Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL JUDUL

PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA IBU RUMAH TANGGA


YANG BEKERJA DENGAN IBU RUMAH TANGGA YANG TIDAK
BEKERJA DI KECAMATAN MUTIARA KABUPATEN PIDIE

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk


Melaksanakan Tugas Akhir

OLEH:

IZA HUMAIRAH
NIM : 17010073

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDIKA(STIKes)


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN MEDIKA NURUL
ISLAM SIGLI
2020
A. LATAR BELAKANG

Perkembangan zaman yang semakin modern dengan bertambah

kompleknya kehidupan, bertambah pula intensitas peran yang dijalani oleh kaum

wanita. Sekarang ini wanita tidak hanya berperan sebagai ibu yang hanya menjadi

ibu rumah tangga saja tetapi juga mempunyai peran lain di luar rumah yaitu

sebagai wanita karir atau ibu yang bekerja. Hal ini terlihat dari peran sosial yang

diikuti sebagian wanita dalam berbagai bidang seperti kesehatan, ekonomi, sosial,

maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena adanya perkembangan

zaman. Sehingga seorang ibu juga dituntut untuk berperan membantu suami

mencari tambahan penghasilan. Selain masalah ekonomi saat ini wanita semakin

dapat mengekspresikan dirinya di tengah keluarga dan masyarakat. Hal ini

dibuktikan dengan semakin banyaknya wanita yang memasuki dunia kerja sejak

beberapa tahun yang lalu.

Secara tradisional, peran wanita seolah dibatasi pada wilayah domestik

untuk mengurus anak-anak dan mendukung karir suami. Peran wanita yang

terbatas pada peran reproduksi dan mengurus rumah tangga membuat wanita

identik dengan pengabdian kepada suami dan anak. Sementara wanita modern

dituntut untuk berpendidikan tinggi, berperan aktif dan kritis sehingga ia tidak

hanya sebagai pendukung karir suami tetapi juga bisa mengembangkan karirnya

sendiri. (Ispriyanti, 2012). Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Eva (2014)

menyebutkan bahwa tahun 2011 jumlah wanita bekerja di Indonesia mencapai

1
48,440 juta. Ini terjadi peningkatan sebesar 47, 24 juta, dimana pada tahun 2009

jumlahnya baru 46,68 juta.

Menurut Lerner (2001) dalam Encyclopedia of Children’s Health, ibu bekerja

adalah suatu keadaan di mana seorang ibu bekerja di luar rumah untuk mendapatkan

penghasilan di samping membesarkan dan mengurus anak di rumah. Adapun

penggolongan seorang wanita yang dapat dikatakan sebagai Ibu bekerja adalah

wanita yang memiliki anak dengan rentang usia 0-18 tahun dan menjadi tenaga

kerja. Sebagaimana pendapat Vauren (dalam Sari, 2013) wanita karir adalah wanita

yang digaji seseorang untuk melaksanakan tugas pada waktu dan tempat

tertentu untuk menjadi pekerja atau karyawan baik di instansi pemerintahan

ataupun swasta. Wiraswasta dapat juga dikatakan sebagai wanita karir

karena wanita tersebut dapat menciptakan usaha dalam suatu pekerjaan atau

jabatannya. Selain itu peluang wanita untuk bekerja tidak hanya menjadi karyawan

di instansi atau perusahaan tetapi juga berwiraswasta dengan membuka usaha

sendiri. Tugas perkembangan dewasa awal menyebutkan, bahwasanya seseorang

yang memasuki dewasa awal dunia sosial dan personalnya menjadi lebih luas dan

kompleks dibandingkan masa- masa sebelumnya. Pada periode ini seseorang

melibatkan diri secara khusus dalam karir, pernikahan dan hidup berkeluarga

(dalam Desmita, 2009).

Sedangkan Ibu rumah tangga adalah wanita yang lebih banyak

menghabiskan waktunya dirumah, mempersembahkan waktunya untuk merawat

2
anak-anak dan mengasuh menurut pola-pola yang diberikan masyarakat

(Dwijayanti, dalam Mumtahinnah, 2012). Sukmana menambahkan (dalam

Mumtahinnah, 2012) ibu rumah tangga berperan sebagai pembimbing, pendidik

dan guru bagi anaknya. Ibu rumah tangga disibukkan dengan bermacam-macam

pekerjaan rumah tangga dalam setiap harinya dengan jam kerja yang tidak terbatas

dan berlangsung terus-menerus. Ibu rumah tangga menurut KBBI adalah perempuan

yang mengurus seluruh keperluan rumah tangga, seorang istri yang pekerjaan

utamanya adalah mengejerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga dan tidak bekerja

dikantor. Pada umumnya seorang perempuan yang disebut ibu rumah tangga

memang total mengurus rumah tangga dan tidak bekerja diluar.

Ibu rumah tangga yang bekerja menghadapi konflik peran sebagai wanita

karir sekaligus peran sebagai istri dan ibu yang mengurus kebutuhan domestik

keluarga. Hal-hal yang diduga mempengaruhi tingkat stres ibu rumah tangga yang

bekerja adalah konflik peran gandanya dalam berbagai aspek yaitu: pola

pengasuhan anak, komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami, intensitas

kedekatan dengan keluarga, tekanan karir dan tekanan keluarga, penentuan prioritas,

bahkan pandangan suami terhadap peran ganda istri (dalam Ispriyanti, 2012).

Ibu bekerja dan ibu tidak bekerja sekaligus bukan hanya semata-mata

karena tren atau sekedar mencari kesibukan di luar rumah, tetapi juga karena

kebutuhan eksistensi dalam diri individu atau dikarenakan tuntutan ekonomi rumah

tangga dimana banyaknya kebutuhan sehari-hari yang harus di penuhi. Masalah-

3
masalah yang di hadapi oleh ibu-ibu sangat beraneka ragam baik itu

masalah individu atau bahkan masalah dengan lingkungan sekitar yang mana

dapat memicu timbul stress dalam diri individu. Ketidakmampuan dalam

mengatasi suatu masalah yang ada pada ibu, baik ibu yang bekerja dan tidak

bekerja akan menjadi suatu beban yang dirasakan, serta keadaan yang menekan

pada diri ibu. Ibu yang tidak dapat mengontrol dan mengelola tekanan-tekanan

masalah yang di hadapinya akan menjadi beban yang dirasa ibu sehingga

ibu menjadi stres.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ispriyanti (2012)

menyimpulkan bahwa faktor waktu untuk keluarga dan pandangan suami tentang

peran ganda wanita terbukti berpengaruh pada tingkat stres wanita karir dalam

peran gandanya. Tenaga kerja wanita yang merasa mempunyai waktu untuk

keluarganya mempunyai kecenderungan untuk mengalami tingkat stres lebih

rendah sebesar 0.21 kali dari tenaga kerja yang merasa kurang mempunyai waktu

untuk keluarganya. Begitu pula halnya jika tenaga kerja wanita merasa suaminya

mendukung dalam berkarir, ia akan mempunyai kecenderungan untuk mengalami

tingkat stress yang lebih rendah sebesar 0.05 kali dari tenaga kerja yang merasa

suaminya kurang mendukung dalam berkarir. Disisi lain sebuah studi baru

mengungkapkan fakta bahwa ibu yang selalu ada di rumah ternyata memiliki

kecenderungan mengalami depresi dan memiliki kesehatan yang buruk dibanding

ibu bekerja (Dini, 2011)

4
Sarafino (dalam Rohmawati 2004) menyebutkan tiga sumber stres yaitu diri

sendiri, keluarga, komunitas dan lingkungan. Ibu bekerja memiliki komunitas

dan lingkungan kerja diluar lingkungan keluarga, sedangkan ibu rumah tangga

bisa jadi lingkungan dan komunitasnya hanya di area keluarga saja. Berdasarkan

hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ibu bekerja memiliki sumber stres lebih

banyak dan memiliki kerentanan stres lebih besar dibandingkan ibu tidak

bekerja. Disisi lain sebuah studi baru mengungkapkan fakta bahwa ibu yang selalu

ada di rumah ternyata memiliki kecenderungan mengalami depresi dan memiliki

kesehatan yang buruk dibanding ibu bekerja (Dini, 2011).

Kasus kesejahteraan, ibu bekerja memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik

secara keseluruhan, dan gejala depresi yang lebih rendah dibandingkan ibu rumah

tangga. Ibu bekerja juga memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dalam hal

mendidik anak dan memberikan kesempatan anak-anak untuk belajar lebih

mandiri. Hal ini tidak ditemui pada ibu yang tinggal di rumah saja. Selanjutnya

Mumtahinnah (2012) menyimpulkan bahwa berbagai macam tuntutan dan

pekerjaan yang monoton dalam rumah tangga mengakibatkan ibu rumah tangga

mengalami stres.

Dalam hasil penelitian Nurastuti (2008) menyatakan bahwa stres

merupakan suatu keadaan psikologis individu yang disebabkan oleh tuntutan-

tuntutan yang terlalu banyak yang bersumber dari kondisi internal maupun

lingkungan eksternal sehingga terancam kesejahteraannya. Berdasarkan paparan

5
diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan stres ditinjau dari ibu

bekerja dan ibu tidak bekerja.

Kartono (2006) mendefinisikan stres sebagai suatu respon emosional yang

terjadi apabila kebutuhan atau tujuan individu mengalami, halangan, hambatan,

atau kegagalan. Santrock (2003), stres adalah respon individu terhadap

keadaan atau kejadian yang memicu stres (stressor) yang mengancam atau

mengganggu kemampuan seseorang untuk menanganinya (melakukan coping).

Hasil penelitian Dwijayanti (2001) menunjukan, bahwa pekerjaan-

pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi kehidupan manusia juga dapat

mengakibatkan stress, dan diantara faktor-faktor yang membuat suatu pekerjaan

itu stressfull adalah tuntutan kerja. Dalam dunia pekerjaan, ibu pekerja biasa di

tuntut mengatur waktu antara pekerjaan dan rumah tangga karena hal tersebut

merupakan salah satu kesulitan yang paling sering dihadapi oleh para ibu

bekerja.

Dalam hasil penelitian Mufida (2008), munculnya dua atau lebih tekanan

dari peran yang berbeda secara bersamaan, yang mengakibatkan pemenuhan

tuntutan dari peran yang satu menjadi lebih sulit karena juga memenuhi tuntutan

dari peran yang lain. Ibu bekerja harus dapat memainkan peran individu sebaik

mungkin baik di tempat kerja maupun di rumah. Dalam hasil penelitian Rini

(2002), menambahkan masalah pekerjaan dapat menjadi sumber ketegangan

dan stres yang besar bagi para ibu bekerja.

6
B. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbedaan tingkat stres pada ibu rumah tangga

yang bekerja dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja di kecamatan

Mutiara kabupaten Pidie.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui perbedaan tingkat stress pada ibu rumah tangga

yang bekerja di kecamatan Mutiara kabupaten Pidie.

b. Untuk mengetahui perbedaana tingkat stress pada ibu rumah tangga

yang tidak bekerja di kecamatan Mutiara kabupaten Pidie.

C. KERANGKA KONSEP

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah hubungan antara konsep

konsep yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian-penelitian yang akan di

lakukan. Dalam penelitian ini penulis merumuskan sebuah kerangka konsep

berdasarkan teori adalah sebagai berikut:

Variable Independen Variabel Dependen

Ibu Rumah Tangga yang


Bekerja
Stres

Ibu Rumah Tangga yang tidak


Bekerja

7
D. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini bersifat Analitik dengan desain cross sectional yang berarti

racangan peneliti untuk mempelajari variable peneliti dengan cara pendekatan,

observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada saat bersamaan (point time

approanch) dimana pengumpulan data variable dependen dan independen dilakukan

peneliti pada saat yang bersamaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Basti, Eva Meizara Puspita .D. 2014. Pengasuhan Ibu Berkarir Dan Internalisasi Nilai Karir
Pada Remaja. Makassar : Fakultas Psikologi Universitas Makassar. Cresswell, Jh

Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Dini. (2011). Ibu Rumah Tangga Lebih Mudah Depresi.

Dwijayanti, J.E. (2001). Perbedaan motif antara ibu rumah tangga yang bekerja
dan yang tidak bekerja dalam mengikuti sekolah pengembangan pribadi dari John
Robert Powers. Media Psikologi Indonesia. 14, 72-80.

Ispriyanti, D. & Nova. ( 2012). Analisis Tingkat Stress Wanita Karir Dalam Peran
Gandanya Dengan Regresi Logistik Ordinal. Jurnal. Universitas Diponegoro

Kartono, K. (2006). Psikologi wanita : Mengenal wanita sebagai ibu dan nenek.
Bandung: Mandar

Lerner. 2001. Encyclopedia of children’s health. Diunduh pada tanggal 20 November 2020
: www.healthofchildren.com.

Mufida. A. (2008). Pelaksanaan peran wanita dalam menunjang ekonomi


keluarga ditinjau dari hukum Islam dan Undang- Undang no.39 th.1999. Jurnal
Psikologi Airlangga, 1, 23-34

Mumtahinnah, N, (2012). Hubungan Antara Stress Dengan Agresi Pada Ibu Rumah Tangga
Yang Tidak Bekerja. Fakultas Psikologi Universitas Guna Darma. Jurnal. Universitas
Gunadarma

Nurastuti. W. (2008). Peran ganda beserta tingkat kelelahan dosen wanita di Daerah
Yogyakarta. Media Psikologi Indonesia,16, 21-30
Rini, F.R. (2002). Dampak stres terhadap individu. Diakses 20 November 2020,
dari www.ekpsikologi.com/masalah/stres.html.
Rohmawati, N. (2004). Tingkat stres pada ibu yang memiliki anak tuna grahita ditinjau
dari tahap perkembangan. Skripsi, tidak diterbitkan, Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang.
Santrock. W. J. (2003). Life span development: Perkembangan masa hidup.
Jakarta: Erlangga.
Sari, R.I. (2013). Hardiness Dengan Problem Focused Coping Pada Wanita Karir. Fakultas
Psikologi Universitas Malang. Jurnal Online Psikologi. 12, 312-314.

Anda mungkin juga menyukai