PENDAHULUAN
Manusia dalam hidup selalu tumbuh dan berkembang, dimulai dari masa
tahap pubertas, tahap remaja, tahap dewasa awal, tahap usai madya (middle age)
dan tahap usia lanjut. Manusia cenderung tumbuh dan berkembang baik dari segi
Dalam tahap tertentu, manusia akan mencapai tahap dimana mnusia mempunyai
ketertarikan dengan lawan jenis dan menjalin ikatan untuk membentuk keluarga
dalam keluarga tidak hanya laki-laki yang berperan menjadi kepala rumah tangga
dan mencari nafkah, wanita sebagai ibu rumah tangga juga cenderung turut
berperan untuk mencari nafkah. Di Indonesia sendiri jumlah tenaga kerja wanita
semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan Ihromi (dalam Indriani, 2009) yang
mengatakan jika jumlah wanita pencari kerja akan semakin meningkat di sebagian
1
2
2018 sebanyak 133,94 juta orang, naik 2,39 juta orang dibanding Februari 2017.
pengangguran. Pada Februari 2018, sebanyak 127,07 juta orang penduduk bekerja
sedangkan sebanyak 6,87 juta orang menganggur. Dibanding setahun yang lalu,
Angkatan Kerja (TPAK) juga meningkat. TPAK pada Februari 2018 tercatat
sebesar 69,20 persen, meningkat 0,18 persen poin dibanding setahun yang lalu.
Kenaikan TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi
perempuan. Pada Februari 2018, TPAK laki-laki sebesar 83,01 persen sedangkan
dengan kondisi setahun yang lalu, TPAK perempuan meningkat sebesar 0,40
Data dari Badan Pusat Statistik Indonesia diatas berbanding lurus dengan
dari Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat.
28/05/13/Th XXI, 07 Mei 2018: Jumlah angkatan kerja pada Februari 2018
sebanyak 2,74 juta orang, naik 124,40 ribu orang dibanding Februari 2017
(setahun yang lalu). Komponen pembentuk angkatan kerja adalah penduduk yang
bekerja dan pengangguran. Pada Februari 2018, sebanyak 2,59 juta orang
setahun yang lalu, jumlah penduduk bekerja bertambah sebanyak 124,06 ribu
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK pada Februari 2018 tercatat sebesar
72,80 persen, naik sebesar 2,38 poin dibanding setahun yang lalu. Peningkatan
TPAK memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan
perempuan. Pada Februari 2018, TPAK laki-laki sebesar 83,30 persen sementara
Dari data diatas dapat dilihat jumlah tenaga kerja wanita di Indonesia
dan usaha yang dilakukan oleh wanita di Sumatera Barat cenderung mengalami
peningkatan.
5
Tenaga kerja di Indonesia terlebih lagi wanita ada yang memiliki status
sebagai seorang istri ataupun seorang ibu. Tenaga kerja tersebut dapat dikatakan
yang berperan ganda adalah mereka yang memiliki peran sebagai perempuan
pekerja secara fisik dan psikis, baik di sektor pemerintahan maupun swasta
juga sebagai ibu dan istri yang bertanggung jawab mengurus rumah tangga.
kehidupan baru yang mereka miliki. Sehingga dengan ada dua peran yang
disandang oleh wanita apakah sebagai istri, ibu bagi anak-anak, atau sebagai
petugas pada suatu instansi kesehatan membuat harapan dan tuntutan kerja sering
terabaikan. Kadang kala antara harapan dengan tuntutan dalam bekerja tidak
tercapai dengan baik. Tuntutan atau harapan berbagai peran yang dimainkan
2014).
sebagai ibu rumah tangga, tidaklah mudah. Karyawan wanita yang telah menikah
dan punya anak memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih berat daripada
wanita single. Peran ganda pun dialami oleh wanita tersebut karena selain
jawab pekerjaan dirumah atau kehidupan rumah tangga (Frone, Russel, & Cooper,
Menurut Putrianti (2007) banyak persoalan yang dialami oleh para wanita
(ibu rumah tangga) yang bekerja di luar rumah, seperti mengatur waktu dengan
suami dan anak hingga mengurus tugas-tugas rumah tangga dengan baik. Ada
yang dapat menikmati peran gandanya, namun ada yang merasa kesulitan hingga
hari.
konflik peran ganda dan dapat mengalami penurunan pada kinerja akibat beratnya
beban kerja yang dirasakan, dari pekerjaan kantor yang harus segera diselesaikan
dan sampai pekerjaan lembur yang dikerjakan oleh karyawan, hal ini sesuai dari
yang harus mereka selesaikan sedangkan deadline terlalu cepat, sehingga mereka
harus sering lembur. Kurangnya informasi dan kejelasan peran serta tugas-tugas
bagi orang-orang dalam peranan kerja mereka, beban kerja yang berlebih tersebut
konflik peran.
Dilema yang dihadapi wanita karir atau ibu bekerja yang mengalami
kesulitan dalam meluangkan waktu untuk dapat mengasuh anak, menjemput anak
disekolah, dan kadang bahkan mengalami kesulitan untuk merawat anak yang
sedang sakit sehingga membuat ibu yang bekerja mengalami dilema dimana
mereka harus tetap mengurus anak dan harus merawat anak yang sedang sakit dan
mendidik anak, tetapi disisi lain mereka juga harus tetap masuk bekerja karena
7
tuntutan pekerjaan dan juga harus tetap menjalankan tugas mereka sebagai
seorang karyawati. hal tersebut membuat ibu yang bekerja mengalami dilema
untuk dapat memprioritaskan mana yang lebih untama sehigga ini dapat memicu
konflik peran ganda pada ibu yang bekerja. Hal ini sesuai dari data menurut
(Apollo & Cahyadi, 2012) perempuan yang aktif bekerja sulit menjalankan tugas
sebagai istri dan berfungsi sebagai ibu dalam hal mengasuh, merawat, mendidik,
dan mencurahkan kasih sayang kepada anak-anaknya secara penuh. Misalnya saja
harus tetap masuk kerja walaupun anak sedang sakit, atau terpaksa mengerjakan
menyebabkan terjadinya konflik peran ganda, yaitu pengasuhan anak dan bantuan
pekerjaan rumah tangga, komunikasi dan interaksi dengan keluarga, waktu untuk
keluarga, penentuan prioritas sebagai seorang istri, dan tekanan karir dan
keluarga.
psychological well being adalah mengenai hidup yang berjalan dengan well
(baik), yang merupakan gabungan dari perasaan baik dan bagaimana individu
berfungsi secara efektif. Kurang mampunya ibu yang mengalami konflik peran
dipengaruhi oleh psycholigal well being karena ibu yang memiliki psychological
well being yang baik dan dapat berfungsi secara efektif dapat meringankan koflik
Individu yang jiwanya sejahtera tidak hanya sekedar bebas dari tekanan atau
being yang dirasakan rendah dan dapat membuat ibu yang bekerja lebih mudah
mengalami konflik peran ganda, hal ini sesuai dengan penelitian dari (Sianturi &
Zulkarnain, 2013).
dipengaruhi oleh berbagai faktor salah satu faktor yang mempengaruhi adalah
yang dirasakan oleh individu dapat mengurangi konflik peran ganda yang di
rasakan, karena Psychological well being memainkan peranan penting pada proses
konflik peran yang di rasakan dalam pekerjaan baik di luar rumah sebagai
perempuan karir maupun dalam rumah sebagai istri atau ibu. Hasil penelitian dari
Singer dalam Yulius, 2014), adalah suatu konsep yang terbentuk dari berbagai
keadaan sakit secara fisik dan psikologis yang merupakan salah satu indikator
mental dalam menghadapi kecemasan dan depresi. Hal ini juga diperkuat dengan
pendapat Ryff & Singer (Papalia, Olds & Feldman, 2009) bahwa kesehatan
sisi psikologis, yang berjalan beriringan dengan perasaan sehat. Perasaan subjektif
tertinggi dalam fungsi individu sebagai manusia dan apa yang diidam-idamkannya
sebagai makhluk yang memiliki tujuan dan akan berjuang untuk tujuan hidupnya
(Snyder and Lopez dalam Dewi, 2014). Individu yang merasa sejahtera akan
dirinya sendiri (Fredrickson dalam Dewi, 2014). Adanya perasaan sejahtera dalam
diri akan membuat individu untuk mampu bertahan serta memaknai kesulitan
adalah suatu kondisi seseorang yang bukan hanya bebas dari tekanan atau
masalah-masalah mental saja tetapi, lebih dari itu yaitu kondisi seseorang yang
memiliki kualitas hubungan positif dengan orang lain (positive relationship with
sendiri (Autonomy).
11
Unit Biaro Kabupaten Agam pada tanggal 7 Oktober 2019, ditemukan bahwa
petugas wanita di Puskesmas Unit Biaro Kabupaten Agam dituntut agar dapat
berasal dari beban kerja dan pekerjaan yang harus diselesaikan terburu-buru dan
deadline, selain itu pekerjaan yang dilakukan harus memiliki dampak positif bagi
orang lain didalam maupun diluar organisasi. Ditambah dengan adanya tuntutan
dalam keluarga serta menjalankan tugas sebagai istri, dan menjadi ibu bagi anak-
anak, mereka harus membagi waktu untuk bekerja dan keluarga, jika mereka
terlalu lama bekerja maka anak-anaknya akan marah karena merasa tidak
rumah orang tua atau mertuanya dan menjemput mereka setelah jam kantor usai.
dilakukan oleh wanita seperti yang diparkan diatas umumnya akan menyebabkan
Well-Being dengan Konflik peran ganda sudah pernah dilakukan oleh peneliti lain
sebelumnya, seperti penelitian oleh Danang dan Nailul (2019) “Hubungan Antara
Bekerja Sebagai Polisi Di Polrestabes Semarang”. Dan Thesis oleh Nur Kumala
Peran Ganda Pada Karyawati Yang Bekerja di Bank Kaltim Kota Samarinda”.
penelitian.
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara
B. Rumusan Masalah
masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan
C. Tujuan Penelitian
Well-Being dengan konflik peran ganda pada petugas wanita di Puskesmas Unit
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
konflik peran ganda (work family conflict) pada petugas yang bekerja di
penelitian dengan judul yang sama dan sebagai referensi agar dapat