Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan aset paling berharga yang dimiliki oleh

suatu organisasi, karena manusialah yang merupakan satu-satunya sumber

daya yang dapat menggerakkan sumber daya lainnya. Dengan demikian,

mengelola sumber daya manusia akan menjadi lebih penting secara signifikan

mengingat sumber daya ini menjadi aset yang paling penting dan merupakan

alat untuk mendapatkan keunggulan kompetitif (Kaswan, 2012: 1). Sumber

daya manusia yang dimiliki oleh setiap negara dibutuhkan untuk memenuhi

tujuan baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan yang ingin

dicapai oleh suatu negara. Kemampuan dan bakat sumber daya manusia

harus diolah dengan baik dan tepat sasaran melalui metode-metode dan

sistem yang efektif dan efisisen dengan tujuan agar bermanfaat secara utuh

dan maksimal. Dengan adanya daya fisik, daya pikir, kemampuan serta

kemandirian yang ada, maka sumber daya manusia yang berkualitas dapat

bermanfaat bagi dirinya sendiri, lingkungan, maupun orang lain.

Seiring dengan perkembangan zaman yang dinamis, kebutuhan dan

keinginan manusia semakin beragam, hal tersebut dibuktikan dengan biaya

hidup masyarakat yang semakin lama semakin meningkat, baik biaya hidup

sehari-hari, biaya pendidikan maupun biaya kesehatan. Kebutuhan manusia

sendiri menurut Abraham Maslow (Hersey (1992) dalam Siswanto, 2012: 26)

1
2

manusia memiliki kebutuhan (need) yang tersusun dalam suatu hierarki dari yang rendah

sampai yang tinggi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut meliputi: 1) Kebutuhan fisiologis, yang

merupakan kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan hidup, seperti makan-minum,

sandang, papan, atau rumah; 2) Kebutuhan rasa aman, yang merupakan kebutuhan untuk

terbebas dari ancaman; 3) Kebutuhan untuk dicintai atau disayangi; 4) Kebutuhan akan

penghargaan; dan 5) Kebutuhan aktualisasi diri, yang merupakan kebutuhan untuk

memaksimalkan potensi diri. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup tersebut, seseorang

harus memiliki penghasilan yang relatif besar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, salah

satu caranya adalah manusia dapat mengelola sumber daya yang ada melalui faktor

perekonomian untuk mengurangi tingkat pengangguran.

Tingkat pengangguran di Indonesia masih sangat tinggi terutama di kalangan

perempuan. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh departemen ketenagakerjaan Indonesia

melalui badan pusat statistik mengungkapkan bahwa pada Februari 2018, terdapat perbedaan

TPAK (Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja) berdasarkan jenis kelamin. Data menunjukkan

bahwa TPAK laki-laki sebesar 83,01 persen sedangkan TPAK perempuan hanya sebesar

55,44 persen (BPS.go.id). Tingkat pengangguran pada perempuan dapat disebabkan oleh

gender atau kesenjangan yang muncul akibat adanya persepsi stereotip peran laki-laki

terhadap perempuan.

Menurut Muller (2006), perempuan seringkali menghadapi akses yang terbatas terhadap

pendidikan, kepemilikan properti, keuangan, pekerjaan, dan keikutsertaan dalam kegiatan

ekonomi. Dalam dunia bisnis permasalahan seputar gender masih terjadi, perempuan

dianggap tidak cocok dibandingkan dengan laki-laki dikarenakan kata bisnis cenderung

lebih mengarah kepada pekerjaan yang maskulin. Namun pada kenyataannya, banyak

2
3

perempuan saat ini memerankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita pekerja

dalam kehidupannya dikarenakan kebutuhan ekonomi yang semakin mendesak baik

sandang, pangan, maupun papan.

Fenomena yang terjadi saat ini bahwa penghasilan laki-laki sebagai kepala rumah

tangga tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarga (Sugiyani, Munandar, dan Harsiti, 2017).

Penghasilan yang didapatkan kepala rumah tangga seringkali sangat minim dan hanya dapat

mencukupi kebutuhan untuk makan sehari-hari, hal tersebut akan sangat sulit terutama bagi

mereka yang mengandalkan upah harian saja.

Kewajiban bekerja yang pada hakikatnya dilakukan oleh kaum laki-laki dapat terbagi

maupun bergeser menjadi kewajiban seorang istri atau ibu rumah tangga dikarenakan kurang

terpenuhinya kebutuhan hidup dari kepala rumah tangga untuk mencapai kesejahteraan

hidup. Pada hakikatnya peran seorang wanita yang telah berkeluarga sangat penting dalam

kehidupan suatu keluarga.

Menurut Deni Kurnia menjadi seorang ibu dalam rumah tangga adalah “profesi“ yang

tidak bisa dianggap remeh. Sederet peran yang bisa dimainkan seorang ibu dirumah tangga,

dan 7 diantara peran penting ibu dalam keluarga adalah: 1) Ibu sebagai manager; 2) ibu

sebagai guru; 3) ibu sebagai koki/chef; 4) ibu sebagai perawat; 5) ibu sebagai akuntan; 6) ibu

sebagai design interior; dan 7) ibu sebagai dokter (http://www.diaf.web.id/2013/06/7-peran-

penting-ibu-dalam-keluarga.html, diakses tanggal 15 Januari 2020). Peran perempuan dalam

keluarga baik untuk urusan domestik maupun sosial begitu sangat kompleks, belum lagi

apabila mereka mempunyai kewajiban untuk mencari nafkah dalam mencukupi kebutuhan

keluarganya.

3
4

Jumlah ibu rumah tangga di pedesaan cenderung lebih tinggi daripada yang ada di

perkotaan. Ibu rumah tangga yang ada di pedesaan dapat meningkat dikarenakan adanya

faktor pendidikan. Umumnya pada masyarakat desa cenderung masih beranggapan bahwa

wanita tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena nantinya hanya berakhir di dapur dan

mengurus anak. Budaya masyarakat yang selalu mengutamakan laki-laki dalam banyak hal

dibandingkan perempuan, karena laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan, sehingga

apapun yang diputuskan oleh laki-laki menjadi mutlak.

Pendidikan kaum wanita lebih penting artinya untuk pendidikan bangsa dan dengan

demikian secara tidak langsung mendorong dengan kuat perkembangan sosial dan ekonomi

bangsa. Masyarakat menganggap bahwa anak laki-laki harus memiliki pendidikan yang

tinggi daripada anak perempuan, karena anak laki-laki nantinya harus bertanggungjawab

untuk menghidupi keluarganya.

Secara nasional penduduk perempuan usia 15 tahun ke atas memiliki rata-rata lama

sekolah hanya sekitar 8,17 tahun, masih dibawah laki-laki yang mencapai 8,83 tahun. Pada

wilayah perkotaan rata-rata lama sekolah perempuan usia 15 tahun ke atas sekitar 9,21 tahun

sedangkan laki-laki usia 15 tahun ke atas sekitar 9,86 tahun. Sementara itu kecenderungan

yang sama terjadi pada wilayah pedesaan yaitu rata-rata lama sekolah perempuan usia 15

tahun ke atas yang tertinggi dari laki-laki usia 15 tahun keatas yaitu masing-masing sekitar

6,96 tahun dan 7,64 tahun (sumber BPS RI, Susenas 2017 ). Penomorduaan pendidikan

sekolah bagi perempuan mengakibatkan perempuan memiliki pendidikan sekolah yang

rendah sehingga perempuan mengalami keterpurukan bahkan kemiskinan di masa depan.

Usaha peningkatan sumber daya manusia sangat penting untuk memenuhi tujuan baik

dalam bidang ekonomi, sosial, maupun pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu negara.

4
5

Kelompok wanita sangat berpotensi sebagai motor utama pendorong proses pemberdayaan

wanita yang pada akhirnya bisa sangat berdampak positif terhadap penurunan tingkat

kemiskinan.

Zaman modern saat ini, untuk mencapai kesejahteraan keluarga, seorang ibu dituntut

untuk kreatif, sabar, ulet, dan tekun. Disamping tugas pokok ibu rumah tangga sebagai

pengurus rumah tangga, dan juga membantu perekonomian keluarga, seorang ibu dapat

berperan dalam pemberdayaan perekonomian keluarga guna mencapai kesejahteraan

keluarga dengan cara berwirausaha.

Dalam rangka membantu perekonomian keluarga, wirausaha merupakan salah satu cara

yang efektif bagi ibu rumah tangga untuk dapat menambah pendapatan keluarga tanpa

mengharuskan ibu keluar rumah atau tanpa harus meninggalkan kewajiban sebagai seorang

istri maupun ibu, dan tetap memiliki kemampuan dan waktu luang untuk mengurus rumah,

suami serta anaknya.

Menurut Amin (2008) bahwa kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang

selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam

rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Bukan hal yang mudah dalam

memulai wirausaha, butuh kerja keras, mental yang kuat, dan persiapan diri untuk

menghadapi segala resiko yang berhubungan dengan kegagalan bisnis dengan senantiasa

mengukur dan meningkatkan kemampuan diri, lingkungan, sumber daya, dan berbagai

kemampuan dibidang usahanya. Kewirausahaan yang dilakukan oleh perempuan memiliki

peran penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara karena mampu meningkatkan

tingkat produktifitas, mencapai kesetaraan gender dan mengurangi kemiskinan (Ferri,

Ginasti, Spano, dan Zampella, 2018). Safitri dan Hatammimi (2014) mengatakan bahwa

5
6

banyak wanita memegang peranan penting di dunia bisnis, khususnya di bidang

kewirausahaan.

Hal utama yang harus dimiliki untuk memulai berwirausaha adalah minat. Minat

berwirausaha menurut Santoso (1999) adalah “keinginan, ketertarikan, serta kesediaan unutk

bekerja atau berkemauan keras untuk berdikari atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya tanpa merasa takut dengan resiko yang akan terjadi serta belajar dari kegagalan

yang dialami. Dengan adanya minat yang besar dan kuat, maka tidak ada alasan bagi

seorang perempuan dalam mencipatakan lapangan usaha menuju kemandirian hidup.”

Menurut Safitri dan Hatammimi (2014) ada beberapa alasan wanita berwirausaha yaitu,

menjadi pengusaha karena semata-mata ada kesempatan, terpaksa, dan sengaja diciptakan

atau memang ingin menjadi pengusaha. Kategori pertama seseorang membuka usaha sendiri

tanpa ada tujuan atau rencana yang jelas. Membuka usaha bisa diawali semata-mata untuk

mengisi waktu luang, yang akhirnya menjadi suatu usaha yang serius. Kategori kedua

seseorang membuka usaha karena keadaan memaksa, misalnya kekurangan biaya kuliah,

atau keluarga membutuhkan pendapatan tambahan. Jadi motivasi utamanya adalah

keuangan. Sedangkan pengusaha-pengusaha yang sengaja diciptakan adalah mereka yang

termotivasi atau terdorong oleh dan dikembangkan melalui misalnya, program-program

pengembangan kewirausahaan. Hal ini jelas memperlihatkan bahwa niat atau minat

berwirausaha dipengaruhi oleh faktor motivasi (Safitri dan Hatammimi 2014).

Motivasi merupakan faktor psikologi yang mendasar, dan merupakan salah satu unsur

yang dapat menjelaskan perilaku seseorang dan faktor penentu dalam pencapaian tujuan.

Menurut Hamzah B. Uno (2006: 1) motivasi adalah kekuatan baik dari dalam maupun dari

luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

6
7

sebelumnya. Dalam diri manusia motivasi sangat penting karena berhubungan dengan

dorongan atau kekuatan, yang kemudian menggerakkan manusia untuk menampilkan

tingkah laku kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Daryanto (2012: 89) berpendapat

bahwa “motivasi membantu wirausaha dalam menggunakan sikap untuk mengendalikan

situasi.” Sikap mental yang positif membantu memotivasi seorang wirausaha agar tetap

fokus pada kegiatan, kejadian, dan hasil yang diinginkan.

Selain motivasi, faktor kepribadian juga dapat mempengaruhi minat berwirausaha, salah

satunya adalah locus of control. Locus of control adalah cara pandang seseorang terhadap

suatu peristiwa apakah dia merasa dapat atau tidak dapat mengendalikan peristiwa yang

terjadi padanya (Rotter dalam Ayudiati, 2010). Locus of control memiliki peranan bagi

seseorang untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.

Minat seseorang berwirausaha bergantung pada seberapa besar dan keyakinan dan kerja

keras seseorang bahwa ia mampu untuk menjalankan suatu usaha.

Faktor dari luar yang dapat mempengaruhi individu dalam minat berwirausaha adalah

faktor lingkungan keluarga. Menurut Khairani (2014) lingkungan keluarga adalah

lingkungan sebagai pendidikan utama yang pertama kali diterima oleh seorang anak karena

dalam keluarga inilah anak pertama kali mendapatkan pendidikan dan bimbingan setelah

mereka dilahirkan. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang menjadi

tempat tumbuh dan berkembangnya individu dari semenjak kecil

. Lingkungan keluarga memberikan perhatian, kasih sayang, dorongan, bimbingan dan

keteladanan orang tua sehingga dapat dikembangkan demi kehidupan individu di masa

depan. Lingkungan keluarga merupakan faktor penting bagi individu untuk meningkatkan

7
8

minat berwirausaha. Dengan dukungan yang positif dari keluarga maka kegiatan wirausaha

yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan menyenangkan.

Selain ketiga faktor tersebut, faktor E-Commerce juga dapat berpengaruh terhadap

minat berwirausaha. E-Commerce adalah suatu kegiatan bisnis dengan memanfaatkan

jaringan internet dengan tujuan untuk penghematan biaya yang berarti. Association for

Electronic Commerce dalam Seprina dkk (2017) secara sederhana mendefinisikan E-

commerce sebagai “mekanisme bisnis secara elektronis” CommerceNet, sebuah konsorsium

industri, memberikan definisi yang lebih lengkap yaitu “penggunaan jejaring komputer

(komputer yang saling terhubung) sebagai sarana penciptaan relasi bisnis”.

Menurut Sidharta & Sidh (2014), Bolton Consulting Group (BCG) memprediksi akan

terdapat kenaikan sekitar 141 juta penduduk Indonesia yang mengakses e-commerce atau jika

diakumulasi akan terdapat 54% penduduk Indonesia yang akan akses atau transaksi melalui

e-commerce. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi ibu rumah tangga memanfaatkan

waktu luangnya sebagai pelaku bisnis.

Desa Sembojo merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Tulis, kabupaten

Batang, Jawa Tengah yang dibentuk pada tahun 1966. Desa ini mempunyai luas wilayah

95.599 dan terdiri dari 1.621 jiwa. Pada sekitar tahun 1950-1980 sebagian besar masyarakat

Desa Sembojo menggantungkan hidupnya dengan bekerja sebagai buruh pabrik yang

bernama PT. Segayung, dimana pabrik tersebut bergerak dalam pengolahan tepung tapioka.

Namun setelah PT. Segayung mengalami kemunduran dalam memproduksi barang,

sebagaian besar penduduk beralih profesi dengan menjadi buruh tani. Pada tahun 2011

rencana pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) oleh PT. Bhimasena Power

Indonesia (BPI) di salah satu kawasan wilayah yang ada di Kota Batang telah dirancang.

8
9

PLTU Jawa Tengah 2 x 1.000 MW merupakan proyek infrastruktur kejasama pertama antara

pemerintah dan swasta di Indonesia terbesar se Asia Tenggara serta juga merupakan bagian

dari Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang

akan menjadi lokomotif untuk pertumbuhan koridor ekonomi di Jawa

Dengan pembangunan yang sangat begitu besar, PT. Bhimasena Power Indonesia (BPI)

melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social

Responsibility (CSR) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2012. Program CSR PT BPI

merupakan bentuk kegiatan di sekitar perusahaan yang berdampak positif bagi masyarakat

yang terkena dampak dari pembangunan tersebut. Ruang lingkup program CSR dilaksanakan

dalam 5 kegiatan utama yaitu pengembangan ekonomi, dukungan peningkatan kualitas

kesehatan, dukungan peningkatan kualitas pendidikan, dukungan infrstruktur sarana umum,

serta dukungan kegiatan sosial, budaya, dan lingkungan.

Adapun desa yang terkena dampak berjumlah 14 desa, salah satu diantaranya adalah

Desa Sembojo. Salah satu program dari CSR yang berkaitan dengan pengembangan ekonomi

adalah pengembangan Kelompok Usaha Bersama (KUB). Program KUB adalah

pembentukan atau penguatan usaha mikro oleh sekelompok masyarakat lokal guna

meningkatkan tambahan penghasilan, serta dikembangkan untuk memastikan peluang

berkelanjutan usaha.

Adapun data sebaran anggota KUB di 14 desa terdampak pembangunan PLTU yang

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.1
Data Sebaran Anggota KUB Di Desa-Desa Terdampak
Tahun 2012-2017

9
10

2012-2016 2017 Total


No Desa
Anggota KUB Anggota KUB Anggota KUB

1 Ujungnegoro 587 32 35 3 622 35

2 Karanggeneng 342 24 39 4 381 28

3 Ponowareng 300 23 13 2 313 25

4 Wonokerso 110 6 - - 110 6

5 Kenconorejo 116 9 - - 116 9

6 Simbangjati 107 7 - - 107 7

7 Beji 32 2 17 1 49 3

8 Tulis 74 4 60 5 134 9

9 Wringingintung 36 2 30 2 66 4

10 Bakalan 25 2 33 3 58 5

11 Juragan 26 2 37 4 63 6

12 Depok 24 1 49 4 73 5

13 Sembojo 18 2 20 2 38 4

14 Kedungsegog 99 6 48 3 147 9

Jumlah 1.896 122 381 33 2.277 155


Sumber: Data Laporan Program Tanggung Jawab Sosial Tahun 2018

Berdasarkan data diatas, masyarakat yang bergabung menerima bantuan dari PT BPI

berupa pelatihan, modal kerja, sarana produksi, dan pendampingan teknis. Berikut adalah

kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pada tahun 2012-2017:

Tabel 1.2
Data Kegiatan Pelatihan Wirausaha Di Desa-Desa Terdampak
Tahun 2012-2017
No Nama Pelatihan Peserta

10
11

1 Menjahit tingkat dasar 188


2 Motivasi wirausaha 433
3 Pelatihan membuat tas jinjing dan rajut 208
4 Pelatihan membuat aneka makanan ringan 189
5 Pelatihan pelayanan jasa laundry 30
6 Pelatihan budidaya jamur 22
7 Pelatihan pembukuan bagi KUB simpan pinjam 22
8 Pelatihan pembuatan serundeng terasi 19

Jumlah 1.111

Sumber: Data Laporan Program Tanggung Jawab Sosial Tahun 2018

Berdasarkan data tersebut diatas, di desa Sembojo khususnya program KUB yang telah

dijalankan berjumlah 2 program yaitu pelatihan pelayanan jasa laundry dan pelatihan

pembuatan tas rajut. Dalam hal ini pembuatan tas rajut sangat berkaitan erat dengan kegiatan

wirausaha yang dapat dijalankan oleh perempuan khususnya mereka para ibu rumah tangga

yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini. Pemanfaatan sumber daya manusia di desa

Sembojo dapat ditingkatkan melalui kegiatan wirausaha mengingat jumlah ibu rumah tangga

yang jumlahnya lebih besar daripada wanita yang bekerja.

Tabel 1.3
Data Jumlah Penduduk Wanita
Desa Sembojo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang-Jawa Tengah
Tahun 2019-2020
No. Keterangan Jumlah
1. Ibu Rumah Tangga 384 orang
2. Wanita Pekerja 72 orang
3. Wanita yang belum menikah 268 orang
Jumlah Keseluruhan 724 orang

Sumber: Data Statis dan Data Dinamis


Kantor Kelurahan Desa Sembojo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang
(2019-2020)

11
12

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa jumlah ibu rumah tangga yang lebih besar

daripada wanita pekerja yaitu sebesar 384 orang. Dari jumlah 384 orang diketahui hanya 170

orang yang menempuh pendidikan terakhirnya pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah

Atas (SMA) /sederajat.

Adapun kegiatan sehari-hari yang dilakukan para ibu rumah tangga adalah melayani

kebutuhan bagi suami dan anaknya, seperti memasak, mencuci, berbelanja, merawat dan

mengantarkan anak sekolah, mengatur segala keperluan rumah tangga, serta mengatur

keuangan untuk menyelaraskan antara pendapatan dan kebutuhan rumah tangga. Terlebih

sebagian besar kepala rumah tangga dari para ibu rumah tangga tersebut berprofesi sebagai

supir truk antar kota dimana para suami pulang satu minggu sekali pada hari sabtu malam,

dan harus berangkat kembali pada minggu sore. Hal tersebut tentunya menjadi kendala bagi

ibu rumah tangga yang harus mengatur pendapatan dari suami mereka untuk bertahan

memenuhi kebutuhan keluarga hingga suami mereka pulang pada minggu depan kemudian.

Adapun jumlah wanita yang bekerja di Desa Sembojo Kecamatan Tulis Kabupaten

Batang sangatlah sedikit yaitu hanya berjumlah 73 orang, yang terdiri dari:

Tabel 1.4
Data Jumlah Penduduk Wanita Bekerja
Desa Sembojo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang - Jawa Tengah
Tahun 2019-2020
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Bidan Swasta 1 orang
2. Perawat Swasta 1 orang
3. Pembantu Rumah Tangga 10 orang
4. Karyawan Perusahaan Swasta 24 orang
5. Petani 3 orang
6. Buruh Tani 20 orang
7. Buruh Migran perempuan 4 orang
8. Pegawai Negeri Sipil 8 orang
9. Pedagang Keliling 1 orang

12
13

Jumlah Keseluruhan 72 orang


Sumber: Data Statis dan Data Dinamis
Kantor Kelurahan Desa Sembojo Kecamatan Tulis
Kabupaten Batang - Jawa Tengah
(2019-2020)

Berdasarkan data statis dan data dinamis yang diperoleh, di Desa Sembojo Kecamatan

Tulis Kabupaten Batang - Jawa Tengah sudah terdapat berbagai jenis usaha namun dengan

jumlah yang masih sangat minim dan bersifat offline. Berikut ini adalah data jenis usaha

yang telah ada di Desa Sembojo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang - Jawa Tengah

Tabel 1.5
Data Jumlah Jenis Usaha
Desa Sembojo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang - Jawa Tengah
Tahun 2019-2020
No. Jenis Usaha Jumlah
1. Rumah makan 1
2. Warung makan 10
3. Toko Kelontong 15
Jumlah 26
Sumber: Data Statis dan Data Dinamis
Kantor Kelurahan Desa Sembojo Kecamatan Tulis
Kabupaten Batang - Jawa Tengah
(2019-2020)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa hanya usaha offline saja yang terdapat di

Desa Sembojo Kecamatan Tulis Kabupaten Batang - Jawa Tengah. Berwirausaha dapat

dimulai dari rumah dengan memanfaatkan skill yang dimiliki. Bagi ibu rumah tangga akan

sangat mudah mempunyai peluang mendapatkan pendapatan dengan cara berwirausaha

online, terlebih saat ini perkembangan teknologi digital begitu pesat. Berwirausaha secara

online akan sangat memudahkan bagi ibu rumah tangga karena hanya mengandalkan

jaringan internet saja. Mereka tidak perlu memiliki toko dalam menjalankan usahanya

sehingga waktu yang dimiliki untuk mengurus rumah tangga dapat berjalan dengan baik dan

fleksibel tanpa menghilangkan kewajiban sebagai ibu rumah tangga.

13
14

Di tengah situasi pandemic covid-19 yang tak kunjung usai hingga saat ini, tentunya

memilki dampak yang sangat besar bagi keberlangsungan kehidupan, baik dari bidang

ekonomi, pendidikan, sosial, agama, maupun kebudayaan. Salah satu aspek yang memilki

peranan cukup besar terdapat pada aspek ekonomi karena berkaitan dengan kehidupan

sehari-hari. Pada situasi pandemic covid-19 saat ini, mengakibatkan masyarakat tidak dapat

bekerja secara normal (work from home) atau bahkan kehilangan mata pencahariannya

sehingga mereka kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya.

Wacana pemerintah menerapkan new normal ditengah pandemi covid-19 akan

berdampak pada perubahan kebiasaan individu dari offline ke online dalam segala aspek

kehidupan yang dijalani, tidak terkecuali dalam dunia perdagangan. Data dari Analytics

Data Advertising (ADA) menunjukkan adanya penurunan kunjungan ke pusat perbelanjaan

(mall) sebesar 50% yang diikuti oleh meningkatnya penggunaan aplikasi online sebesar

300% sejak kebijakan social distancing diumumkan 15 Maret yang lalu (https://www-cips-

indonesia-org.cdn.ammproject.org/v/s/www.cips-indonesia.org/amp/opini-hari-konsumen-

nasional-perlindungan-konsumen-online-lemah-di-tengah-pandemi-covid-19), yang diakses

tanggal 7 Agustus 2020).

Berwirausaha online membuka kesempatan bagi calon wirausahawan untuk bertahan

dalam masa sulit ini, mengingat semakin meningkatnya kesadaran dari setiap individu untuk

menerapkan social distancing. Hal tersebut akan membuat masyarakat menghindari

keramaian atau tempat publik demi meminimalisir kemungkinan tertularnya virus corona.

Melakukan aktivitas berbelanja online menjadi pilihan dan solusi tepat masyarakat yang

harus memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa harus berinteraksi secara langsung.

14
15

Terkhususnya bagi perempuan, selain tercatat sebagai kalangan yang paling banyak

memanfaatkan bisnis online, juga dapat menciptakan peluang usaha dimasa depan.

Beberapa penelitian mengenai minat berwirausaha telah banyak dilakukan dan

mendapatkan hasil yang kontradiktif, berikut ini adalah penelitian mengenai minat

berwirausaha:

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eni Eliza Sucipto (2019) dan Megawati

Beddu (2018) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh positif signifikan terhadap

pengembangan usaha, begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Hendri Herman (2017),

Tarmiyati (2017) dan Fanny Paramitasari (2016), Dini Agusmiati dan Agus Wahyudin

(2018) dan Firlian Erma Inayati (2018) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan

positif terhadap minat berwirausaha. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Puput

Anggraini (2015) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh negatif terhadap minat

berwirausaha. Dengan adanya research gap tersebut maka perlu dilakukan penelitian

lanjutan pengaruh motivasi terhadap minat berwirausaha.

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bagus Pramana Putra (2018), Yuliana

Putri Linggo (2019) dan Anggun Kurnia Sari, dkk (2018) menyatakan bahwa locus of

control berpengaruh positif signifkan terhadap minat berwirausaha. Penelitian yang

dilakukan oleh Musdalifah & A. Baharuddin (2015) menyatakan bahwa locus of control

berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensitas berwirausaha. Sedangkan penelitian

yang dilakukan oleh Aldino Rama Firda (2011) dan Zakki Mubarok (2014) locus of control

tidak berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Dengan adanya research gap

tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh locus of control terhadap minat

berwirausaha.

15
16

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Eni Eliza Sucipto (2019) Nurudin (2017),

Komang Melayani (2017), dan Amid Hamdani (2020) menyatakan bahwa lingkungan

keluarga berpengaruh posistf terhadap minat berwirausaha. Penelitian yang dilakukan oleh

Tarmiyati (2017), Firlian Erma Inayati (2018), Armiati (2013) dan Dini Agusmiati & Agus

Wahyudin (2018) juga menyatakan bahwa lingkungan keluarga berpengaruh positif

signifkan terhadap minat berwirausaha. Sedangkan penelitian yang dilakukan Muhammad

Muzakka (2014) faktor lingkungan keluarga tidak berpengaruh positif signifikan terhadap

minat berwirausaaha. Dengan adanya research gap tersebut maka perlu dilakukan penelitian

lanjutan pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha.

Penelitian yang dilakukan oleh Amid Hamdani (2020), Yuliana Putri Linggo (2019),

Dorris Yadewani & Reni Wijaya (2017), Bida Sari & Maryati Rahayu (2020) dan Ade Lisya

Pohan (2018) menyatakan bahwa e-commerce berpengaruh positif terhadap minat

berwirausaha. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh SR Eka faktor e-commerce tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap minat pelaku usaha. Dengan adanya research gap

tersebut maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh lingkungan keluarga terhadap

minat berwirausaha.

Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Eni Eliza Sucipto (2019), Megawati Beddu (2018), Hendri Herman (2017),

Komang Melayani (2017), Nurudin (2017), Cut Erika Ananda Fatimah (2015), Ade Lisya

Pohan (2018) dan Armiati (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

dilakukan oleh Eni Eliza Sucipto (2019) adalah terletak pada penambahan variabel

indepennya, dimana Eni Eliza Sucipto (2019) menguji dengan menggunakan variabel

16
17

motivasi dan lingkungan keluarga. Sedangkan dalam penelitian ini menguji dengan

menggunakan variabel motivasi, locus of control, lingkungan keluarga dan e-commerce.

Kemudian perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Megawati

Beddu (2018) terletak pada variabel independen dan dependennya, dimana Megawati Beddu

(2018) hanya menguji pengaruh variabel independen minat dan motivasi berwirausaha

terhadap pengembangan usaha menjahit, sedangkan dalam penelitian ini menguji pengaruh

motivasi, locus of control, lingkungan keluarga dan e-commerce terhadap minat

entrepreneurship ibu rumah tangga secara online. Hendri Herman (2017) adalah terletak

pada variabel independennya, Hendri Herman (2017) menggunakan variabel independen

motivasi berwirausaha dan kegiatan penyuluhan kewirausahaan, sedangkan dalam penelitian

ini variabel independen yang digunakan adalah motivasi, locus of control, lingkungan

keluarga dan e-commerce.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Komang Melayani (2017) terletak pada

vaiabel independennya. Komang Melayani (2017) menggunakan variabel lingkungan

keluarga dan pendidikan, sedangkan dalam penelitian ini variabel independen yang

digunakan adalah motivasi, locus of control, lingkungan keluarga dan e-commerce.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nurudin (2017) terletak pada variabel independen

dan dependennya, dimana Nurudin (2017) menguji pengaruh minat dan lingkungan keluarga

terhadap keputusan wanita muslim berwirausaha. Cut Erika Ananda Fatimah (2015) dalam

penelitiannya menguji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wanita muslim

berwirausaha, sedangkan dalam penelitian ini menguji pengaruh motivasi, locus of control,

lingkungan keluarga dan e-commerce terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga

secara online.

17
18

Ade Lisya Pohan (2018) dalam penelitiannya yaitu analisis minat pengangguran

terhadap bisnis online atau e-commerce, sedangkan dalam penelitian ini menguji pengaruh

motivasi, locus of control, lingkungan keluarga dan e-commerce terhadap minat

entrepreneurship ibu rumah tangga secara online. Dalam penelitian yang dilakukan oleh

Armiati (2013) menguji tentang women entrepreneurs serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya, sedangkan dalam penelitian ini menguji pengaruh motivasi, locus of

control, lingkungan keluarga dan e-commerce terhadap minat entrepreneurship ibu rumah

tangga secara online.

Berdasarkan kajian teori serta adanya research gap dari penelitian sebelumnya, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Motivasi, Locus of

Control, Lingkungan Keluarga dan E-Commerce Terhadap Minat Entrepreneurship Ibu

Rumah Tangga Secara Online (Studi kasus pada ibu rumah tangga di Desa Sembojo

Kecamatan Tulis Kabupaten Batang - Jawa Tengah).”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diajukan diatas, maka masalah yang

dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah motivasi berpengaruh terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga secara

online di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah?

2. Apakah Locus of Control berpengaruh terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga

secara online di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah?

3. Apakah Lingkungan Keluarga berpengaruh terhadap minat entrepreneurship ibu rumah

tangga secara online di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa

Tengah?

18
19

4. Apakah E-Commerce berpengaruh terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga

secara online di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah?

5. Apakah Motivasi, Locus of control, Lingkungan keluarga, dan E-Commerce berpengaruh

terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga secara online di Desa Sembojo,

Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh motivasi terhadap minat

entrepreneurship ibu rumah tangga secara online di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis,

Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

2. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh locus of control terhadap

minat entrepreneurship ibu rumah tangga secara online di Desa Sembojo, Kecamatan

Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

3. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh lingkungan keluarga

terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga secara online di Desa Sembojo,

Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

4. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh e-commerce terhadap minat

entrepreneurship ibu rumah tangga secara online di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis,

Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

5. Untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh motivasi, locus of control,

lingkungan keluarga, dan e-commerce terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga

secara online di Desa Sembojo, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

19
20

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan bukti secara empiris tentang

pengaruh Motivasi, Locus of Control, Lingkungan Keluarga, dan E-commerce

terhadap minat entrepreneurship ibu rumah tangga secara online di Desa Sembojo,

Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

b. Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran

dalam pengembangan ilmu akademik dan dapat dijadikan referensi atau bukti

tambahan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang akan meneliti topik yang

sama.

c. Dapat dijadikan acuan untuk ibu rumah tangga sebagai motivasi untuk

berwirausaha.

2. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi ibu rumah tangga yang

akan memulai berwirausaha dan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi ibu

rumah tangga sehingga dapat lebih berminat dalam kegiatan berwirausaha.

20

Anda mungkin juga menyukai