Anda di halaman 1dari 31

PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM PENINGKATAN

PEREKONOMIAN KELUARGA (STUDI KASUS PADA


PEREMPUAN BEKERJA DI SEKITAR KAMPUS
UNIVERSITAS TIDAR MAGELANG)

Disusun oleh:
1. Muhimatul Ulya (2120201055)
2. Fitrotin Nisak (2120201056)
3. Amelia Ardani (2120201066)
4. Danang Dwi Prasetyo (2120201078)
5. Nadhiya Agustina (2120201084)
6. Girinjani Saputri (2240201190)

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TIDAR
2023
A. Pendahuluan
Keluarga merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
(Hanum dalam Jannah & Lestari, 2018). Pada struktur masyarakat, terdapat
pembagian peran berdasarkan gender di dalam keluarga, yang pada gilirannya
menciptakan ketidaksetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam konteks sosial
(Deswandari et al., 2021). Gender dapat dianggap sebagai konstruksi sosial yang
membawa dampak ketidaksetaraan, khususnya merugikan perempuan.
Ketidaksetaraan ini sering muncul sebagai akibat dari nilai-nilai budaya tradisional
yang diwariskan dari generasi ke generasi dalam masyarakat. Budaya tersebut pada
masyarakat Jawa misalnya terdapat anggapan bahwa perempuan hanya memiliki
peran sebatas “macak” (berhias diri), “manak” (melahirkan) dan “masak” (memasak)
(Budiati, 2010). Ketiga aspek ini mencerminkan pemahaman bahwa peran perempuan
dalam lingkup keluarga hanya terkait dengan kasur, sumur, dapur serta pekerjaan
rumah tangga lainnya.
Dengan evolusi waktu dan transformasi yang terjadi dalam masyarakat, terjadi
pergeseran bertahap yang mendorong perempuan untuk aktif berpartisipasi dalam
sektor publik, termasuk turut serta dalam mencari penghasilan untuk keluarga mereka.
Salah satu alasan di balik perubahan ini adalah kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi keluarga. Oleh karena itu, saat ini, semakin banyak pria dan wanita yang
terlibat dalam berbagai profesi seperti pegawai negeri, pekerja pabrik, dan pedagang
(Nasdian dalam Jannah & Lestari, 2018).
Partisipasi perempuan dalam sektor publik pada kenyataannya tidak pernah
menghapuskan peran domestik perempuan di lingkup rumah tangga. Hal ini
mengakibatkan peran ganda di mana perempuan berfungsi sebagai ibu rumah tangga
dan pekerja. Secara umum, peran ganda merujuk pada situasi di mana seorang
perempuan harus menjalankan dua peran atau lebih secara bersamaan. Adapun peran-
peran tersebut umumnya mengenai peran domestik, sebagai ibu rumah tangga, dan
peran publik yang umumnya dalam pasar tenaga kerja (Rustiani dalam Supartiningsih,
2003). Sehingga, walaupun mereka bekerja di luar rumah, tanggung jawab terhadap
pekerjaan rumah tangga tetap menjadi bagian dari peran perempuan.
Peran ganda tersebut rupanya dialami oleh perempuan-perempuan yang bekerja
sebagai pedagang di kantin dan sekitar Kampus Universitas Tidar yang terletak di
Magelang, Jawa Tengah. Mayoritas dari mereka memiliki situasi ekonomi keluarga

2
yang masih kurang memadai sehingga memilih untuk menjalankan usaha dagang
guna meningkatkan pendapatan keluarga. Menjadi pedagang bukanlah pekerjaan yang
ringan bagi perempuan, mengingat mereka harus menyisihkan waktu untuk persiapan
dagangan dan melayani pelanggan setiap hari. Di samping itu, tanggung jawab
sebagai ibu rumah tangga tetap harus diemban setelah menyelesaikan tugas sebagai
pekerja dagang.
Dalam konteks perempuan yang bekerja sebagai pedagang di kantin dan sekitar
lingkungan kampus Universitas Tidar, terdapat konflik peran yang muncul karena
adanya peran ganda. Perempuan ini harus menangani dua peran sekaligus, yakni
sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja. Konflik muncul karena di satu sisi,
perempuan tersebut harus memenuhi tugasnya sebagai istri dan ibu rumah tangga,
termasuk melayani suami, mengurus rumah tangga, dan mendidik anak-anak. Namun,
di sisi lain, ia juga dituntut untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga dan meningkatkan kondisi ekonomi secara keseluruhan. Dalam konteks ini,
beban ganda timbul karena perempuan harus mengatasi tuntutan peran ganda sebagai
ibu rumah tangga dan pekerja. Beban kerja ganda merujuk pada ketidaksetaraan
dalam penerimaan beban kerja antara jenis kelamin, di mana salah satu jenis kelamin
mendapatkan beban lebih banyak dibandingkan dengan yang lain (Deswandari et al.,
2021).
Salah satu motivasi utama bagi perempuan yang memilih bekerja sebagai
pedagang di kantin dan sekitar lingkungan Kampus Universitas Tidar adalah karena
adanya tekanan kebutuhan ekonomi. Mereka percaya bahwa mengandalkan
penghasilan suami saja tidak akan mencukupi kebutuhan hidup yang terus meningkat.
Dengan bekerja sebagai pedagang, dianggap dapat secara signifikan meningkatkan
kondisi ekonomi keluarga. Mereka meyakini bahwa berkontribusi dalam mencari
penghasilan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga secara
keseluruhan. Sebaliknya, jika hanya mengandalkan penghasilan suami tanpa ikut
bekerja, mereka khawatir akan kesulitan memenuhi berbagai kebutuhan dalam
keluarga.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian yang mengeksplorasi peran ganda yang dialami oleh perempuan
yang bekerja sebagai pedagang di kantin dan sekitar wilayah Kampus Universitas
Tidar di Magelang, Jawa Tengah. Fokus penelitian akan membahas penyebab dari
peran ganda yang diterima oleh perempuan ini, serta dampaknya terhadap

3
kesejahteraan mereka, mengingat mereka tidak hanya menjalankan peran di sektor
publik sebagai pedagang, tetapi juga memikul tanggung jawab domestik. Pemilihan
Kampus Universitas Tidar sebagai lokasi penelitian didasarkan pada keberadaan
banyak pedagang perempuan di sekitar lingkungan kampus tersebut.

B. Review Literatur
1. Teori Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender merupakan sebuah konsep dimana stereotip tidak lagi
membatasi peran laki-laki dan perempuan dalam mengembangkan potensinya (Sari
dan Ismail, 2021). Gender equality dalam pembangunan mencerminkan upaya untuk
memastikan laki-laki dan perempuan memiliki hak tanggung jawab dan peluang
yang setara dalam semua aspek pembangunan sosial ekonomi dan politik. Laki-laki
dan perempuan memiliki posisi yang sama, sebanding, dan setara dalam
mendapatkan hak-haknya sebagai manusia dalam semua aspek kehidupan. Konsep
ini menekankan pada pentingnya mengatasi ketidaksetaraan berbasis gender yang
dapat membatasi kontribusi dan potensi perempuan dalam proses pembangunan.
Indikator dalam gender dan kesetaraannya meliputi adanya akses atau peluang
atau kesempatan dalam menggunakan sumber daya tertentu partisipasi yang sama
dalam pengambilan keputusan dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu
penguasaan atau wewenang dalam pengambilan keputusan serta manfaat atau
kegunaan yang diterima atau dinikmati secara penuh dalam optimal dan optimal
(Ismail et al, 2020).
Dalam konteks pembangunan, kesetaraan gender bukan hanya tentang
menciptakan peluang yang setara, tetapi juga mengakui peran dan partisipasi yang
dapat diberikan oleh laki-laki dan perempuan melalui peningkatan akses terhadap
pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi serta memiliki peran yang setara dalam
pengambilan keputusan politik sosial dan ekonomi.
Perempuan dapat berperan sebagai agen pembangunan ekonomi melalui
partisipasi aktif di berbagai sektor. Langkah-langkah konkrit yang bisa mendukung
peran perempuan yaitu termasuk pemberian akses pendidikan yang setara,
mendukung wirausaha perempuan, dan menghapuskan diskriminasi gender di
tempat kerja. Dengan menciptakan lingkungan yang mendukung peran ganda
perempuan, kita dapat memperkuat basis ekonomi dan mencapai pembangunan yang
berkelanjutan.

4
Dalam konteks perempuan yang memegang peran utama dalam menyokong
keluarga secara ekonomis, beberapa aspek perlu diperhatikan. Pertama, perempuan
harus memiliki akses yang setara dengan laki-laki terhadap berbagai peluang
pekerjaan dan pendidikan. Ini mencakup penghapusan hambatan-hambatan seperti
diskriminasi dalam rekrutmen dan pemilihan pekerjaan. Pemberian peluang yang
setara memastikan bahwa perempuan memiliki beragam pilihan karier dan dapat
mengembangkan potensi mereka sepenuhnya. Dukungan terhadap perempuan yang
berperan sebagai tulang punggung keluarga juga melibatkan upaya untuk
memastikan kondisi kerja yang adil dan upah yang setara.
2. Teori Konflik Peran Ganda
Menurut Davis dan Newstrom (1996) peran diwujudkan dalam perilaku. Peran
adalah bagian yang dimainkan individu pada setiap keadaan dan cara tingkah
lakunya untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Menurut Greenhause dan Beutell
(1985) konflik peran ganda adalah salah satu dari bentuk interrole conflict yaitu
tekanan atau ketidakseimbangan peran antara peran di pekerjaan dengan peran
dalam keluarga. Hal ini biasanya terjadi pada saat individu berusaha untuk
memenuhi tuntutan peran dalam pekerjaan dan usaha tersebut dipengaruhi oleh
kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan keluarganya atau sebaliknya.
Adanya tuntutan untuk mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu
alasan bagi wanita untuk bekerja. Pada perempuan yang bekerja mereka dihadapkan
pada banyak pilihan yang ditimbulkan oleh perubahan peran dalam masyarakat, di
satu sisi mereka harus berperan sebagai ibu rumah tangga yang tentu saja bisa
dikatakan memiliki tugas yang cukup berat dan sisi lain mereka juga harus berperan
sebagai wanita karir (Anoraga, 1992).
Apabila seorang wanita ingin menjalankan ketiga perannya yaitu sebagai
isteri, ibu dan wanita pekerja sekaligus, maka hendaknya wanita tersebut menyadari
bahwa menjalankan peran tersebut bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Mereka
harus mampu memainkan perannya secara seimbang. Bagaimanapun juga tugas
utama wanita adalah sebagai isteri dan ibu bagi anak-anak mereka dan peran
tersebut harus dapat dilaksanakan dengan baik agar tidak menimbulkan konflik
antara tuntutan pekerjaan di kantor dan keluarga sehingga tidak menyebabkan
ketidakharmonisan di dalam keluarga.
3. Penelitian Terdahulu
Judul : Peran Ganda Perempuan (Studi Pada Pedagang Kaki Lima

5
di Laman Boenda Kota Tanjungpinang)
Penulis : D. Arfa, E. B. Prastiyo, D. Effendi, N. Ramadhani
Hasil pembahasan : Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
menjelaskan dan menggambarkan secara detail tentang
situasi dan kondisi yang nyata terjadi pada pedagang kaki
lima perempuan di Laman Boenda.
Persamaan : Dalam penelitian yang dilakukan oleh Arfa dkk sama-sama
meneliti tentang peran ganda perempuan. Penelitian ini juga
mengulik bidang yang sama yaitu peran ganda perempuan
yang berdagang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode
yang sama yaitu deskriptif kualitatif melalui wawancara,
dokumentasi dan observasi secara langsung.
Perbedaan : Dalam penelitian kami, lokus penelitian berfokus pada
pedagang perempuan di sekitar kampus Universitas Tidar
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Arfa dkk
berfokus pada pedagang kaki lima di tempat wisata laman
boenda.

C. Analisis
a. Gender
Isu gender sangat mempengaruhi dinamika sosial di Universitas Tidar.
Kita dapat melihat berbagai masalah, kemajuan, dan upaya menuju
kesetaraan melalui pemahaman dan analisis aspek gender di kampus ini.
Hubungan interpersonal di kampus juga menunjukkan pentingnya masalah
gender. Adalah penting untuk membangun budaya yang menghargai
kerjasama antara laki-laki dan perempuan, di mana pendapat dan perspektif
setiap orang dihargai tanpa mempertimbangkan jenis kelamin mereka.
Peningkatan kesadaran dan pendekatan yang inklusif dapat membantu
mengatasi stereotip dan norma sosial yang dapat mengganggu hubungan
yang sehat di antara anggota komunitas kampus.
Universitas Tidar memiliki kemampuan untuk memainkan peran
penting dalam meningkatkan kesadaran dan peningkatan kesetaraan gender
sebagai komunitas akademik. Ini dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas

6
dengan menetapkan kebijakan yang mendukung kesetaraan, melibatkan
mahasiswa dalam diskusi terbuka tentang gender, dan memberikan
perempuan kesempatan untuk memegang peran penting. Kesetaraan gender
di Universitas Tidar adalah perjalanan yang terus berkembang. Kita dapat
menciptakan lingkungan kampus yang lebih adil dan inklusif dengan kerja
sama dan komitmen dari semua anggota komunitas kampus. Lingkungan ini
akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan semua siswa tanpa
memandang jenis kelamin.
b. Peran ganda perempuan
Di lingkungan kampus Universitas Tidar, peran ganda perempuan
pedagang mencerminkan dinamika sosial dan ekonomi yang mempengaruhi
kehidupan sehari-hari. Para wanita ini bekerja sebagai agen ekonomi dan ibu
rumah tangga, menggambarkan peran yang kompleks dalam masyarakat.
Perempuan pedagang di sekitar kampus memainkan peran penting
dalam ekonomi lokal dan membantu keluarga mereka. Usaha mikro mereka
membantu pertumbuhan komunitas kampus, menciptakan lapangan kerja,
dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal. Karena keterlibatan mereka
dalam perdagangan, perempuan memiliki peluang ekonomi untuk menjadi
mandiri secara finansial.
Perempuan yang bekerja sebagai pedagang juga memainkan peran
penting dalam membangun masyarakat yang ramah dan berdaya. Mereka
sangat penting bagi kehidupan mahasiswa dan karyawan karena
kedekatannya dengan kampus. Mereka tidak hanya menjual barang dan jasa,
tetapi juga merupakan pusat komunitas lokal. Ini memungkinkan
keseimbangan antara kehidupan sehari-hari dan aktivitas akademik,
menciptakan ikatan sosial yang meningkatkan pengalaman kampus.
Namun, mengambil peran ganda sebagai pedagang juga menunjukkan
kesulitan yang dihadapi perempuan dalam menjaga keseimbangan antara
tugas ekonomi dan rumah tangga. Seringkali, tanggung jawab domestik
diimbangi dengan tuntutan bisnis, yang menghasilkan beban yang lebih
besar. Ini dapat dikurangi dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya
dukungan infrastruktur dan kebijakan progresif.
c. Ekonomi keluarga

7
Ekonomi keluarga pedagang di lingkungan Universitas Tidar
menunjukkan dinamika ekonomi mikro yang terjadi di kampus. Pedagang
yang beroperasi di sekitar kampus sangat penting dalam menyediakan barang
dan jasa kepada mahasiswa, karyawan, dan masyarakat sekitar. Analisis
ekonomi yang dilakukan oleh keluarga pedagang ini memberikan gambaran
tentang tantangan, peluang, dan bagaimana hal itu berdampak pada
keberlanjutan ekonomi lokal.
Pedagang ini mengandalkan aktivitas perdagangan mereka sebagai
sumber pendapatan utama mereka. Kehadiran mahasiswa dan karyawan di
universitas memberikan pasar potensial yang besar, mendorong pertumbuhan
bisnis, dan memberikan stabilitas finansial bagi keluarga pedagang. Namun,
menjaga stabilitas pendapatan dapat menjadi tantangan tersendiri karena
perubahan musiman dan tingkat partisipasi mahasiswa.
Sebaliknya, hal-hal yang datang dari luar, seperti perubahan dalam tren
konsumen dan persaingan usaha, juga mempengaruhi keuangan keluarga
pedagang. Untuk mempertahankan daya saing, pengetahuan tentang pasar
dan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan penting. Oleh
karena itu, kemampuan untuk berinovasi dan fleksibel dalam menyesuaikan
produk atau layanan menjadi faktor penting dalam keberhasilan dalam
menjaga keseimbangan keuangan keluarga pedagang.
Peran perempuan dalam mengelola uang dan pendapatan keluarga
sangat penting. Banyak dari pedagang ini adalah keluarga yang mengelola
usaha bersama, dan perempuan sering kali menjadi orang yang membuat
keputusan keuangan yang strategis. Oleh karena itu, keberlanjutan ekonomi
keluarga pedagang dapat dibantu oleh pengetahuan dan keterampilan
manajemen keuangan yang lebih baik.
Selain itu, usaha mikro di sekitar kampus berdampak positif pada
komunitas lokal, seperti menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pihak terkait dapat memahami
dinamika ini saat merancang kebijakan yang mendukung dan mendorong
pertumbuhan usaha mikro di sekitar kampus. Oleh karena itu, analisis
ekonomi keluarga pedagang di sekitar Universitas Tidar menunjukkan
hubungan yang kompleks antara stabilitas ekonomi lokal, peran perempuan
dalam manajemen keuangan, dan variabel luar yang mempengaruhi

8
keberlangsungan bisnis mikro. Pemahaman yang mendalam tentang
dinamika ini dapat membantu meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan
finansial keluarga pedagang di sekitar kampus.
d. Faktor pendorong perempuan bekerja
Kampus Universitas Tidar merupakan salah satu perguruan tinggi
negeri yang terletak di Jalan Kapten Suparman Nomor 39, Potrobangsan,
Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang, Jawa Tengah. Di kampus ini
baik di dalam kampusnya sendiri yang berupa kantin kampus, maupun di
luar kampus banyak pedagang yang mencoba menjajakan dagangannya
kepada para mahasiswa. Tidak hanya ada pedagang laki-laki saja, tetapi
pedagang perempuan pun dapat ditemui. Memang telah menjadi hal yang
biasa saat ini ketika ditemui para perempuan yang juga ikut berkarir di luar.
Apalagi ketika perempuan yang dibebankan faktor ekonomi dan memiliki
anak di keluarga.
Para perempuan atau di sini dapat juga dikatakan sebagai ibu rumah
tangga, harus ikut menopang perekonomian keluarga dengan cara bekerja
sebagai pedagang di kantin maupun pedagang makanan di pinggir jalan.
Memang bukan hal yang mudah bagi perempuan ketika harus memiliki peran
ganda, baik sebagai pedagang dengan ikut berkarir di luar, maupun tetap
melaksanakan kewajiban mereka yang berperan sebagai ibu rumah tangga
dan melaksanakan pekerjaan di rumah. Berdasarkan data yang diperoleh
peneliti, ada beberapa faktor pendorong yang menyebabkan perempuan
harus melaksanakan peran ganda, baik di rumah maupun di luar rumah:
1) Keterbatasan Ekonomi
Faktor utama sebagian perempuan memutuskan untuk
menjadi pedagang adalah karena faktor ekonomi. Keterbatasan
ekonomi baik secara langsung maupun tidak langsung
mendorong mereka harus turut andil dalam kegiatan pencarian
nafkah bagi keluarganya. Ada yang harus bekerja untuk
membantu orang tuanya, seperti yang disampaikan oleh salah
seorang pedagang di kantin Universitas Tidar yaitu Mba Ervinah.
Dia harus bekerja sebagai pedagang di kantin karena sebagai
salah satu upaya nya untuk membantu orang tua dalam
pemenuhan kebutuhan ekonomi. Mba Ervinah menyampaikan

9
jika memang tidak ada paksaan secara langsung untuknya
bekerja. Tetapi, karena kondisi ekonomi keluarga, sehingga
membuatnya harus bekerja untuk membantu orang tua.
Faktor ekonomi memang biasanya menjadi alasan utama
seorang perempuan untuk bekerja, keadaan ekonomi yang tidak
berlimpah, menyebabkan mereka tidak mempunyai investasi
yang baik untuk keluarga. Baik dalam bentuk tabungan maupun
dalam bentuk barang berharga lainnya. Kemudian mereka
tergerak untuk melakukan usaha dengan berdagang makanan di
kantin kampus maupun di sekitar kampus.
Seperti juga yang dilakukan oleh Ibu Wati, Dia bekerja
sebagai pedagang geprek di depan kampus Universitas Tidar.
Memiliki dua orang anak, dimana anak keduanya masih kuliah
dan membutuhkan tambahan biaya. Apalagi suami Ibu Wati
merupakan seorang pensiunan. Dia mengungkapkan, jika hanya
mengandalkan pendapatan suami saja dirasa tidak cukup, untuk
kewajibannya dalam mengurus rumah Dia tidak merasa
kerepotan karena mereka melakukannya secara bersama-sama.
Dia menambahkan, jika dengan perencanaan yang baik dan adil,
maka baik pekerjaan di rumah maupun di luar rumah tetap dapat
dikerjakan secara baik. Penghasilan yang didapatkan oleh Ibu
Wati dirasa sangat membantu mencukupi kebutuhan dalam
keluarga. Semua jika dinikmati prosesnya pasti akan menjadi
lebih ringan bebannya. Berkumpul dengan keluarga di rumah
menjadi salah satu caranya melepas penat.
2) Lingkungan
Faktor lingkungan juga menjadi alasan sebagian
perempuan dari data yang peneliti dapatkan untuk melakukan
suatu pekerjaan. Dibandingkan harus berdiam diri di rumah dan
melakukan pekerjaan rumah seperti biasanya. Mereka
memutuskan untuk mencari kegiatan lain di luar rumah, yang
selain menghasilkan juga sesuai dengan keahlian mereka.
Memasak, menjadi keahlian dasar yang mereka miliki mereka
manfaatkan untuk menambah pundi-pundi rupiah mereka.

10
Seperti hal nya yang diungkapkan oleh Ibu Hastuti, salah
seorang pedagang makanan di kantin Universitas Tidar Dia
memang masih memiliki suami yang bekerja dan dari tiga anak-
anaknya, hanya tinggal satu yang masih sekolah, sedangkan dua
lainnya sudah bekerja. Jika dikatakan sudah cukup atau belum
mengenai keuangan, Dia mengatakan sudah cukup. Akan tetapi,
jika harus berdiam diri di rumah dan tidak melakukan apa-apa,
maka Ibu Hastuti memutuskan memilih untuk bekerja di luar
rumah. Selain menambah penghasilan yang dapat membantu
perekonomian keluarga, bekerja di luar rumah juga membuatnya
bertemu dengan banyak orang dan melakukan interaksi.
Permasalahan mengenai pekerjaan rumah, masih dapat
dikerjakan setelah Dia pulang dari bekerja menurut penuturan
langsung Ibu Hastuti.
e. Bentuk peran ganda yang dilakukan perempuan
Bentuk peran ganda yang dilakukan oleh perempuan bekerja di kantin
Universitas Tidar dan sekitar Universitas Tidar adalah perempuan pedagang
tidak hanya melakukan pekerjaan yang ada di dalam rumah tangga saja,
melainkan Dia ikut ke luar rumah untuk menambah bahkan ada yang
menopang perekonomian keluarganya. Bentuk peran yang harus mereka
tanggung di luar rumah adalah berdagang makanan, baik di dalam kampus
Universitas Tidar atau dapat dikatakan di kantinnya maupun di lingkungan
sekitar Kampus Universitas Tidar.
Dari data yang peneliti dapatkan di lapangan, perempuan bekerja di
kantin Universitas Tidar berjualan makanan dan minuman, baik makanan
berat maupun camilan. Sedangkan, yang di sekitar Kampus Universitas Tidar
berjualan minuman seperti minuman boba maupun berjualan makanan
geprek ayam. Mereka melakukan segala kegiatan berdagangnya sendiri.
Mulai dari perencanaan apa saja yang akan didagangkan, pengolahan,
sampai dengan penjualan ke konsumen. Hal tersebut mereka lakukan demi
menambah penghasilan dalam keluarga.
Pekerjaan rumah mereka tetap lakukan, tetapi dengan sedikit
perencanaan dan modifikasi. Modifikasi di sini dalam hal, perempuan yang
memang melakukan semua pekerjaan rumahnya sendiri seperti yang

11
dilakukan oleh Ibu Hastuti. Dia menyelesaikan pekerjaan rumah setelah
selesai berdagang. Ada juga yang mempekerjakan orang lain untuk
melakukan pekerjaan di rumah apabila pekerjaannya tidak dapat dilakukan.
Ada juga yang melakukan pekerjaan rumah tetapi dengan membagi
pekerjaannya dengan suami maupun anak.
f. Dampak yang ditimbulkan akibat perempuan melakukan peran ganda
Dampak yang ditimbulkan dari peran ganda yang dilakukan
perempuan bekerja sebagai pedagang di Universitas Tidar dan sekitarnya,
serta berperan sebagai Ibu rumah tangga ada beberapa indikator. Ada
beberapa yang mengatakan jika pekerjaan yang mereka lakukan senang-
senang saja, tetapi ada juga yang mengatakan lelah dengan perannya.
Namun, kelelahannya dapat terobati dengan bertemu dengan keluarga, serta
dengan pendapatan yang mereka peroleh.
a) Dampak Positif
1. Pendapatan keluarga bertambah
Perempuan bekerja di luar rumah untuk berdagang di
kantin kampus Universitas Tidar maupun di sekitarnya salah
satu faktornya adalah faktor ekonomi. Ekonomi keluarga yang
dapat dikatakan hanya cukup saja, mendorong mereka untuk
bekerja mencari nafkah agar kebutuhan rumah tangga dapat
terpenuhi. Seperti pemaparan dari Ibu Bariroh,
mengungkapkan jika hanya suami saja yang bekerja tidak
cukup. Apalagi keempat anaknya masih kecil-kecil, anaknya
yang paling besar baru berumur 13 tahun. Keinginan untuk
menyekolahkan anak menjadi alasan dari Ibu Bariroh
tersebut. Dengan ikut bekerjanya perempuan di luar rumah
tersebut pendapatan rumah tangga pun bertambah.
2. Kesejahteraan keluarga menjadi meningkat
Berkaitan dengan dampak positif yang pertama tersebut,
menunjukan jika pendapatan yang meningkat maka akan
meningkatkan taraf ekonomi keluarga dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Taraf kesejahteraan yang baik, maka
akan membuat kebutuhan ekonomi dapat terpenuhi. Karena

12
pendapatan berbanding lurus dengan kesejahteraan, jika
pendapatan meningkat, maka kesejahteraan juga meningkat.
3. Terjadinya interaksi dan sosialisasi
Para perempuan yang bekerja di luar pasti tidak terlepas
dari terjadinya sebuah interaksi dan sosialisasi. Mereka
bertemu dengan sesama pedagang maupun dengan konsumen.
Dari pertemuan tersebutlah terjadi interaksi dan transfer
informasi. Waktu yang mereka gunakan untuk bekerja mereka
gunakan juga untuk bersosialisasi. Mereka dapat memperoleh
informasi baik berupa informasi seputar makanan dan
minuman, maupun informasi di luar lingkup kedua hal
tersebut.
b) Dampak Negatif
1. Anak yang tidak terurus oleh sosok ibu kandung
Keputusan yang diambil oleh seorang perempuan untuk
ikut bekerja di luar rumah membantu suami maupun keluarga
menyebabkan tidak banyaknya interaksi yang terjadi dan
tidak banyaknya waktu yang mereka habiskan dengan anak
maupun suami mereka. Seperti halnya yang terjadi dengan
Ibu Bariroh yang berdagang minuman boba, anaknya yang
masih dapat dikatakan kecil-kecil dengan anak yang tertua
berumur 13 tahun dan yang paling besar berumur 5 bulan
membuatnya harus meminta bantuan baby sitter untuk
merawat anaknya, terutama anaknya yang masih kecil. Hal ini
Dia lakukan agar pekerjaan di luar rumahnya dapat dilakukan
dan masalah pengurusan anaknya pun masih dapat dilakukan.
Walaupun pada kenyataanya, interaksi antara Dia dan anak-
anaknya menjadi lebih sedikit.
2. Membuat jarak antara anak dan orang tua
Pengaruh lainnya dari perempuan apalagi seorang ibu
jika bekerja di luar rumah adalah membuat jarak antara anak
dan orang tuanya terutama ibu. Tidak dapat dipungkiri jika
seorang anak membutuhkan peran seorang ibu dalam
keluarganya. Karena ibu menjadi guru pertama bagi anak-

13
anaknya, jika ibu memiliki kontrol yang baik terhadap anak-
anaknya, maka anak-anaknya pun akan tumbuh menjadi orang
yang baik sesuai harapan dari orang tuanya. Namun, apabila
seorang anak tidak dapat mendapatkan pendidikan dalam
keluarga yang baik, maka akan menjadikan anak tersebut
melakukan hal-hal yang bahkan tidak diharapkan.
3. Rasa lelah
Pekerjaan yang para perempuan lakukan dimana mereka
mulai berdagang, dari data yang peneliti dapatkan mereka
mulai bekerja pukul 07.00 sampai dengan 17.00, bahkan ada
yang sampai pukul 19.00. Mereka mengungkapkan jika rasa
lelah pasti ada, tetapi demi menambah pendapatan dalam
keluarga mereka merasa baik-baik saja dalam melakukannya.
Pekerjaan dalam rumah juga harus tetap mereka lakukan
walaupun rasa lelah sehabis bekerja di rumah mereka rasakan.
Mereka tidak dapat menghindari hal tersebut, cara mereka
untuk mengatasi rasa lelahnya adalah dengan beristirahat dan
bertemu dengan keluarga saat di rumah.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dikemukakan di atas maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran ganda perempuan khususnya dalam lingkungan Universitas Tidar
dimana perempuan bekerja sebagai pedagang memainkan peran penting
dalam sosial budaya masyarakat. Namun, dalam peran ganda tersebut yaitu
mengurus rumah tangga dan dibarengi dengan tuntutan bisnis menimbulkan
beban yang lebih besar dan kompleks.
2. Pedagang di kampus Universitas Tidar mengandalkan pendapatannya
sebagai sumber utama perekonomian. Banyak faktor pula yang
mempengaruhi stabilitas pendapatan mereka, diantaranya, perubahan dalam
tren konsumen dan persaingan usaha, peran perempuan dalam mengelola
keuangan, dan variabel luar yang mempengaruhi keberlangsungan bisnis
mikro. Pemahaman yang mendalam tentang dinamika ini dapat membantu
meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan finansial keluarga pedagang di
sekitar kampus.

14
3. Beberapa faktor yang mendorong perempuan harus melaksanakan peran
ganda ini adalah, keterbatasan ekonomi, yaitu penghasilan suami yang
kurang mencukupi sementara beban yang ditanggung banyak. Kedua, faktor
lingkungan, dari pada berdiam diri di rumah lebih baik mencari kegiatan lain
di luar rumah.
4. Bentuk peran ganda yang dilakukan oleh perempuan disini yaitu bekerja dan
mengurus rumah tangga. Mereka melakukan modifikasi yakni dengan
menyelesaikan pekerjaan rumah sesudah berdagang.
5. Dampak dari perempuan yang melakukan peran ganda adalah sebagai
berikut:
a. Dampak positif, pendapatan keluarga bertambah, kesejahteraan
keluarga meningkat, dan terjadi interaksi dan sosialisasi.
b. Dampak negatif, anak menjadi tidak terurus oleh sosok ibu kandung,
membuat jarak antara anak dan orang tua, dan rasa lelah karena
menjalankan dua peran setiap harinya.

E. Referensi
Audina, 2022, Kesetaraan Gender dalam Prespektif Hak Asasi Manusia, Jurnal
Penelitian Ilmu Hukum, Vol. 2 No. 4.
Budiati, A. C. (2010). Aktualisasi Diri Perempuan Dalam Sistem Budaya Jawa
(Persepsi Perempuan terhadap Nilai-nilai Budaya Jawa dalam
Mengaktualisasikan Diri). Pamator, 3(1), 51–59.
Deswandari, S., Trinugraha, Y. H., & Yuhastina, Y. (2021). Peran Ganda Buruh
Perempuan Peternakan Ayam Petelur dalam Institusi Keluarga. Jurnal Ilmiah
Ilmu Sosial, 7(2), 109. https://doi.org/10.23887/jiis.v7i2.35687.
Dewi, Oktri Kartika. (2017). Peran Ganda Perempuan Buruh Tani di Desa Bojong,
Kecamatan Mungkid, kabupaten Magelang.
Ismail, Sari, 2021, Polemik Pengarusutamaan Kesetaraan Gender di Indonesia,
Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin, Vol. 1 No. 2.
Jannah & Lestari. (2018). PERAN GANDA PEREMPUAN DALAM KEHIDUPAN
EKONOMI KELUARGA (Studi Kasus: Buruh Perempuan Pabrik Kayu PT
Albasia Bhumiphala Persada, Temanggung, Jawa Tengah). E-Societas Jurnal
Pendidikan Sosiologi, 7(1), 1–15.

15
Supartiningsih. (2003). Peran Ganda Perempuan, Sebuah Analisis Filosofis Kritis
(Vol. 13, Issue 1, pp. 42–54).

16
F. Lampiran
A. Transkrip Wawancara
No. PERTANYAAN JAWABAN
1. Nama, usia, alamat, Ibu Mariyah, umur 47 tahun dan beralamat di
dan pekerjaan Siangan, Kebun Agung, Tegalrejo, Magelang
yang bekerja di salah satu kantin Universitas
Tidar
Status perkawinan Menikah
Pekerjaan suami Kaur Kesra di Balai Desa
Jumlah anak 2
Berapa usia anak Anak pertama sudah menikah, dan anak kedua
lulus SMK tahun 2023
Pekerjaan anak Anak pertama bekerja di sebuah kafe dan anak
kedua belum bekerja
Tanggungan dalam 1 (anak kedua)
keluarga
Sudah berapa lama 4 bulan
bekerja sebagai
pedagang
Siapa yang Tidak ada yang mempengaruhi, karena
berpengaruh dalam memang kemauan sendiri
pilihan untuk menjadi
pedagang
Apa motivasi untuk Membantu suami mencari nafkah dan mengisi
bekerja sebagai waktu luang di rumah
pedagang
Alasan memilih Simple dan memiliki keahlian memasak
bekerja sebagai
pedagang
Perasaan ketika Senang
bekerja sebagai
pedagang
Rata-rata pendapatan Tidak tahu, karena ibu ini adalah karyawan

17
setiap hari
Pukul berapa memulai 07:00 – 16:30
dan mengakhiri
pekerjaan berdagang
Kegiatan lain sebelum Menyelesaikan pekerjaan rumah, seperti
berangkat berdagang memasak, menyapu, dll.
Siapa yang mengurus Anak sudah lulus SMK dan sudah mandiri
anak dan rumah ketika
bekerja
Kegiatan setelah Sewajarnya IRT jika ada pekerjaan rumah
pulang berdagang maka diselesaikan
Bagaimana cara Membagi peran yang adil sebagai seorang istri,
mengatur peran ibu, dan juga pekerja sesuai hak dan
sebagai IRT dan kewajibannya
bekerja
Bagaimana cara Harus seimbang dalam membagi waktu agar
membagi waktu antara terpenuhi semua kewajibannya. Misal sore
pekerjaan rumah harus belanja untuk masak di pagi harinya
tangga dan berdagang sekitar jam 04:30, karena ibu ini berangkat jam
7
Solusi untuk mengatasi Tidak ada kendala saat bekerja
kedala yang dihadapi
selama bekerja
Apakah terbebani Tidak, karena ibu ini merasa sehari-harinya
ketika menjadi IRT senang dan mendapat banyak teman sesama
dan berdagang profesi
Apa yang dilakukan Berkumpul setelah pulang kerja dengan anak
ketika bersama dan suaminya.
anggota keluarga
Apa pernah terjadi Tidak pernah, karena suami dan anak sangat
pertengkaran akibat mendukung
tidak terlaksananya
salah satu tugas

18
menjadi IRT
Bagaimana hubungan Baik-baik saja
yang terjalin dengan
teman satu profesi
Bagaimana perasaan Senang karena bisa mengisi waktu luang
sejauh ini selama
bekerja
Apa pencapaian saat Cukup karena juga tanggungan di keluarganya
bekerja, apakah cukup tidak terlalu berat dan juga dibantu oleh suami
untuk memenuhi dan anaknya
kebutuhan keluarga

2. Nama, usia, alamat, Ibu Bariroh, umur 33 tahun, dan beralamat di


dan pekerjaan Campurejo, Kembang Kuning, Windusari yang
bekerja sebagai pedagang minuman boba di
depan Unversitas Tidar
Status perkawinan Menikah
Pekerjaan suami Pedagang bakso RENEZ (sudah punya 2
cabang)
Jumlah anak 4
Berapa usia anak Anak pertama 13 tahun, kedua 8 tahun, ketiga 6
tahun, dan keempat 5 bulan
Pekerjaan anak Belum bekerja
Tanggungan dalam 4
keluarga
Sudah berapa lama 14 tahun
bekerja sebagai
pedagang
Siapa yang Memenuhi kebutuhan keluarga dan
berpengaruh dalam menggantikan karyawan yang baru saja keluar
pilihan untuk menjadi (resain)
pedagang
Apa motivasi untuk Karena ingin menyekolahkan anak sambal

19
bekerja sebagai mondok dan memiliki tabungan. Ibu ini juga
pedagang bukan tipe ibu rumahan dan suka bekerja
Alasan memilih Karena ingin lebih fleksibel dan menjadi bos
bekerja sebagai untuk diri sendiri. Menentukan penghasilannya
pedagang sendiri
Perasaan ketika Senang semakin rame pembeli akan semakin
bekerja sebagai semangat
pedagang
Rata-rata pendapatan Kurang lebih 200.000 (laba bersih)
setiap hari
Pukul berapa memulai Jam 09:00 – 17:00
dan mengakhiri
pekerjaan berdagang
Kegiatan lain sebelum Pertama harus mengurus anak yang masih kecil
beragkat berdagang seperti memandikan dan menyusui, kemudian
pekerjaan rumah lainnya baru dikerjakan
sebelum jam 9
Siapa yang mengurus Baby sister
anak dan rumah ketika
bekerja
Kegiatan setelah Berkumpul bersama keluarga, terutama
pulang berdagang mengurus anak dan juga mengurus pekerjaan
rumah yang belum dikerjakan
Bagaimana cara Dibuat santai karena sangat fleksibel. Membagi
mengatur peran peran yang adil sebagai seorang istri, ibu, dan
sebagai IRT dan juga pekerja sesuai hak dan kewajibannya.
bekerja
Bagaimana cara Harus seimbang dalam membagi waktu agar
membagi waktu antara terpenuhi semua kewajibannya karena juga
pekerjaan rumah mempunyai anak yang masih kecil
tangga dan berdagang
Solusi untuk mengatasi Tidak ada kendala
kedala yang dihadapi

20
selama bekerja
Apakah terbebani Tidak terbebani karena bisa lebih prodktif
ketika menjadi IRT daripada dirumah
dan berdagang
Apa yang dilakukan Berkumpul dan memberi kasih sayang kepada
ketika bersama keluarga setelah ditinggal kerja
anggota keluarga
Apa pernah terjadi Tidak pernah karena sudah bisa membagi tugas
pertengkaran akibat dengan suami
tidak terlaksananya
salah satu tugas
menjadi IRT
Bagaimana hubungan Dengan karyawannya baik-baik saja
yang terjalin dengan
teman satu profesi
Bagaimana perasaan Sangat senang
sejauh ini selama
bekerja
Apa pencapaian saat Yang terpenting anak bisa sekolah dan mondok
bekerja, apakah cukup sampai lulus
untuk memenuhi
kebutuhan keluarga

3. Nama, usia, alamat, Ervinah, 25 tahun, asal Puring, Kebumen. Di


dan pekerjaan Magelang kost
Status perkawinan Belum menikah
Pekerjaan suami -
Jumlah anak -
Berapa usia anak -
Pekerjaan anak -
Tanggungan dalam Tidak ada. Karena sudah hidup sendiri-sendiri
keluarga
Sudah berapa lama Kerja di kantin kampus Untidar sudah 1.5

21
bekerja sebagai bulan
pedagang
Siapa yang Karena diri sendiri
berpengaruh dalam
pilihan untuk menjadi
pedagang
Apa motivasi untuk Karena memang keadaan
bekerja sebagai
pedagang
Alasan memilih Karena memang adanya lowongan pekerjaan
bekerja sebagai jaga kantin
pedagang
Perasaan ketika Senang dan sudah terbiasa
bekerja sebagai
pedagang
Rata-rata pendapatan Pendapatan setiap hari sekitar 50 ribu,
setiap hari sedangkan pendapatan kotor kantin sekitar 200
ribu
Pukul berapa memulai Buka pukul 06.30 WIB dan tutup sampai pukul
dan mengakhiri 19.00 WIB
pekerjaan berdagang
Kegiatan lain sebelum Tidak ada, paling membereskan rumah/kost
berangkat berdagang
Siapa yang mengurus -
anak dan rumah ketika
bekerja
Kegiatan setelah Mengurus kost
pulang berdagang
Bagaimana cara Belum menjadi Ibu Rumah Tangga
mengatur peran
sebagai IRT dan
bekerja
Bagaimana cara Fokus dan seimbangkan saja setiap kegiatannya

22
membagi waktu antara
pekerjaan rumah
tangga dan berdagang
Solusi untuk mengatasi Tidak ada kendala, paling kendala teknis
kedala yang dihadapi fasilitas di kantinnya
selama bekerja
Apakah terbebani Tidak karena belum menjadi IRT
ketika menjadi IRT
dan berdagang
Apa yang dilakukan Sudah hidup terpisah dengan orang tua dan
ketika bersama kakak.
anggota keluarga
Apa pernah terjadi Tidak ada
pertengkaran akibat
tidak terlaksananya
salah satu tugas
menjadi IRT
Bagaimana hubungan Baik
yang terjalin dengan
teman satu profesi
Bagaimana perasaan Senang dan nikmati saja
sejauh ini selama
bekerja
Apa pencapaian saat Cukup untuk kebutuhan setiap hari. dicukup-
bekerja, apakah cukup cukupkan lah
untuk memenuhi
kebutuhan keluarga

4. Nama, usia, alamat, Hastuti, 49 tahun, alamat di Pesanggrahan,


dan pekerjaan Magelang
Status perkawinan Sudah Menikah
Pekerjaan suami Asisten Perawat di Yayasan
Jumlah anak 3 anak

23
Berapa usia anak Yang 2 sudah berumah tangga sendiri dan yang
1 masih SMP
Pekerjaan anak Bekerja di BUMN, KEMENKUMHAM, dan
masih SMP
Tanggungan dalam 1 anak (yang masih SMP)
keluarga
Sudah berapa lama Sekitar setengah tahun
bekerja sebagai
pedagang
Siapa yang Diri sendiri
berpengaruh dalam
pilihan untuk menjadi
pedagang
Apa motivasi untuk Karena untuk menjaga anaknya yang kecil dan
bekerja sebagai bantu-bantu suami
pedagang
Alasan memilih Karena alasan kantin di Untidar yang ganti
bekerja sebagai pengelolaan
pedagang
Perasaan ketika Senang
bekerja sebagai
pedagang
Rata-rata pendapatan Belum bisa memperkirakan, masih naik turun,
setiap hari dank arena masih baru juga
Pukul berapa memulai Buka pukul 07.00 WIB dan tutup pukul 16.00
dan mengakhiri WIB
pekerjaan berdagang
Kegiatan lain sebelum Mengurus rumah
berangkat berdagang
Siapa yang mengurus Ada yang bantu-bantu di rumah
anak dan rumah ketika
bekerja
Kegiatan setelah Mengurus Rumah

24
pulang berdagang
Bagaimana cara Menyeimbangkan saja
mengatur peran
sebagai IRT dan
bekerja
Bagaimana cara Ikuti alurnya saja
membagi waktu antara
pekerjaan rumah
tangga dan berdagang
Solusi untuk mengatasi Tidak ada kendala, ya lakukan saja
kedala yang dihadapi
selama bekerja
Apakah terbebani Tidak, karena sudah menjadi pilihan
ketika menjadi IRT
dan berdagang
Apa yang dilakukan Bercengkrama dengan keluarga
ketika bersama
anggota keluarga
Apa pernah terjadi Tidak
pertengkaran akibat
tidak terlaksananya
salah satu tugas
menjadi IRT
Bagaimana hubungan Baik
yang terjalin dengan
teman satu profesi
Bagaimana perasaan Senang
sejauh ini selama
bekerja
Apa pencapaian saat Cukup lah untuk sampingan dan bantu-bantu
bekerja, apakah cukup suami
untuk memenuhi
kebutuhan keluarga

25
5. Nama, usia, alamat, Kiki, 41 tahun, Potrobangsan
dan pekerjaan
Status perkawinan Sudah Menikah
Pekerjaan suami Wiraswasta
Jumlah anak 3 anak
Berapa usia anak SMA kelas 10, SMP kelas 8, TK Besar
Pekerjaan anak Semuanya masih sekolah
Tanggungan dalam 3 anak
keluarga
Sudah berapa lama 10 bulan
bekerja sebagai
pedagang
Siapa yang Diri sendiri
berpengaruh dalam
pilihan untuk menjadi
pedagang
Apa motivasi untuk Karena untuk mencari kesibukan.
bekerja sebagai
pedagang
Alasan memilih Karena memiliki hobi memasak
bekerja sebagai
pedagang
Perasaan ketika Senang dan enjoy
bekerja sebagai
pedagang
Rata-rata pendapatan Tidak pasti setiap harinya, dan karena masih
setiap hari baru jadi belum ada pelanggan tetap.
Pukul berapa memulai Buka pukul 07.30 WIB dan tutup pukul 16.30
dan mengakhiri WIB
pekerjaan berdagang
Kegiatan lain sebelum Mengurus rumah dan mengantarkan anak ke
berangkat berdagang sekolah

26
Siapa yang mengurus Tidak ada. Anak-anak sering ke rumah
anak dan rumah ketika neneknya karena jaraknya dekat
bekerja
Kegiatan setelah Mengurus Rumah dan anak yang masih kecil
pulang berdagang
Bagaimana cara Menyeimbangkan saja
mengatur peran
sebagai IRT dan
bekerja
Bagaimana cara Sebisanya, dan mengalir saja
membagi waktu antara
pekerjaan rumah
tangga dan berdagang
Solusi untuk mengatasi Tidak ada kendala, lakukan saja
kedala yang dihadapi
selama bekerja
Apakah terbebani Hanya disaat lelah semuanya jadi berat. Tapi
ketika menjadi IRT karena sudah menjadi pilihan jadi dilakukan
dan berdagang saja, enjoy
Apa yang dilakukan Bercerita dengana anak-anak mengenai harinya
ketika bersama di sekolah
anggota keluarga
Apa pernah terjadi Tidak. Hanya antar anak-anak yang sering
pertengkaran akibat bertengkar
tidak terlaksananya
salah satu tugas
menjadi IRT
Bagaimana hubungan Baik
yang terjalin dengan
teman satu profesi
Bagaimana perasaan Happy saja
sejauh ini selama
bekerja

27
Apa pencapaian saat Cukup.
bekerja, apakah cukup
untuk memenuhi
kebutuhan keluarga

6. Nama, usia, alamat, Kasihan, 44 tahun, Magelang


dan pekerjaan
Status perkawinan Sudah Menikah
Pekerjaan suami Swasta
Jumlah anak 2 anak
Berapa usia anak 22 tahun dan 19 tahun
Pekerjaan anak Sudah bekerja
Tanggungan dalam Tidak ada
keluarga
Sudah berapa lama Sekitar setengah tahun
bekerja sebagai
pedagang
Siapa yang Diri sendiri
berpengaruh dalam
pilihan untuk menjadi
pedagang
Apa motivasi untuk Untuk mencari tambahan penghasilan dan
bekerja sebagai mengisi waktu luang
pedagang
Alasan memilih Ada kesempatan dan daripada hanya di rumah
bekerja sebagai saja
pedagang
Perasaan ketika Senang
bekerja sebagai
pedagang
Rata-rata pendapatan Tidak pasti
setiap hari
Pukul berapa memulai Buka pukul 07.00 WIB dan tutup pukul 16.00

28
dan mengakhiri WIB
pekerjaan berdagang
Kegiatan lain sebelum Mengurus rumah
berangkat berdagang
Siapa yang mengurus Tidak ada. Dikerjakan sendiri
anak dan rumah ketika
bekerja
Kegiatan setelah Mengerjakan pekerjaan rumah yang tertunda
pulang berdagang
Bagaimana cara Menyeimbangkan saja
mengatur peran
sebagai IRT dan
bekerja
Bagaimana cara Mengikuti alurnya
membagi waktu antara
pekerjaan rumah
tangga dan berdagang
Solusi untuk mengatasi Tidak ada kendala
kedala yang dihadapi
selama bekerja
Apakah terbebani Tidak
ketika menjadi IRT
dan berdagang
Apa yang dilakukan Mengobrol dengan keluarga
ketika bersama
anggota keluarga
Apa pernah terjadi Tidak
pertengkaran akibat
tidak terlaksananya
salah satu tugas
menjadi IRT
Bagaimana hubungan Baik
yang terjalin dengan

29
teman satu profesi
Bagaimana perasaan Senang
sejauh ini selama
bekerja
Apa pencapaian saat Jika dibilang cukup sebenarnya juga tidak
bekerja, apakah cukup cukup. Hanya bisa memenuhi sebagian kecil
untuk memenuhi kebutuhan rumah
kebutuhan keluarga

30
B. Dokumentasi

31

Anda mungkin juga menyukai