermakna. Peneliti akan mengamati hanya mengambil 2 subjek dalam
kepercayaan diri mahasiswa. Self penelitian ini untuk mengefisienkan waktu
management adalah suatu usaha dalam penelitian yang hanya 2 bulan.
individu untuk memotivasi diri, Objek dalam penelitian ini adalah
mengelola semua unsur yang terdapat gambaran mahasiswa yang memiliki
kepercayaan diri yang rendah, faktor-faktor c) Sikap Pemanjaan dan
yang memengaruhi kepercayaan diri Pembatasan Berinteraksi yang
mahasiswa dan upaya meningkatkan Berlebih
kepercayaan diri mahasiswa dengan teknik d) Seringnya Mendapat Cemoohan
self management di STKIP Andi Matappa e) Kurang menghargai dirinya
Pangkep. sendiri
IV. HASIL PENELITIAN DAN b. Kasus H
PEMBAHASAN 1) Gambaran Kepercayaan Diri H
1. HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara
a. Kasus AW dengan beberapa informan terkait
1) Gambaran Kepercayaan Diri AW gambaran kepercayaan diri H, maka
Hasil wawancara dari keempat dapat disimpulakn bahwa
pertanyaan-pertanyaan untuk kepercayaan diri yang dimiliki H,
mengetahui gambaran kepercayaan yaitu:
diri mahasiswa berdasarkan a) Merasa cemas ketika ingin
informasi dari keempat informan mengemukakan penddapat
yang dianggap pihak yang paling b) Sering Merasa Terabaikan
tahu kepribadian AW, maka dalam Proses Pembelajaran
disimpulkan bahwa gambaran c) Lebih Senang Menghabiskan
kepercayaan diri AW, yaitu : Waktu Sendirian
a) Takut Mengemukakan Pendapat d) Menolak untuk Bergabung
b) Pasif dalam Belajar. dalam Suatu Organisasi
c) Menganggap Diri Orang Lain e) Tidak Nyaman dengan
Lebih Baik daripada Dirinya Keramaian
Sendiri. 2) Faktor-faktor yang Memengaruhi
d) Pasif dalam Kegiatan Organisasi Kepercayaan Diri H
e) Selalu Menutup diri Berdasarkan hasil wawancara
2) Faktor-faktor yang Memengaruhi terkait faktor-faktor yang
Kepercayaan Diri AW memengaruhi kepercayaan diri H
Berdasarkan hasil wawancara maka dapat disimpulkan, yaitu:
dengan informan mengenai cara a) Lingkungan Keluarga
pandang AW terhadap dirinya b) Kurangnya Usaha untuk
sendiri, bahwa AW kurang Merubah Kepercayaan Diri
menghargai dirinya sendiri, c) Pola asuh orangtua
menganggap bahwa diri orang lain d) Adanya Trauma yang Pernah
selalu lebih baik daripada dirinya Dialami
sendiri. Dari jawaban-jawaban e) Pesimis terhadap dirinya sendiri
keempat informan mengenai faktor- 3) Upaya Meningkatkan
faktor yang memengaruhi Kepercayaan Diri dengan Teknik
kepercayaan diri mahasiswa, maka Self Management
disimpulkan : Berdasarkan hasil wawancara
a) Kepedulian Keluarga peneliti dengan AW dan H selaku
b) Tekad yang Kurang untuk informan mengenai upaya
Menjadikan Diri Lebih Percaya meningkatkan kepercayaan diri
Diri mahasiswa dengan teknik self
management. Selama pelaksanaan
penelitian yang dilakukan oleh pemberian hukuman. Pada tahapan
peneliti, ada beberapa upaya ini subjek beberapa kali belum
meningkatkan kepercayaan diri mampu untuk melakukan hal yang
yang diberikan oleh peneliti, yaitu telah ia jadikan sebagai target tapi
1) Tahap Monitor Diri. Pada sebagai sanksinya target diminta
tahapan ini peneliti mengupayakan terus untuk mengulang target yang
kepada subjek untuk mampu telah disepakatinya. Membiasakan
menyadari sendiri gambaran kepada subjek untuk bisa
kepercayaan diri yang dia miliki mengangkat tangan untuk
dengan tujuan agar subjek mampu menyampaikan pendapatnya dan
mengubah kepercayaan dirinya perlahan subjek pun mampu untuk
yang rendah setelah ia mengetahui melakukannya.
sendiri kekurangan yang ada pada 2. PEMBAHASAN
dirinya, 2) Tahap Mengatur Berdasarkan hasil penelitian
Lingkunga. Pada tahapan ini subjek yang dikemukakan maka penulis
diusahakan mampu untuk membahas kembali gambaran perilaku,
mengemukakan bahwa pada faktor yang memengaruhi, dan upaya
lingkungan mana saja ia bisa lebih meningkatkan perilaku. Mahasiswa
percaya diri. Pada lingkungan itu yang memiliki kepercayaan diri
subjek diharapkan dapat terus memiliki gambaran yaitu 1) Takut
melatih diri untuk meningkatkan mengemukakan pendapat. Mahasiswa
kepercayaan dirinya dan sedikit yang memiliki kepercayaan diri yang
demi sedikit juga diharapkan dapat rendah akan merasa khawatir ketika
membiasakan diri untuk ingin menyampaikan pendapatnya. Ia
menerapkannya pada lingkungan akan cenderung berpikiran negatif
yang lain. Awalnya subjek hanya dengan pendapatnya sendiri, lebih
bisa lebih percaya diri di sering berpikiran bahwa jawaban yang
lingkungan keluarga karena anggota akan diberikannya salah dan jawaban
keluarga khususnya kakaknya dari orang lain yang benar. Ia akan
sering memberikan dorongan dan takut dicemooh bahkan takut
semangat untuk bisa menjadi ditertawakan, 2) Pasif dalam belajar.
pribadi yang percaya diri , 3) Tahap Mahasiswa yang berkepercayaan diri
Evaluasi Diri. Pada tahapan ini, yang rendah akan menjadi pasif dalam
subjek telah mampu untuk belajar. Mereka akan lebih memilih
memberikan target kepada dirinya untuk menerima pendapat orang lain
perilaku-perilaku yang harus ia daripada harus ikut menyampaikan
lakukan selama beberapa hari ke pendapatnya. Selalu ada rasa was-was
depannya dengan berbagai upaya bahwa apa yang akan disampaikannya
untuk bisa meningkatkan salah dan apa yang disampaikan oran
kepercayaan dirinya. Dengan lain benar, 3) Menganggap diri orang
bantuan penelitian yang terus lain lebih baik daripada dirinya sendiri.
memberikan support untuk selalu Individu yang memiliki kepercayaan
mengingatkan target yang telah diri yang rendah cenderung menutup
disepakati antara subjek dengan diri dalam pergaulan. Ia lebih senang
peneliti, dan 4) Tahap pemberian untuk menghabiskan waktunya sendiri
penguatan, penghapusan, dan daripada ikut dalam suatu pergaulan.
Kurangnya kemampuan dalam bergaul Biasanya setelah jam kuliah selesai ia
menjadikan dirinya terasing dari lebih memilih untuk langsung pulang
individu yang lain, 4) Pasif dalam daripada menunggu teman yang lainnya
kegiatan organisasi. Kurangnya untuk pulang bersama.
kepercayaan diri seseorang akan Mahasiswa yang cenderung memiliki
membuatnya menjauh dari suatu kepercayaan diri yang rendah bukan
perkumpulan. Mereka akan merasa perilaku yang terbentuk karena
malu ketika diminta untuk ikut keinginan oleh individu tersebut, akan
berorganisasi.Sifat tertutupnya tetapi karena dipengaruhi oleh banyak
membuatnya semakin menjauhkan faktor. Faktor-faktor yang
dirinya dari orang lain terlebih lagi memengaruhi kepercayaan diri
seseorang yang statusnya sudah mahasiswa, yaitu 1) Kepedulian
menjadi mahasiswa apalagi berada di keluarga. Keluarga merupakan orang-
dunia pendidikan yang mau tidak mau orang yang menjadi pemeran utama
nantinya dituntut untuk bisa berdiri di dalam pembentukan konsep diri
depan siswa, 5) Selalu menutup diri. ataupun kopercayaan diri yang dimiliki
Seseorang yang memiliki kepercayaan seseorang. Baik buruknya konsep diri
diri yang rendah cenderung menutup seseorang tergantung bagaimana ia
diri kepada orang lain. Ia lebih memilih diperlakukan dalam keluarganya. Jika
untuk menghabiskan waktunya dengan seorang banyak disalahkan maka anak
kesibukannya sendiri seperti main akan cenderung menjadi pendiam dan
gadget ketika berada di lingkungan takut berbuat sesuatu yang berdampak
kampus, 6) Merasa cemas dan dengan kurangnya kepercayaan diri
kebingungan. Hal ini disebabkan karena yang dimilikinya, 2) Tekad yang
adanya rasa trauma yang ia rasakan kurang. Kepribadian seseorang
disebabkan seringnya ditertawai ketika biasanya akan bisa berubah sesuai
ia mengemukakan pendapat, 7) dengan tekad yang ia miliki. Ketika
Seringnya ia merasa terabaikan dalam tekadnya besar untuk merubah segala
proses pembelajaran. Hal ini perilaku negatifnya maka ia akan
disebabkan karena ia memiliki rasa berusaha untuk mencari solusi
malu yang tinggi sehingga setiap penyelesaian masalah yang ia hadapi
diminta pendapat oleh temannya ia begitupun sebaliknya jika tekadnya
hanya diam sehingga kurang memiliki kurang maka susah untuk merubah hal
kontribusi dalam belajar kelompok, 8) yang ada pada diri seseorang karena
Lebih senang menghabiskan waktunya tidak ada yang bisa merubah apapun
sendirian seperti bermain gadget dari dirinya kecuali dirinya sendiri, 3)
sehingga ia tidak peka dengan situasi Sikap pemanjaan dan pembatasan
sekitarnya, 9) Menolak untuk berinteraksi yang berlebih. Pola asuh
bergabung dalam suatu organisasi. Ia orangtua terhadap sangat berpengaruh
enggan untuk ikut berpartisipasi. Hal ini terhadap pembentukan jati diri seorang
disebabkan karena masih adanya rasa anak. Orangtua yang biasanya selalu
trauma yang ia rasakan karena mengekang anak-anaknya dengan
pembullyan yang pernah ia rasakan batasan-batasan yang terlalu berlebihan
ketika bergabung dalam suatu menjadikan si anak menjadi pribadi
organisasi, 10) Merasa tidak nyaman yang takut berbuat apa-apa. Sering
bahkan tidak senang dengan keramaian. melarang anak-anak untuk berinteraksi
dengan teman seusianya sewaktu kecil kepercayaan diri yang dia miliki dengan
malahan akan berdampak negatif tujuan agar subjek mampu mengubah
terhadap kepercayaan diri si anak, 4) kepercayaan dirinya yang rendah
Seringnya mendapat cemoohan. setelah ia mengetahui sendiri
Kepribadian seseorang biasanya kekurangan yang ada pada dirinya, 2)
terbentuk dalam proses hidup yang dia Tahap Mengatur Lingkunga. Pada
lalui. Seringnya mendapat cemoohan tahapan ini subjek diusahakan mampu
menjadikan dirinya kurang berharga untuk mengemukakan bahwa pada
sehingga menganggap dirinya sendiri lingkungan mana saja ia bisa lebih
menjadi pribadi yang penuh dengan percaya diri. Pada lingkungan itu subjek
kekurangan. Maka seorang anak yang diharapkan dapat terus melatih diri
mulai terlihat adanya permasalahan untuk meningkatkan kepercayaan
ketika masih kecil harus cepat diatasi dirinya dan sedikit demi sedikit juga
agar tidak menjadi masalah yang diharapkan dapat membiasakan diri
berkepanjangan untuk pembentukan untuk menerapkannya pada lingkungan
kepribadian si anak, 5) Kurang yang lain. Awalnya subjek hanya bisa
menghargai diri sendiri. Kepercayaan lebih percaya diri di lingkungan
diri yang baik dapat terbentuk jika keluarga karena anggota keluarga
seorang anak dapat menghargai dirinya khususnya kakaknya sering
sendiri. Dapat menganggap bahwa apa memberikan dorongan dan semangat
yang dilakukan oleh orang lain pastinya untuk bisa menjadi pribadi yang
akan mampu pula ia lakukan bahkan percaya diri , 3) Tahap Evaluasi Diri.
mampu menganggap dirinya bisa lebih Pada tahapan ini, subjek telah mampu
melakukan apa yang orang lain untuk memberikan target kepada
lakukan. Dengan motivasi yang tinggi dirinya perilaku-perilaku yang harus ia
bahkan tidak takut berbuat salah dengan lakukan selama beberapa hari ke
terus mencoba ketika salah adalah salah depannya dengan berbagai upaya untuk
satu hal yang dapat meningkatkan bisa meningkatkan kepercayaan dirinya.
kepercayaan diri seseorang, 6) Adanya Dengan bantuan penelitian yang terus
trauma yang pernah dialami seperti memberikan support untuk selalu
pernah ditertawakan karena mengingatkan target yang telah
memberikan jawaban yang kurang tepat disepakati antara subjek dengan
bahkan pernah dibully oleh teman- peneliti, dan 4) Tahap pemberian
temannya, dan 7) Pesimis terhadap penguatan, penghapusan, dan
dirinya sendiri. Dia selalu meremehkan pemberian hukuman. Pada tahapan ini
kemampuannya sendiri bahkan subjek beberapa kali belum mampu
menganggap kemampuan orang lain untuk melakukan hal yang telah ia
lebih baik daripada kemampuan yang ia jadikan sebagai target tapi sebagai
miliki. sanksinya target diminta terus untuk
Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengulang target yang telah
meningkatkan kepercayaan diri disepakatinya. Membiasakan kepada
mahasiswa dengan teknik self subjek untuk bisa mengangkat tangan
management. 1) Tahap Monitor Diri. untuk menyampaikan pendapatnya dan
Pada tahapan ini peneliti perlahan subjek pun mampu untuk
mengupayakan kepada subjek untuk melakukannya.
mampu menyadari sendiri gambaran
V. KESIMPULAN DAN SARAN setelah ia mengetahui sendiri
1. Kesimpulan kekurangan yang ada pada dirinya,
Berdasarkan hasil penelitian yang 2) Tahap Mengatur Lingkungan.
dilakukan oleh peneliti, maka dapat Pada tahapan ini subjek diusahakan
disimpulkan beberapa hal sebagai mampu untuk mengemukakan
berikut : bahwa pada lingkungan mana saja
a. Gambaran kepercayaan diri ia bisa lebih percaya diri. Pada
mahasiswa STKIP Andi Matappa lingkungan itu subjek diharapkan
Pangkep, yaitu takut dapat terus melatih diri untuk
mengemukakan pendapat, pasif meningkatkan kepercayaan dirinya
dalam belajar, menganggap diri dan sedikit demi sedikit juga
orang lain lebih baik daripada diharapkan dapat membiasakan diri
dirinya sendiri, pasif dalam kegiatan untuk menerapkannya pada
organisasi, selalu menutup diri, lingkungan yang lain. Awalnya
merasa cemas ketika ingin subjek hanya bisa lebih percaya diri
mengemukakan pendapat, sering di lingkungan keluarga karena
merasa terabaikan dalam proses anggota keluarga khususnya
pembelajaran, lebih senang kakaknya sering memberikan
menghabiskan waktu sendirian, dorongan dan semangat untuk bisa
menolak untuk bergabung dalam menjadi pribadi yang percaya diri ,
suatu organisasi, dan tidak nyaman 3) Tahap Evaluasi Diri. Pada
dengan keramaian. tahapan ini, subjek telah mampu
b. Faktor-faktor yang memengaruhi untuk memberikan target kepada
kepercayaan diri mahasiswa di dirinya perilaku-perilaku yang harus
STKIP Andi Matappa Pangkep, ia lakukan selama beberapa hari ke
yaitu kepedulian keluarga, tekad depannya dengan berbagai upaya
yang kurang untuk menjadikan diri untuk bisa meningkatkan
lebih percaya diri, sikap pemanjaan kepercayaan dirinya. Dengan
dan pembatasan berinteraksi yang bantuan penelitian yang terus
berlebih, seringnya mendapat memberikan support untuk selalu
cemoohan, kurang menghargai mengingatkan target yang telah
dirinya sendiri, adanya trauma yang disepakati antara subjek dengan
pernah dialami, dan pesimis peneliti, dan 4) Tahap pemberian
terhadap diri sendiri. penguatan, penghapusan, dan
c. Selama pelaksanaan penelitian yang pemberian hukuman. Pada tahapan
dilakukan oleh peneliti, ada ini subjek beberapa kali belum
beberapa upaya meningkatkan mampu untuk melakukan hal yang
kepercayaan diri yang diberikan telah ia jadikan sebagai target tapi
oleh peneliti, yaitu 1) Tahap sebagai sanksinya target diminta
Monitor Diri. Pada tahapan ini terus untuk mengulang target yang
peneliti mengupayakan kepada telah disepakatinya. Membiasakan
subjek untuk mampu menyadari kepada subjek untuk bisa
sendiri gambaran kepercayaan diri mengangkat tangan untuk
yang dia miliki dengan tujuan agar menyampaikan pendapatnya dan
subjek mampu mengubah perlahan subjek pun mampu untuk
kepercayaan dirinya yang rendah melakukannya.
2. Saran-saran Dian Novita. 2010. Kemampuan Manajemen
Berdasarkan hasil kesimpulan yang Diri Mahasiswa Jurusan Bimbingan
diperoleh, maka disarankan kepada: dan Konseling. Skripsi. UNESA
a. Mahasiswa Semarang.
1) Mahasiswa harus menyadari Ghufron dan Risnawati. 2011. Teori-teori
bahwa kepercayaan diri yang Psikologi. Ar Ruzz Media.
rendah akan membawa Yogyakarta.
pengaruh negatif terhadap Komalasari. 2011. Teori dan Teknik Konseling.
prestasi belajarnya. Indeks. Jakarta.
2) Bagi mahasiswa yang Lahmuddin. 2012. Landasan Formal
merupakan mahasiswa yang Bimbingan Konseling di Indonesia.
memiliki kepercayaan diri yang Citapustaka Media Perintis. Bandung.
rendah sebaiknya melakukan Lidya Puspa Sari, 2010, Resume UU
motivasi diri dan mulai harus SISDIKNAS Pendidikan, (Online),
belajar meningkatkan http://lidyapuspasaripknr08.blogspot.
kepercayaan diri guna co.id/, (diakses 20 Mei 2019).
meningkatkan hasil belajarnya Makhfud. 2011. Pendidikan Multikultural.
dan memperbaiki interasi Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
sosialnya. Marniati, 2014, Pengaruh Layanan Orientasi
b. Orang Tua Terhadap Penyesuaian Diri Siswa Baru
1) Memberikan perhatian kepada dalam Mengikuti Proses Pembelajaran Di
anak serta meluangkan waktu SMP Negeri 2 Labakkang, Skripsi,
mendengarkan segala Jurusan Bimbingan dan Konseling, STKIP
permasalahan yang dihadapi Andi Matappa, Pangkep.
oleh anak. Masykur Arif Rahman. 2011. Pentingnya
2) Orang tua memberikan motivasi Disiplin Belajar. Rineka Cipta.
berupa penghargaan dalam Jakarta.
setiap prestasi yang diraih oleh Mega Aria Monica. 2016. Efektivitas Layanan
anak agar terbiasa dengan hal- Konseling Behavioral Dengan Teknik
hal positif sehingga anak merasa Self management Untuk
mendapatkan kepedulian dari Mengembangkan Tanggung Jawab
orangtua. Belajar Pada Peserta Didik Kelas XI
SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung.
DAFTAR PUSTAKA
Alma, 2011, Pengantar Bisnis, Alfabeta, Skripsi. Lampung.
Bandung. Muhammad Fadillah dan Lilik. 2013.
Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Rineka Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:
Cipta. Jakarta. Konsep dan Aplikasinya dalam
Bella Puspita Sari. 2017. Meningkatkan PAUD. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Disiplin Belajar Siswa Melalui Muhibbin Syah. 2013, Psikologi Belajar,
Manajemen Kelas. Jurnal. UPI. RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Bandung. Novan Ardy Wiyani. 2013. Manajemen Kelas.
Cormier, L.J. & Cormier, L.S. (2009). Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.
Interviewing Strategies for Helper Nurbaiti. 2016. Pentingnya Kedisiplinan Siswa
(Edisi ke-7). Montery, California: dalam Proses Pembelajaran Demi
Brooks/Code Publishing Company. Mendapatkan Hasil Belajar yang
Optimal. (Online).
https://www.kompasiana.com/nurbaitip Sleman Yogyakarta. Skripsi.
pkn13. diakses 15 Desember 2019. Yogyakarta.
Nurnaningsih. 2011. Bimbingan Kelompok Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif,
untuk Meningkatkan Kecerdasan Kualitatif, dan R & D. Alfabeta.
Emosional Siswa. Jurnal. Bimbingan Bandung.
Konseling. Cicalengka. Supriyati. 2013. “Upaya Meningkatkan Self
Nursalim. 2013. Strategi Intervensi dan Management Dalam Belajar Melalui
Konseling. Indeks. Jakarta. Layanan Bimbingan Kelompok”
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Fakultas Ilmu Pendidikan. Semarang:
Pendukung. FIP UNP. Padang. Universitas Negeri Semarang.
Raharjo dan Gunanto. 2013. Pemahaman Tohirin, 2015, Bimbingan dan Konseling di
Individu Non Tes. Rineka Cipta. Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Jakarta. Integrasi), RajaGrafindo Persada,
Riyanto, 2010, Metode penelitian Pendidikan, Jakarta.
SIC, Surabaya. Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan
Sa’diyah. 2016. Penerapan Teknik Self Prestasi Belajar. Grasindo. Jakarta.
Management untuk Mereduksi Walgito, 2004, Bimbingan + Konseling [Studi
Agresifitas Remaja. Jurnal. & Karier], Andi Offset, Yogyakarta
Bimbingan Konseling. IKIP PGRI Winkel dan Hastuti. 2012. Bimbingan dan
Madiun. Konseling di Institut dan Pendidikan.
Siti Faridah Awaliyah. 2016. Pengaruh Media Abadi. Yogyakarta.
Bimbingan Pribadi Terhadap Zainal Aqib, 2013, Model-model, Media, dan
Kedisiplinan Siswa MTs Yape Pakem Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif),
Yrama Widya, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai